Aku Anak Pertama | Eunseok
Together forever | 08
Sean
Kenapa kau selalu tak punya ekspresi?
Sean
kau tak memiliki Alexithymia kan?
Sean
kondisi orang yang tak mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya..., kau tak begitukan?
Jack
karena hanya itu yang bisa ku lakukan untuk menyelamati diriku sendiri.
Sean
Kau begitu kesakitan..., sendiri
Sean
Kau sekarang bisa bersandar di bahu ku
Sean
Kalau begitu lupakan hal itu sekarang kita BERMAINNNN!!!
Sean menarik tangan Jack untuk berdiri, Jack berdiri dengan terpaksa, Sean berlari menarik Jack, mereka berdua berlari menuju air pantai, betis mereka merasakan ombak air yang menabrak kaki mereka, dingin rasanya, Jack hanya bisa diam.
Jack
Nanti saja, kau mau bermain bukan?
Sean sedikit melemparkan air dari tangannya, baju yang digunakan Jack sedikit basah karena ulah Sean, tak lama Jack juga membalas siraman kecil ke Sean, kini mereka bermain perang air, Jack tertawa dan begitu juga Sean yang pertama kali melihat tawa Jack, dia bahagia dan juga Jack merasakan bahagia disini. Jack dan Sean sekarang sudah basah kuyup mereka saling dorong mendorong dan bermain air dengan seru, Jack berlari ke pinggir pantai dan disusul Sean dibelakang Jack, mereka masih tertawa bersama, rasa bahagia dia hati mereka berdua berbunga-bunga, kembali mereka bermain kejar-kejaran, Jack yang mengejar Sean lalu, mereka berdua terjatuh ke pasir yang lembut menatap langit yang masih pagi, sekujur tubuh mereka basah, beberapa pasir menempel ditubuh mereka karena mereka yang merebahkan diri di pasir. Tersenyum senang dan tertawa lucu karena cerita aneh dari Sean.
Sean
Aku pernah, namun ternyata itu hanya sebuah kain menggantung, ku pikir setan, awalnya aku pikir kalau aku bisa melihat punya indra keenam
Jack
Indra ke-enam, sepertinya indra ke dua pun belum punya
Jack
Sudahlah, yang kalah sampai villa harus jadi traktir
Jack langsung berlari meninggalkan Sean, Sean panik langsung ikut berlari, mereka berlomba untuk menuju ke Villa, dan Sean yang memenangkan perlombaan itu, Jack lelah entah kenapa tubuhnya langsung lelah, nafasnya terengah-engah menatap Sean yang tersenyum senang karena menang dalam perlombaan buatan Jack, Jack melihat itu juga terkekeh pelan.
Jack
Ya ya akan ku traktir kau
Sean memeluk leher Jack mereka berdua saling merangkul satu sama lain, tertawa bahagia karena hal tadi, Sean juga bercerita bahwa kemarin dia baru dipilih sebagai pemain pemanah di Jakarta selama 5 hari. Kini mereka memasuki rumah kayu yang elegan dengan kondisi basah dan kotor.
Irene
ASTAGA KALIAN HABIS DARIMANA??!!
Kini Sean dan Jack tersenyum kaku karena terciduk oleh Irene.
Irene
cepatlah berganti baju, kita akan pergi jalan-jalan
Sean
Nih lu yang nyetir, diem diem aje
Jack mengambil kunci mobil yang Sean lempar, mobil BMW 8 Series 840i berwarna putih. Jangan salah mobil sedan itu bisa dipakai di Lampung, apa yang kalian pikirkan, jalanan rusak? itu tidak berlaku di kota-kota. Mobil itu berjalan mengikuti mobil yang ada didepan mereka.
Sean
Belok yuk ketempat yang lain
Sean
traktir gw nanti jangan lupa
Jack
Ini pada mau berhenti dimana?
Sean
Ketempat makan dulu kali
Jack
Ke toilet kali, tuh si Anton ama Vincent doang yang keluar, gw juga, lu mau?
