Aku Anak Pertama | Eunseok
I am the first child | 01
Leo
kamu itu ga bener banget jadi kakak!
Jack
Aku ga ngelakuin apa-apa pa...
Leo
GA NGELAKUIN APA?!, HARUSNYA KAMU JAGA YANG BENER ADIK KAMU, LIAT ANTON JADI BERDARAH LUTUTNYA
Jack
Aku kan ga mungkin selalu jagain dia pa..., aku punya kesibukan lain.
Irene
tetap kamu salah ya Jack, kamu masuk kamar!.
Anton
gapapa ma..., udah ma ga usah marahin abang
Irene
dia pantas mendapat kan itu
Jack pergi dari ruang keluarga itu, dengan muka datar dan dingin yang siapapun melihatnya mengerti bahwa ia tak peduli, namun dilubuk hati paling dalam, Jack sangat sakit hati karena ia selalu disalahkan. Jack menaiki tangga terlihat ada dua orang sepupu dekat nya, menatap tajam kearah Jack.
Taro
Kau manusia kah?, tak punya rasa bersalah, liat Anton sampai begitu
Sean
Jadi kakak kok ga becus!
Ucap Sean sambil berdecih, lalu mereka berdua meninggal kan Jack sendiri di lorong lantai dua, Jack masih setia dengan wajah datarnya, kedua tangannya dimasukkan kedalam saku jaket dan berjalan menuju kamar nya yang diujung.
Pintu bercat warna hitam terbuka lalu tertutup sedikit kencang, Brukk!, Jack langsung mengunci pintu kamarnya, badannya terjatuh duduk, menundukkan kepalanya, tak ada suara atau tubuh bergetar hanya sebuah kristal bening yang turun dari matanya, satu persatu turun, matanya yang tadi dengan tatapan dingin berubah menjadi berair, matanya memanas, tertutup perlahan tanpa ada suara dan getaran tubuh, ia sudah terbiasa menangis dalam diam.
Jack mengusap kasar air matanya, berdiri membuka jaketnya lalu mengantungi di tempat gantungan bajunya. Jack berjalan ke king bed nya dan melemparkan dirinya ditempat empuk yang terbalut sprei berwarna putih polos. Jack baru saja ingin menggampai mimpi indahnya, ttok tok ttok pintu diketuk cukup pelan namun tetap membuat mata Jack terbuka lagi. Bangun dari tidurnya dan berjalan kearah pintu, membuka pintu yang sudah dibuka kuncinya..., perlahan pintu hitam itu terbuka.
Kenzo
Nih, coca cola lu, sisa 1 dari 5 tadi, buat Sean, gw, Vincent, anton.
Gumam Jack pelan namun masih terdengar oleh Kenzo
Brukk!!, Pintu tertutup dengan keras, Kenzo hanya bisa diam menatap pintu hitam itu, sedih, marah, kecewa tercampur dalam benak Kenzo, ia akhirnya memilih pergi dari depan kamar Jack menuju ruang keluarga, bergabung dengan yang lain, meski didalam benaknya terpikir 'apakah Jack marah?', seumur hidup Kenzo ia tak pernah melihat Jack marah, ngambek, nangis, sedih, bahagia, tak pernah, mukanya selalu datar dan dingin, menunjukkan bahwa ia tak peduli siapapun ia hanya peduli dirinya sendiri.
Kenzo sampai di ruang keluarga, bergabung dengan Taro, Sean, Steven, Vincent, dan Anton disana.
Steven
Suara apaan dah tadi keras amat?
Vincent
Ho'oh, lu nyenggol sesuatu?
Kenzo
Ga, pintu Bang Jack ditutup
Sean
Gw ga pernah liat dia kek gitu
Kenzo
Tadi gw liat muka habis bangun tidur
Vincent
Kesel diganggu kali, biasanya gitu kan?
Taro
Yaudah ngapain peduliin dia aelah
Steven
udah berisik, itu setannya mau keluar bentar lagi
Mereka akhirnya diam mencoba fokus menonton film horor terbaru tahun ini.
