MENIKAHI CEO SOMPLAK

MENIKAHI CEO SOMPLAK

SELUSIN

Kicauan burung terdengar sangat jelas di pagi hari yang cerah itu. Suara keributan selalu terdengar di dalam rumah mewah nan megah setiap harinya. Suara para gadis-gadis cantik yang memecahkan gendang telinga setiap paginya. Bagaimana tidak terdengar riuh ricuh, jumlah mereka ada 11 orang. Namun pada pagi itu, terdengar suara teriakan pria yang berada di dalam kamar mandi. Dia si konyol Azlan yang memiliki nasib sangat beruntung karena mempunyai 11 adik perempuan.

Urutan dari 12 bersaudara.

1.      Azlan.- super konyol (27 thn).

2.      Melia.- super jahil (23 thn).

3.      Melani.- super jahil (23 thn).

4.      Delina.- super centil tapi bodoh (21 thn).

5.      Tantia.- super pemaksa (19 thn).

6.      Jovanka.- super tomboy (17 thn).

7.      Rindi.- super gaul (15 thn).

8.      Syifa.- super cengeng (13 thn).

9.      Safiya.- super cerewet (11 thn).

10.    Kikan.- super rajin (9 thn).

11.    Valeri.- super malas (7 thn).

12.    Chika.- super manja (5 thn).

12 bersaudara itu adalah buah cinta dari Abrar dan Balqis yang sangat hobi keliling dunia. Semua hasil buah cinta Abrar dan Balqis memiliki kekuatan super yang sudah di jelaskan di atas. Umur mereka hanya terpaut 2 tahun saja. hanya antara Azlan dan si kembar Melia dan Melani yang berbeda, mereka terpaut 4 tahun.

Abrar dan Balqis yang punya hobi traveling, membuat Azlan menjadi pemegang penuh perusahaan yang di wariskan kepadanya. Tidak hanya pemegang penuh perusahaan, Azlan juga pengasuh bagi ke-11 adik perempuannya. Walaupun kadang Azlan stress akibat ulah ke-11 adiknya, namun ia sangat menyayangi semua adik-adiknya.

“Aarrgghhh! Melia, Melani, dasar adik kurang ajar, kalian!” Teriak Azlan pagi-pagi buta saat melihat wajahnya di cermin.

Azlan mencoba untuk membersihkan warna-warni spidol yang menutupi ketampanannya. Namun semuanya percuma, spidol tersebut permanent yang susah untuk di dibersihkan. Azlan pun turun dengan setelan jas hitam yang rapi. Bergegas ia menuju ruang makan yang disana terdapat meja panjang dengan berjejer 14 kursi. Azlan melihat 2 kursi yang kosong, yaitu kursi milik Melia dan Melani yang sudah kabur pergi ke kampusnya.

“Pppfft, bbbuuaahaha.” Tawa 9 orang adik dan kedua orang tuanya.

“Kau korban Melia dan Melani lagi?” Tanya Abrar pada Azlan.

“Huh, menyebalkan!! Padahal pagi ini aku ada meeting penting tapi wajahku malah di coret-coret!” Gumam Azlan duduk di samping Abrar.

“Kau yang tidur seperti kerbau! Melia dan Melani masuk ke kamarmu dan mencoret wajahmu kau malah tidak terbangun sedikitpun” Sahut Balqis.

“Hei, dia sepertimu yang tidur bagaikan kerbau!” Ujar Abrar pada Balqis.

“Diam!” Teriak Balqis melotot pada Abrar yang cengengesan sambil menatapnya.

“Kalau kau malu dengan wajahmu yang seperti itu, biar papi saja yang ke kantor ikut meeting.” Kata Abrar.

“Tidak usah! Papi istirahat saja, papi kan sudah tua.” Sahut Azlan.

“kau pikir aku setua apa, hah?” Ujar Abrar kesal karena di bilang tua oleh putra sulungnya.

"Hehehe, papi kan memang sudah tua!" Sahut Azlan cengengesan.

“Tidak usah pi, biar aku saja.” Sambung Azlan.

Setelah selasai sarapan, mereka pun pamit untuk pergi beraktifitas di sekolah. Azlan menyiapkan sebuah bus sekolah untuk mengantar adik-adiknya kesekolah. Untuk adik-adiknya yang sudah menjadi mahasiswi di universitas, Azlan menyiapkan mobil pribadi untuk mereka masing-masing. Azlan menggunakan mobil mewahnya untuk pergi ke kantor yang di kendarai oleh supir pribadinya. Sebelum masuk kedalam mobil mewahnya, adik paling bungsu memanggilnya.

“Kakak, kau melupakan sesuatu.” Kata Chika.

“Apa?” Tanya Azlan.

