KEPALA SEKOLAH

Pagi-pagi sekali Azlan pergi menuju kesekolah jovanka untuk mengatasi permasalahan yang di buat oleh adiknya yang paling cantik itu. Azlan tak lupa membawa Dandi sebagai juru bicaranya dengan orang tua murid yang hidungnya patah akibat di tonjok oleh Jovanka. Azlan memberikan kompensasi berupa segepok uang untuk biaya pengobatan.

Di ruang kepala sekolah.

“Tuan Azlan, ini sudah ke 79 kasus yang di buat oleh jovanka.” Kata kepala sekolah.

Kepala sekolah itu masih muda dan sexy. Tepatnya dia adalah seorang janda yang super sexy. Banyak pria yang gila pada tubuhnya yang sexy kecuali si playboy Azlan.

“Hehehe, adikku memang gila! Aku juga sangat stress menghadapinya.” Sahut Azlan cengengesan.

“Kau tau kan kalau aku harus mengurusi 11 adik perempuanku, ahahaha.” Sambung Azlan yang berkeringat dingin saat kepala sekolah itu duduk di atas meja tepat di hadapannya.

“Sial, sexy sekali dia! Hah, yang benar saja jika aku kencan dengan janda sexy sepertinya.” Ucap Azlan dalam hatinya.

Sedari tadi Azlan menahan dirinya untuk tidak tergoda dengan kemolekan tubuh sexy sang kepala sekolah.

“Jadi apa yang harus aku lakukan untuk masalah jovanka?” Tanya Azlan mulai serius dengan tujuannya.

“Tuan Azlan yang tampan, sebagai kepala sekolah aku harus bertindak tegas pada siswa dan siswi di sekolah ini! jalan yang terbaik adalah menghukum jovanka dengan membersihkan lantai.” Kata kepsek.

Azlan kaget saat adiknya akan mendapatkan hukuman dari kepala sekolah.

“Aku tidak akan membiarkan adikku melakukan hal itu!” Ucap Azlan dalam hatinya.

Azlan bangkir dari kursinya dan mendekati kepsek yang masih duduk di atas meja.

“Kepala sekolah  yang sexy! Apakah kita perlu membicarakan hal ini di tempat yang lebih romantis, mungkin?” Kata Azlan melancarkan aksinya.

“Tentu sayang!” Sahut kepala sekolah itu berbisik pada Azlan.

“Dandi!” Teriak Azlan.

“Siap bos!” Sahut dandi masuk kedalam ruangan.

“Berikan surat perjanjian itu pada kepala sekolah yang sexy ini.” Kata Azlan.

Dandi pun memberikan surat perjanjian kepada kepala sekolah untuk di tanda tangani. Di dalam surat perjanjian itu, di tuliskan bahwa tidak ada siswa atau siswi yang berani mencoba untuk mengganggu kenyamanan dan ketenangan jovanka, jika ada yang berani mengganggunya maka kepsek akan menghukumnya. Azlan berbuat demikian karena di semua kasus yang jovanka lakukan semuanya bukan kesalahan jovanka, melainkan kesalahan dari teman-teman cowok yang sering mengganggunya saat di sekolah. Azlan tak ingin adiknya merasa tidak nyaman saat belajar di sekolah itu.

“Tuan, ini sedikit keterlaluan! Aku memperlakukan semua pelajar disini dengan hak yang sama” Kata kepsek protes dengan syarat yang di ajukan Azlan padanya.

“Demi diriku, janda sexy!” Ucap Azlan yang membuat kepala sekolah klepek-klepek.

“Baiklah, hanya demi dirimu.” Bisik kepsek itu.

Kepala sekolah sexy itu langsung menanda tangani surat perjanjian yang di berikan Azlan. Sebagai gantinya ia akan pergi berkencan dengan kepsek tersebut.

Malam yang di tentukan untuk makan malam bersama kepsek pun tiba. Kepala sekolah itu berdandan secantik mungkin untuk menyambut kedatangan Azlan ke apartemen miliknya.

Ting tong…

Si janda sexy membuka pintunya dengan pakaian tipis nan menerawang. Namun saat itu ia kaget, karena bukan Azlan yang datang melainkan pria tampan yang di sewa Azlan untuk menggantikan dirinya.

“Hei, aku menunggu Azlan yang tampan.” Kata kepala sekolah sexy.

“Aku pengganti dirinya!” Bisik pria tampan itu padanya.

“Oh, baiklah! Kau terlihat lebih tampan darinya.” Kata si kepala sekolah sexy menarik pria itu masuk kedalam apartemennya.