Setelah menutup pintu dan kembali mengunci pintu, Jack tak bisa tidur kembali matanya masih terjaga menatap langit-langit kamarnya yang berisi bintang yang bisa nyala di dalam kegelapan, pemberian dari sahabat nya. Kamar Jack cukup remang, Jendela ditutup dan gorden berwarna hitam menjaga jendela itu dari cahaya luar, pintu tertutup rapat, lampu tidur berwarna putih kekuningan, membuat suasana kamar itu sedikit menyeramkan, namun ya Jack tak peduli ia juga sudah biasa toh.
Jack
Kenapa aku begitu, harusnya aku tutup pelan pintu itu, astaga sialan.
Jack
apa yang ku harus lakukan?, bermain game lagi?, oh astaga lukisan ku belum selesai!
Jack bangun, mulai bersiap-siap untuk melukis lagi, entah apa kabar dengan paru-paru Jack mengechat diruangan tertutup seperti itu, ia tau ini siang hari, ia tak pernah membuka jendela dan pintu balkon, kecuali malam hari karena tak ada yang melihat nya dan semua sudah tertidur lelap. Jack kembali menggores kuasnya di canvas 30x40 itu, cat berwarna hitam ia goreskan, dengan sedikit cat berwarna merah sebagai detailnya.
Sekitar 1 jam lebih Jack berkutat dengan lukisannya, sekarang telah jadi Lukisan ke 100 nya, ya dia menghabiskan waktu setiap tahun dengan cara melukis, karena kerjaan Jack selalu di dalam kamar sejak kecil, tak pernah keluar kecuali makan, dan sekolah. Sungguh Aneh.
Lukisan dirinya sendiri memaki pakaian berwarna hitam,Kemeja hitam, celana hitam, dengan kain menutup mata yang berwarna hitam, rambutnya yang berantakan, kulitnya yang pucat, pipinya yang terluka dengan darah sedikit keluar dari pipinya, bibirnya yang berwarna merah muda dengan memar di sudut bibirnya, lukisan itu mengartikan dirinya selama ini, kegelapan, kesepian, rasa sakit yang membuat nya sudah tak memiliki rasa lagi, dia beranggapan bahwa dia bukan manusia lagi.
Tting, bunyi notifikasi dari HP Jack, HP dengan merek S*ms*ung S23 keluaran terbaru yang ia beli dengan bekerja sebagai pegawai Cafe dekatnya sekolah, keluarganya tak ada yang tau, bagaimana mau tau dia aja tak dianggap, uang yang diberikan oleh keluarganya tidak cukup untuknya maka dari itu dia bekerja, Keluarganya pun tidak tau HPnya sudah ganti karena dia tak pernah membuka HP di depan keluarganya.
Jack
Lumayan lah buat makan ini, bisa mati gw makan dirumah ini
Jack
makanan kalau ga ikan, udang, cumi, ya hal lain, alergi gw bisa tambah parah, ini mah bunuh diri perlahan di rumah ini gw, oh iye obat alergi juga abis beli deh
Jack membereskan alat lukisannya, menaru lukisannya di ruangan kecil kamarnya, tak ada yang tau ruangan itu, kebetulan Kamarnya paling pojok dia dapat tempat lebih, ga cukup besar sebesar kamar kecil lah, ia mengganti baju, ya bajunya udah bau cat, ia membuka lemari terlihat banyak baju tapi lebih mendominasi warna hitam, karena favorit nya, ia mengambil satu baju polos celana panjang berwarna hitam dan jaket baseball yang ada di gantungannya. Jack menyemprotkan parfum coffee yang sudah menjadi ciri khasnya, ia mengambil dompetnya..., menaru tas ransel di meja belajarnya, tas ransel kesayangannya yang selalu membawa hal apapun yang ia beli di luar agar tak diketahui keluarganya, kalau keluarganya tau habis dia di hajar.
Jack
Bye kamar ku, aku akan mengunci mu tak ada yang boleh tau apapun yang ku punya.
Jack melangkah keluar dan mengunci pintunya, berjalan turun melewati tangga dan melewati ruang keluarga yang dimana ada adik-adiknya dan sepupu dekat mereka. Jack mengabaikan mereka, bersikap tak peduli sama sekali.
Steven
Eoh Jaket ku?!, Kau yang mengambil huh?!!
Jack terdiam, menatap datar Steven, Jaketnya yang benar saja!, ia membelinya dengan uang nya sendiri, ini anak!
Jack
Aku bukan pencuri mengambil barang orang lain.
