Aku Anak Pertama | Eunseok
What's wrong with me?| 07
Sekarang sudah hari minggu, jadwal menginap 1 minggu gagal, karena sang Mama dan adik-adiknya tak ada habisnya menelpon dan menanyakan dimana dirinya berada mau tak mau Jack harus kembali pulang, kini ia berada di mobil Giselle, Andy juga ikut mengantarkannya. Mobil Mercedes benz GLB-Class warna hitam yang berkilau, membuat siapapun akan melirik mobil ini. Posisi Giselle yang menyetir, Andy duduk dibangku belakang dan Jack duduk disebelah Giselle.
Andy
Kau yakin akan pulang?
Giselle
kalau kau tau kenapa kau bertanya Andy Park!
Andy
eh baytheway, lu nanti duduk ama gw ya pas masuk sekolah
Jack
Bukannya selalu begitu?
Giselle
hahaha, Jack realistis banget
Giselle
Jack cari temen lain aja kalau ga kuat
Jack
Kasian kalau ga ada yang nemenin nanti malah bertemen ama hamster
Giselle
Udah berisik, Jack kalau ada apa-apa bilang ke aku atau Andy, jangan di tahan, kalau mau kabur bisa kerumah ku atau Andy.
Kini mereka sudah ada di perkarangan rumah Jack, Giselle memasuki mobil ke dalam perkarangan rumah Jack, mereka bertiga turun Giselle sepakat mereka kembali dari rumah Jack, Andy yang menyetir mobilnya.
Giselle
Kau sama seperti siapa saja, aku tidak akan keberatan..., kalau ada apa-apa bicara kepada aku atau Andy okey!, telpon aku kalau ada apa-apa
Andy
Jack kalau ngerokok jangan terlalu banyak, banyakin minum air putih, jangan kecapean, tidur yang cukup jangan terlalu malam, kau sudah kurus mau nambah kurus?
Andy
Yeu, yaudah bye bye sayang kuu
Jack
Ya kalian hati-hati, jangan terlalu ngebut bawa mobilnya Andy.
Andy dan Giselle memasuki mobil meninggalkan Jack dan rumah Jack. Jack kembali melangkah masuk kedalam rumah, ternyata sudah ada kedua sepupunya di ruang keluarga yang menunggunya.
Sean
Kita akan pergi, ke pantai dan kau harus ikut.
Sean
Kau harus ikut, cepat siap-siap, aku temenin
Sean mendorong Jack menuju ke kamarnya, Taro hanya mengikuti mereka dari belakang sambil terkekeh kecil melihat kelakuan Sean terhadap Jack. Jack yang diperlakukan seperti itu hanya bisa pasrah karena ia tau bahwa sifat Sean sangat sangat ambisius dan ga bisa dibantah.
Memasuki kamar Jack sangat gelap.
Taro
Hanya ini penerangannya
Sean
Tinggal buka Gorden aja susah, huh!
Sean membuka gorden kamar Jack, matanya Jack langsung menyipit melihat terangnya siang ini.
Sean
Sekarang packing barang mu
Sean
aku akan melihat-lihat kamar mu
Sean
Woah!, kau bisa melukis, lain kali lukiskan aku, cocok untuk ku pajang dikamar ku
Sean
Kau bisa bermain gitar dan biola
Sean
Dulu, aku tak pernah tau
Jack
tak ada gunanya kalian tau juga
Taro
Baju mu semuanya hitam?, mau tiap hari ngelayat atau gimana?
Taro
Cepatlah ambil baju mu dan celana mu, aku tidak tau
Taro
bawa koper jangan tas ransel
Jack mengambil koper disalah satu laci atas, Koper sepinggangnya berwarna hitam dengan Sticker namanya yang dikasih oleh Andy.
Taro
Itu mana wadah untuk dalaman dan beberapa alat
Taro
Kau tak pake sabun pembersih muka?
Sean
Hah?!, MANUSIA APA KAU TIDAK PAKE SABUN MUKA?!!!