 

*****

Azlan masih duduk di tangga melihat adik-adiknya bertengkar. Ia hanya menatap lesu kepada adik-adiknya. Chika yang sedang membawa boneka kesayangannya menghampiri Azlan yang duduk di tangga.

“Kak, aku mau susu!” Kata chika.

“Aku tidak punya susu! Apa kau tidak lihat dadaku rata begini, bagaimana mungkin aku punya susu?” Sahut Azlan asal bicara.

“Huh, dasar bodoh! Maksudku susu yang sering mami buatkan untukku sebelum tidur.” Teriak Chika.

“Suruh pelayan saja!” Kata Azlan.

“Aku mau kakak yang buatkan untukku.” Kata chika.

“Baiklah, Chika.” Sahut Azlan bangkit dan menuju ke dapur.

Azlan yang tak pernah menginjakan kakinya di dapur, bingung melihat dimana letak susu yang biasa diminum oleh chika si adik bungsu. Ia pun bertanya kepada pelayan yang bertugas di dapur. Setelah mendapatkan susunya, ia kembali bingung harus bagaimana cara untuk membuat susu.

“Kakak, cepatlah! Aku ngantuk.” Rengek Chika.

Azlan kembali bertanya pada pelayannya cara membuat susu untuk Chika.

“Susunya sudah siap!” Seru Azlan.

Chika pun meminum susunya dan Azlan membawa chika ke kamarnya dengan menggendong adiknya tersebut.

“Apa kau mau aku ceritakan dongeng sebelum tidur?” Tanya Azlan.

“Tidak mau! Kau hanya tau cerita wiro sableng aja, makanya ikutan sableng.” Sahut chika.

“Kau ini!” Ucap Azlan kesal seketika pada chika.

“Cepatlah tidur!” Teriak Azlan.

“hhheeemmmpppp!” Sahut chika membalikkan tubuhnya membelakangi Azlan.

Azlan keluar dari kamar chika setelah ia melihat chikat tidur dengan nyenyak. Sebelum masuk kekamarnya ia masih melihat adik-adiknya ngumpul di ruang keluarga.

“Kalian tidak tidur?” Tanya Azlan pada adik-adiknya yang masih belum masuk ke kamarnya.

“Belum ngantuk.” Seru mereka.

Azlan yang belum ngantuk ikutan duduk di salah satu sofa tepatnya di samping Delina yang sedang fokus dengan ponselnya.

“Kau sedang apa?” Tanya Azlan pada Delina.

“Aku punya pacar baru.” Seru Delina dengan centilnya.

“Pacar baru? Besok juga putus!” Sahut Azlan yang tau hubungan Delina dengan semua pacarnya.

“Apaan sih?” Ujar Delina kesal.

“Siapa pacarmu?” Tanya Azlan penasaran.

“Kak dandi!” Jawab Delina.

“What?” Teriak Azlan kaget.

Delina mengangguk bagaikan tak berdosa.

“Besok kau akan berduka cita atas kematiannya.” Kata Azlan pada Delina.

“Memang dia sakit apa kak? Kenapa mati?” Tanya Delina tak nyambung dengan maksud Azlan.

Si kembar ngakak mendengar Delina yang bodoh tak nyambung maksud si Azlan.

“Dia mati bukan karena sakit, bodoh! Tapi karena berani pacaran dengan adikku.” Sahut Azlan menahan emosinya.

“Kak, apa ditubuhku ada benda tajam yang dapat membunuh kak Dandi?” Tanya Delina semakin bodoh.

“Astaga! bicara dengan Delina memang sungguh menguras energi.”Gumam Azlan.

Si kembar malah semakin ngakak melihat Azlan frustasi saat berbicara dengan delina.

“Jangan menertawai aku!” Teriak Azlan pada si kembar.

Si kembar bukannya takut malah tambah ngakak melihat Azlan kesal sendiri. Azlan masih duduk di samping Delina melirik chat mesra yang dikirim oleh Dandi pada adiknya.

“Sialan si Dandi! Malah memburu adikku dengan rayuan mautnya.” Ucap Azlan dalam hatinya.

Saat melirik kepo pada ponsel yang sedang dimainkan oleh delina, tiba-tiba sei kembar mendekatinya.

“Kak, Yasmin si pengantar bunga itu kuliah di universitas yang sama dengan kami.” Kata Melia.

“Iya kak.” Sambung Melani.

“Apa hubungannya denganku?” Tanya Azlan.

“Eh, bukannya kakak suka padanya?” Tanya Melani.

