SI GEBOY....

Abrar dan Balqis kembali kerumah dengan membawa Gaby ikut bersama dengan mereka. Gaby yang sedang libur kuliah, memutuskan untuk berlibur ke Bali. Saat mereka tiba dirumah, semua anak-anaknya masih tertidur karena masih pukul 3 pagi. Begitu pula dengan Azlan yang nyenyak tertidur di kamarnya.

Abrar dan Balqis beristirahat di kamar mereka dan Gaby beristirahat di kamar tamu. Pagi hari saat bangun Azlan sudah mendengar suara para gadis-gadis yang sedang berbincang di ruang makan. Azlan masih malas beranjak dari ranjangnya, karena kebetulan hari itu adalah hari libur. Tak lama terdengar pintunya degedor oleh Chika.

“Kak, bangun!” Panggil Chika dari luar pintu.

“Hheemm.” Sahut Azlan.

“Jangan heeemmm saja, bangun woi!” Teriak Chika lagi.

“Berisik!” Teriak Azlan kesal

Chika kemudian lari setelah membangunkan Azlan. Azlan bangkit dari ranjangnya dan membersihka tubuhnya. Hari ini dia berniat untuk pergi ngegym di tempat biasanya. Saat menuruni anak tangga ia melihat wanita berambut pirang duduk di sebelah Balqis.

“Eh, si Geboy sudah sampai!” Sapa Azlan pada sepupunya yang bule Itali itu.

“Namaku Gaby kak, bukan Geboy!” Sahut Gaby sewot.

“Terserah!” Sambung Azlan.

“Hu, dasar!” Balas Gaby.

Azlan pun duduk di sembarang tempat sambil memakan sarapannya. Karena kursi penuh oleh jamaah yang sedang makan.

“Mami sama papi kenapa tidak mengabariku dulu kalau mau pulang?”Tanya Azlan.

“Rencananya kami tak mau pulang!” Sahut Abrar asal bicara.

“Kalau itu terjadi, berarti malapetaka akan menimpaku karena mengurusi adik sebanyak ini setiap harinya!” Kata Azlan.

Si Abrar dan Balqis hanya tersenyum melihat Azlan puyeng menghadapi adik-adiknya.

“Azlan, rencananya papi mau kasih adik lagi.” Kata Abrar menggoda Azlan.

“Aku akan bunuh diri!” ancam Azlan.

Abrar dan Balqis ngakak saat mendengarkan perkataan Azlan.

“Hei, Geboy! Kau mau liburan kemana?” Tanya Azlan pada Gaby.

“Ke Bali! Kak Azlan ikut ya!” Seru Gaby antusias.

“Tidak mau!” Sahut Azlan cuek.

“Kau pasti minta di traktir melulu!” Sambung Azlan.

“Sejak kapan sih kau pelit padaku?” Gumam Gaby pasang wajah sedih.

“Katanya kau seorang CEO, pasti kau banyak duit!” Sambung Gaby.

“Hei, kau itu kalau liburan belanjaanmu sangat banyak, bisa bangkrut aku.” Sahut Azlan.

“Jadi kakak tidak mau temani aku nih?” Tanya Gaby.

“Tidak!” Sahut Azlan jutek.

“Hhuuuwwaaaa, tante! Kak Azlan jahat banget.” Ujar Gaby nangis histeris.

“Ajak si Kenzo saja.” Kata Balqis.

“Dia juga tidak mau!” Sahut Gaby.

Tak lama kemudian Geof datang untuk mengajak Azlan pergi ngegym bareng.

“Pagi semuanya!” Sapa Geof pada seluruh anggota keluarga Azlan.

Gaby melihat ketampanan Geof yang tiada duanya saat itu.

“Wah, kakak tampan!” Seru Gaby dalam hatinya menatap Geof.

Gaby memiliki sifat yang lemah lembut namun ia tidak bisa menyimpan perasaannya kepada orang yang dia sukai. Sifatnya itu menurun dari tantenya yaitu Clara. Saat itu Gaby terus menatap Geof.

“Sifat si Gaby sangat mirip dengan Clara ya!” Bisik Abrar pada Balqis.

“Hehehehe, iya!” Sahut Balqis.

“Dia suka tuh sama Geof!” Kata Abrar lagi.

“Hihihihihhi, anak jaman now!” Kata Balqis.

Sikembar juga menyadari kalau Gaby terus menatap pada Geof.

“Gaby! Kau suka padanya?” Tanya Melia berbisik.

Gaby mengangguk tanpa memalingkan pandanganya dari Geof.

“Kau mau pacaran dengannya?” Bisik Melani pada Gaby.

Gaby kembali mengangguk.

Si kembar cengengesan saat melihat reaksi Gaby. Azlan yang tak mau ketinggalan mendekat kepada Gaby.

“Geboy!” Teriak Azlan mengagetkan Gaby.

“Apaan sih?” Balas Gaby kesal pada Azlan yang sering mengganggunya.

“Melamun saja.” Kata Azlan.

“Kak, mau pergi ngegym ya?” Tanya Gaby pada Azlan.

“Iya!” Sahut Azlan.

“Ikut dong!” Pinta Gaby.

“Si bule satu ini, terbiasa main terang-terangan! bisa gawat kalau di makan sama Geof! Aku pasti akan di bunuh oleh om Zidan nanti kalau si Gaby patah hati sama Geof.” Gumam Azlan dalam hatinya.

“Kak!” Panggil Gaby.

“Tidak boleh!” Sahut Azlan ketus.

Gaby hanya berdengus kesal ketika Azlan tak memberinya izini untuk ikut dengannya di karenakan, Azlan takut kalau Gaby akan terus-terusan menyukai sahabatnya yang suka mempermainkan hati wanita.

