Sabtu pagi dengan semangat Yasmin membuka toko peninggalan ibunya. Ia membuka semua jendela dan menata rapi bunga-bunga yang akan di jualnya. Karena belum ada pelanggan, Yasmin meminum teh hijaunya tanpa gula.
“Ibu, aku sangat rindu padamu!” Ucap Yasmin memandangi setiap sudut toko kecilnya itu.
Tak lama datang Sakura dengan membawa roti isi kesukaan Yasmin yang ia beli di pinggir jalan saat menuju ke toko bunga.
“Aku tau kau pasti belum sarapan!” Kata Sakura menyodorkan roti itu pada Yasmin.
“Kau lah sahabat terbaik aku!” Ucap Yasmin memeluk Sakura.
“Kita belum kedatangan pelanggan?” Tanya Sakura.
“Masih pagi.” Sahut Yasmin.
Mereka berdua hanya duduk sambil mengobrol di dalam toko itu. Tidak banyak pelanggan yang datang di hari itu. Hanya beberapa orang yang membeli bunga di toko tersebut. Hari menjelang siang, perut keduanya sudah mulai keroncongan.
“Aku sangat lapar.” Kata Sakura.
Yasmin mengeluarkan beberapa makanan yang ia masak sebelum pergi membuka tokonya. Ia meletakkan di atas meja.
“Wah, kau masak?’ Tanya Sakura.
“Iya! Aku mempersiapkannya untuk kita makan siang.” Kata Yasmin.
“Kau masak, tapi tidak sarapan! Aneh.” Sahut Sakura.
Mereka pun menyantap makan siangnya dengan lahap. Sangking asiknya menyantap makan siangnya, mereka tak mendengar suara langkah kaki seorang pria yang kini berdiri di hadapannya.
“Mana makan siangku, Yasmin?” Tanya Azlan yang tiba-tiba datang ke toko bunga Yasmin.
“Hei, ini kan hari libur, aku libur juga dong!” Sahut Yasmin.
“Apa di perjanjian itu tertulis seperti yang kau bilang?” Tanya Azlan langsung duduk.
Yasmin menggeleng.
“Baiklah kalau begitu aku makan saja makanan yang ada di meja ini.” Kata Azlan langsung menyantap makanan di piring Yasmin.
“Hei, itu punyaku!” Teriak Yasmin.
“Aku tak perduli! Aku lapar!” Ujar Azlan terus saja makan.
Sakura bengong melihat ketampanan azlan yang tanpa rasa jijik makan di piring Yasmin.
Beberapa menit kemudian.
“Wah, kenyang!” Seru Azlan mengelus perutnya.
“Aku suka masakanmu.” Ucap Azlan dengan senyuman manisnya.
Wajah Yasmin memerah saat Azlan memuji makanannya.
“Baiklah, aku sudah kenyang! Aku pergi dulu, bye!” Kata Azlan melangkahkan kakinya menuju pintu.
Tiba-tiba langkah Azlan terhenti dan langsung mundur kembali kedalam. Yasmin dan Sakura bingung melihat Azlan seperti orang gelisah.
“Ada apa?’ Tanya Yasmin pada Azlan.
“Cepat sembunyikan aku!” Kata Azlan.
“Kenapa?” Tanya Yasmin bingung.
“Jangan banyak tanya, atau aku akan membuatmu hamil segera mungkin!” Ancam Azlan yang sudah kalang kabut.
Yasmin ketakutan saat mendengar Azlan mengancamnya, ia pun mengarahkan Azlan untuk masuk kedalam ruangan sempit untuk menyimpan barang.
“Wah, ramai pelanggan!” Seru Sakura.
Yasmin melihat pelanggan yang berjumlah 11 orang tersebut. Mereka adalah adik-adiknya Azlan yang datang untuk mendekati Yasmin dengan cara berura-pura untuk menjadi pelanggan di toko bunga Yasmin.
“Selamat datang.” Ucap Yasmin pada mereka semua.
“Halo!” Seru semuanya pada Yasmin.
“Eh, bukannya kau adiknya pak CEO?” Tanya Yasmin pada si kembar.
“Kami semua adalah adik dari CEO bodoh itu.” Sahut Chika.
“Apa?” Teriak Yasmin dan Sakura kaget.
Mereka berdua tak menyangka kalau Azlan mempunyai 11 adik perempuan.
“Apa kau tau betapa beruntungnya dia memiliki adik perempuan sebanyak ini?” Bisik Sakura pada Yasmin.
“Hehehe, dia pasti sangat beruntung!” Sahut Yasmin.