“Kau sangat payah!” Ujar Chika melipat tangannya di atas perut.

Azlan masih bingung dengan adik bungsunya itu.

“Kak, kau lupa untuk menciumnya.” Kata si cerewet Safiya.

“Hahahaha, aku lupa!” Ucap Azlan cengengesan.

Kemudian Azlan pun memberikan ciuman di pipi Chika dan adik-adiknya yang lain kecuali Jovanka.

“Aku sudah memberikan stempelku pada kalian bahwa kalian adalah milikku!” Kata Azlan kepada adik-adiknya.

“Jo, sini aku cium!” Kata Azlan pada si tomboy.

Jovanka hanya menunjukkan kepalan tangannya kearah Azlan. Jovanka yang asli tomboy tak pernah mau di cium oleh siapapun termasuk kedua orang tuanya. Ia merasa yang suka di cium itu adalah gadis manja. Setelah memberikan stempel pada adik-adiknya, Azlan masuk ke dalam mobil dan bergegas ergi ke kantornya. Sepanjang dia menelusuri ke ruang kantornya, semua karyawan berbisik dan menahan tawanya karena melihat wajah Azlan yang masih tersisia bekas spidol yang menutupi ketampanannya.

Di kantornya Azlan memilih asisten seorang pria yang bernama Dandi yang sudah lama menjadi orang kepercayaan disana. Dandi yang lebih tua 5 tahun dari Azlan, sangat cekatan dalam bekerja. Meeting sedang berlangsung, para karyawan yang ikut meeting jadi kurang konsentrasi karena melihat wajah Azlan. Namun walaupun begitu meeting mereka berjalan lancar. Beberapa hari yang lalu Azlan mendapatkan penghargaan karena menjadi pengusaha tersukses, jadi hari itu kekasih Azlan yang bernama Desi mengirimkan sebuah buket bunga untuk Azlan yang di kirim langsung ke kantornya.

Seorang kurir cantik sedang membawa buket bunga itu masuk kedalam lift. Kebetulan Azlan juga masuk kedalam lift tersebut karena lift khusus untuk dirinya sedang rusak. Kini Azlan hanya berdua di dalam lift dengan kurir cantik itu. Azlan sesekali melirik kurir itu.

“Apa lihat-lihat?” Ujar sang kurir cantik begitu judes pada Azlan.

Azlan kaget melihat kurir itu memiliki watak persis maminya yaitu Balqis.

“Huh, dasar!” Gumam Azlan kesal.

“Cantik-cantik tapi judes!” Ucap Azlan dalam hatinya.

Pintu lift terbuka. Azlan dan kurir cantik itu melangkah bersama keluar dari lift. Saat itu wajah Azlan tanpa sengaja terkena helaian bunga yang sedang di bawa oleh kurir itu. Azlan menjadi kesal.

“Bisakah kau bawa bunganya dengan benar?” Teriak Azlan.

“Apa?” Tanya kurir itu bingung.

“Bunga jelek itu mengenai wajahku yang tampan.” Sahut Azlan lupa dengan coretan yang masih membekas di wajahnya.

“Ppfffttt, hahahahahaha, kau bilang kau tampan?” Kurir cantik itu tertawa terbahak-bahak.

Azlan bingung kenapa kurir cantik itu tertawa karena banyak wanita yang mengatakan dirinya tampan.

“Apa kau tidak lihat, wajahmu penuh dengan bekas coretan spidol?” Sambung kurir cantik itu lagi terus tertawa.

Azlan langsung teringat perbuatan si kembar padanya semalam.

“Aaarrggghh, sialan!” Umpat Azlan dalam hatinya.

Kemudian sambil tersenyum mengejek kepada Azlan sambil melambaikan tanganya.

“Bye, karyawan spidol!” Ucap kurir itu memberi julukan pada Azlan sambil melangkah pergi.

“Apa? Karyawan?” Ujar Azlan.

“Woi, aku CEO di perusahaan ini!” Teriak Azlan kesal.

Namun sayang si kurir cantik sudah pergi menjauh dan tak mendengar perkataan Azlan. Azlan masuk kedalam ruanganya sementara si kurir itu pergi kesana kemari untuk mencari ruang kerja CEO perusahaan itu. Dengan bertanya kepada resepsionis tibalah si kuris cantik di depan pintu ruangan Azlan.

“Kemana sekretarisnya?” Gumam kurir cantik itu.

Dengan melangkah berani si kurir mengetuk pintu ruangan CEO tersebut yang tak lain adalah ruangan Azlan.

“Sasuk!” Suara Azlan.

“Permisi pak, ini ada kiriman bunga untuk.” Kurir itu menghentikan ucapannya.

“Kau?” Seru Azlan dan sang kurir kompak.

