Azlan menghentikan mobilnya saat sedang membawa si kembar untuk menunaikan janjinya sore itu. Namun bukannya di toko langganan si kembar membeli tas bermerk, Azlan malah berhenti di salah satu toko bunga. Azlan melihat ada si kurir cantik sedang merangkai bunga. Azlan langsung menarik garis senyumannya, sementara si kembar bengong melihat sang kakak tiba-tiba jadi aneh.
“Kakak mau ngapain sih?” Tanya Melani.
“Mana aku tau!” Sahut Melia.
Si kembar pun keluar dari mobil mengikuti Azlan yang sudah masuk kedalam toko bunga itu.
“Selamat datang!” Ucap kurir itu melihat Azlan yang sudah berdiri di hadapannya.
“Eh, ternyata karyawan spidol!” Gumamnya.
Melia dan Melani terkekeh, sedangkan Azlan berdecak kesal melihat adiknya tertawa.
“Mau pesan bunga?” Tanya kurir itu.
“Yya lah!” Sahut Azlan sedikit ketus padanya.
“Silahkan di pilih, mau bunga yang mana? Kalau boleh tau kau membeli bunga untuk siapa? Kekasih atau sahabat?” Tanya kurir itu.
“Ppffftt, kak Azlan tidak punya kekasih, dia jomblo!” Kata Melia sambil menahan tawanya,
“Iya, dia baru saja di khianati oleh kekasihnya, karena kekasihnya berciuman dengan sahabat kakakku.” Sambung Melani.
“Ups, sorry!” Ucap kurir itu tersenyum meledek Azlan.
“Hei, siapa yang suruh kalian bicara, hah?” Teriak Azlan.
Si kembar kembali tertawa melihat Azlan kesal pada mereka.
“Yasmin, apa kita kedatangan pelanggan?” Tanya seorang wanita paruh baya menghampiri mereka.
“Iya, ibu!” Sahut kurir itu.
“Oh, namanya Yasmin.” Gumam Azlan dalam hatinya sambil menatap kurir cantik itu.
“Anak muda, apa kau sudah memilih bunganya?” Tanya ibu Yasmin bernama Nani.
“Eemm, aku masih bingung memilih yang mana karena bunga ini untuk wanita cantik.” Ucap Azlan menatap Yasmin.
Si kembar sangat peka dengan tatapan kakaknya yang terus menatap Yasmin.
“Kakak suka sama wanita itu, hihihihihihi.” Bisik Melani.
“Kau benar!” Balas Melia berbisik pada Melani.
“Apa ini untuk kekasihmu?” Tanya Nani.
“Bukan, tapi calon kekasih.” Sahut Azlan masih menatap Yasmin.
“Kalau kau ingin menyatakan perasaanmu, berikanlah bunga mawar merah padanya.” Kata Nani.
“Baiklah, aku akan beli seikat bunga mawar merah.” Kata Azlan.
“Yasmin, kau rangkai bunga mawar merah untuk pelanggan kita. Ibu akan pergi kerumah tante Shopie sebentar.” Kata Nani langsung bergegas pergi dengan taksi.
“Iya, ibu.” Sahut Yasmin.
Azlan masih menatap Yasmin yang berparas cantik dengan rambut panjang terurai sepinggang. Tubuhnya kecil dan kulit wajahnya putih kemerah-merahan.
“Ehem, kak!” Panggil Melia.
“Berisik.” Sahut Azlan kesal pada adiknya yang kembar itu.
Yasmin terus merangkai bunga mawar merah yang Azlan pesan.
“Kau yang antarkan langsung atau dari kami yang antar?” Tanya Yasmin pada Azlan.
“Kau saja yang antar!” Sahut Azlan.
“Kalau begitu berikan alamatnya.” Kata Yasmin.
Azlan pun memberikan alamat yang menjadi alamat toko bunga itu sendiri. Yasmin yang mulanya fokus mencatat langsung menghentikan tanganya saat menulis.
