Setelah menyelamatkan Rina dan bersedia menjadi pengawalnya, Ariel dibelikan tempat baru oleh Pak Erik Hermanto untuk membuka restoran.
"Tempat ini sangat bagus," kata Ibunya Ariel, terlihat sangat senang.
Ariel tertawa gembira. "Ya, Bunda, sangat bagus dan strategis. Saya sangat berterima kasih kepada Pak Erik Hermanto atas bantuannya," jawabnya.
"Ariel, kamu benar-benar sudah menjadi pria yang tangguh dan bertanggung jawab," ucap ayahnya dengan bangga.
Ariel mengangguk seraya merasa haru mendengar pujian dari ayahnya. Selama ini, ia selalu berusaha menjadi seseorang yang dapat membantu orang-orang terdekatnya.
"Aku ingin tempat ini menjadi tempat yang tidak hanya menyediakan makanan enak, tapi juga memberikan pengalaman kuliner yang unik bagi pengunjung," ucap Ariel kepada ayah dan ibunya.
"Ide kamu sangat bagus, Ariel. Aku percaya restoran ini akan sukses dan menarik banyak pelanggan," ujar ibunya.
Setelah memperoleh dukungan dari orang tuanya, Ariel pun mulai berencana untuk merekrut staf, memilih bahan-bahan berkualitas tinggi, dan mengatur layout interior restoran dengan hati-hati.
Di luar, tampak sebuah sepeda motor sport baru saja berhenti dan itu adalah Luna yang membonceng temannya, Mei Mei.
"Apa benar hari ini Ariel pindah ke tempat itu?" tanya Luna. "Tapi, siapa orang-orang itu?"
"Mereka terlihat seperti anggota gengnya Andra!" jawab Mei tidak terlalu yakin.
Beberapa orang dari kelompok tersebut telah masuk ke dalam toko dan berdebat dengan keluarga Ariel.
"Jadi bocah ini yang sudah menghajar kalian?" singgung pemimpin mereka, Andra.
"Benar Bos," jawab anak buahnya membenarkan.
"Aku masih ingat kau," singgung Ariel tentang kejadian sebelumnya.
"Bocah, kebetulan saya menginginkan tempat ini. Bagaimana jika kau serahkan saja kepadaku dan hutang ayahmu kami anggap lunas," desak Andra.
Ariel menyadari bahwa kali ini ia tidak bisa sembarangan melawan mereka. Jumlah mereka cukup banyak dan Ariel khawatir mengenai orang tuanya akan terluka.
"Apa kau tidak tahu bahwa tempat ini diberikan oleh Pak Erik Hermanto?" ujar Ariel dengan berani.
Andra tersenyum sinis. "Pak Erik? Apa kau pikir saya akan percaya? Mana mungkin kau memiliki hubungan dengan mereka!"
Ariel merenung sejenak, mencoba mencari jalan keluar dari situasi ini. Ia tidak ingin menyerahkan tempat ini begitu saja kepada mereka.
"Aku bisa membuktikannya!" kata Ariel mantap. "Aku bisa menghubunginya untuk datang sekarang."
Andra mengangkat alisnya, tidak mengira bahwa seorang anak kecil bisa berbicara dengan begitu yakin. "Benarkah? Aku beri waktu 10 menit untuk memanggilnya datang ke sini."
"Baiklah, kau akan menyesal!" ujar Ariel tegas. "Aku akan segera memanggilnya sekarang!"
Setelah dihubungi oleh Ariel, Pak Erik berkata akan tiba kurang dari 5 menit karena lokasinya tidak jauh dari kediaman Hermanto.
"Bos, bagaimana jika bocah ini benar-benar memiliki hubungan dengan keluarga Hermanto?" kata anak buahnya Andra merasa khawatir.
Andra mendengus, tidak terlalu memperdulikan kata-kata anak buahnya. Ia merasa yakin bahwa Ariel hanyalah mencoba membohongi mereka. Namun, dalam hati, ia juga merasa sedikit khawatir.
"Jangan khawatir, kita akan segera mengetahuinya," jawab Andra, mencoba menenangkan diri.
Tidak lama kemudian, Pak Erik tiba di tempat pertemuan tersebut. Wajahnya terlihat serius saat melihat Ariel dan Andra yang sedang bersitegang. Ia menghampiri mereka dengan langkah mantap.
"Apa yang sedang terjadi di sini?" tanya Pak Erik, suaranya terdengar tegas.
Pak Erik datang membawa banyak pengawal dan polisi untuk menangkap Andra.
"Di sini ada bukti mengenai semua kejahatanmu. Mulai sekarang, kau akan hidup di penjara," kata Pak Erik pada Andra.
"Ayo ikut kami!" ujar petugas polisi seraya menyeret Andra dan anak buahnya.