Taro
oh ya, yaudah nanti pake sabun gw aja, gw bawain sikat gigi, odol dan obat kumur-kumur.
ini sudah malam hari dan Jack melewati makan malam bersama, dia tidak mau menganggu keluarganya dibawah dengan alasan bahwa ia sudah mengantuk nanti akan makan saat ia sudah lapar. Kini Jack merebahkan dirinya dikasur empuknya sesudah mempacking bajunya, tak lupa juga ia selipkan obat-obatannya, saat ingin memejamkan matanya, Jack langsung bangun dari tidurnya, hidungnya mimisan lagi, dengan cepat Jack memasuki kamar mandi, melihat kearah kaca, darah keluar banyak dari hidungnya, menahan darah dari hidung nya sampai berhenti lalu membersihkannya.
Kepala Jack terasa sangat sakit pandangan mulai buram, Jack berusaha menahan keseimbangan berdirinya agar ia tidak jatuh namun pertahanan itu runtuh, bruk!, tubuh Jack ambruk dan pingsan.
Irene
Kasih ini ke Kakak mu
Kenzo mengambil piring yang berisi ayam dan nasi untuk sang kakak, sejak saat itu Mama sering memasak makanan dan memilah makanan agar tidak ada anaknya yang alergi dan sakit, Kaki Kenzo melangkah semangat menuju kamar sang kakak, sesampainya dikamar pintu hitam itu, di ketuklah oleh Kenzo, Tok tok tok, tidak ada jawaban sama sekali, diketuk sekali lagi, masih hening, tumben sekali biasanya sang kakak langsung membuka diketukan pertama, diketuk lagi saat mau mengetuk nya keempat kali, pintu mendadak terbuka, tubuh tinggi gagah dan rupawan itu muncul, pucat kondisi wajah kakaknya.
Kenzo
Ambil makan, gw suapin
Sekarang Jack sudah berada di kamar dengan sang Mama yang menyuapinya. Jack sebenarnya tidak ingin namun takut hati Mama nya terluka karena membuang makanan buatannya jadi dipaksa nelen.
Jack
Sudah makan sama yang lain
Irene
Baiklah, kalau lapar bilang ke Mama...
Jack hanya mengangguk kecil, sang Mama keluar dari kamar itu, menutup pintu kamar itu.
Irene
Ruangannya selalu sama...
Irene berjalan perlahan, memasuki kembali kamar anak pertamanya setelah 10 tahun lamanya tidak pernah mengobrol bahkan memasuki kamarnya, enggan di dalam hati nya untuk memasuki kamar anaknya itu, karena suatu hal.
Sekarang sudah hari senin, mereka akan berangkat pergi ke Lampung, daerah Sumatera.
Andrew
Jack, Kenzo, dan Anton di mobil sana ya
Kini Kenzo dan Anton menarik tangan sang kakak untuk memasuki mobil sedan berwarna putih mulus itu, yang ditarik hanya diam saja dengan muka datarnya tak ada ekspresi dan tatapannya yang dingin. Sang kakek juga terheran kenapa sang cucu sangat-sangat datar seperti tembok!
Kini Jack, Anton, dan Kenzo sudah berada di kursi penumpang , Jack duduk ditengah, Anton duduk di samping kanan dan Kenzo duduk di samping Kiri, didepan mereka ada Leo dan Irene. Sebenarnya Jack tidak ingin mending sama supirnya aja tapi apa daya nya adik-adiknya memblokir pintu mobil
Anton
Kak Jack kalau kepantai mau ngapain?
Anton
Kak Jack pernah ke pantai?
Anton
Kapan kok ga ajak Anton?
Anton
Kak Jack suka warna hitam atau putih
Anton
Kak Jack suka denger lagu apa?
Kenzo
Kak pelajaran favorit kakak apa?
Irene melihat interaksi itu hanya terkekeh kecil, Anak kedua dan terakhirnya mengasih pertanyaan namun hanya dibalas asal dan singkat oleh Jack.
Irene
Jack mau permen?, biar ga mabok?