“Ini kan alamat toko kami, apa kau tidak salah?” Tanya Yasmin bingung.
“Tidak! Sebenarnya bunga itu aku pesan untukmu nona Yasmin! Si kurir cantik yang berani menjuluki aku sebagai karyawan spidol.” Kata Azlan.
Yasmin heran menatap pria yang ada di hadapannya.
“Ini bayaran untuk bunganya!” Kata Azlan meletakkan beberapa lembar uang di atas meja dengan sombongnya.
Lalu Azlan dan si kembar pergi meninggalkan toko bunga itu. Mereka melanjutkan tujuan mereka untuk membeli tas bermerk buat si kembar. Yasmin menatap uang yang diberikan Azlan padanya. Yasmin mengepalkan tangannya untuk membalas perbuata Azlan padanya. Malam harinya Chika masuk ke kamar Azlan dan langsung naik ke atas ranjang kakaknya tersebut.
“Kakak.” Panggil Chika membangunkan Azlan.
“Hheem?.” Sahut Azlan.
“Bacakan dongeng untukku!” Pinta Chika si manja.
“Chika, kesayangan mami dan papi! Malam ini aku sangat mengantuk, besok saja ya?” Ucap Azlan.
“Hiks…hiks.” Chika mulai menangis.
“Iya, baiklah!” Sahut Azlan yang akhirnya menuruti kemauan adik bungsunya itu.
“Suatu hari wiro sableng sedang berjalan-jalan di hutan, saat itu ia sedang kehausan, dengan kapak saktinya ia membelah kelapa jadi dua dan meminum air kelapanya, tamat.” Kata Azlan mulai bercerita.
“Kau CEO bodoh!” Ucap Chika kesal.
“Kenapa?” Tanya Azlan.
“Ceritanya terlalu singkat! Habis minum air kelapa langsung tamat, aneh!” Ujar Chika.
“Namanya juga wiro sableng, ya aneh lah, sableng!” Kata Azlan.
“Ceritakan dongeng princess untukku.” Pinta Chika.
“Oke! Suatu hari ada seorang pangeran yang sedang berjalan di hutan, ia merasa sangat kehausan, dengan pedang saktinya ia membelah kelapa menjadi dua dan meminum airnya, tamat.” Ucap Azlan.
“Huh, kau payah!” Ucap Chika kesal pada kakak sulungnya.
“Apa lagi sih yang salah?” Teriak Azlan yang sudah habis kesabarannya.
“Ceritamu tadi tidak ada bedanya dengan si sableng itu!” Balas Chika.
“Menyingkirlah, aku mau keluar dari kamar yang membosankan ini.” Sambung Chika beranjak keluar dari kamar Azlan.
“Hei, siapa yang menyuruhmu masuk ke kamarku, hah?” Teriak Azlan kesal pada adik bungsunya.
“Astaga! Kenapa orang tuaku sangat kejam, memberikanku 11 orang adik yang semuanya super aneh.” Kata Azlan merundungi nasibnya.
Esok paginya setelah repot menghadapi 11 adiknya, Azlan berangkat menuju kantornya. Saat masuk kedalam ruangannya, ia melihat karangan bunga untuknya yang bertulis TURUT BERDUKA CITA. Cepat-cepat Azlan melihat sebuah kartu yang terselip di karangan bunga itu.
“Hei, karyawan spidol! Uang yang kau berikan untuk membayar bunga mawar merah itu berlebih, jadi sebagai gantinya aku memberikanmu karangan bunga yang cocok untukmu! Yasmin.” Tulis Yasmin pada sebuah kartu itu.
“Dandi!” Teriak Azlan memanggil sang asisten.
Dandi pun masuk menemui bos nya yang mondar-mandir kesana kemari.
“Siap bos!” sahut Dandi.
“Ini perbuatan wanita itu! Dengan cara apa aku membalasnya, hah?” Teriak Azlan kesal.