Mereka saling menatap kemudian Azlan menaikan garis senyuman di bibirnya.

“Aku tidak salah masuk ruangan.” Gumam kurir itu.

“Hei, karyawan spidol! Dimana CEO perusahaan ini?” Tanya kurir itu pada Azlan.

“Dasar, gadis bodoh! Dia bahkan lebih bodoh dari adikku, si Delina.” Gumam Azlan dalam hatinya menatap si kurir cantik itu.

Azlan berdiri dan mendekati kurir cantik itu.

“Apa kau sangat ingin bertemu dengan CEO di perusahaan ini?” Tanya Azlan.

“Iya lah, ada kiriman bunga untuknya!” Sahut kurir itu.

“Oh, begini saja! Kau kan karyawan disini, aku titip padamu saja! Tolong tanda tangani tanda terimanya.” Kata kurir itu.

Azlan malah bengong saat di berikan kertas tanda terima dari kurir itu.

“Aku bukan karyawan disini!” Teriak Azlan melemparkan kertas itu ke lantai.

“Lantas, apa kau CEO nya?” Tanya kurir itu dengan ekspresi meremehkan Azlan.

“Iya.” Jawab Azlan.

“Kalau kau CEO nya, kenapa kau naik lift khusus karyawan, hah?” Tanya kurir itu lagi.

“Karena lift pribadiku sedang rusak.” Sahut Azlan.

“Huh, alasan!” Gumam kurir itu masih tak percaya pada Azlan.

“Cepatlah tanda tangani ini, dan aku akan meletakkan bunga ini disini.” Kata kurir itu lagi meletakkan bunga itu di atas meja.

Azlan yang tak tahan menahan amarahnya, langsung menanda tangani kertas tanda terima karangan bunga itu.

“Bye, karyawan spidol!” Lagi-lagi kurir cantik itu menjuluki Azlan yang membuatnya kesal.

Si kurir cantik langsung bergegas pergi setelah mengejek Azlan. Sementara Azlan hampir mati kesal akibat julukan yang ditujukan padanya. Azlan membuka kartu yang tertulis tanda cinta dari Desi yang sebenarnya sudah menjadi mantan kekasih karena Azlan telah memutuskannya namun Desi masih belum mau menerima keputusan Azlan.

Azlan melihat alamat yang tertulis di kartu tersebut, alamat dari toko bunga yang menjadi tempat si kurir bekerja.

“Aku akan membalasmu, kurir judes!” Ucap Azlan seraya tersenyum jahat.

Tak lama kemudian ponsel Azlan berdering.

“Apa kau sudah menerima bunga dariku, sayang?” Ucap Desi pada Azlan dengan suara menggoda iman.

“Berhentilah menghubungi aku, Desi! Hubungan kita sudah berakhir 6 bulan yang lalu.” kata Azlan.

“Aku tidak mau putus darimu, Azlan! Kau kekasihku.” Sahut Desi.

“Aku tidak peduli.” Sambung Azlan langsung mematikan sambungan teleponnya.

Azlan menghempaskan tubuhnya bersandar pada kursi empuknya mengingat semua kenangan bersama Desi, namun Desi dengan teganya malah berciuman dengan sahabat Azlan saat acara tahun baru. Desi berkali-kali minta maaf pada Azlan, namun Azlan yang percaya diri akan mendapatkan wanita yang lebih baik tidak pernah menggubris Desi lagi walaupun Desi masih tetap berusaha mengejar Azlan. Saat makan malam yang riuh ricuh, Azlan menjambak rambut si kembar yang sedang duduk santai menyantap makan malamnya.

“Gadis-gadis bodoh! Gara-gara kalian aku harus mendapatkan julukan dari seorang kurir.” Kata Azlan pada si kembar Melia dan Melani.

“Ampun kak! Kami tidak akan mengganggumu lagi.” Ucap si kembar serentak.

“Dasar!” Umpat Azlan melepaskan tanganya dari rambut si kembar.

Azlan yang belum mandi langsung duduk dan makan bersama dengan keluarganya.

“Azlan.” Panggil Abrar.

“Iya, pi.” Sahutnya.

“Besok mami dan papi akan pergi ke Itali untuk mengunjungi tante Isabel dan om Zidan!” Kata Abrar.

“Berapa lama papi dan mami disana?” Tanya Azlan.

“Mungkin sebulan.” Sahut Abrar.

“Mami, ajak Chika.” Pinta si bungsu.

“Tapi kau harus sekolah, sayang dan sebentar lagi kau akan masuk SD” Ucap Balqis.

“Hiks, hiks, hiks.” Suara tangisan si cengeng, Syifa.

“Kau kenapa, nak?” Tanya Abrar pada Syifa.