“Yang benar saja! Aku hanya suka mengganggunya karena dia menjuluki aku karyawan spidol waktu itu,  itu juga karena keisengan kalian berdua.” Sahut Azlan menarik telinga si kembar.

“Aduh, sakit kak!” Teriak si kembar.

“Kau bohong! Waktu itu kau terus saja menatapnya.” Kata Melani pada Azlan.

“Dia wanita yang sangat cantik, lebih cantik dari si Desi yang menyebalkan itu!” Sahut Melia.

“Aku dan desi tidak ada hubungan apa-apa lagi, jangan menyebut namanya dihadapanku!” Sahut Azlan kesal.

“Karena kau jomblo, ayo dekati Yasmin saja, kak!” Kata Melia.

Melani mengangguk menatap Azlan.

“Huh, dasar!” Azlan hanya berdecak kesal pada si kembar.

“Jo, bagaimana di sekolah?” Tanya Azlan.

“Kakak yang terbaik!” Seru Jovanka dengan wajah datarnya.

“Dih, abang-abang di tembak cowok malah nonjok!” Seru si kembar sambil tertawa.

“Diamlah!” Sahut Jovanka.

Tiba-tiba ponsel Azlan berdering telepon dari Geof, anaknya Luky.

“Hei, kami sedang ngumpul nih! Kau tidak ikut bersenang-senang dengan kami? Ada si kenzo juga.” Kata Geof di sebuah tempat yang mereka bangun untuk berkumpul dengan sahabat-sahabatnya.

“Iya, sebentar lagi aku kesana.” Sahut Azlan.

“Cepatlah.” Kata Geof lagi.

Azlan pun bersiap-siap untuk pergi ngumpul dengan sahabat-sahabatnya yang tak lain adalah anak-anak dari sahabat Abrar. Saat akan menuju ke depan pintu, ia mendengar tangisan Syifa dari kamarnya. Azlan panik dan berlari mendatangi adiknya itu.

“Ada apa?” Tanya Azlan.

“Valeri merobek buku tulisku.” Jawab Syifa menangis.

“Astaga, aku pikir ada apa.” Gumam Azlan tepok jidat.

Azlan pun menuju kamar Valeri dan membuka pintu kamarnya.

“Valeri, kenapa kau merobek buku Syifa?” Teriak Azlan.

“Kak, sudah berapa kali gue bilang! Aku itu Rindi bukan Valeri!” Sahut Rindi yang sedang duduk di meja belajarnya.

“Tapi di pintumu tertulis nama Valeri.” Kata Azlan.

“Apa si valeri setinggi gue? Valeri masih umur 7 tahun sedangkan gue 15 tahun!” Kata Rindi dengan bahasa gaulnya.

“Lantas kenapa dipintumu tertulis nama Valeri, bukannya Rindi?” Tanya Azlan bingung.

Rindi pun mengecek semua kamar yang namanya di acak-acak menjadi salah.

“Kerjaan si Valeri nih! Dia ngacak semua nama yang ada di pintu kamar kami.” Kata Rindi membuat otak Azlan mendidih.

“Eh, ini bukan kamarku, kenapa namaku ada dipintu ini?” Ujar Kikan bingung.

Semuanya pada bingung mencari kamarnya akibat ulah Valeri yang berniat untuk bersembunyi dari amukan Azlan karena telah merobek buku Syifa. Riuh ricuh kembali terjadi di rumah itu. Azlan semakin pusing melihat adik-adiknya yang terus ribut. Tak lama terdengar suara tangisan Chika yang terbangun dari tidurnya karena mendengar kebisingan dari yang lain. Amarah Azlan naik ke ubun-ubun saat itu. Ia pun mencari-cari dimana Valeri bersembunyi. Semuanya telah mendapatkan kamar mereka masing-masing. Chika kembali tidur di kamarnya di antar oleh si kembar. Azlan menemukan satu kamar yang tersisa dan itu adalah kamar Valeri. Azlan membuka pintu kamar itu dan melihat keseluruh ruangan, namun ia tak melihat Veleri dimana-mana.

“Kemana si Valeri?” Gumam Azlan melangkah kesana-kemari.

Seakan tak tahan dengan emosinya, ia masuk ke dalam kamarnya untuk berbaring sejenak agar emosinya menurun. Dan saat itu ia melihat Valeri yang tertelungkup di ranjang tidur milik Azlan. Valeri tertidur saat menuliskan kata maaf pada sebuah kertas untuk Azlan. Emosi Azlan langsung hilang saat melihat tulisan Valeri yang mengucapkan kata maaf untuknya. Tak ingin membangunkan Valeri yang tidur nyenyak di ranjangnya, Azlan pun keluar dari kamarnya dan pergi menemui sahabat-sahabatnya.