 

*****

Azlan mengajak Geof bergegas pergi ke tempat gym yang biasa mereka datangi. Saat Azlan sedang istirahat sejenak, dandi mengahampirinya dengan membawa berkas yang diminta oleh Azlan.

“Bos! Ini informasi akurat dan tepercaya.” Kata Dandi memberikan beberapa berkas penting pada Azlan.

Azlan pun membacanya satu persatu informasi yang di dapatkan oleh Dandi tentang hubungan antara Yasmin dan tuan Teo.

“Ayah dan anak?” Gumam Azlan terkejut.

“Benar bos! Nona Yasmin adalah anak kandung dari tuan Teo! Dia satu-satunya anak kandung tuan Teo.” Sahut Dandi.

“Jadi dua orang wanita yang bersamanya waktu di pemakaman itu siapa?” Tanya Azlan.

“Mereka adalah istri kedua dan anak tiri tuan Teo.” Jawab Dandi.

“Istri keduanya bernama Elita dan anak tirinya itu bernama Naura.” Sambung Dandi.

“Apa dia bercerai dengan istri pertamanya?” Tanya Azlan.

“Tidak! Tuan Teo hanya mengusirnya begitu saja saat baru menikah dengan istri keduanya! Saat

itu nona Yasmin marah pada ayahnya yang selalu membela saudara tirinya, makanya dia memutuskan untuk tinggal bersama ibu kandunganya.” Sahut Dandi.

“Oh,begitu!” Gumam Azlan.

“Apa langkah selanjutnya, bos?” Tanya Dandi.

“Langkah selanjutnya adalah jauhi Delina.” Kata Azlan yang membuat Dandi pucat.

“Bos, delina yang menggodaku.” Kata Dandi.

“Lantas? Apa kau pria murahan? Di goda sama Delina mau saja!” Kata Azlan.

“Aku bukan pria murahan, tapi aku tak sanggup menahan godaan dari sifat centilnya Delina.” Sahut Dandi.

“Dia sering mengirimkan foto-foto imutnya padaku.” Sambung Dandi.

Azlan terdiam saat mengetahui bahwa Delina lah yang aktif mendekati Dandi. Azlan hanya bisa bergeleng kepala mempunyai adik secentil Delina.

Gaby memutuskan untuk pergi mengunjungi tantenya yaitu Luisa yang kini sukses memiliki lebih dari 10 supermarket. Luisa memiliki dua orang putra dari pernikahannya bersama Ferry. Namanya Adrian dan Herdinan. Gaby mengunjungi Luisa bersama Tantia dan Jovanka.

Luisa mengajak makan siang bersama dirumahnya yang mewah. Ferry tampak baru pulang dari kantornya menyapa Gaby dan anak-anak Abrar.

“Kelihatannya, om Ferry lelah sekali!” Kata Jovanka yang akrab dengan Ferry.

“Iya, tadi ada masalah sedikit di kantor!” Sahut Ferry.

Tak lama kemudian Jovanka kaget saat Adrian tiba-tiba duduk di sebelahnya dan menatap dirinya. Adrian persis seperti Ferry.

“Jo, semakin cantik saja! Kalau kau mau menikah denganku, aku akan mengambilkan bulan untukmu!” Kata Adrian berlagak romantis pada gadis yang ia puja-puja sejak dulu.

Pppplllaaakkkkkkkkkkk………………

Kepalan tangan Jovanka mendarat di wajah Adrian.

“Dasar bodoh!” Umpat Jovanka pada Adrian.

“Hah, dasar Adrian bodoh!” Gumam Ferry yang tak habis pikir melihat kekonyolan Adrian yang terus mengejar-ngejar Jovanka.

“Kalau kau tidak mau bulan, aku akan memberikan satu supermarket milik ayahku untukmu, hehehe.” Sambung Adrian.

Ppppllllaaakkkkkkkkkkkkkkk…………………

Giliran Luisa memukul Adrian.

“Kau membuatku malu!” Ujar Luisa pada putra sulungnya.

“Supermarketmu itu tidak bisa menandingi kekayaan dari orang tuanya Jovanka!” Sambung Luisa.

“Aku hanya berusaha, ibu!” Sahut Adrian.

Gaby dan Tantia ngakak melihat Adrian di hajar karena kekonyolannya.

“Tante, dimana Herdinan? Aku tak melihatnya dari tadi.” Tanya Tantia yang diam-diam suka pada Herdinan.

“Si kaku sedang pergi kerumah temannya tadi.” Jawab Luisa.

“Hei, Apa kau menyukainya? Hehehehe.” Tanya Ferry pada Tantia.

“Heheheh, om tau saja!” Sahut Tantia terus terang.

“Aku tau sifatmu yang super pemaksa! Apa kau akan memaksa si kaku menjadi pacarmu?” Tanya Ferry.

“Tentu saja om, hahahaha!” Jawab Tantia yang membuat Jovanka tepok jidad.

Tak lama Herdinan pun kembali dari rumah temannya. Ia melihat Tantia yang senyum-senyum padanya. Tubuh Herdinan langsung bergetar saat melihat Tantia mendekatinya.

“Sini, duduk disampingku!” Seru Tantia menyeret Herdinan.

Herdinan si kaku hanya nurut saat Tantia menyeretnya duduk disebelahnya. Setelah makan siang Gaby dan yang lainnya duduk santai di ruang keluarga, sementara Luisa menemani Ferry beristirahat di dalam kamarnya. Gaby menyalakan tv dan nonton sinetron tersanjung tak tak kunjung tamat sampai seoson ke 10. Adrian tetap duduk menatap dan menggombal Jovanka, semantara Herdinan kaku bagaikan kayu saat duduk di samping Tantia. Tiba-tiba Gaby kaget saat melihat Adrian dan Herdinan kompak pingsan di lantai.