Jack hanya menggeleng, tubuhnya berat kedua adiknya menyender ke bahunya, yang satu hanya menyender sambil memeluk boneka miliknya dan yang satu menyender sambil memeluk lengan kanannya, mereka berdua tidur hanya Jack yang masih terjaga dan tidak peduli
Irene
Jack mau beli minum apa-
Irene
Kau tidak apa-apa Jack?
Irene tersenyum kecil melihat Jack yang di peluk kedua adiknya yang tertidur, Jack hanya mengangguk kecil
Irene
Baiklah tunggu sebentar
Jack hanya menggeleng pelan
Kini di dalam mobil hening kembali, Jack merasa ada sesuatu yang netes dari hidungnya, dengan cepat dia langsung menahan darah yang akan keluar, mengambil tisu pelan, berusaha tetap tenang dan tidak menganggu kedua adiknya yang sedang terlelap tidur.
Jack
*batin : kenapa terus-terusan mimisan...? *
Jack mengelap hidungnya, berusaha menghilangkan darah semaksimal mungkin agar tidak terlihat, tisu yang ia pakai untuk mengelap darah ia taru di sakunya agar tidak ketahuan. Sang Papa, Leo sedang sibuk dengan HPnya mungkin kerjaan jadi dia tidak fokus kepada anaknya yang dibelakang, bagus lah.
Irene
sudah ayo berangkat lagi
Mereka sudah berada di kapal, sekitar 3 jam mereka akan sampai di lampung.
Kini Jack duduk di luar ruangan ia menatap laut dan langit malam, cahaya dari kapal-kapal dan angin dingin yang menerpa tubuhnya yang terbalut jaket,tangannya mengambil sebungkus rokok yang ia beli sebelum pergi, Diam-diam dia beli, rokok itu dihidupkan dengan pelan Jack mengisap ujung lembut rokok itu, menatap kedepan sambil melihat bagaimana gelap dan sedikit cahaya dari kapal-kapal besar dan kecil menyebrang
Steven mengambil bungkus rokok di sakunya, dinyalakan dan dihisap.
Steven
Kau pikir kau tak sakit mengisap rokok?
Jack
berhenti merokok saat ini, permen lebih manis, buanglah rokok mu
Steven
kalau begitu kau juga
Jack langsung membuang rokoknya kelaut dengan ekspresi datar, steven melihat itu terkejut, namun tak lama ia juga membuang batang rokoknya
Jack mengasih permen rasa lemon yang asam
Steven
Kau juga harus makan
Steven
Kembali lah masuk, udara nya akan semakin dingin, kau tidak tidur di perjalanan bukan?
Steven
Jangan merokok ya kakak kuuu!
Jack hanya mengangguk kecil
setelah Steven masuk kedalam ruang tunggu di kapal, tangan Jack mengambil HP di sakunya
Jack
Tenang saja, aku tidak apa-apa
Jack
Ini hanya kelelahan...
kini mereka sudah sampai di Villa yang mereka sewa, Kesenangan sudah ada didalam benak yang lain terkecuali Jack yang merasa biasa saja, tidak peduli yang ia mau hanya berdiam diri untuk istirahat
Sean
Gw sekamar ama Jack, byeee
Sean
Siapa cepat dia dapat, ya ga?
Jack langsung menatap kearah Sean dengan tatapan bingung, sebenarnya tadi dia ga merhatiin ucapan Sean.
Sean
Ck mikiran apa sih?!, utang
Sean
Udah buruan masuk, gw mau liat matahari terbit
Kini Jack menaru kopernya di kamar yang cukup luas dengan gaya sederhana namun elegan, pemandangan kamarnya langsung menuju pantai yang masih gelap, karena masih subuh. Sean dengan semangat menggebu-gebu langsung menaru koper dan berlari keluar kamar untuk menuju ke pantai, namun beberapa saat dia kembali Jack yang hendak duduk langsung ditarik keluar kamar dan keluar rumah, mereka berdua pergi ke pantai, duduk di pasir sambil melihat ke depan menunggu matahari terbit, tidak ada percakapan dari keduanya, hening sibuk dengan pikiran masing-masing, hingga Sean membuka pembicaraan terlebih dahulu.