Dingin Jack kembali melangkah jalan kepintu luar.
Irene
Ya Jackk!, kau mengambil jaket adik mu?, kembalikan itu!
Decak Jack kesal, membuka paksa jaketnya, mengambil dompet di jaketnya, melempar jaket itu ke lantai dengan kesal, lalu melangkah keluar dari rumahnya tanpa sepatah kata pun.
Vincent
Kau yakin jaket mu??, terlihat beda
Steven
sebentar aku kekamar dulu.
Kenzo
Jaket mu di gantungan belakang dekat taman, kau yang menaru nya disitu bukan?
Taro
Astaga kau ceroboh sekali Steven, ini sedang hujan
Steven
Astaga bagaimana ini Ma?
Irene
Astaga..., ya sudah biarlah
Sean
kenapa tidak menyusulnya, ia bisa sakit karena hujan cukup deras
Irene
Ini hujan, tidak usah.
Sean
Karena itu tante, Jack kan manusia bisa sakit...?
Steven
*Batin ; Tuhan apa yang kulakukan... *
Anton
Kau tau dia mau kemana?
Anton
kita ga tau dia mau kemana kan...
Irene
Nah yang dibilang Anton benar
Jika Ada Typo, maafkan ya geyss
Always trying | 02
Jack menunggu bus di tempat penungguan, sedikit basah baju Jack dan rambut Jack yang bercucuran air, ia terkena hujan besar, jaketnya pun sudah dia taru karena Seunghan yang minta. Jack memasukkan Tangannya disaku celananya menatap kedepan dengan tatapan datar, dingin dan kosong, seperti tak peduli angin menerpa tubuhnya tanpa sesuatu yang hangat. Sampai Bus datang ia masuk duduk di salah satu bangku dijajaran tengah. menatap keluar jendela, menatap mobil berlalu lalang dengan hujan sebagai detail dari cuaca dan cerita untuk hari ini.
Sesampainya ditempat tujuan, ia turun, tepat sekali didepan tempat penungguan bus, depannya langsung Cafe tempat ia bekerja, tempatnya strategis, dekat sekolah, dekat jalan besar, tempatnya luas dan plang nama cafe itu cukup besar, siapapun kenal dengan Cafe ini, pelajar, pekerja tau tempat ini.
Andy
Jack , buruan lagi full ini.
Andy
Jack-, Tuhan ku lu basah kuyup??!!
Andy
Lah kenapa bisa coy?!
Jack
Jaketnya diminta Steven, dia bilang jaketnya mirip punya dia, mikir jaketnya punya dia, Mama ngeliat jadi gue kasih daripada masalahnya panjang.
Andy
Aduh stress semua ya keluarga lu?!
Andy
udah ini pake baju sama hoodie gw, sizenya sama kek punya lu, ga usah keringinan rambut, cocok kek gitu, nambah narik perhatian
Steven menatap Jaket yang ada di tangannya, ditangan kirinya jaket miliknya dan ditangan kanannya milik Jaxk. Ternyata dia salah, jaket Jack bukan punya nya...
Vincent
Yaudah terlanjur kok
Vincent
lagian ya kok lu malah nganggep jaket dia punya lu
Steven
warnanya sama, sama sama hitam
Anton
Lagian hujan, Kak Jack mau kemana ya?
Kenzo
Gw kepo ama isi kamarnya Bang Jack, selalu ditutup, kalau di buka juga cuman di kasih celah sedikit
Vincent
Ho'oh, gw liat cuman kamarnya gelap
Vincent
gorden, jendela, sama pintu selalu ditutup toh, ga bisa liat kedalam
Anton
emang ga ada suara dari kamar Kak Jack?
Vincent
Gw itu kan sebelahan kamarnya, sepi coyy kek ga ada orang
Kenzo
*Batin : Gue punya kunci cadangan, apa gw buka diem-diem ya kamarnya? *
Pintu utama terbuka, menampilkan sosok tinggi yang sudah berumur kepala 4 namun tetap seperti usia 20 an
Leo
Jack, dia ga turun lagi?
Vincent
Dia sudah turun pah, namun pergi keluar
Leo
Motor, mobil masih lengkap
Kenzo
Emang pernah bang Jack pake motor atau mobil?