Dandi terkejut melihat karangan bunga yang tertulis TURUT BERDUKA CITA. Tak lama kemudian muncul ide dari otak Dandi yang jenius.
“Bos, dia kan menganggapmu sudah mati.” Kata Dandi.
“Apa kau bilang?" Teriak Azlan semakin kesal.
“Tenang dulu, bos! Dengerin dulu.” Kata Dandi mencoba untuk menenangkan Azlan.
“Dia kan anggap bos sudah mati makanya kirim karangan bunga yang seperti ini! Nah, ide yang ada di otakku yang super jenius ini adalah bagaimana kalau bos nyamar jadi hantu untuk menakutinya, hehehehe!” Sambung Dandi dengan ide konyolnya.
“Jenius!” Sahut Azlan yang sama konyolnya seperti Dandi.
Azlan pun mencari waktu yang tepat untuk membalas Yasmin. Dengan mata-mata yang ia kirimkan untuk mengintai Yasmin, Azlan pun siap menunggu Yasmin yang pulang kemalaman dari kampusnya. Seperti biasanya Yasmin berjalan kaki setelah turun dari bus yang berhenti di halte dekat rumahnya. Hari itu Yasmin mengerjakan tugas dari dosennya di perpustakaan kota. Sangking fokusnya pada tugas-tugasnya, tanpa ia menyadari hari sudah gelap. Yasmin pun pulang kemalaman kerumahnya. Saat berjalan pulang Yasmin melintasi sebuah pohon besar dan biasanya banyak kendaraan berlalu lalang di jalan tersebut. Namun malam itu jalanan sepi bagaikan di kuburan.
Yasmin terus berjalan walaupun malam itu bulu kuduknya agak merinding. Saat berjalan Yasmin mendengar seseorang memanggil namanya. Yasmin menoleh kesegala arah, namun tak satupun orang yang ia lihat di sana.
Yasmin kembali melanjutkan langkahnya. Lalu tiba-tiba ada sebuah kepala nongol di hadapannya. Kepala itu hanya kepala mainan yang di gantung Dandi dengan seutas tali untuk menakuti Yasmin.
“Aaarrgghh!” Teriak Yasmin terkejut ketakutan.
Yasmin berlari dengan kencang, namun tiba-tiba muncul sosok menggunakan jubah serba putih dan wajah yang sangat pucat.
“Yasmin! hihihihihihihihihihi.” Ucap Azlan menakuti Yasmin.
“Aaarrgghh!” Yasmin teriak lagi namun kali ini dia sambil menendang sesuatu yang ada di hadapannya.
“Aduh, sialan! Dia menendang burung pipitku.” Ujar Azlan mengerang kesakitan.
Yasmin yang sangat takut langsung berlari sangat kencang dengan teriakan yang tak akalah kencang dengan langkah kakinya. Setelah Yasmin pergi, Dandi menghampiri Azlan yang masih kesakitan.
“Bos, kenapa?” Tanya Dandi.
“Burung pipitku yang masih perjaka ini di tendang oleh Yasmin.” Sahut Azlan.
“Wah, jadi telur mata sapi tuh!” Ujar Dandi.
“Cepat bawa aku pergi dari sini!” Teriak Azlan.
“Baik bos!” Sahut Dandi.
Yasmin yang ngos-ngosan berlari tiba di depan rumahnya yang cukup sederhana itu. Yasmin mengetuk pintu rumahnya dengan tergesa-gesa. Nani pun membuka pintu itu dengan cepat. Yasmin langsung masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamarnya.
“Kau kenapa, Yasmin?” Tanya Nani pada anaknya yang sudah masuk kedalam selimut.
“Ada hantu.” Sahut Yasmin.
“Hei, kau ini bicara apa sih?” Kata Nani bingung.
“Ibu, aku tadi melihat hantu pria di dekat pohon besar itu.” Kata Yasmin.