Sean
Bagaimana dengan sekolah mu yang baru?
Sean
Kenapa kau selalu bersikap acuh..., padahal kita satu sekolah
Jack
Kau yang menyuruh untuk tidak mengenali dirimu bukan?
Panggil Sean, Jack hanya berdehem tanpa menengok kearah Sean, Pandangannya lurus kedepan
Sean
Ayo kita berteman dan menjadi keluarga, sepupu yang benar-benar sepupu, kita mengasih tau rahasia satu sama lain
Sean
Maafkan akuu ya kakak!!
Sean
Kau bahkan tidak tersenyum
Senyum tipis Jack, Sean melihat itu tersenyum senang langsung merangkul bahu Jack, dan mereka menyaksikan Matahari yang perlahan-lahan terbit dari tempat sembunyinya, Air laut yang tadinya tak begitu terlihat sekarang perlahan-lahan terlihat jelas, berkilau terang, warna kuning ke orange yang indah membuat siapa saja terpaku melihat nya.
Together forever | 08
Sean
Kenapa kau selalu tak punya ekspresi?
Sean
kau tak memiliki Alexithymia kan?
Sean
kondisi orang yang tak mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya..., kau tak begitukan?
Jack
karena hanya itu yang bisa ku lakukan untuk menyelamati diriku sendiri.
Sean
Kau begitu kesakitan..., sendiri
Sean
Kau sekarang bisa bersandar di bahu ku
Sean
Kalau begitu lupakan hal itu sekarang kita BERMAINNNN!!!
Sean menarik tangan Jack untuk berdiri, Jack berdiri dengan terpaksa, Sean berlari menarik Jack, mereka berdua berlari menuju air pantai, betis mereka merasakan ombak air yang menabrak kaki mereka, dingin rasanya, Jack hanya bisa diam.
Jack
Nanti saja, kau mau bermain bukan?
Sean sedikit melemparkan air dari tangannya, baju yang digunakan Jack sedikit basah karena ulah Sean, tak lama Jack juga membalas siraman kecil ke Sean, kini mereka bermain perang air, Jack tertawa dan begitu juga Sean yang pertama kali melihat tawa Jack, dia bahagia dan juga Jack merasakan bahagia disini. Jack dan Sean sekarang sudah basah kuyup mereka saling dorong mendorong dan bermain air dengan seru, Jack berlari ke pinggir pantai dan disusul Sean dibelakang Jack, mereka masih tertawa bersama, rasa bahagia dia hati mereka berdua berbunga-bunga, kembali mereka bermain kejar-kejaran, Jack yang mengejar Sean lalu, mereka berdua terjatuh ke pasir yang lembut menatap langit yang masih pagi, sekujur tubuh mereka basah, beberapa pasir menempel ditubuh mereka karena mereka yang merebahkan diri di pasir. Tersenyum senang dan tertawa lucu karena cerita aneh dari Sean.
Sean
Aku pernah, namun ternyata itu hanya sebuah kain menggantung, ku pikir setan, awalnya aku pikir kalau aku bisa melihat punya indra keenam
Jack
Indra ke-enam, sepertinya indra ke dua pun belum punya
Jack
Sudahlah, yang kalah sampai villa harus jadi traktir
Jack langsung berlari meninggalkan Sean, Sean panik langsung ikut berlari, mereka berlomba untuk menuju ke Villa, dan Sean yang memenangkan perlombaan itu, Jack lelah entah kenapa tubuhnya langsung lelah, nafasnya terengah-engah menatap Sean yang tersenyum senang karena menang dalam perlombaan buatan Jack, Jack melihat itu juga terkekeh pelan.
Jack
Ya ya akan ku traktir kau
Sean memeluk leher Jack mereka berdua saling merangkul satu sama lain, tertawa bahagia karena hal tadi, Sean juga bercerita bahwa kemarin dia baru dipilih sebagai pemain pemanah di Jakarta selama 5 hari. Kini mereka memasuki rumah kayu yang elegan dengan kondisi basah dan kotor.
Irene
ASTAGA KALIAN HABIS DARIMANA??!!