“Kenapa dengan mereka?” Tanya Gaby panik.

“Dia menciumku, aku tonjoklah!” Sahut Jovanka menunjuk Adrian.

“Aku mencium Herdinan, tapi dia malah pingsan!” Gerutu Tantia.

“Hah, sungguh miris!” Ujar Gaby hanya bisa menghela nafas melihat kedua sepupu laki-lakinya.

 

*****

Hampir seminggu Yasmin masih tinggal dirumahnya, ia tak pernah berpikir untuk kembali kerumah ayahnya dan tinggal bersama dengan ibu dan adik tirinya itu. Yasmin memutuskan untuk meneruskan usaha ibunya yang menjual dan mengirim bunga.

Pagi hari setelah sarapan, ia membuka toko kecil yang menjadi sumber keuangannya. Sakura yang sangat baik kepada Yasmin, ikut membantu Yasmin di toko bunganya. Saat Yasmin sedang merangkai bunga pesanan pelanggan, masuk lah wanita cantik kedalam tokonya itu. Dia adalah Desi mantan kekasih Azlan.

“Selamat datang!” Ucap Yasmin.

“Aku ingin mengirimkan mawar merah untuk kekasihku!” Kata Desi.

“Baiklah! Sebutkan alamatnya.” Kata Yasmin.

Desi pun memberikan alamat rumah yang akan dikirimu bunga. setelah membayarnya, Desi pergi masuk kedalam mobil mewah. Disana Yasmin melihat Desi mencium seorang pria dengan mesra.

“Eh, apa itu kekasihnya? kenapa harus dikirim? Bukannya dia sedang bersama kekasihnya?” Gumam Yasmin bingung melihat Desi.

“Hah, terserahlah, yang penting aku dapat orderan.” Sambung Yasmin.

Dengan menaiki motornya Yasmin pun menuju ke alamat rumah yang di berikan oleh Desi. Setibanya disana ia melihat rumah yang sangat megah dan bertuliskan KAMPUNG HAWA.

“Eh, nama alamatnya kampung hawa?” Gumam Yasmin bingung karena nama alamat itu begitu unik.

Yasmin pun bertemu dengan para penjaga di rumah itu. Kebetulan Azlan hendak pergi ke kantornya, ia melihat Yasmin di depan pintu pagar rumahnya. Azlan turun dan mendekati Yasmin.

“Yasmin, kau sedang apa disini?” Tanya Azlan.

“Hei, ternyata kau! Sedang apa kau disini?” yasmin balik bertanya.

“Di tanya malah balik bertanya!” Gumam Azlan sewot.

“Tuan, ada kiriman bunga untuk tuan!” Kata penjaga rumahnya.

Yasmin sontak terkejut mendengar penjaga itu memanggil Azlan dengan sebutan tuan.

“Kau….kau….kau………………..

Yasmin tergeletak pingsan. Azlan panik melihat Yasmin jatuh pingsan. Ia langsung membawa Yasmin kedalam rumahnya. Azlan membaringkan tubuh Yasmin di dalam kamarnya.

“Aiapa dia?” Tanya Balqis.

“Kurir!” Sahut Azlan.

“Cantik!” Kata Abrar.

“Papi apaan sih?” Ujar Azlan kesal.

“Hehehehe, kalau dia kekasihmu aku juga tak masalah.” Sahut Abrar.

“Hehehe, iya! Berikan kami cucu.” Kata Balqis.

“Aaarrggghhh, kalian memberikan aku 11 adik, dan sekarang malah meminta cucu! Membuatku jadi gila saja.” Teriak Azlan.

Saat Azlan berteriak, Yasmin langsung sadar dan duduk menatap Azlan yang berdiri di hadapannya.

“Kau….kau……kau…………

“Iya, aku adalah CEO yang kau juluki karyawan spidol.” Kata Azlan.

“Hei, apa dia gadis yang kau ceritakan itu?” Tanya Balqis pada Azlan.

“Iya.” Sahut Azlan.

“Wah, kau sangat cantik!” Seru Balqis mendekati Yasmin.

“Apa kau mau menjadi menantuku?” Tanya Balqis.

Yasmin bengong.

“Mami apaan sih?” Teriak Azlan malu-malu.

“Azlan, jangan malu-malu! Padahal kau mau kan? Hehehehe.” Ujar Abrar meledek Azlan.

Azlan hanya bisa pasrah memiliki orang tua yang konyol seperti Balqis dan Abrar. Yasmin langsung melompat turun dari ranjang milik Azlan.

“Maaf tuan, maaf nyonya! Aku merepotkan kalian.” Ucap Yasmin hendak turun dari atas ranjang milik Azlan.

“Hehehe, kami tidak pernah repot kalau untuk calon menantu kami!” Sahut Abrar cengengesan.

“Hahahaha, terima kasih tuan, nyonya! Aku pergi dulu.” Ucap Yasmin tertawa canggung dan langsung kabur dari kediaman Abrar.

“Hah, dia kabur!” Gumam Azlan melirik Yasmi berlari keluar dari kamarnya.

“Balqis, akhirnya kita akan punya menantu!” Kata Abrar mendekap Balqis.

“Iya, aku sangat terharu.” Sahut Balqis.

“Astaga, betapa konyolnya kedua orang tuaku! Anak gadis orang di bilang menantu, dasar somplak!” Gumam Azlan beranjak pergi ke kantornya.

Yasmin sangat kencang mengendarai motornya kembali ke toko. Setiba di tokonya, ia memegang dadanya masih terasa kalau jantungnya hampir copot saat melihat Azlan dirumah yang megah itu.