Jack akhirnya keluar dari mobil, merasa bahwa sekarang dia sudah kebelet jadi dia ngikut sama Anton dan Vincent, hanya Sean yang berada didalam mobil putih buatan Jerman itu. Kini Sean berfokus pada handphone milik Jack, sedari tadi Handphone berwarna hitam merek brand Korea terbaru tahun 2023 itu. Bunyi notifikasi berbunyi terus menerus membuat rasa penasaran didalam tubuh Sean melonjak, dengan pelan Sean mengamati sekitar dan langsung mengambil Handphone hitam milik Jack itu, bagusnya tidak ada kata sandi ya gimana ya Jack kan jarang main HP dan dia ga ada chat atau hal penting di HP jadi dia ga ngasih kata sandi.
Dahi Sean mengerut melihat notifikasi yang ada di layar Handphone Jack, Sean kembali melihat sekitar memastikan bahwa Jack belum kembali, Tangan Sean membuka HP Jack terlihat banyak Chat masuk dari aplikasi chatting itu, Sean keluar dari aplikasi chatting itu, dia memasuki aplikasi Note, entah dalam hatinya dia harus membuka isi note itu, terlihat banyak jadwal yang di tulis oleh Jack dan juga jadwalnya di lampung.
Sean mematikan HP Jack dan menaruhnya kembali ketempat yang Jack simpan agar tidak ketahuan.
Sean
dia tidak sakit bukan?
Pintu mobil terbuka, Sean menengok kesamping melihat Jack memasuki mobil dan kembali menyalakan mobil putih ini.
Sean
Kau tidak apa-apa kan?
Sean
tidak hanya memastikan bahwa kau tidak pura-pura untuk bahagia agar ku senang
Jack
*batin : terimakasih Sean sudah membuat ku menggagalkan jadwal untuk pura-pura bahagia, aku benar-benar bahagia*
Sean
Baiklah, janji harus bahagia selalu
Sean
nanti nyatuin kelingking pas udah sampai
Kini mereka sudah sampai salah satu mall yang berada di Lampung, mereka berdua selalu bersama membuat yang lain heran kenapa mereka tiba-tiba bisa dekat, Sean juga menagih janjinya untuk menyatukan kelingking, dan ya Jack menyanggupi yang Sean mau tentu Sean juga bahagia dan senang, kini mereka semua berada di Time Zone, tempat permainan yang dari kecil dan dewasa menyukai tempat ini, salah satu tempat date dan healing, mungkin?
Kenzo
Bang bisa main basket?
Kenzo mengajak Jack untuk bermain basket. dengan baik dan lancar tangan Jack memasuki bola basket itu ke ring hingga scor sudah sampai 650 point.
Sean
Kau bisa basket ga ngomong-ngomong bjir!
Jack hanya mengangguk kecil, Kenzo meninggalkan mereka berdua dia tertarik dengan permainan balap mobil, Sean juga mengikuti Kenzo untuk balapan bersama didalam game, Jack juga ingin ikut namun baru langkah pertama dia merasa ada yang keluar dari hidungnya, tangannya memegang hidungnya... darah itu darah, dengan cepat tangan Jack menutup hidungnya dan berlari menuju toilet Timezone.
Jack
Jangan sekarang ku mohon....
Panik Jack, suaranya sudah bergetar menghapus darah di hidungnya dan mencuci tangannya yang terkena darah, air matanya keluar dia panik sangat panik kenapa harus sekarang dia mengalami mimisan kenapa tidak tadi saat dia ke toilet, merasa udah selesai dan tak ada jejak atau bercak darah Jack hanya menatap dirinya di kaca toilet yang sepi itu, ya dirasa cuman dia yang ada didalam toilet ini.
Sean menoleh kebelakang sudah tidak ada Jack disana, melihat sekelilingnya mencari sosok yang ia cari namun tidak ketemu sama sekali, panik dan cemas yang ada di dalam benaknya dengan cepat dia berlari kesana kesini mencari dimana kakaknya yang beda beberapa bulan itu. Kenzo yang melihat itu bingung dengan kelakuan Sean.
Kenzo
gatau lah..., dia kan sama lu
Sean
ga ada gw nengok kebelakang dia udah ga ada...
Steven
Eh napa pada panik, happy dong di sini
Steven
Ya cari lah, jangan kasih tau siapa-siapa dulu biar kita cari dulu
Sean
tunggu, itu Jack kan?