“Hantu pria? Kau ini kelelahan mengerjakan tugas kuliahmu hingga malam.” Kata Nani yang tak percaya pada Yasmin.
“Tapi ibu, aku sungguh melihatnya.” Kata Yasmin.
“Pergilah mandi dan makan malam, ibu akan menghangatkan makanan untukmu.” Kata Nani.
“Tak perlu repot, setelah mandi aku akan tidur, besok aku ada jam kuliah pagi.” Kata Yasmin.
“Ya sudah.” Sahut Nani.
Setelah mandi Yasmin pun beristirahat di ranjangnya. Dengan memeluk boneka beruang kesayangannya, ia pun terlelap malam itu.
*****
Setelah menakut-nakuti Yasmin, Azlan langsung pulang kerumahnya. Tiba dirumah ia disambut 11 adiknya yang berjejer di ruang tengah.
“Ada apa? Kenapa kalian belum tidur?” Tanya Azlan bingung melihat 11 adiknya.
“Duit jajan!” Seru semuanya.
“Aku sudah mentransfer ke rekening kalian!” Teriak Azlan kesal.
“Kurang!” Seru mereka lagi.
“Kak, aku memerlukan uang ekstra untuk membeli buku.” Kata Rindi.
“Kak, aku juga butuh uang lebih untuk ikut organisasi di sekolah.” Kata Safiya.
“Kak, uang untuk beli make-up ku kurang.” Sahut Melia.
“Kak, aku butuh ini.
“kak..
“kak…
“kak...
“Aku bisa gila jika terus membiarkan mereka mengoceh sepanjang malam.” Gumam Azlan pusing menghadapi 11 adiknya yang menjadi tanggung jawabnya selama Abrar dan Balqis pergi liburan ke Itali.
Azlan masuk kedalam kamarnya dan membuka brangkas besinya. Ia mengambil segepok uang untuk di bagikan kepada adik-adiknya kecuali Chika.
“Kenapa kakak tidak memberikan aku uang jajan?” Chika protes pada Azlan.
“Kau masih 5 tahun, gak pantas pegang uang.” Kata Azlan melotot pada Chika.
“Hheempp!” Chika kesal.
Setelah membagikan uang kepada semua adik-adiknya, ia masuk kedalam kamar dan membersihkan dirinya di kamar mandi. Setelah mandi ia melihat Jovanka duduk di ranjangnya.
“Ada apa lagi?” Tanya Azlna.
Tanpa menjawab Jovanka memberikan sebuah surat dari sekolahnya. Azlan pun membacanya.
“Surat cinta lagi!” Gumam Azlan.
“Apa kepala sekolahmu sangat mencintai aku, sehingga dia selalu saja memanggilku kesekolahmu?” Teriak Azlan pada Jovanka.
“Bukan aku yang salah! Tapi cowok-cowok nakal itu yang selalu mencari masalah denganku.” Kata Jovanka.
“Kali ini gigi siapa lagi yang kau rontokan?” Tanya Azlan.
“Bukan gigi, tapi tulang hidungnya patah.” Sahut Jovanka.
“Astaga! apakah kau seorang petinju hah?” Teriak Azlan lagi.
“Aku sudah bilang bukan aku yang salah, tapi mereka! Mereka selalu menggodaku.” Ujar Jovanka kesal.
Azlan melihat air mata disudut mata Jovanka. Cepat-cepat ia memeluk adiknya yang tomboy itu.
“Sudahlah, besok aku akan membereskannya!” Kata Azlan.
“Apa yang mereka lakukan padamu?” Tanya Azlan.
“Dia menembakku, saat aku menolaknya dia malah ingin menciumku! Aku kesal dan aku memukulnya.” Jawab Jovanka.
“Hei, dengarkan aku! Pria memang suka menggoda wanita cantik dan kau itu sangat cantik, diantara semua adik perempuanku, kau lah yang paling cantik! hanya saja kau tomboy, hanya di sekolah kau memakai rok.” Kata Azlan.