“Eeeemmm, baiklah! Apa kalian ingin membeli bunga?” Tanya Yasmin ramah.
“Kami ingin menjadikanmu kakak ipar kami!” Sahut Chika polos.
Si kembar langsung menutup mulut Chika.
“Hahahaha, adik kami memang polos ya.” Kata Melia pada Yasmin.
“Hhhuuuwwwaaaa!” Terdengar tangisa Syifa.
“Kenapa?” Tanya Yasmin panik.
“Jariku berdarah!” Sahut Syifa.
“Oh, pasti tertusuk duri mawar.” Kata Yasmin.
“Sini aku obati!” Ajak Sakura pada Syifa.
“Hhaaacciiiooo……hhaaccciioo.” Jovanka bersin-bersin.
“Hai, apa kau alergi serbuk bunga?” Tanya Yasmin.
“Iya!” Sahut Jovanka.
“Ini, pakailah masker ini agar kau tidak terhirup serbuk bunga..” Kata Yasmin menyodorkan masker pada Jovanka.
“Terima kasih kakak ipar.” Ucap Jovanka.
“Apa?” Ucap Yasmin kaget.
Delina langsung membekap mulut Jovanka.
“Hahahaha, adikku ini sedikit gila!” Kata Delina asal bicara agar Yasmin tak curiga dengan tujuan mereka mendekati Yasmin.
“Hei, siapa yang gila, hah?” Teriak Jovanka kesal pada Delina.
Suara riuh ricuh terdengar jelas di dalam toko bunga yang kecil itu.
One hour later.
Didalam ruangan sempit Azlan hanya bisa menumpat 11 adik perempuannya yang datang mendekati Yasmin.
“Sialan, hampir sejam aku disini! Kapan mereka akan pulang sih?” Ujar Azlan di ruangan sempit itu.
Tak lama kemudian, Yasmin pun menghampiri Azlan yang masih bersembunyi di ruangan sempit itu.
“Eh, mereka sudah pergi?” Tanya Azlan.
“Sudah.” Jawab Yasmin.
Azlan pun keluar dari ruangan yang sempit itu. Sebelum ia pergi dai toko itu ia memperingatkan Yasmin untuk menyiapkan makan siangnya besok. Yasmin hanya pasrah saat Azlan terus saja menindasnya.
Sore harinya Yasmin pergi berbelanja keperluan bahan makanan untuk Azlan. Di supermarket itu Yasmin melihat Luisa yang sedang mengawasi beberapa pekerjanya. Yasmin teringat kepada Luisa, wanita bule yang menikah dengan pria sederhana pada saat Yasmin masih kecil.
“Halo!” Sapa Yasmin pada Luisa.
“Hai, apa ada keluhan saat kau belanja disini?” Tanya Luisa ramah padanya.
“Oh, bukan! Aku sangat senang belanja di supermarketmu ini.” Kata Yasmin.
“Syukurlah.” Sahut Luisa.
“Aku sangat suka melihat wajahmu yang bule itu.” Kata Yasmin.
“Be…benarkah?” Tanya Luisa terkejut.
“Iya! Aku masih ingat saat aku menghadiri pesta pernikahanmu waktu itu, kau cantik sekali.” Kata Yasmin.
“Terima kasih! Aku yakin kau pasti masih kecil saat itu.” Kata Luisa.
“Iya, aku masih berusia 4 tahun! Sejak saat itu aku mempunyai keinginan untuk menikah dengan pria yang sederhana seperti suamimu.” Kata Yasmin.
“Oh, kau sangat manis!” Ucap Luisa.
Setelah selesai belanja Yasmin kembali kerumahnya. Ia meletakkan barang belanjaannya ke dalam kulkas yang sudah kosong. Seketika ia teringat kenangan saat orang tuanya masih bahagia bersama.
“Aku sangat ingat kalau ayah dan ibu selalu mengajakku kemanapun mereka pergi! Aku sangat bahagia saat itu. Setelah ibu terusir dari rumah dan ayah membawa ibu tiri untukku, kehidupan bahagia seakan musnah begitu saja dari hidupku.” Gumam Yasmin seraya menghapus air matanya yang mengalir.
Tangisannya terhenti saat terdengar suara ketukan pintu dari rumahnya. Yasmin pun membuka pintanya dan matanya seketika terbelalak melihat Azlan di depan pintu rumahnya.
“Kau?” Ucap Yasmin melihat Azlan.
Azlan langsung menerobos masuk kedalam rumah Yasmin dan langsung duduk di sofa.
“Rumahmu kecil, tapi sangat teduh ya!” Kata Azlan melihat sekeliling rumah Yasmin.
