Aku Anak Pertama | Eunseok
I am the first child | 01
Leo
kamu itu ga bener banget jadi kakak!
Jack
Aku ga ngelakuin apa-apa pa...
Leo
GA NGELAKUIN APA?!, HARUSNYA KAMU JAGA YANG BENER ADIK KAMU, LIAT ANTON JADI BERDARAH LUTUTNYA
Jack
Aku kan ga mungkin selalu jagain dia pa..., aku punya kesibukan lain.
Irene
tetap kamu salah ya Jack, kamu masuk kamar!.
Anton
gapapa ma..., udah ma ga usah marahin abang
Irene
dia pantas mendapat kan itu
Jack pergi dari ruang keluarga itu, dengan muka datar dan dingin yang siapapun melihatnya mengerti bahwa ia tak peduli, namun dilubuk hati paling dalam, Jack sangat sakit hati karena ia selalu disalahkan. Jack menaiki tangga terlihat ada dua orang sepupu dekat nya, menatap tajam kearah Jack.
Taro
Kau manusia kah?, tak punya rasa bersalah, liat Anton sampai begitu
Sean
Jadi kakak kok ga becus!
Ucap Sean sambil berdecih, lalu mereka berdua meninggal kan Jack sendiri di lorong lantai dua, Jack masih setia dengan wajah datarnya, kedua tangannya dimasukkan kedalam saku jaket dan berjalan menuju kamar nya yang diujung.
Pintu bercat warna hitam terbuka lalu tertutup sedikit kencang, Brukk!, Jack langsung mengunci pintu kamarnya, badannya terjatuh duduk, menundukkan kepalanya, tak ada suara atau tubuh bergetar hanya sebuah kristal bening yang turun dari matanya, satu persatu turun, matanya yang tadi dengan tatapan dingin berubah menjadi berair, matanya memanas, tertutup perlahan tanpa ada suara dan getaran tubuh, ia sudah terbiasa menangis dalam diam.
Jack mengusap kasar air matanya, berdiri membuka jaketnya lalu mengantungi di tempat gantungan bajunya. Jack berjalan ke king bed nya dan melemparkan dirinya ditempat empuk yang terbalut sprei berwarna putih polos. Jack baru saja ingin menggampai mimpi indahnya, ttok tok ttok pintu diketuk cukup pelan namun tetap membuat mata Jack terbuka lagi. Bangun dari tidurnya dan berjalan kearah pintu, membuka pintu yang sudah dibuka kuncinya..., perlahan pintu hitam itu terbuka.
Kenzo
Nih, coca cola lu, sisa 1 dari 5 tadi, buat Sean, gw, Vincent, anton.
Gumam Jack pelan namun masih terdengar oleh Kenzo
Brukk!!, Pintu tertutup dengan keras, Kenzo hanya bisa diam menatap pintu hitam itu, sedih, marah, kecewa tercampur dalam benak Kenzo, ia akhirnya memilih pergi dari depan kamar Jack menuju ruang keluarga, bergabung dengan yang lain, meski didalam benaknya terpikir 'apakah Jack marah?', seumur hidup Kenzo ia tak pernah melihat Jack marah, ngambek, nangis, sedih, bahagia, tak pernah, mukanya selalu datar dan dingin, menunjukkan bahwa ia tak peduli siapapun ia hanya peduli dirinya sendiri.
Kenzo sampai di ruang keluarga, bergabung dengan Taro, Sean, Steven, Vincent, dan Anton disana.
Steven
Suara apaan dah tadi keras amat?
Vincent
Ho'oh, lu nyenggol sesuatu?
Kenzo
Ga, pintu Bang Jack ditutup
Sean
Gw ga pernah liat dia kek gitu
Kenzo
Tadi gw liat muka habis bangun tidur
Vincent
Kesel diganggu kali, biasanya gitu kan?
Taro
Yaudah ngapain peduliin dia aelah
Steven
udah berisik, itu setannya mau keluar bentar lagi
Mereka akhirnya diam mencoba fokus menonton film horor terbaru tahun ini.
Setelah menutup pintu dan kembali mengunci pintu, Jack tak bisa tidur kembali matanya masih terjaga menatap langit-langit kamarnya yang berisi bintang yang bisa nyala di dalam kegelapan, pemberian dari sahabat nya. Kamar Jack cukup remang, Jendela ditutup dan gorden berwarna hitam menjaga jendela itu dari cahaya luar, pintu tertutup rapat, lampu tidur berwarna putih kekuningan, membuat suasana kamar itu sedikit menyeramkan, namun ya Jack tak peduli ia juga sudah biasa toh.
Jack
Kenapa aku begitu, harusnya aku tutup pelan pintu itu, astaga sialan.
Jack
apa yang ku harus lakukan?, bermain game lagi?, oh astaga lukisan ku belum selesai!