Kini Sean dan Jack tersenyum kaku karena terciduk oleh Irene.
Irene
cepatlah berganti baju, kita akan pergi jalan-jalan
Sean
Nih lu yang nyetir, diem diem aje
Jack mengambil kunci mobil yang Sean lempar, mobil BMW 8 Series 840i berwarna putih. Jangan salah mobil sedan itu bisa dipakai di Lampung, apa yang kalian pikirkan, jalanan rusak? itu tidak berlaku di kota-kota. Mobil itu berjalan mengikuti mobil yang ada didepan mereka.
Sean
Belok yuk ketempat yang lain
Sean
traktir gw nanti jangan lupa
Jack
Ini pada mau berhenti dimana?
Sean
Ketempat makan dulu kali
Jack
Ke toilet kali, tuh si Anton ama Vincent doang yang keluar, gw juga, lu mau?
Jack akhirnya keluar dari mobil, merasa bahwa sekarang dia sudah kebelet jadi dia ngikut sama Anton dan Vincent, hanya Sean yang berada didalam mobil putih buatan Jerman itu. Kini Sean berfokus pada handphone milik Jack, sedari tadi Handphone berwarna hitam merek brand Korea terbaru tahun 2023 itu. Bunyi notifikasi berbunyi terus menerus membuat rasa penasaran didalam tubuh Sean melonjak, dengan pelan Sean mengamati sekitar dan langsung mengambil Handphone hitam milik Jack itu, bagusnya tidak ada kata sandi ya gimana ya Jack kan jarang main HP dan dia ga ada chat atau hal penting di HP jadi dia ga ngasih kata sandi.
Dahi Sean mengerut melihat notifikasi yang ada di layar Handphone Jack, Sean kembali melihat sekitar memastikan bahwa Jack belum kembali, Tangan Sean membuka HP Jack terlihat banyak Chat masuk dari aplikasi chatting itu, Sean keluar dari aplikasi chatting itu, dia memasuki aplikasi Note, entah dalam hatinya dia harus membuka isi note itu, terlihat banyak jadwal yang di tulis oleh Jack dan juga jadwalnya di lampung.
Sean mematikan HP Jack dan menaruhnya kembali ketempat yang Jack simpan agar tidak ketahuan.
Sean
dia tidak sakit bukan?
Pintu mobil terbuka, Sean menengok kesamping melihat Jack memasuki mobil dan kembali menyalakan mobil putih ini.
Sean
Kau tidak apa-apa kan?
Sean
tidak hanya memastikan bahwa kau tidak pura-pura untuk bahagia agar ku senang
Jack
*batin : terimakasih Sean sudah membuat ku menggagalkan jadwal untuk pura-pura bahagia, aku benar-benar bahagia*
Sean
Baiklah, janji harus bahagia selalu
Sean
nanti nyatuin kelingking pas udah sampai
Kini mereka sudah sampai salah satu mall yang berada di Lampung, mereka berdua selalu bersama membuat yang lain heran kenapa mereka tiba-tiba bisa dekat, Sean juga menagih janjinya untuk menyatukan kelingking, dan ya Jack menyanggupi yang Sean mau tentu Sean juga bahagia dan senang, kini mereka semua berada di Time Zone, tempat permainan yang dari kecil dan dewasa menyukai tempat ini, salah satu tempat date dan healing, mungkin?
Kenzo
Bang bisa main basket?
Kenzo mengajak Jack untuk bermain basket. dengan baik dan lancar tangan Jack memasuki bola basket itu ke ring hingga scor sudah sampai 650 point.
Sean
Kau bisa basket ga ngomong-ngomong bjir!
Jack hanya mengangguk kecil, Kenzo meninggalkan mereka berdua dia tertarik dengan permainan balap mobil, Sean juga mengikuti Kenzo untuk balapan bersama didalam game, Jack juga ingin ikut namun baru langkah pertama dia merasa ada yang keluar dari hidungnya, tangannya memegang hidungnya... darah itu darah, dengan cepat tangan Jack menutup hidungnya dan berlari menuju toilet Timezone.