“Ikut! Aku rindu pada kak Gaby.” Sahut Syifa.

“Kau harus sekolah!” Kata Abrar.

“Hhhuuuuwwwaaaaaaa.” Tangisan Syifa semakin kencang.

Mereka yang sudah biasa mendengar tangisan si cengeng hanya diam dan terus melahap makanan mereka.

Keesokan harinya berangkat lah Abrar dan Balqis ke Itali dengan modus mengunjungi Zidan dan Isabel, padahal memang ingin menikmati liburan hanya berdua saja. Rumah itu selalu riuh ricuh karena ulah 11 gadis yang bebas dari mata jahat sang mami yang sudah terbang ke Itali.

Pagi itu menjadi pagi yang sangat cerah dengan kebisingan disana sini. Jovanka bertengkar dengan Rindi berebut kaus kaki, Syifa menangis karena di marahi oleh si kembar gara-gara menghilangkan spidol warna milik mereka dan Tantia yang kesal menghadapi Delina yang ngomong gak nyambung-nyambung sangking bodohnya.

Azlan duduk di tangga sambil tepok jidad melihat adiknya yang terus saja ribut.

Chika mendatangi Azlan yang frustasi menghadapi adik-adiknya.

“Kakak, aku rindu papi mami.” Ucap Chika yang membuat Azlan semakin frustasi.

“Nungging lah, biar aku tendang kau menyusul papi dan mami di Itali.” Sahut Azlan dengan konyolnya.

"Membuatku tambah pusing saja!" Sambung Azlan menatap Chika.

Si Chika malah tertawa mendengar perkataan Azlan yang kesal padanya. Azlan tak tahan lagi mendengar adiknya yang terus saja ribut. Ia bangkit dari duduknya dan berteriak sekencang mungkin untuk mendapatkan perhatian dari ke 11 adiknya yang semuanya perempuan. Semua adiknya tercengang melihat kearah Azlan.

“Ayo kita sarapan, hehehehe.” Ucap Azlan pada semua adiknya.

Mereka pun pergi keruang makan yang sudah tersaji makanan yang menjadi santapan mereka pagi itu. Saat di meja makan riuh ricuh kembali terdengar, Azlan lagi-lagi hanya tepok jidad melihat Safiya ngomel-ngomel pada Valeri karena Valeri super malas.

“Syifa hentikan omelanmu itu.” Kata Azlan salah menyebutkan nama adiknya.

“Kak, aku, Syifa.” Sahut Syifa si cengeng.

“Yang ngomel-ngomel itu Safiya kak.” Sambung Jovanka.

“Oke! Bisakah kau merubah sifat malasmu itu Rindi?” Kata Azlan salah menyebutkan nama adiknya lagi.

“Helloww! Kak, kau salah sebut nama lagi.” Ucap Rindi super gaul.

“Yang malas itu Valeri, bukan Rindi.” Sahut Tantia.

“Pppfffftt, hahahahaha.” Si kembar tertawa melihat Zidan yang puyeng kebanyakan adek.

“Aaaarrrgghhhh, aku bingung menandai nama kalian! Kalian terlalu banyak.” Teriak Zidan.

“Hahahahahaha.” Si kembar semakin tertawa terbahak-bahak.

“Bantuin aku dong!” Kata Azlan pada si kembar.

“Upah?” Ujar si kembar minta imbalan pada Azlan.

“Besok aku akan belikan kalian tas bermerk.” Sahut Azlan.

Si kembar menggeleng.

“Baiklah, nanti sore!” Sambung Azlan lagi.

“Yes!” Seru si kembar senang.

Si kembar pun mulai beraksi menenangkan semua adik-adiknya. Si kembar yang suka menindas adik-adiknya hanya melotot untuk menenangkan semuanya. Seketika 9 adiknya itu langsung diam dan tenang karena takut di tindas si kembar. Diantara semuanya hanya si kembar yang mempunyai peran di takuti selain Balqis di rumah itu.

“Akhirnya aku bisa makan dengan tenang.” Gumam Azlan.

Mereka pun makan dengan tenang pagi itu. Azlan sangat puyang mengurus 11 adik perempuannya, sementara Balqis dan Abrar saling mendekap mesra di salah satu hotel bintang lima di Itali.

Terpopuler

Comments

Diane Mutia Burhan

Diane Mutia Burhan

lewat mata emang lebih mematikan dari pada mulut hufftt🤣🤣🤣

2022-11-13

0

bahtiar ilmi ilmi

bahtiar ilmi ilmi

🤣🤣🤣🤣 nggak bisa berkata kata 🤣🤣🤣🤣

2022-10-21

0

Siti Zen

Siti Zen

Mampir thor

2022-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!