Dengan santai Jack berjalan kearah mereka, muka datar nya tatapan kosong dan tangan yang dimasukkan kedalam kantong celana hitamnya
Jack yang tadinya tatapannya kosong ke depan mendadak menatap bingung kearah Kenzo, Kenzo sudah menatap tajam kearah Jack matanya sedikit berair
Kenzo
Gw tau kok lu ga suka pergi bareng kita, tapi bisa ga sih ga usah pergi tiba-tiba?, yang panik kita, yang repot kita...!
Kenzo
Ga usah panik?, ga usah repot?
Kenzo
itu yang mau lu omongin?
Kenzo
Gw bingung deh sama jalan pikiran lu, kenapa sih?, segitu bencinya ya?
Kenzo
segitu ga sukanya ya?, bisa ga sih ngomong sesuai yang benar-benar terjadi ga usah lu ngomong kek gitu, bikin sakit hati tau ga, kita itu peduli ama lu, kenapa lu ga peduli sama kita?
Kenzo
anggap kita ada dan kita udah anggap lu ada
Kesal Kenzo dan langsung meninggalkan mereka bertiga yang masih diam terpaku, namun tak lama Steven membuka pembicaraan
Steven
Bang gw udah percaya ama lu, tolong lah respect..., cuman saling respect kok ga bisa, jangan hancurin liburan kali ini
Steven
nyesel gw ngajak lu
Steven meninggalkan mereka berdua, Sean menatap kearah lantai dan Jack menatap datar kearah Steven yang meninggalkan mereka berdua
Sean
Jack, lu ga bahagia ya?, padahal lu udah janji
Sean melangkah pergi meninggalkan Jack sendiri disitu tak lama Jack juga pergi dia duduk di salah satu bangku dan hanya diam menatap lurus kedepan.
Kini mereka semua udah kembali ke Villa, Jack hanya diam menatap kearah langit-langit kamarnya, ia sedang merebahkan dirinya di kasur dikasur sebelahnya sudah ada Sean yang tidur memunggungi nya, dia tau bahwa Sean tidak tidur dia sedang bermain HP terlihat ada cahaya
Pintu kamar terbuka menampilkan sosok yang lebih tua satu tahun dari mereka berdua, Taro dia yang membuka pintu itu, Sean bangun dari tidurnya
Taro
Itu ngumpul ada yang mau dibahas
Sean turun dari duduk di kasurnya, pergi terlebih dahulu tanpa menunggu Jack, tak lama Jack turun dari kasurnya juga dan mengikuti Taro dari belakang.
Sesampainya di ruang keluarga, canda tawa terdengar Jack merasa dia salah waktu untuk sekarang kesini. ia duduk disebelah Taro, Taro tau bahwa Jack memiliki masalah dengan Sean, Kenzo, dan Steven, mana mungkin tak ada masalah padahal tadi Sean dan Jack dekat sekali namun mereka berdua kembali seperti hari-hari biasa, cuek dan tidak peduli satu sama lain, Kenzo juga begitu dia jadi tak peduli dan acuh kepada Jack, begitu pula Steven yang kembali menjadi judes kepada Jack.
Irene
Begini Taro...Jack jaga dulu adik-adik kalian, karena kita semua akan pergi karena ada suatu proyek yang kebetulan ada di sini, tak lama hanya sekitar satu hari saja..., Taro Tante percayakan semuanya kepada mu, Jack Mama ingin kamu lebih peduli kepada adik-adik mu
Taro
Baik tan, kapan berangkat?
Leo
Kita berangkat sekarang, ingat jangan pisah dan bergadang
Taro
oh ya gw ke Minimarket bentar
Jack memandang Taro yang keluar dari Villa. terasa kalau yang lain sudah pada terlelap dalam mimpi mereka masing-masing, Jack mengambil handphone, jaket, dan dompetnya, ia keluar dari Villa itu, dan mencari Taxi,dia harus pergi kerumah sakit yang Dokter Jeanne kirim, tak jauh dari Villa yang Jack tinggal, syukurnya Dokter Jeanne tau bahwa Jack tidak boleh jauh-jauh.