Andra mencoba melawan, namun takluk saat melihat kekuatan yang mereka hadapi. Ia menyesal telah meremehkan Ariel, dan sekarang ia harus bertanggung jawab atas segala tindakan kriminalnya.
Sementara itu, Ariel merasa lega karena akhirnya kejahatan Andra terbongkar dan dihadapkan pada keadilan. Ia berharap bahwa dengan penangkapan Andra dan anak buahnya, kehidupan keluarganya dan para warga akan menjadi lebih aman.
"Ariel, kenapa kau tidak bilang bahwa akan pindah hari ini?" tanya Pak Erik.
"Aku minta maaf, Pak Erik. Aku tidak menyangka bahwa hal ini akan terjadi. Aku pikir Andra tidak akan datang dan mengganggu acara pindahku," jawab Ariel.
Pak Erik mengangguk, mengerti kesalahpahaman yang terjadi. "Tapi tenanglah, Ariel. Andra sudah ditangkap sekarang dan tidak akan bisa mengganggumu lagi. Aku akan memastikan keamananmu dan semua warga di sini."
Ariel tersenyum lega, merasa terbantu dengan kehadiran Pak Erik dan polisi. "Terima kasih banyak, Pak Erik. Saya berharap kehidupan kami dan komunitas di sini akan tenang dan damai sekarang."
Pak Erik mengangguk sambil menepuk bahu Ariel. "Kita semua berharap hal yang sama. Sekarang biarkan kami menangani situasinya."
Pak Erik pun pamit karena masih banyak pekerjaan yabg harus dilakukan. Meski begitu, ia memerintah beberapa pengawal untuk menjaga dan membantu keluarga Ariel mengurusi kepindahannya.
Sementara itu, Luna tampak semakin tertarik kepada Ariel dan berkata ingin lebih mengetahui tentangnya.
"Mei Mei, kurasa dia adalah orang yang cocok untuk membantu kita," kata Luna tersenyum puas.
Luna pun segera menyalakan motornya dan bergegas pergi dari tempat tersebut.
Keesokan harinya, Luna benar-benar datang ke kelas Ariel untuk menemuinya.
"Ada apa siswi tercantik dari kelas dua datang ke kelas kita?" ujar salah satu siswa dengan nada heran.
Luna membalas dengan senyuman yang manis. "Aku ingin bicara dengan Ariel sebentar, boleh ya?"
Ariel yang duduk di pojok kelas, terlihat terkejut. "Tentu, Luna. Ada apa?"
Luna menghampiri meja Ariel dan duduk di kursi kosong di depannya. "Ariel, aku ingin bicara tentang acara sekolah yang akan datang."
Ariel mengangkat alisnya. "Ada apa dengan itu?"
Luna tersenyum dan mengeluarkan selembar kertas dari tasnya. "Ini adalah daftar lagu-lagu yang sudah aku tuliskan. Aku ingin kita bisa membentuk sebuah band dan tampil di acara sekolah yang akan datang. Apa kamu tertarik?"
Ariel terlihat terkejut dan tidak percaya dengan tawaran yang diberikan Luna. "Kamu serius?"
Luna mengangguk dan melemparkan senyuman yang penuh antusiasme. "Ya, aku sangat serius. Aku melihat kemampuan kamu dalam bermain gitar dan aku tahu kamu juga memiliki suara yang bagus. Kita bisa menjadi tim yang hebat bersama."
"Kurasa Luna sudah melihat video yang aku unggah di sosial media beberapa waktu lalu," pikir Ariel.
Ariel tampak merasa takjub dengan kepercayaan diri Luna dan merasa senang dengan tawaran yang diberikan olehnya. "Aku...aku setuju. Kita bisa mencobanya."
Luna tersenyum lebar. "Bagus! Kita bisa mulai berlatih setelah sekolah ya? Aku sudah mendapatkan ijin dari guru untuk menggunakan ruang musik."
Ariel mengangguk dengan antusiasme. "Baiklah, aku tak sabar untuk memulainya!"
Mei Mei sudah mencari tahu soal Ariel dan memberi tahu Luna bahwa Ariel tertarik dengan musik.
"Apa kau berhasil mengajaknya bergabung?" tanya Mei Mei ketika Luna kembali.
Luna tersenyum bangga. "Iya, aku berhasil mengajaknya! Ariel setuju untuk membentuk band dan tampil di acara sekolah nanti."
Mei Mei tersenyum. "Baguslah! Aku yakin kita akan membentuk sebuah band yang luar biasa."
"Ya," jawab Luna. "Tapi jangan lupa tujuan utama kita mendekati Ariel."
Mei Mei mengangguk mengerti dan keduanya saling menatap penuh arti. Mengajak Ariel untuk membentuk sebuah band itu hanya modus mereka saja dan mereka telah memiliki rencana lain.
Apa yang sebenarnya dua gadis ini rencanakan?
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
SZachT
lanjut Thorrr
2024-02-04
0