“Kau kenapa?” Tanya sakura.

Yasmin pun menceritakan semuanya kepada sakura.

“Aaarrgghhh, dasar bodoh! Dia CEO nya, dan aku malah menjulukinya karyawan spidol.” Pekik Yasmin sambil memukul kepalanya sendiri.

“Hei, hati-hati dengan orang kaya! Kalau dia tersinggung hidupmu pasti tidak akan tenang.” Kata Sakura.

“Be…be..benarkah?” Tanya Yasmin ketakutan.

Sakura mengangguk.

“Apa yang harus aku lakukan?” Tanya Yasmin.

“Pergilah minta maaf padanya.” Kata Sakura.

“Oh, iya kau benar! Aku harus minta maaf padanya.” Sahut Yasmin.

Yasmin berniat untuk menemui Azlan di kantornya dengan membawakan kue buatannya sebagai permohonan maafnya telah menjuluki Azlan sebagai karyawan spidol. Sekalian mengucapkan terima kasih saat Azlan membantunya membawa ibunya kerumah sakit waktu itu dan menolongnya saat ia pingsan tadi pagi. Sampai di depan ruangan Azlan, Dandi melihat Yasmin berdiri di depan pintu.

“Bos, ada nona Yasmin!” Bisik dandi pada Azlan.

“Eh, mau apa dia?” Tanya Azlan bingung.

“Entahlah!” Sahut dandi.

“Bagaimana wajahku? Apakah sudah tampan maksimal?” Tanya Azlan pada Dandi.

“Siip!” Sahut Dandi mengacungkan jempolnya.

Yasmin pun mengetuk pintu ruangan Azlan. terdengar olehnya suara Azlan yang menyuruhnya untuk masuk.

“Ha…ha..halo pak CEO! Aku kesini untuk meminta maaf karena telah menjulukimu karyawan spidol!” ucap Yasmin gugup dan tertunduk dihadapan Azlan.

“Apa cuma itu saja?” Tanya Azlan.

“Aku juga ingin berterima kasih karena menolongku membawa ibuku kerumah sakit waktu itu dan menolongku tadi pagi saat aku pingsan.” Kata Yasmin.

“Ini terimalah kue buatanku, sebagai tanda terima kasih!” Ucap Yasmin sambil menyodorkan sekotak kue buatannya.

Azlan bangkit dari kursinya dan mendekati Yasmin. Ia mengambil kotak itu dan membukanya. Ia terkejut melihat kue bolu kukus warna warni yag menjadi kue kesukaannya itu.

“Wah, bolu kukus!” Seru Azlan dengan mata yang berbinar-binar.

Azlan langsung melahap semua bolu kukus itu tanpa sisa sedikitpun. Kemudian ia bersendawa setelah kenyang makan 10 buah bolu kukus buatan Yasmin. Yasmin masih ada di dalam ruangan itu bersamanya.

“Jadi kau ingin minta maaf setelah menjuluki aku sebagai karyawan spidol?” Tanya Azlan.

“Iya, maaf!” Ucap Yasmin.

“Tidak semudah itu, Yasmin!” Kata Azlan.

“Hah?” Sahut yasmin.

“Lagi pula aku telah menolongmu 2 kali kan? Jadi kau harus membayarnya, hehehe.” Ucap Azlan terkekeh jahat.

“Kalau kau ingin tubuhku sebagai bayarannya, aku tak sudi!” Teriak Yasmin.

“Hei, apa kau sudah gila? Aku juga masih perjaka!” Balas Azlan.

“Jadi kau mau apa?” Tanya Yasmin.

“Karena kue buatanmu enak, berarti kau jago memasak! Dan aku mau kau membuatkan makan siang untukku selama 6 bulan berturut-turut setiap harinya.” Kata Azlan.

“Apa?” Teriak Yasmin kaget.

“Kau sudah gila ya?” Ujar Yasmin.

“Apa kau menolak?” Tanya Azlan.

“Teentu saja, dasar songong!” Sahut Yasmin berdengus kesal.

“Kalau begitu aku akan membalas penghinaanmu padaku! Aku tak akan membuatmu merasa tenang.” Ancam Azlan.

Tubuh Yasmin bergetar saat Azlan mengancam dirinya.

“Apa kau mau hidup tenang?” Bisik Azlan menakut-nakuti Yasmin.

“Hah, aku menyesal bertemu denganmu!” Ujar Yasmin pasrah.

“Hahaha!” Azlan tertawa puas karena ia merasa menang.

“Aku tidak mau menurutimu, CEO gila!” Umpat Yasmin.

“Kalau begitu tunggu aku di pengadilan, aku akan menuntutmu telah menghina diriku!” Kata Azlan membuat Yasmin tak berkutik.

“Iya, baiklah! Aku akan menyiapkan makan siang untukmu selama 6 bulan.” Ucap Yasmin pasrah sambil memijit kepalanya.

“Dandi!” Teriak Azlan.

“Siap bos!” Sahut Dandi.

“Buat surat perjanjiannya.” Kata Azlan.

“Untuk apa?’ Tanya Yasmin.

“Aku harus punya pegangan yang kuat agar kau tidak lari mengingkari janjimu.’ Sahut Azlan.

Yasmin kembali pasrah dan bahkan menyesal telah datang menemui Azlan di kantornya. Kedatangannya saat itu membuatnya malah terjebak lebih dalam bersama Azlan. setelah menandatangani kontraknya, Yasmin masih berdiri di dalam ruangan itu.

“Kenapa kau masih berdiri disini?” Tanya Azlan.

“Hei, kau pikir bahan makanan jatuh dari langit? Aku harus berbelanja!” Kata Yasmin meminta uang untuk membeli bahan makanan selama ia menyiapkan makan siang untuk Azlan.