Kenzo
ia kan selalu jalan kaki atau ga naik bus
?
sekalian ama Matcha Ice nya
Jack
Tidak sekalian ini, Java Chips nya, lagi diskon beli 1 gratis 1,hanya 15 ribu kak, lumayan bisa dapat dua.
?
ehmm boleh deh kak itu juga
Jack
Baik saya ulang ya, Ice lemon tea nya 1, Espresso 1,Chocolate hot 1,Matcha ice 1,dan Java Chips 1 gratis 1,totalnya jadi 95.400 ribu.
Giselle
Jack lu ga cape kek gini terus?
Giselle
sekarang lu udah 1 SMA loh, dari SMP kelas 8 lu udah kerja, keluarga ku kaya raya
Jack
Keluarga gw yang kaya, bukan gw.
Giselle
Jack, lu kalau mau marah-marah aja, nangis-nangis aja, setiap saat yang gw liat, cuman muka datar dan dingin lu, senyum ke pelanggan aja ga pernah, lu kek ga punya ekspresi tau ga, lu itu kek bukan manusia.
Giselle
Gw bagian kasir, tolong buatin ini pesenan, gabut gw di dapur
Jack pergi dari kasir dan masuk kedapur Cafe.
Giselle
Lah nurut, kesel gw jadi pen cekek dia.
Sekarang Kenzo berada didepan kamar Jack ia membuka kamar itu dengan Kunci cadangan miliknya, ketahuilah bahwa semua pintu di kamar ini sama jadi Kenzo bisa menggunakan dengan Kunci kamarnya, Ia membuka pintu kamar itu, kamar itu terlihat remang-remang, tak ada cahaya kecuali dari lampu meja belajarnya.
Kenzo
Segelap ini?, huekk bau cat
Kenzo menutup hidungnya, ia melihat-lihat kamar Jack dengan seksama, kamar itu cukup sederhana tak banyak benda-benda, foto pun satu tak ada, ehh ada di meja dekat kasurnya, fotonya dengan 1 wanita dan 1 pria yang mungkin hampir seumuran dengannya (ketahuilah bahwa itu foto Giselle, Andy, dan dia saat ia merayakan kelulusan SMPnya), Kenzo tak menatap lama foto itu ia masih ingin tau tentang kamar kakak pertamanya yang misterius itu. Tangannya membuka pintu yang ada dikamar itu, aaa itu ruangan lukisan, Kenzo terkejut banyak sekali lukisan, ia baru tau sang kakak bisa melukis, tak hanya itu ada gitar yang cukup usang dan biola yang tergeletak begitu saja, mulutnya mengucapkan Wow, tangannya sudah tak menutup hidungnya lagi, ia keluar dari ruangan itu.
Kenzo
Fantasic, ini indah, kenapa aku baru tau kamarnya sebagus ini, ku kira ada mayat dikamarnya, ckck, andai aja Bang Jack ga sedingin itu aku pasti akan dekat dengannya...
Kenzo duduk di kasur Jack dan mengambil foto yang tadi ia liat, Ini kelulusan SMP Bang Jack ucap Kenzo dalam hati. Dia terlihat biasa aja tak ada senyum tak ada rasa bangga, wajahnya sama tetap datar tanpa ekspresi, sedangkan dua orang di kanan kirinya terlihat bahagia, sang perempuan tersenyum lebar sambil memeluk leher Jack sedangkan lelaki di sebelah kirinya tertawa bahagia mengangkat bunga dan rapot milik Jack.
Ini sudah jam 9 malam, Cafe sudah tutup cepat daripada biasanya, Jack tentu mengganti baju lagi dan mengasih baju yang ia pinjam ke Andy.
Andy
Ini nih, tip buat lu, lu udah hebat, Jack gw yakin lu kuat, lu ga kenapa-napa kan?, kalau ada masalah cerita ke gua, ke yang lain.
Giselle
Jack, Gw tau lu ga lemah, tapi setiap manusia pasti harus bersosialisasi, mereka akan rapuh kalau ga punya tempat untuk bersandar..., Jack lu manusia, gapapa kalau buat sesuatu yang salah, ga ada yang sempurna didunia ini.
