Si Culun Kesayangan Preman Kampus! Ivan House!

Ivan House!

Ilona menghentikan motornya di depan sebuah rumah sederhana yang pernah ia datangi, Ilona turun dari motor lalu berjalan menuju pintu rumah sembari melepas helm full facenya.

Dengan dua kali ketukan pintu rumah itu sudah langsung terbuka, menampakkan seorang pria manis dengan kacamata yang melekat pada wajahnya.

Ivandra Ganeswara

Rajin banget, jam segini udah datang.

Ilona Jeevikan Ghalian

Ntar gue telat salah, ini gue awal-awal juga salah. Mau lo apa?

Ivan terkekeh mendengar Ilona yang menggerutu, lalu pria itu mempersilakan Ilona untuk masuk ke dalam rumahnya.

Ivandra Ganeswara

Bentar aku ambil air minum dulu.

Ilona Jeevikan Ghalian

Gue ikut.

Ivandra Ganeswara

Loh? Kamu duduk aja, biar aku nyiapin semuanya.

Ilona Jeevikan Ghalian

Gapapa, gue ikut.

Ivandra Ganeswara

Yaudah, ayo.

Ivan berjalan di depan dan Ilona di belakang mengikuti pria itu, hingga mereka sampai di sebuah dapur seadanya yang jauh dari kata rapi. Walau begitu, dapur ini tetap bersi meski banyak perabot yang di letakkan di sembarang tempat karna lemari sudah tak muat.

Ivandra Ganeswara

Maaf ya, dapur aku gak rapi kaya dapur di rumah kamu. Maaf kalo bikin kamu gak nyaman.

Ilona langsung menoleh kearah Ivan dan menggeleng dengan kuat.

Ilona Jeevikan Ghalian

Kenapa lo mikir gitu? Gak kok, gue nyaman di sini.

Ivandra Ganeswara

Makasih ya Ilona, biar aku siapin minumannya dulu...

Ilona dan Ivan bekerja sama untuk membuat cemilan dan minuman selama mereka kerja kelompok, sangking asyiknya. Mereka tak sadar bahwa di luar mulai terasa rintik-rintik dari air hujan.

Ivandra Ganeswara

Eh, hujan ya?

Ilona Jeevikan Ghalian

Iya nih, kenapa Van?

Ivan langsung mengambil beberapa baskom dan beranjak pergi dari dapur, namun tiba-tiba Ilona menahannya untuk pergi.

Ilona Jeevikan Ghalian

Mau kemana? ngapain bawa baskom segala?

Ivandra Ganeswara

Biasanya di ruang tamu bocor kalo hujan, dan bocornya banyak... kadang sampai bikin kursi basah.

Sebenarnya perkataan Ivan adalah kalimat yang menyedihkan, namun pria itu masih sempat-sempatnya tersenyum pada Ilona seakan tak terjadi apa-apa.

Ivandra Ganeswara

Udah ya, aku mau naruh baskom ini dulu. Kamu lanjut aja bikin cemilannya.

Ivan pergi meninggalkan Ilona di dapur sendirian, dan selama Ivan ada di ruang tamu Ilona berpikir tentang hidup Ivan selama ini. Sendirian, bahkan ia berdiri sendiri dengan kakinya.

Tidak ada yang membantunya untuk berdiri, namun ia mampu berdiri tegap di atas bumi yang kejam ini.

Ilona Jeevikan Ghalian

Aslinya lo kuat banget ya Van... (Gumam Ilona sembari tersenyum tipis)

Ivandra Ganeswara

Ilona! Kita gak bisa kerja kelompok di ruang tamu...

Ilona Jeevikan Ghalian

Terus bisanya di mana Van?

Ivandra Ganeswara

Di kamar aku, gapapa kan?

Ilona yang sedang memegang spatula penggorengan mengangguk sembari tersenyum, ia justru senang bisa melihat seperti apa kamar mahasiswa mandiri seperti Ivan.

Ivandra Ganeswara

Udah semua?

Ilona Jeevikan Ghalian

Iya.

Ivandra Ganeswara

Bawa ke kamar aku, ayo.

– Bersambung –