“Ini, gunakan untuk berbelanja!” Kata Azlan memberikan sebuah kartu debit pada Yasmin.

“Huh, dasar sombong!” Umpat Yasmin sambil berlalu pergi dari ruangan Azlan.

Setelah Yasmin pergi Azlan jejingkrakan sambil tertawa puas mengerjai Yasmin.

“Bos, girang sekali!” Kata Dandi.

“Ternyata seru juga bermain-main dengannya.” Sahut Azlan.

“Cantik kan bos?” Tanya dandi.

Azlan mengangguk cepat.

 

 

*****

Saat makan malam, lagi-lagi Abrar dan Balqis menanyakan perihal Yasmin pada Azlan.

“Siapa nama calon menantu kami?’ Tanya Abrar pada Azlan.

“Apaan sih?” Ujar Azlan gondok.

“Yasmin!” Seru si kembar.

“Wah, pacarnya Aladin dong!” Sahut Chika.

Yang lain ngakak saat melihat wajah Azlan kesal.

“Semakin cepat semakin baik! Aku akan punya cucu.” Kata Balqis.

“Kita akan punya keponakan, hahahaha.” Seru Delina.

“Diam!” Teriak Azlan kesal karena terus di ledek oleh keluarganya.

Seketika semuanya diam kecuali Syifa. Syifa malah menangis.

“Maaf, kakak bukan memarahimu!” Kata Azlan mencoba untuk menenangkan Syifa yang sedang menangis.

“Aku nangis bukan karena kakak berteriak.” Sahut Syifa.

“Lantas?” Tanya Azlan.

“Valeri mengambil telur rebusku!” Tangisnya tambah kencang.

Semuanya menghela nafas melihat Syifa yang terlalu cengeng. Setelah makan malam Azlan ngumpul bersama sahabatnya namun kali ini ada Syeril (anak dari Aska). Syeril sangat menyukai Azlan. banyak cara yag ia lakukan untuk menjauhkan Azlan dari Desi saat Azlan masih menjalin kasih dengan Desi. Mereka duduk di sebuah tempat karaoke yang menjadi tempat langganan mereka. Saat Azlan datang, syeril langsung menyambutnya dengan senang.

“Kak, aku kangen sekali padamu!” Kata syeril pada azlan.

“Aku sih biasa saja!” Sahut Azlan dingin.

Azlan kurang menyukai syeril yang terlalu manja padanya. Dia menganggap syeril bagaikan pengganggu

ketenangan dirinya. Syeril mencoba segala hal agar azlan meliriknya, namun azlan selalu saja menolak semua yang syeril lakukan padanya. Azlan mengambil minuman soda yang berada di atas meja. Dia meneguk minuman itu untuk menghilangkan rasa haus di tenggorokannya.

“Azlan, aku dengar dari dandi kau punya mainan baru.” Kata geof.

“Tentu saja, seperti biasanya tanpa aku kejar dia datang sendiri.” Sahut Azlan.

“Wah, kali ini siapa?” Tanya kenzo.

“Hehehehe, yang pasti lebih cantik dari Desi!” Sahut Azlan.

Wajah Syeril berubah menjadi cemberut saat tau azlan mempunyai wanita baru di sampingnya.

“Hei, kenapa kau cemberut?” Tanya Kenzo pada Syeril.

“Bukan urusanmu!” Sahut Syeril ketus pada Kenzo.

“Dari pada cintamu bertepuk sebelah tangan dengan kak azlan, lebih baik kau denganku saja! Hehehehe.” Kata kenzo.

“Tidak mau!" Ujar Syeril.

"Huh, dasar sok cantik!” Balas kenzo kesal.

“Hei, jovanka makin cantik saja ya!” Kata Boy sambil menunjukkan ponselnya pada azlan.

“Kau berteman dengannya di medsos?” Tanya Azlan.

“Tentu saja!” Kata Boy.

“Jangan ganggu adikku! Kau itu ********.” Kata Azlan.

“Eh, sialan! Apa kau tidak ********? Berapa banyak wanita yang menangis karena kau PHP melulu?” Teriak boy kesal pada azlan.

“Salah mereka sendiri, kenapa selalu menuntutku berbuat mesum pada mereka? Aku punya

pendirian tidak akan melakukan hal mesum kecuali dengan istriku nanti.” Sahut Azlan.

“Heh, aku jadi penasaran, sampai kapan kau akan tahan dengan pendirianmu itu!” Kata Geof pada Azlan.

“Pokoknya aku tidak akan melakukan sex dengan wanita sebelum aku menikah!” Kata azlan.

“Terserah kau!" Sambung boy.

 

 

Keesokan harinya saat di kantor biasanya setiap jam makan siang ia selalu pergi ke sebuah resto untuk makan siang bersama dandi. Namun ini kali pertama azlan tidak keluar dari ruangannya.

Kkrrriiuukkk…..

“Aku sangat lapar! Dimana wanita itu?” Gumam Azlan menahan rasa lapar.

“Bos, apa perlu aku menjemputnya?’ Tanya Dandi.

“Tidak perlu, kita makan siang diluar saja!” Kata Azlan.

Saat mereka akan keluar dari ruangan, mereka melihat Yasmin berlari membawa bekal makan siang untuk azlan.

“Hoosss..hooos….hhooss, maaf aku terlambat!” Kata Yasmin ngos-ngosan.

“Aku sudah sangat lapar! Aku pikir kau mengingkari pernjanjian kita.” Kata Azlan sedikit kesal.

“Tadi aku ada tugas di kampusku, jadi aku terlambat sedikit.” Sahut Yasmin.