Jack langsung pergi keluarga Cafe, menyebrangi Cafe dengan santai, wajahnya datar tangannya dimasukkan kedalam saku, Giselle dan Andy yang melihat nya pun terheran-heran, Kenapa ada manusia modelan Jack seperti ini ya..., Tak berselang lama Bus datang, itu Bus terakhir, ia memasuki Bus itu dan bermain HP, mengabaikan Giselle dan Andy yang mengarahkan tangan sebagai salam perpisahan.
Andy
Yeu Cok cok, berasa temenan ama batu gw.
Giselle
lah emang batu dia, di kutuk aja jadi manusia.
Jack berjalan memasuki komplek perumahannya.
?
Den Jack, abis pulang main?
?
Owh yaudah hati-hati, mau saya anter?
Jack pergi melangkah, berjalan 5 menit sampai di rumah mewah dan besar, cat berwarna Coklat pastel dan campuran coklat tua, rumahnya seperti rumah-rumah orang kaya lama, gerbang terbuka sedikit, Jack menutup gerbang itu rapat, ia tak menganggu Satpam rumahnya yang tertidur di pos nya. Jack tak peduli, bukan urusannya. Jack menyadari bahwa ada yang melihat nya dari balkon rumah. Itu Taro kakak sepupunya, menatap tajam dan penasaran padanya, bajunya Jack masih basah kuyup kebetulan pas jalan sedikit hujan namun tidak lebat, tak masalah ia sudah biasa dengan ini.
Ia membuka pintu dan masuk begitu saja kedalam rumah besar itu, Mengabaikan pembantunya yang mengucapkan salam kepadanya, kecuali kepada Mba Mina, pembantu lama yang sudah sangat kenal padanya, ia juga sudah menganggapnya sebagai ibunya begitu pun Mina yang menganggap Jack sebagai anaknya juga.
Anton
Darimana aja kak?, sudah malam, kakak juga basah kuyup
Anton berjalan kearah Jack mengalungi handuk polos ketubuh Jack, Jack hanya diam tanpa ekspresi, wajahnya menatap lurus enggan untuk menatap Anton disebelah nya.
Steven
Udah balik??, sorry ya gw ga tau ini jaket lu...
Jack kini mengubah pandangannya ke arah kiri, menampilkan jendela besar yang menembus ke taman sampingnya, wajahnya tetap datar ya!
Steven
Lu marah, sorry, ini jaketnya, lu basah kuyup biar gw ambilin air hangat
Tanya Anton, saat itu juga Jack menengok kearah Anton dengan wajah datar dan tatapan yang dingin menusuk badan Anton.
Jack
Buat apa marah?, ga guna ujung-ujungnya tetap saya yang kena marah.
setelah mengucapkan itu Jack membuang handuk yang mengalungi tubuhnya dan pergi meninggalkan Steven dan Anton yang terdiam kaget.
Jack menaiki tangga, saat berjalan kearah kamarnya ia menemukan kamarnya terbuka, Jack tentu panik namun ia berusaha tetap tenang, ia masuk kedalam kamarnya menemukan adik keduanya yang sedang duduk di kasur dengan tangan memegang sebuah foto ia dengan Andy dan Giselle. Matanya menatap tajam kearah Kenzo yang belum sadar atas kehadiran dirinya.
Jack
Apakah sekolah mu tak mengajarkan sopan santun?
Kenzo meletakkan foto itu ditempat semula, ia berdiri dari duduknya berjalan pelan kearah Jack
Kenzo
Maaf, aku penasaran dengan kamar mu, aku ingin tau..., Maafkan aku
Jack
Keluarlah, kau sudah melihat kamar ku kan?
Kenzo
Aku ingin bertanya sesuatu dulu.
Kenzo
Kenapa kau selalu bersikap acuh?, tak peduli kepada kami, kau tak pernah memberi tau apa yang kau lakukan sehari-hari kepada kami, kau hanya diam.
Jack
Karena aku terlahir sebagai orang yang tak peduli, Keluar.
Kenzo berjalan lemas, keluar dari kamar Jack sebelum ia pergi ia menoleh kebelakang menatap Jack yang masih tetap ditempat tetapi menatap lurus kedepan. Ia tak yakin bahwa kakaknya adalah manusia.
Jack
Huh..., sialan kenapa dia bisa masuk kamar ku, oh astaga, obat ku.
This really hurts | 03
Sekarang sudah masuk jam 10,seluruh keluarga harus sudah berkumpul di ruang makan, hanya ada Leon,Irene, Sean, Taro,,dan Vincent, sisanya belum datang.