Jack bangun, mulai bersiap-siap untuk melukis lagi, entah apa kabar dengan paru-paru Jack mengechat diruangan tertutup seperti itu, ia tau ini siang hari, ia tak pernah membuka jendela dan pintu balkon, kecuali malam hari karena tak ada yang melihat nya dan semua sudah tertidur lelap. Jack kembali menggores kuasnya di canvas 30x40 itu, cat berwarna hitam ia goreskan, dengan sedikit cat berwarna merah sebagai detailnya.
Sekitar 1 jam lebih Jack berkutat dengan lukisannya, sekarang telah jadi Lukisan ke 100 nya, ya dia menghabiskan waktu setiap tahun dengan cara melukis, karena kerjaan Jack selalu di dalam kamar sejak kecil, tak pernah keluar kecuali makan, dan sekolah. Sungguh Aneh.
Lukisan dirinya sendiri memaki pakaian berwarna hitam,Kemeja hitam, celana hitam, dengan kain menutup mata yang berwarna hitam, rambutnya yang berantakan, kulitnya yang pucat, pipinya yang terluka dengan darah sedikit keluar dari pipinya, bibirnya yang berwarna merah muda dengan memar di sudut bibirnya, lukisan itu mengartikan dirinya selama ini, kegelapan, kesepian, rasa sakit yang membuat nya sudah tak memiliki rasa lagi, dia beranggapan bahwa dia bukan manusia lagi.
Tting, bunyi notifikasi dari HP Jack, HP dengan merek S*ms*ung S23 keluaran terbaru yang ia beli dengan bekerja sebagai pegawai Cafe dekatnya sekolah, keluarganya tak ada yang tau, bagaimana mau tau dia aja tak dianggap, uang yang diberikan oleh keluarganya tidak cukup untuknya maka dari itu dia bekerja, Keluarganya pun tidak tau HPnya sudah ganti karena dia tak pernah membuka HP di depan keluarganya.
Jack
Lumayan lah buat makan ini, bisa mati gw makan dirumah ini
Jack
makanan kalau ga ikan, udang, cumi, ya hal lain, alergi gw bisa tambah parah, ini mah bunuh diri perlahan di rumah ini gw, oh iye obat alergi juga abis beli deh
Jack membereskan alat lukisannya, menaru lukisannya di ruangan kecil kamarnya, tak ada yang tau ruangan itu, kebetulan Kamarnya paling pojok dia dapat tempat lebih, ga cukup besar sebesar kamar kecil lah, ia mengganti baju, ya bajunya udah bau cat, ia membuka lemari terlihat banyak baju tapi lebih mendominasi warna hitam, karena favorit nya, ia mengambil satu baju polos celana panjang berwarna hitam dan jaket baseball yang ada di gantungannya. Jack menyemprotkan parfum coffee yang sudah menjadi ciri khasnya, ia mengambil dompetnya..., menaru tas ransel di meja belajarnya, tas ransel kesayangannya yang selalu membawa hal apapun yang ia beli di luar agar tak diketahui keluarganya, kalau keluarganya tau habis dia di hajar.
Jack
Bye kamar ku, aku akan mengunci mu tak ada yang boleh tau apapun yang ku punya.
Jack melangkah keluar dan mengunci pintunya, berjalan turun melewati tangga dan melewati ruang keluarga yang dimana ada adik-adiknya dan sepupu dekat mereka. Jack mengabaikan mereka, bersikap tak peduli sama sekali.
Steven
Eoh Jaket ku?!, Kau yang mengambil huh?!!
Jack terdiam, menatap datar Steven, Jaketnya yang benar saja!, ia membelinya dengan uang nya sendiri, ini anak!
Jack
Aku bukan pencuri mengambil barang orang lain.
Dingin Jack kembali melangkah jalan kepintu luar.
Irene
Ya Jackk!, kau mengambil jaket adik mu?, kembalikan itu!
Decak Jack kesal, membuka paksa jaketnya, mengambil dompet di jaketnya, melempar jaket itu ke lantai dengan kesal, lalu melangkah keluar dari rumahnya tanpa sepatah kata pun.
Vincent
Kau yakin jaket mu??, terlihat beda
Steven
sebentar aku kekamar dulu.
Kenzo
Jaket mu di gantungan belakang dekat taman, kau yang menaru nya disitu bukan?
Taro
Astaga kau ceroboh sekali Steven, ini sedang hujan
Steven
Astaga bagaimana ini Ma?
Irene
Astaga..., ya sudah biarlah
Sean
kenapa tidak menyusulnya, ia bisa sakit karena hujan cukup deras
Irene
Ini hujan, tidak usah.
Sean
Karena itu tante, Jack kan manusia bisa sakit...?
Steven
*Batin ; Tuhan apa yang kulakukan... *
Anton
Kau tau dia mau kemana?
Anton
kita ga tau dia mau kemana kan...
Irene
Nah yang dibilang Anton benar
Jika Ada Typo, maafkan ya geyss
Comments