“Eh, benar juga, kata si kembar dia satu kampus dengan mereka.” Gumam Azlan dalam hatinya.

Azlan pun masuk kembali dalam ruang kerjanya, sedangkan dandi pergi makan siang diluar. Setelah meletakan bekal makanan itu di atas meja, Yasmin melangkah pergi keluar dari kantor itu.

“Mau kemana kau?’ Tanya Azlan pada Yasmin.

“Pulang!” sahutnya.

“Aku belum menyuruhmu pulang.” Kata Azlan dengan wajah yang tak senang.

“Jadi aku harus apa? Tugasku hanya membuatkan makan siang untukmu!” Balas Yasmin mulai kesal.

“Benarkah? Apa kau tidak baca surat perjanjian kita kemarin?” Ucap Azlan jalan mendekati Yasmin.

Yasmin masih bingung mencerna ucapan azlan.

“Aku memberikan salinannya, bukan? Maka bacalah setiap isi dari perjanjian itu.” Kata Azlan lagi.

“Kali ini aku biarkan kau pulang begitu saja! Pergilah!” Sambung Azlan tersenyum licik.

“Dasar idiot!” Umpat Yasmin beranjak pergi dari kantor Azlan.

“Hehehehe, manis sekali wajahnya kalau sedang kesal.” Gumam Azlan melirik Yasmin yang keluar dari ruang kerjanya dengan wajah yang kesal.

Azlan pun membuka bekal makan siang yang disiapkan oleh Yasmin untukunya.

“Wah, kelihatannya enak!” Seru Azlan tak sabar untuk menyantap makan siangnya itu.

Saat menyantapnya, tiba-tiba Azlan menjerit.

“Pedas!” Teriak Azlan yang tak kuat makan makanan pedas.

Karena waktu yang tak cukup untuk keluar makan siang di luar, terpaksa Azlan memakan makan siangnya yang sangat pedas itu.

Yasmin kembali ke kampusnya dengan mengendarai motor kesayangannya itu.

“Makan tuh, bubuk cabe yang banyak! Hahaha.” Gumam Yasmin senang setelah mengerjai Azlan yang menindasnya.

Yasmin sengaja memasak makanan pedas untuk Azlan. ia menaruh bubuk cabai terlalu banyak pada makanan azlan. pulang dari kampusnya, Yasmin singgah ke toko bunganya. Ia ingin melihat isi surat perjanjian yang ia tanda tangani.

“Aku letakkan dimana sih surat perjanjian itu! Aku lupa.” Gumam Yasmin mencari-cari surat itu.

Setelah ketemu ia pun membuka dan membaca isi surat perjanjian yang ia tanda tangani.

Isi perjanjian.

1.      Pihak kedua harus menyiapkan makan siang untuk pihak pertama selama 6 bulan.

2.      Pihak kedua harus menemani pihak pertama makan siang.

3.      Pihak pertama berhak melakukan apapun pada pihak kedua, jika pihak kedua melawan.

4.      Pihak kedua harus menuruti apapun yang diinginkan oleh pihak pertama.

5.      Bla…bla…bla…… semua yang menguntungkan pihak pertama.

Jika pihak kedua melanggar semua point perjanjian, maka pihak pertama berhak menuntutnya di pengadilan atau membayar denda sebanyak 5 milyar rupiah.

“Ya Tuhan! aku memang terlalu polos.” Ucap Yasmin nangis bombai.

Saat sedang meratapi nasibnya yang di tindas oleh Azlan, ponselnya berdering.

“Eh, kak Fatur.” Gumam Yasmin segera menerima telepon dari Fatur.

“Halo.” Sapa Yasmin.

“Halo, Yasmin kau sedang apa?’ Tanya Fatur yang sedang berada di Itali.

“Aku baru saja pulang dari kampus! Kau sedang apa?” Tanya Yasmin yang hatinya sedang berbunga-bunga.

“Aku sedang memikirkanmu.” Sahut Fatur yang membuat perasaan Yasmin semakin berbunga-bunga.

“Kapan kau akan kembali?” Tanya Yasmin.

“Aku belum tau pasti, paling lama setahun lagi aku akan menyelesaikan S-II ku disini.” Jawab Fatur.

“Apa kau merindukan aku, Yasmin?” Tanya Fatur.

Yasmin tersipu malu saat Fatur mengatakan itu padanya. Fatur tau kalau Yasmin malu untuk menjawabnya.

Setelah berbincang di teleponnya, Yasmin pulang kerumahnya untuk beristirahat karena besok pagi dia ada jadwal bertemu dengan dosen. Yasmin sangat sibuk di kampusnya karena dia sedang menyusun skripsinya. Di tambah lagi kewajibannya pada Azlan membuatnya semakin sibuk untuk membagi waktu.

 

Malam sebelum tidur di kediaman rumah Abrar. Abrar dan Balqis menemani chika tidur di kamarnya.

“Chika, apa kau sering masuk ke dalam kamar kak Azlan?” Tanya Abrar.

“Tentu saja!” Sahut Chika.

“Apa kau masih melihat foto Desi di kamarnya?” Tanya Balqis.

“Tidak, kata kak azlan dia tidak mencintai desi lagi! Jadi aku yang buang fotonya.” Kata Chika.

“Kau memang anak papi yang terhebat!” Sahut Abrar memuji kecerdasan putri bungsunya itu.

“Sesuai dengan apa yang kak Azlan katakan, buanglah mantan ke sarang gurita!” Sahut Chika.

Balqis dan abrar tertawa mendengar perkataan Chika.

“Papi, apa kak Azlan akan menikah?” Tanya Chika.

“Tentu saja!” Sahut Abrar.

“Dengan siapa?” Tanya Chika lagi.