Kenzo keluar dari kamar ia tak langsung ke ruang makan, ia pergi ke kamar Jack untuk mengajaknya kebawah bersama, ia sudah berada didepan kamar kakaknya itu, tangannya terluntur untuk mengetuk pintu kamar bercat hitam itu. namun sebelum diketuk pintu itu sudah terbuka, menampilkan sosok tinggi rupawan dengan wajah khasnya dan tatapan dingin itu, baju nya sudah ganti, baju polos berwarna hitam hitam selengan dengan celana pendek rumahan, tangannya satu dimasukkan ke dalam saku celana.
Jack menatap dingin ke arah Kenzo.
Kenzo
Owh, ayo kebawah bareng
Kenzo
Cepatlah, ini sudah malam.
Kenzo berjalan terlebih dahulu, disusul Jack yang menutup pintu dan berjalan dibelakangnya dengan santai, Kenzo berpas-pas'an dengan Steven dan Anton. Tatapan bingung Anton dilayangkan kepada Kenzo.
Kenzo
Aku menghampirinya, ayo bareng ke meja makan
Tanya Steven sambil berjalan berdampingan dengan Jack, Jack hanya diam tak menjawab, ia tak fokus.
Jack hanya menengok sekilas kearah Steven, dia hanya menggeleng pelan.
Mereka sudah sampai diruang makan, semuanya duduk di tempat masing-masing, Leon duduk di paling ujung menghadap mereka semua, Irene duduk disebelah Leon, didepan Irene ada Taro, disebelah Taro ada Sean didepannya ada Vincent, disebelah Vincent ada Anton depannya Steven dan Disebelah ada Jack didepannya Kenzo.
Jack
*Batin : Semoga aku tidak mati malam ini. *
Jack menatap makanan didalam piringnya, Udang, sayur toge, nasi, dan sayur kacang. Jangan tanyakan gimana keadaan Jantung Jack, dia alergi. Obatnya habis, dan dia tak ada obat lagi, bagaimana caranya agar ia bisa bertahan.
Tanya Kenzo memecahkan keheningan di meja makan, Jack menatap ke arah Kenzo selama 10 detik, lalu menunduk, mengambil sendok dan mengambil nasi, memasukkan kedalam mulutnya. Mukanya masih tetap datar, mengunyah pelan.
Leo
dua minggu tak ikut makan, selalu pulang malam, kemana saja ?
Jack
Menjernihkan pikiran.
Leo
emangnya dirumah engga?
Jack
Sepertinya tidak akan pernah.
Leo
Jack..., dimakan, bukan di liatin
Jack menatap sekilas Papanya, lalu mengangguk pelan, tangan terluntur mengambil makanan didalam piringnya.
Mina
Tuan ini es jeruknya-
Mina
ASTAGA TUAN MUDA JANGAN DIMAKAN!
Mina menghampiri Jack, mengambil piring dan sendok Jack..., Jack hanya diam, mukanya datar menatap kearah meja dengan tatapan dinginnya.
Mina
Tuan Muda Jack alergi dengan makanan laut, sayur toge dan kacang Nyonya, saya akan masakkan ayam buat tuan muda.
Jack mengambil makanan itu lagi dari tangan Mina. memakannya dengan lahap, selagi bisa dimakan tak apa.
Jack
Aku sudah lapar, tak perlu masak lagi.
Jack
lagian hal ini tak akan membuat ku mati malam ini.
Jack
kalau sakit kenapa?, lagian juga Mama tak akan peduli bukan?
Irene
Jack, Mama akan khawatir
Jack
kalau begitu tak usah khawatir, gampang kan?
Irene
Mama heran kok bisa ya sifat mu begini?, mama kecewa loh!
Jack
Bi Mina, buang saja ini, aku sudah tak lapar
Jack berdiri, tetap sama wajahnya tak ada ekspresi, tangannya dimasukin ke kantung tangannya, biar tidak terlalu gugup, lalu pergi dari meja makan itu dengan santai tak peduli tatapan bingung, khawatir dan marah mereka.