Sudah 3 jam Jack menunggu hasilnya, raut wajah Dokter Winter muram..., ia menatap sedih kearah Jack
Dr. Winter
Kau didiagnosis Kanker otak stadium 3
Dr. Winter
Kau kanker otak Jack..., kenapa tidak mengecek sejak dulu?, kenapa kau tak curiga Jack, ini sudah stadium 3
Jack
Baiklah, terimakasih dok
Dr. Winter
Jack jangan pernah menyerah dengan hal ini, masih ada saya, Jeanne, kamu masih bisa berjuang Jack, jangan menyerah terlebih dahulu, kau bisa sembuh
Jack
keluarga saya akan curiga
Dr. Winter
akan ku pikirkan semuanya
Dr. Winter
kau hanya perlu fokus dengan kondisi mu
Dr. Winter
check dirimu besok besok, masih ada yang perlu di Check
Dr. Winter
Jack jangan pernah menyerah ya
Kini Jack berjalan pelan menuju Villa, tatapannya sudah kosong dan pasrah dengan keadaannya sekarang, selain menyusahkan ternyata dia penyakitan juga, ia benar-benar sudah pasrah dengan keadaannya ia sudah berserah diri kepada yang Tunggal untuk mencabut nyawanya sekarang.
Pintu terbuka, cklek, sudah ada adiknya Vincent diruang tamu, matanya sembab dan menatap tajam kearahnya, sebelah Vincent ada Taro yang tak kalah tajam menatapnya, matanya sudah merah sembab, dia berdiri dari duduk nya dan berjalan kearahnya, tangannya melayang dan mendarat kepipi kiri Jack, tak hanya itu kerah milik Jack ditarik oleh Taro
Taro
KAU KEMANA SAJA SIALAN!!!
Taro
AKU MENYURUH MU MENJAGA RUMAH DAN TIDAK KEMANA-MANA!!!
Taro
ANTON TERJATUH DARI TANGGA DAN DIA PINGSAN, SEHARUSNYA KAU MENJAGA ADIK MU!!, KAU TIDAK PERNAH BECUS MENJADI SEORANG KAKAK ATAU MEMANG KAU TIDAK BECUS MENJADI SEORANG KAKAK UNTUK MENJAGA ADIK-ADIKNYA?!!
Vincent
Kau tak punya perasaan Jack!!, pantas semua orang membenci mu!, Mama, Papa, Nenek dan Kakek sudah berada di jalan menuju kesini, kau merepotkan Jack, selalu tak bisa di jaga janji mu
Jack masih dengan muka datarnya, sebenarnya dia panik mendengar bahwa adiknya terjatuh dari tangga dan pingsan, bodoh seharusnya dia tidak pergi kerumah sakit dan berdiam diri di rumah saja!
Penyakitnya tidak penting untuknya, dia sayang dengan Adik-adiknya, dia peduli namun dia tidak bisa menunjukkan rasa pedulinya dan tidak mengerti.
Irene
TARO!, DIMANA ANTON?
Irene, Leo, dan Natasie buru-buru pergi ke kamar untuk mengecheck Anton, Vincent dan Taro juga mengikuti pergi ke kamar Anton, tersisa Jack dan Andrew sang kakek.
Andrew
Apa yang kau lakukan lagi Jack?
Andrew
Kau mau membunuh cucu ku?, setelah membunuh anak saya?
Jack
Aku tidak membunuh nya
Andrew
Kau selalu mengingkari janji mu Jack, kau selalu membawa sial
Andrew
Entah apa yang harus kukatakan dan kulakukan agar kau bisa sadar diri!
Andrew
Aku tak bisa membenci mu, itu yang susah!
Jack
Itukan yang seharusnya aku ucapkan dari dulu?
Jack
Kalau begitu kenapa kalian tidak membunuh ku saja?, kenapa kau tak membuang ku dulu?, kenapa bisa Leo berhenti dan melempar pisau, padahal sedikit lagi aku tidak tersiksa!
Jack
Sekeluarga membenci ku, aku tau, kau bisa membenci ku, tak perlu takut bahwa aku kecewa, karena sejak dari dulu aku tak pernah percaya dengan siapapun.
Jack
Semua orang membenci ku dan aku juga membenci diriku sendiri.
Andrew
Apa yang kau ucapkan...
Leo
AYAH AYO BAWA ANTON KE RUMAH SAKIT TERDEKAT
Irene
Jack kamu harus ikut!
Comments