“Tentu saja dengan kekasihnya.” Sahut Balqis.

“Apakah yang bernama Yasmin itu?” Tanya Chika.

“Entahlah.” Sahut Abrar.

“Aku pernah dengar kak azlan bicara di ponselnya, dia bilang akan menindas Yasmin.” Kata Chika yang tak sengaja menguping saat azlan sedang bicara dengan dandi dari ponselnya.

“Menindas?” Gumam Abrar bingung.

“Huh, seperti mu yang sering menindasku dulu.” Sahut Balqis sewot pada Abrar.

“Hehehehe, Balqis, aku mencintaimu!” Ucap Abrar mengecup bibir Balqis.

“Mami sama papi ciuman!” Ucap Chika malu-malu sembari tutup mata.

 

Pagi hari saat di kampus, si kembar melihat Yasmin yang berlari tergesa-gesa keruang dosen.

“Aku penasaran dia jurusan apa?’ Kata Melia melihat Yasmin.

“Aku juga!” Sahut Melani.

“Hehehehe, mari kita ikuti dia!” Seru si kembar mengikuti Yasmin.

Si kembar pun mencari tau tentang Yasmin di kampus. Ternyata Yasmin mengambil jurusan sekretaris di kampusnya.

“Melia, aku suka dengan Yasmin!” Kata Melani.

“Apa kau ini penyuka sesama jenis?” Tanya Melia.

“Dasar bodoh! Maksudku aku suka jika dia jadian dengan kak Azlan.” Sahut Melani.

“Aku sih yes!” Sahut Melia.

“Hehehehe, kita harus merencanakan sesuatu, bukan?” Kata Melani.

“Jadikan dia sekretaris kak Azlan.” Kata Melia.

“Kau benar!” Sahut Melani.

“Tapi bagaimana caranya?” Tanya Melia.

“Papi, akan membereskannya, hehehe.” Sahut Melani.

Melia dan Melani pergi mengunjungi Azlan di kantornya. Saat Azlan sedang meeting mereka menunggu di dalam ruang kerja Azlan. Tak lama kemudian mucul Yasmin dengan membawa bekal makan siang untuk Azlan. Betapa kagetnya mereka melihat Yasmin di kantor kakanya itu.

“Sedang apa kau?’ Tanya Melia pada Yasmin.

“Aku….aku membawa bekal makan siang untuk pak CEO!” Jawab Yasmin.

“Pppffftt, kak Azlan, lain dimulut lain di hati ya!” Gumam Melani.

“Hahaha, duduk lah sebentar! Pak CEO nya sedang rapat.” Kata Melani menarik Yasmin duduk di sofa.

“Tapi, aku harus ke toko bunga! Ada beberapa bunga yang harus aku antarkan.” Kata Yasmin menolak.

“Hei, duduklah sebentar saja!” Kata Melia memaksa.

Selang beberapa saat muculah azlan setelah selesai meeting. Azlan kaget melihat si kembar berbincang akrab dengan Yasmin. Azlan pun melirik bekal makanan yang di bawa Yasmin untuknya.

“Hei, kembar! Kalian sedang apa disini? Pergilah pulang sana.” Ujar Azlan mengusir si kembar.

“Baiklah!” Si kembar langsung berlari keluar ruangan Azlan.

“Eh, langsung nurut! Biasanya mereka selalu merampokku dulu sebelum menurutiku.” Gumam Azlan melihat si kembar ngacir begitu saja.

“Pe…permisi, aku pulang dulu!” Kata Yasmin hendak keluar ruangan Azlan.

Dengan cepat Azlan langsung menghalinginya membuka pintu ruangan itu.

“Apa kau belum membaca surat perjanjian kita, hah?” Bisik Azlan pada Yasmin.

“Hehehehe, sudah! Tapi aku harus ke toko bungaku.” Sahut Yasmin.

“Duduk!” perintah Azlan pada Yasmin.

Dengan tubuh gemetar Yasmin menuruti perkataan Azlan. Azlan mengambil bekal makan siangnya dan duduk di samping Yasmin.

“Apa ini pedas?” Tanya Azlan.

“Eh, kau tidak suka makan pedas?” Yasmin balik bertanya.

“Huh, kau ini ditanya malah balik bertanya!” Ujar Azlan kesal.

“Aku tanya ini pedas atau tidak?” Teriak azlan.

“Tidak!” Jawab Yasmin.

“Bagus.’ Sahut azlan.

Azlan pun menyantap makanan yang di masak oleh Yasmin untuknya. Sementara si kembar sedang mengintip dari lubang kunci pintu secara bergantian. Saat sedang asik mengintip, ada yang memegang bahu si kembar. Mereka pun menoleh kebelakang.

“Hehehehe, papi!” seru si kembar ketakutan melihat Abrar.

“Aedang apa kalian?” Bisik Abrar pada si kembar.

“Papi mau lihat?” Tanya Melia.

“Apa?” Tanya Abrar penasaran.

“Sini!” Ajak Melani menarik tangan Abrar untuk mengintip ke dalam dari lubang kunci tersebut.

Abrar menunduk dan ikut mengintip di lubang kunci pintu dan melihat Azlan sedang makan siang dengan ditemani oleh Yasmin yang sedang cemberut.

“Hehehehe, dia maju selangkah di depan ternyata!” Ucap Abrar terus mengintip.

Tak lama bahu abrar di colek, dan ia pun melihat ke belakang.

“Aedang apa?’ Tanya Balqis.

Abrar menarik tangan balqis dan menyuruhnya untuk mengintip.

“Wa, aku akan segera punya menantu!” Gumam Balqis.

Mereka pun secara bergantian mengintip kedalam, sementara karyawan kantor yang lain melihat mereka dengan pandangan yang sangat aneh.