Jack
Jangan sekarang ku mohon....
Panik Jack, suaranya sudah bergetar menghapus darah di hidungnya dan mencuci tangannya yang terkena darah, air matanya keluar dia panik sangat panik kenapa harus sekarang dia mengalami mimisan kenapa tidak tadi saat dia ke toilet, merasa udah selesai dan tak ada jejak atau bercak darah Jack hanya menatap dirinya di kaca toilet yang sepi itu, ya dirasa cuman dia yang ada didalam toilet ini.
Sean menoleh kebelakang sudah tidak ada Jack disana, melihat sekelilingnya mencari sosok yang ia cari namun tidak ketemu sama sekali, panik dan cemas yang ada di dalam benaknya dengan cepat dia berlari kesana kesini mencari dimana kakaknya yang beda beberapa bulan itu. Kenzo yang melihat itu bingung dengan kelakuan Sean.
Kenzo
gatau lah..., dia kan sama lu
Sean
ga ada gw nengok kebelakang dia udah ga ada...
Steven
Eh napa pada panik, happy dong di sini
Steven
Ya cari lah, jangan kasih tau siapa-siapa dulu biar kita cari dulu
Sean
tunggu, itu Jack kan?
Dengan santai Jack berjalan kearah mereka, muka datar nya tatapan kosong dan tangan yang dimasukkan kedalam kantong celana hitamnya
Jack yang tadinya tatapannya kosong ke depan mendadak menatap bingung kearah Kenzo, Kenzo sudah menatap tajam kearah Jack matanya sedikit berair
Kenzo
Gw tau kok lu ga suka pergi bareng kita, tapi bisa ga sih ga usah pergi tiba-tiba?, yang panik kita, yang repot kita...!
Kenzo
Ga usah panik?, ga usah repot?
Kenzo
itu yang mau lu omongin?
Kenzo
Gw bingung deh sama jalan pikiran lu, kenapa sih?, segitu bencinya ya?
Kenzo
segitu ga sukanya ya?, bisa ga sih ngomong sesuai yang benar-benar terjadi ga usah lu ngomong kek gitu, bikin sakit hati tau ga, kita itu peduli ama lu, kenapa lu ga peduli sama kita?
Kenzo
anggap kita ada dan kita udah anggap lu ada
Kesal Kenzo dan langsung meninggalkan mereka bertiga yang masih diam terpaku, namun tak lama Steven membuka pembicaraan
Steven
Bang gw udah percaya ama lu, tolong lah respect..., cuman saling respect kok ga bisa, jangan hancurin liburan kali ini
Steven
nyesel gw ngajak lu
Steven meninggalkan mereka berdua, Sean menatap kearah lantai dan Jack menatap datar kearah Steven yang meninggalkan mereka berdua
Sean
Jack, lu ga bahagia ya?, padahal lu udah janji
Sean melangkah pergi meninggalkan Jack sendiri disitu tak lama Jack juga pergi dia duduk di salah satu bangku dan hanya diam menatap lurus kedepan.
Kini mereka semua udah kembali ke Villa, Jack hanya diam menatap kearah langit-langit kamarnya, ia sedang merebahkan dirinya di kasur dikasur sebelahnya sudah ada Sean yang tidur memunggungi nya, dia tau bahwa Sean tidak tidur dia sedang bermain HP terlihat ada cahaya
Pintu kamar terbuka menampilkan sosok yang lebih tua satu tahun dari mereka berdua, Taro dia yang membuka pintu itu, Sean bangun dari tidurnya
Taro
Itu ngumpul ada yang mau dibahas
Sean turun dari duduk di kasurnya, pergi terlebih dahulu tanpa menunggu Jack, tak lama Jack turun dari kasurnya juga dan mengikuti Taro dari belakang.
Sesampainya di ruang keluarga, canda tawa terdengar Jack merasa dia salah waktu untuk sekarang kesini. ia duduk disebelah Taro, Taro tau bahwa Jack memiliki masalah dengan Sean, Kenzo, dan Steven, mana mungkin tak ada masalah padahal tadi Sean dan Jack dekat sekali namun mereka berdua kembali seperti hari-hari biasa, cuek dan tidak peduli satu sama lain, Kenzo juga begitu dia jadi tak peduli dan acuh kepada Jack, begitu pula Steven yang kembali menjadi judes kepada Jack.