Vincent
Aku harus belajar dari Kak Jack, gimana cara-Nya agar aku bisa se cool itu
Kenzo
*Batin : Alergi..., tapi dia selalu makan makanan ini, obat!, apakah obat alergi, akhh aku punya, aku akan kasih ke dia *
Anton
Kalau kak Jack Alergi...
Mina
saya juga baru tau beberapa minggu ini, soalnya saya liat dia sangat pucat setiap malam, mengambil minum dengan wajah pucat dan datarnya, saat saya tanya dia hanya bilang bahwa dia alergi makanan laut, kacang, sayur toge, anggur, apel.
Irene
Mengapa kau tak memberi tau saya?
Mina
saya pikir nyonya sudah tau, kalau begitu saya permisi dulu.
Jack
Kenapa harus dikasih tau!
Jack
akh!!!, pasti aku akan merepotkan mereka bukan?!
Jack
aku akan merepotkan, tidak-tidak, aku tidak boleh sakit, tidak boleh mengeluh, aku harus sempurna, anak pertama harus sempurna, itu kata Mama!
Jack membuka laci mejanya dengan gemetar..., mengambil obat, itu bukan obat alergi, obat tidur, obat sakit kepala dan obat flu. menurutnya itu membantu untuk mengalihkan efek alerginya.
menaruh beberapa butir obat dengan banyak dan langsung Jack telan tanpa minum, lalu menambahkan lagi obat flu dengan 9 butir, lalu kembali menelan tanpa air. Air matanya tak bisa ia tahan, kenapa ia menangis?!, kenapa ia lemah, tangannya mengambil botol minum dan langsung meminumnya rakus, tenggorokannya sakit, perutnya sakit, kepalanya pusing, wajahnya berubah pucat, secepat ini efek alergi?!
Jack
Aku butuh obat alergi...
Tttokk tokkk, pintu kamarnya diketuk, dengan lemas Jack membuka pintu, menampilkan sosok adiknya Kenzo, tangannya membawa sebotol obat pil.
Kenzo
ini obat alergi kau-
Jack langsung mengambil dari tangan Kenzo, wajahnya sudah pucat dingin, membuka botol itu dengan cepat mengambil 10 butir obat alergi dan langsung menelannya. Kenzo melihat itu tentu terkejut, itu sudah lebih dari yang seharusnya.
Kenzo
PERLU MINUM SATU SAJA TIDAK PERLU BANYAK!!
Jack
bukan urusan mu, terimakasih atas bantuan dan obat mu, kuharap kau tak perlu membantu ku lagi.
Kenzo
Apa yang kau katakan, kita keluarga
Jack
Nama ku berada di kartu keluarga bukan berarti aku termasuk keluarga ini, Kenzo.
Suara Jack sedikit meninggi, Jack tersadar kembali ia menutup obat alergi itu menaro nya di meja sebelah kasurnya, Kenzo ikut masuk kedalam kamar, menatap beberapa obat di meja kecil, tak sengaja mata Kenzo menatap lengan Jack, kenapa ia tak menyadarinya saat makan, banyak luka dia tangannya.
Kenzo
Kau mengonsumsi obat?
Kenzo
ini bekas obat alergi, 5 botol!, kau habiskan?!
Jack
Ku bilang bukan urusan mu
Kenzo
Ini urusan ku juga, kau kakak ku!, ingat, KAU KAKAK KANDUNG KU!
Kenzo
Kau tersiksa selama ini?!, kenapa tidak di beri tau!
Vincent
Kalian sedang apa?
Vincent
Kenapa ribut-ribut??
Kenzo
Kau lihat kelakuan kakak mu, obat dimana-mana, dia seperti orang gila mengonsumsi obat!
Jack
itu hanya obat alergi, tak ada gunanya aku mengonsumsi setiap saat
Vincent
Obat tidur, kau tak bisa tidur?
Jack merebut obat nya dari tangan Vincent, memasuki obat yang di beri Kenzo dan obatnya ke dalam laci, lalu mendorong mereka keluar dari kamarnya
Jack
pergi lah, anggap kejadian ini tak terjadi, tak usah peduli karena akupun tak akan peduli dengan kalian.
Ucap datar Jack, dan menutup pintu pelan.
Vincent
Dia ga akan gila kan?
Kenzo
Mana ku tau Vincent...
Vincent
Dia seperti orang yang aneh
Vincent
dia tersiksa atas kehadiran kita?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!