Disana ia telah ditunggu oleh 2 orang sahabatnya dan 1 orang sepupunya. Mereka adalah Geof (anak Luky), Boy (anak Romi), Kenzo (anak Devan). Usia mereka memang tidak sebaya dengan Azlan, namun mereka sudah seperti sahabat setelah mereka sama-sama dewasa.

“Sepertinya kau sedang stress!” Kata Boy pada Azlan.

“Aku puyeng dengan 11 adik perempuan.” Sahut Azlan.

“Aku hanya memiliki 1 adik perempuan, itu saja sudah membuatku pusing, apa lagi dia yang punya 11 adik perempuan.” Sambung Kenzo.

“Hahahaha, tapi semua adik-adikmu cantik loh.” Ujar Geof yang sifatnya menurun seperti Luky yaitu Playboy.

“Apa lagi si Jovanka, aku naksir padanya.” Kata Geof lagi.

“Jangan ganggu adik-adikku!” Kata Azlan.

“Kak, tante dan om masih di itali?” Tanya Kenzo.

“Masih.” Sahut Azlan.

“Kapan kembali?” Tanya Kenzo lagi.

“Hanya tuhan yang tau kapan mereka pulang.” Jawab Azlan puyeng memikirkan tingkah orang tuanya.

“Pppfffttt, hahahahaha.” Semuanya tertawa melihat Azlan.

Lalu ponsel Kenzo berdering.

“Eh, si Gaby nih!” Kata Kenzo pada Azlan bahwa sepupu mereka yang tinggal di Itali menghubunginya. Kenzo pun menerima telepon dari Gaby.

“Ada apa?” Tanya Kenzo.

“Kak, aku mau liburan ke Indonesia. nginap dirumahmu ya.” Kata Gaby.

“Tidak!” Sahut Kenzo yang tak suka banyak wanita dirumahnya.

“Aku sedih.” Sahut Gaby.

“Di rumah kak Azlan saja!” Kata Kenzo.

Azlan langsung menendang bokong Kenzo.

“Kau menambahkan penderitaanku saja.” Teriak Azlan kesal pada Kenzo.

“Oke, aku nginap dirumah kak Azlan saja!” Seru Gaby kegirangan.

Tutt…ttuuttt…..Kenzo menutup ponselnya.

“Hehehehehe, nambah satu lagi.” Kata Kenzo terkekeh jahat pada Azlan.

Hening…..

“Si Gaby itu sepupu kalian yang di itali kan?” Tanya Geof pada Azlan dan Kenzo.

“Jangan coba-coba mendekatinya!” Seru Azlan dan Kenzo serentak pada Geof.

“Sewot banget!” Sahut Geof kesal pada Azlan dan juga Kenzo.

Azlan melupakan sedikit pikiran sumpeknya bersama sahabat-sahabatnya itu. Mereka melakukan hal yang menyenangkan seperti biasanya saat mereka ngumpul bareng. Hampir jam 4 pagi Azlan mengendarai mobilnya untuk pulang kerumah. Saat di perjalanan ia melihat Yasmin yang panik mencari taksi di pinggir jalan.

“Itu kan si kurir cantik itu! Sedang apa dia di pinggir jalan? Tidak mungkin kan dia jual diri?” Pikir Azlan melihat Yasmin.

Dengan rasa keponya pun Azlan berhenti tepat di depan Yasmin yang wajahnya sudah basah karena air matanya.

“Sedang apa kau?” Tanya Azlan pada Yasmin.

“Tuan, tolonglah aku! Ibuku sedang sakit, aku mencari taksi tapi tidak satupun yang lewat. Tolonglah antarkan ibuku kerumah sakit.” Pinta Yasmin memohon pada Azlan.

Demi menolong orang yang minta bantuan padanya, Azlan pun membantu Yasmin membawa ibunya kerumah sakit. Nani memiliki riwayat penyakit kanker hati yang ia sembunyikan dari Yasmin. Nani tak ingin putrinya merasa cemas dengan penyakit yang menggerogoti tubuhnya itu. Dengan panik mereka membawa Nani kerumah sakit terdekat. Wajah Nani sangat pucat saat sedang di tangani oleh dokter.

“Dokter, apa yang terjadi pada ibuku?’ Tanya Yasmin.

“Ibumu menderita penyakit kanker hati dan sudah stadium 4.” Jawab dokter.