“Siapa yang menyuruhmu masuk, hah?” Teriak Yasmin.
“Aku lapar, jadi aku memutuskan untuk makan masakanmu disini.” Kata Azlan.
“Hei, perjanjian kita hanya pada siang hari bukan malam hari.” Kata Yasmin.
“Cepat keluar!” Kata Yasmin mengusir Azlan.
“Apa kau lupa? Pihak kedua harus menuruti apa yang diinginkan dari pihak pertama, hehehehe.” Ujar Azlan tertawa menang.
“Aaaarrgghhh, aku bisa gila sebelum 6 bulan!” Teriak Yasmin begitu frustasi menghadapi Azlan.
“Baiklah, jika kau menolak! Kita akan bertemu di pengadilan.” Kata Azlan mengancam sambil beranjak pergi.
Yasmin menarik baju kemeja Azlan.
“Baiklah, aku akan masak untukmu.” Kata Yasmin tersenyum paksa pada azlan.
“Gadis bodoh! Senyumannya terpaksa.” Gumam Azlan dalam hatinya.
Yasmin pun mulai masak di dapurnya dan azlan berdiri di sampingnya dan menatap Yasmin.
“Kau tinggal sendirian?” Tanya Azlan.
“Iya, ibuku sudah meninggal jadi aku sendirian.” Jawab Yasmin.
“Dimana ayahmu?” Tanya Azlan pura-pura tak tahu.
“Mati!” Sahut Yasmin kesal.
“Oh.” Ujar Azlan.
“Kapan kau akan lulus kuliah?” Tanya Azlan lagi.
“2 bulan lagi!” Sahut Yasmin singkat.
“Setelah itu?” Tanya Azlan.
“aku akan bunuh diri!” Jawab Yasmin asal bicara.
“Apa?” Teriak Azlan kaget.
“Ya cari pekerjaan lah.” Sambung Yasmin.
“Hah, kau membuatku jantungan saja!” Kata Azlan bernafas lega.
Setelah selesai masak mereka pun makan di meja yang sama. Azlan menyantap makananya dengan sangat lahap.
“Hei, kau ini rakus apa doyan?” Tanya Yasmin.
“Makananmu sedap!” Seru Azlan mengacungkan jempolnya.
“Tentu saja.” Sahut Yasmin penuh percaya diri.
“Buatkan aku bolu kukus warna warni.” Kata Azlan.
“Iya.” Sahut Yasmin.
Saat Azlan keluar dari rumah Yasmin, ia tak menyadari kalau Abrar dan Balqis sedang mengintainya.
“Hehehehe, kita akan segera punya cucu.” Kata Abrar berpelukan dengan Balqis.
Balqis dan Abrar melihat Azlan sudah melajukan mobilnya menjauh dari rumah Yasmin.
“Balqis, apa kau tau, yasmin itu adalah anak dari tuan Teo?” Tanya Abrar.
“Eh, kenapa dia tinggal dirumah sekecil ini? Tuan Teo kan kaya!” Sahut Balqis.
Lalu Abrar menceritakan semua tentang kehidupan Yasmin dan ibunya yang ia peroleh dari dandi asisten azlan.
“Oh, dia sangat malang.” Ucap balqis iba pada Yasmin.
“Tapi dia wanita yang kuat! Dia pantas jadi menantu kita.” Kata Abrar.
“Kau benar.” Sahut Balqis.
“Aku memang sangat benci pelakor! Gara-gara tingkah jalangnya itu membuat Yasmin kehilangan kebahagiaanya.” Ujar balqis kesal pada ibu tiri yasmin.
“Kenapa kau yang kesal?” Tanya Abrar.
“Tentu saja, para pria memang selalu seenaknya saja dengan wanita.” Kata Balqis.
“Jika itu terjadi padamu, apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan membunuh pelakor itu?” Tanya Abrar menggoda Balqis.
“Kalau itu terjadi padaku, maka aku akan memotong burungmu dan akan aku lempar untuk santapan bebek.” Kata Balqis dengan judesnya.
“Kalau kau memotongnya, kau tidak akan menikmatinya lagi, hehehehe.” Kata Abrar.
“Diamlah, dasar genit! Kau sudah tua, sebentar lagi kita akan punya cucu! Berhentilah berbuat mesum padaku.” Ujar Balqis.
“Aku mencintaimu, wanita judes!” Ucap Abrar pada Balqis.
“Ayo kita pergi dari sini!” Ajak Balqis.