Di dalam ruangan saat azlan sudah selesai makan siang.

“Baiklah, kau sudah kenyang! Aku pergi dulu.” Kata Yasmin sambil menyusun bekas makan Azlan.

Yasmin bangkit dan hendak pergi, tapi Azlan menarik tangannya dan mendudukan Yasmin di atas pangkuannya.

“Apa yang kau lakukan?” Teriak Yasmin berontak.

“Apa kau lupa dengan isi perjanjian itu? Pihak kedua harus menuruti apa yang pihak pertama inginkan.” Kata azlan mendekap Yasmin.

Azlan tak tahan melihat wajah cantik yang dimiliki Yasmin. Segera ia mencium bibir Yasmin saat itu. Yasmin

membulatkan matanya kaget saat Azlan dengan tiba-tiba menciumnya. Yasmin berontak dan mendorong tubuh Azlan dengan kuat. Setelah terlepas dari dekapan Azlan, Yasmin segera menampar wajah Azlan.

Ppllllaaakkk………..

“Kau menyebalkan!” Teriak Yasmin kesal pada azlan.

Yasmin pun berlari dan membuka pintu ruangan itu. Saat ia membukanya Abrar, Balqis dan juga si kembar jatuh tertelungkup di lantai. Yasmin kaget melihat mereka tertelungkup di lantai.

“Astaga, keluargaku memang hebat!” Gumam Azlan tepok jidad.

Mereka bangkit dan tersenyum pada Yasmin.

“Maaf, aku permisi dulu!” Ucap Yasmin langsung kabur dari kantor Azlan.

Tatapan mata keempat orang itu menatap Azlan yang duduk di sofa dengan santai.

Pplllleeettaaakkk………..

“Dasar mesum! Kau memaksanya untuk berciuman denganmu!” Ujar Balqis kesal pada tingkah putra sulungnya.

“Huh, kenapa kalian mengintipku, hah?” Teriak Azlan kesal.

“Dasar kurang ajar! Sudah salah malah kesal.” Umpat Abrar pada Azlan.

“Papi juga sama! Aku dengar dari mendiang kakek buyut, dulu papi juga sering memaksa mami.” Kata azlan membuat Abrar tak berkutik.

“Pppffftt, hahaha.” Si kembar tertawa geli mendengar perkataan Azlan mengenai masa lalu Abrar.

“Sampai sekarang dia masih suka memaksaku!” Gumam Balqis menatap Abrar.

“Iya, baiklah, aku tidak akan menyangkalnya! Aku memang punya sifat memaksa, hehehe.” Sahut Abrar

tanpa wajah berdosa.

“Kenapa kalian disini?” Tanya Azlan.

“Untuk menangkap basah dirimu yang sedang menindas Yasmin.” Sahut Balqis.

“Apaan sih?” Sahut Azlan.

“Jangan menyangkalnya lagi, kami sudah tau semuanya dari Delina! Si Dandi menceritakan semua rencanamu terhadap Yasmin, dan Delina bilang pada papi dan mami.” Kata Abrar.

"Dandi!” Teriak Azlan kesal pada asistennya itu.

Di dalam ruangannya yang hanya bersebelahan dengan Azlan, Dandi gemetaran.

“Maaf bos, aku tak tahan dengan godaan Delina yang memancingku untuk cerita semuanya.” Ucap Dandi.

Yasmin tiba di toko bunganya dan langsung duduk merangkai bunga yang sudah di pesan oleh pelanggannya. Sakura melihat wajah Yasmin yang memerah saat pulang dari kantor Azlan.

“Kau kenapa?” Tanya Sakura.

Ttidak apa-apa!” Sahut Yasmin dusta.

“Wajahmu sangat merah! Apa kau demam?” Tanya Sakura.

“tidak, aku tidak apa-apa!” sahut Yasmin.

“kita bersahabat sudah lama, kenapa kau merahasiakan masalahmu dariku?” teriak Sakura kesal.

“Hah, dia menciumku tadi.” Kata Yasmin terus terang.

“Apa?” Teriak Sakura kaget.

“Kau tau berapa lama aku menjaga bibirku untuk memberikan ciuman pertamaku untuk kak Fatur, tapi malah di rebut oleh keparat itu!” Kata Yasmin.

“Hahaha, kak Fatur kurang beruntung.” Ujar sakura.

“Aaaarrgghhh, aku sangat kesal mengingatnya tadi.” Kata Yasmin putus asa.

“Sudahlah, memang sudah takdirmu!” Kata Sakura.

Yasmin hanya menghela nafas.

“Ngomong-ngomong, apa CEO itu tampan?” Tanya Sakura.

Yasmin mengangguk.

“Setampan kak Fatur?” Tanya Sakura antusias.

“Lebih tampan CEO itu lagi.” Sahut Yasmin nangis bombai.

“Kenapa kau nangis, bodoh! Kau seharusnya beruntung di cium oleh pria tampan sepertinya.” Kata Sakura.

“Dia tampan tapi menyebalkan! Dia menipuku saat memberikan surat perjanjian itu.” Sahut Yasmin.

“Dia bukan menipumu! Tapi dia menggunakan otaknya yang cerdas, dan kau begitu polos.” Kata Sakura.

“Hah, aku ingin mati saja.” Ucap Yasmin frustasi di tindas azlan.

Terpopuler

Comments

Nuphie Brilliand

Nuphie Brilliand

somplak smua....dr ortu smpe anak2nya

2021-12-20

0

Hidayah Annisa

Hidayah Annisa

😂😂😂 bener bener keluarga somplak

2021-06-10

1

Fania Imuetz

Fania Imuetz

😆😆😆😆😆

2021-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!