Yasmin sangat terkejut mendengar perkataan dokter tentang penyakit serius yang di idap oleh ibunya. Begitu pula Azlan yang merasa iba melihat Yasmin menangis mengetahui kondisi ibunya yang tak akan bertahan lama. Tiba-tiba seorang perawat datang untuk memanggil dokter itu.

“Dokter, kondisi pasien Nani semakin melemah!” Kata perawat itu.

Yasmin semakin panik saat mengetahu kondisi ibunya yang semakin memburuk. Azlan masih menemani Yasmin dirumah sakit saat itu. Ia melihat Yasmin yang sangat panik dan butuh sandaran saat menangis. Azlan mendekati Yasmin dan mendekapnya. Yasmin yang memang butuh sekali sandaran, membalas dekapan Azlan.

“Tenanglah, Yasmin.” Ucap Azlan mencoba untuk menenangkan Yasmin yang sedang panik dan menangis.

“Aku takut ibuku akan pergi meninggalkan aku! Hanya dia yang peduli padaku didunia ini.” Kata Yasmin dalam isak tangisnya.

Azlan semakin erat memeluk Yasmin. Tak lama kemudian dokter kembali keluar dan menatap Yasmin sedih.

“Bagaimana dokter?” Tanya Yasmin khawatir.

“Maaf, nyawanya tidak tertolong!” Jawab dokter itu.

Tangisan Yasmin pecah di rumah sakit itu. Ia berlari masuk kedalam ruangan melihat kondisi ibunya yang sudah pergi meninggalkan dirinya.

“Ibu bangunlah, aku mohon.” Ucap Yasmin dalam tangisnya.

Berkali-kali ia mencoba untuk membangunkan ibunya yang sudah terbujur kaku diruang rumah sakit itu. Azlan tak tahan melihat Yasmin yang begitu tenggelam dengan kesedihannya. Yasmin seakan tak menerima kalau ibunya sudah pergi meninggalkan dirinya.

“Yasmin, sadarlah!” Teriak Azlan.

“Apapun yang kau lakukan tidak akan bisa membuat ibumu bangun kembali.” Sambung Azlan.

Yasmin terduduk di lantai meratapi kesedihannya. Azlan mencoba untuk menenangkan Yasmin lagi. Setelah tenang Yasmin mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Azlan yang telah membantunya membawa Nani kerumah sakit. setelah itu Azlan pulang kerumahnya,karena Yasmin mengatakan padanya kalau ada keluarganya yang akan mengurus pemakaman ibunya nanti. Tanpa istirahat sedikitpun, Azlan pergi ke kantornya. Di ruang kantor ia teringat akan Yasmin yang baru saja kehilangan ibunya.

“Kenapa wajah yasmin tak asing bagiku?” Gumam Azlan.

Lalu Azlan mengajak dandi untuk pergi ke temat pemakaman ibunya Yasmin. Dari kejauhan ia melihat Yasmin terus menangis di samping pusara ibunya. Disana juga tampak seorang pria paruh baya dan 2 orang wanita. Azlan penasaran dengan pria paruh baya yang wajahnya sedikit familiar di matanya.

“Dandi, apa kau kenal dengan pria paruh baya itu?” Tanya Azlan.

“Itu adalah tuan Teo, pemilik perusahan jaya abadi.” Jawab Dandi.

“Ada hubungan apa Yasmin dengan dia?” Gumam Azlan dalam hatinya.

“Dandi, cari tau hubungan Yasmin dengan tuan Teo itu secepatnya!” Perintah Azlan.

“Oke bos!” Sahut Dandi.

Azlan pun pergi meninggalkan tempat pemakaman ibunya Yasmin. Sementara Yasmin masih terus menangis di samping pusara ibunya.

“Yasmin, sebaiknya kau tinggal denganku.” Kata Teo.

Yasmin tak bergeming.

“Yasmin, sampai nangis darah pun ibumu tidak akan bangun lagi.” Kata Teo lagi.

“Pergilah, aku akan disini sebentar lagi.” Kata Yasmin.

“Baiklah, jika kau sudah tenang kembalilah kerumah dan tinggal bersamaku.” Kata Teo lagi.

Yasmin tak menjawab dan Teo pergi meninggalkan Yasmin sendirian di pemakaman itu. Yasmin kembali menangis mengenang ibunya.

Terpopuler

Comments

✨ Bunda APutQi 🌻

✨ Bunda APutQi 🌻

Susu sapi meuren... 🤣🤣🤣🤣🤣

2022-08-05

0

Wong Ndai

Wong Ndai

bhuahahahahahaahah

2022-02-09

0

Ra_Ila

Ra_Ila

Like ke-03

2021-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!