“Apaan sih! Aku tidak akan pakai rok kecuali di sekolah.” Sahut Jovanka.
“Pergilah tidur, besok aku akan membereskannya.” Kata Azlan.
Jovanka pun memeluk Azlan dan mengucapkan selamat tidur untuknya.
“Sebenarnya aku sangat beruntung memiliki 11 adik perempuan dan mereka sangat menyayangi aku.” Gumam Azlan.
Azlan pun membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Sebelum tidur ia malah teringat pada Yasmin yang baru saja di takutinya.
“Kenapa aku jadi kasihan ya, melihat dia lari sekencang itu karena ketakutan.” Gumam Azlan mengingat kejadian tadi.
“Huh, biarkan saja! Dia menendang burung pipitku.” Gumamnya lagi.
Di ruang kelasnya Yasmin duduk di sebelah sahabatnya yang bernama Sakura, gadis keturunan jepang yang sudah lama menetap di Indonesia. Mereka berdua sudah lama bersahabat sejak masih duduk di bangku SMP. Saat itu dosen sedang menjelaskan materi pelajaran mereka, Sakura melihat Yasmin yang tak fokus. Yasmin seperti sedang memikirkan sesuatu yang membuatnya tak fokus dalam mengikuti materi pelajarannya. Setelah jam pelajaran berakhir, Sakura masih melihat Yasmin seperti ngedumel sendirian. Sakura pun menjadi penasaran dengan apa yang sedang di pikirkan oleh sahabat dekatnya itu.
“Yasmin, dari tadi aku melihatmu seperti memikirkan sesuatu! Kau kenapa?” Tanya Sakura.
“Semalam kau melihat hantu!” Sahut Yasmin.
“What? Hantu? Yang benar saja!” Kata Sakura kaget.
“Sumpah! Aku melihat hantu semalam.” Kata Yasmin.
“Di…dimana?” Tanya Sakura gemeteran.
“Di pohon besar dekat rumahku!” Jawab Yasmin.
“Tapi aku ragu, apa itu memang hantu atau orang gila yang suka mengganggu ya? Soalnya, wajah hantu itu sangat tampan! Dan saat itu aku tanpa sengaja menendang burungnya lalu dia berteriak! Hantu bisa berteriak kah?” Sambung Yasmin bingung sendiri.
“Setahuku hantu itu bisanya ngakak dan terbang, mana ada yang berteriak kesakitan!” Sahut Sakura berpikir keras.
“Hehehehe, hebat juga ya kalau jadi hantu, bisa terbang!” Kata Yasmin.
“Hahaha, kalau kau jadi hantu kau mau terbang kemana?” Tanya Sakura.
“Ke Itali, Negara teromantis di dunia, hehehe.” Jawab Yasmin.
“Sama siapa? Sama kak Fatur?” Ledek Sakura.
“Bisa saja kau ini!” Ujar Yasmin dengan wajah memerah.
Fatur adalah kakak kelas Yasmin saat di SMA. Fatur cowok tertampan di SMA yang tertarik pada Yasmin namun belum berani mengungkapkan perasaannya kepada Yasmin. Yasmin juga menyukai Fatur, tapi ia juga tak mau mengungkapkan perasaannya kepada Fatur. Kini Yasmin dan Fatur terpisah Negara karena Fatur melanjutkan pendidikannya menjadi dokter di Itali. Walaupun terpisah mereka berdua masih tetap saling mengirimkan kabar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Diane Mutia Burhan
astaga baca ini doang, receh gw 😭😭😭🤣
2022-11-13
0
✨ Bunda APutQi 🌻
Yahhhh, dongengnya malah Wiro Sableng...
🤣🤣🤣🤣🤣
2022-08-05
0
Alivia Cipa
pokoknya like aja ahh
2021-09-03
0