*****
Seperti biasanya Yasmin mengantar makan siang untuk Azlan dan kali ini sekaligus dengan bolu kukus pesanan Azlan padanya. Saat menuju kesana jalanan macet karena ada kecelakaan lalu lintas di jalan raya menuju kantor Azlan.
Di kantornya azlan sudah kelaparan dan sesekali menatap jam di tangannya. Tak lama masuk Desi ke dalam ruangannya. Desi langsung masuk dan memeluk Azlan yang sedang duduk menunggu Yasmin.
“Sayang, aku rindu padamu!” Ucap Desi dengan pakaian minimnya.
“Lepaskan aku, Desi!” Bentak Azlan.
“Sayang, ada apa? Kau tidak merindukan aku?” Tanya Desi terus bergelayut pada Azlan.
“Tidak.” Sahut Azlan mencoba melepaskan pelukan Desi.
“Kenapa?” Tanya Desi bermanja-manja.
“Karena kau bukan kekasihku lagi, untuk apa aku merindukanmu? Dasar aneh!” Jawab Azlan.
“Aku masih kekasihmu! Kita tidak akan pernah berpisah, kita menjadi sepasang kekasih sejak kita masih SD.” Kata Desi.
“Aku tak perduli! Kau berkhianat dariku, Desi! Apa kau lupa saat kau berciuman dengan temanku, hah?” Teriak Azlan kesal.
“Saat itu aku sangat khilaf, sayang! Aku mohon maafkan aku.” Kata desi.
“Pergilah! Aku muak memaafkanmu.” Teriak Azlan lagi.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Azlan pun menyuruhnya masuk.
“Maaf, aku terlambat!” Kata Yasmin pada Azlan.
Yasmin terkejut melihat Desi begitu pula sebaliknya.
“Apa yang kau lakukan di kantor kekasihku? Kau kurir bunga itu kan?” Ujar Desi kepada Yasmin.
“I…iya!” Sahut Yasmin.
“Apa yang kau bawa itu?” Tanya Desi melihat bekal makanan untuk Azlan.
“Makan siang pak CEO.” Jawab Yasmin takut kepada Desi.
“Apa maksudnya? Kau mencoba menggoda kekasihku, hah?” Teriak Desi pada Yasmin.
Yasmin semakin ketakutan mendengar teriakan Desi padanya.
“Cukup!” Teriak Azlan.
Yasmin dan Desi kaget mendengar Azlan berteriak kesal.
“Letakkan makan siang ku di atas meja!” Kata Azlan pada Yasmin.
Yasmin pun melakukan apa yang Azlan perintahkan padanya. Setelah itu Yasmin beranjak pergi dari ruangan Azlan, namun langkahnya di hentikan oleh Azlan yang menarik tangannya.
“Mau kemana kau?” Tanya Azlan pada Yasmin.
“Pulang!” Sahut Yasmin masih gemetar.
“Duduk!” Bentak Azlan pada Yasmin.
Yasmin langsung duduk di sofa yang ada di ruangan Azlan.
“Kau pergilah!” Kata Azlan pada Desi.
“Apa?” Desi terkejut mendengar Azlan mengusirnya.
“Aku sudah mengakhiri hubungan kita setelah kau mengkhianati aku! Jadi kau tidak ada urusan apapun lagi denganku! Apa kau mengerti?” Azlan kembali berteriak pada Desi.
“Kau sangat membosankan, Azlan! Makanya aku memilih untuk selingkuh darimu!” Kata Desi.
“Apa kau tau, prinsipmu itu sangat membosankan!” Kata Desi lagi dan kemudian ia pun pergi meninggalkan ruangan Azlan.
“Brengsek!” Umpat Azlan kesal.
Lalu azlan melihat Yasmin yang gemetar ketakutan padanya. Ia pun mendekati Yasmin dan duduk di sampingnya. Azlan membuka bekal makan siangnya dan menyantap makanan yang di bawa oleh Yasmin. Setelah kenyang makan, azlan membuka kotak yang berisi kue kesukaannya itu. Ia kembali menyantap kue itu tanpa sedikitpun bicara pada Yasmin yang masih duduk gemetar di sampingnya.
“Hah, perutku seakan mau meletus!” Ucap Azlan mengelus perutnya yang kekenyangan makanan.
Tak ada sahutan dari Yasmin, ia menoleh kesamping dan melihat Yasmin masih gemetar.
“Astaga, kau masih gemetar?” Tanya Azlan pada Yasmin.
Bukannya menjawab, Yasmin malah menangis.
“Hei, kenapa kau menangis?” Tanya Azlan bingung.
“Aku merusak hubunganmu dengan kekasihmu.” Kata Yasmin.
“Aku sudah lama putus darinya, dia saja yang tak terima aku putuskan!’ Sahut Azlan.
“Be…benarkah? Bukan karena salah paham padaku?” Tanya Yasmin.
“Iya.” Sahut Azlan.
“Hah, syukurlah!” Ucap Yasmin bernafas lega.
Hening….
“Hei, kenapa kau putus dengannya? Dia sangat cantik.” Kata Yasmin ingin tahu.
“Dia pengkhianat!” Sahut Azlan dengan entengnya.
“Oh, pantas saja waktu itu dia mesra dengan pria lain saat membeli bunga di toko ku.” Kata Yasmin.
“Kau melihatnya juga?” Tanya azlan.
“Sering! Bahkan prianya ganti-ganti.” Sahut Yasmin.
“Hah, apa prinsipku menjadi masalah bagi wanita?” Tanya Azlan.
“Apa? Apa prinsipmu?” Tanya Yasmin.
“Aku punya prinsip, aku hanya akan berhubungan sex dengan istriku saja!” Kata Azlan.
“Apa itu menjadi masalah bagi wanita?” Tanya Azlan kesal.
“Hihihhihhi, aku tak yakin kau masih perjaka!” Kata Yasmin melirik burung pipit Azlan.
Seketika kejahilannya menyeruak ingin mengerjai Yasmin..
“Hehehehe, apa kau mau mencobanya?” Tanya Azlan menatap Yasmin.
Pppplllaaaaakkk…….
“Mati aja kau sana!” Teriak Yasmin langsung kabur dari ruangan Azlan.
Bukannya marah karena sering di tampar Yasmin, Azlan malah tertawa geli. Setelah kepergian Yasmin, Azlan melanjutkan pekerjaannya di kantor. Sementara Yasmin kembali ke kampusnya untuk menyelesaikan skripsinya.
Malam hari Azlan kembali dari kantornya dan langsung duduk di meja makan bersama keluarganya. Saat menyantap makan malam, Abrar dan Balqis menyindirnya.
“Aku pikir, makan malam di luar lebih enak dari makan malam di rumah ini!” Kata Abrar menyindir Azlan yang selalu makan masakan Yasmin di luar..
Azlan yang tak mengerti terus saja makan dengan lahap.
“Iya, apalagi kalau makanannya itu buatan dari sang kekasih!” Sahut Balqis ikut menyindir Azlan.
Azlan tetap makan.
“Apa masakan kak Yasmin sangat enak?” Ujar Chika yang membuat Azlan tersedak.
Semuanya tertawa melihat Azlan tersedak makanan. Azlan langsung minum dan melanjutkan makannya lagi.
“Kak, besok malam aku ikut makan malam dirumah kak Yasmin ya!” Pinta Chika pada Azlan.
“Makan makananmu, atau aku pukul kau pakai sendok!” Ujar Azlan kesal pada adik bungsunya itu.
Si chika bukannya takut ancaman sang kakak, dia malah cengengesan saja.
Setalah selesai makan malam, azlan membersihkan dirinya di kamar mandi dan kemudian berbaring di ranjangnya.
“sial, papi dan mami pasti mengintaiku saat aku kerumah Yasmin!” Gumam Azlan yang mengerti tabiat orang tuanya.
“Tapi jika dibandingkan dengan Desi, cantikan si Yasmin lagi! Yasmin itu cantiknya parah banget.” Gumam Azlan lagi.
“Hehehehehe, jadi pengen kawin!” Ucap Azlan dengan konyolnya mengingat wajah Yasmin yang sedang di tindasnya.
Pagi hari Yasmin sibuk mengurusi skripsinya di kampus. Ia terlihat sangat sibuk sehingga ia tak sempat untuk membuka toko bunganya hari itu. Ia melihat jam sudah menunjukan pukul 11 siang. Ia bergegas pulang kerumah untuk memasak makan siang Azlan. Saat sedang memotong bahan makanan yang akan dimasaknya, tetangga dari tokonya menghubunginya dan mengatakan kalau dia harus segera melihat tokonya itu.
Dengan penuh tasa khawatir ia pun pergi melihat toko warisan ibunya itu. Air matanya mengalir saat ia melihat toko bunganya hancur dan bunga-bunga dagangannya rusak berhamburan.
“Apa yang terjadi?” Ucapnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
✨ Bunda APutQi 🌻
Biasa wehhh kagetnya bapak Azlan... 🤭🤭🤭
2022-08-07
0
Siti Fatimah
ksian si Yasmin
2021-08-01
0
Herda Lia
si Desi itu yg ngerusak
2021-06-21
0