Irene
Begini Taro...Jack jaga dulu adik-adik kalian, karena kita semua akan pergi karena ada suatu proyek yang kebetulan ada di sini, tak lama hanya sekitar satu hari saja..., Taro Tante percayakan semuanya kepada mu, Jack Mama ingin kamu lebih peduli kepada adik-adik mu
Taro
Baik tan, kapan berangkat?
Leo
Kita berangkat sekarang, ingat jangan pisah dan bergadang
Taro
oh ya gw ke Minimarket bentar
Jack memandang Taro yang keluar dari Villa. terasa kalau yang lain sudah pada terlelap dalam mimpi mereka masing-masing, Jack mengambil handphone, jaket, dan dompetnya, ia keluar dari Villa itu, dan mencari Taxi,dia harus pergi kerumah sakit yang Dokter Jeanne kirim, tak jauh dari Villa yang Jack tinggal, syukurnya Dokter Jeanne tau bahwa Jack tidak boleh jauh-jauh.
Sudah 3 jam Jack menunggu hasilnya, raut wajah Dokter Winter muram..., ia menatap sedih kearah Jack
Dr. Winter
Kau didiagnosis Kanker otak stadium 3
Dr. Winter
Kau kanker otak Jack..., kenapa tidak mengecek sejak dulu?, kenapa kau tak curiga Jack, ini sudah stadium 3
Jack
Baiklah, terimakasih dok
Dr. Winter
Jack jangan pernah menyerah dengan hal ini, masih ada saya, Jeanne, kamu masih bisa berjuang Jack, jangan menyerah terlebih dahulu, kau bisa sembuh
Jack
keluarga saya akan curiga
Dr. Winter
akan ku pikirkan semuanya
Dr. Winter
kau hanya perlu fokus dengan kondisi mu
Dr. Winter
check dirimu besok besok, masih ada yang perlu di Check
Dr. Winter
Jack jangan pernah menyerah ya
Kini Jack berjalan pelan menuju Villa, tatapannya sudah kosong dan pasrah dengan keadaannya sekarang, selain menyusahkan ternyata dia penyakitan juga, ia benar-benar sudah pasrah dengan keadaannya ia sudah berserah diri kepada yang Tunggal untuk mencabut nyawanya sekarang.
Pintu terbuka, cklek, sudah ada adiknya Vincent diruang tamu, matanya sembab dan menatap tajam kearahnya, sebelah Vincent ada Taro yang tak kalah tajam menatapnya, matanya sudah merah sembab, dia berdiri dari duduk nya dan berjalan kearahnya, tangannya melayang dan mendarat kepipi kiri Jack, tak hanya itu kerah milik Jack ditarik oleh Taro
Taro
KAU KEMANA SAJA SIALAN!!!
Taro
AKU MENYURUH MU MENJAGA RUMAH DAN TIDAK KEMANA-MANA!!!
Taro
ANTON TERJATUH DARI TANGGA DAN DIA PINGSAN, SEHARUSNYA KAU MENJAGA ADIK MU!!, KAU TIDAK PERNAH BECUS MENJADI SEORANG KAKAK ATAU MEMANG KAU TIDAK BECUS MENJADI SEORANG KAKAK UNTUK MENJAGA ADIK-ADIKNYA?!!
Vincent
Kau tak punya perasaan Jack!!, pantas semua orang membenci mu!, Mama, Papa, Nenek dan Kakek sudah berada di jalan menuju kesini, kau merepotkan Jack, selalu tak bisa di jaga janji mu
Jack masih dengan muka datarnya, sebenarnya dia panik mendengar bahwa adiknya terjatuh dari tangga dan pingsan, bodoh seharusnya dia tidak pergi kerumah sakit dan berdiam diri di rumah saja!
Penyakitnya tidak penting untuknya, dia sayang dengan Adik-adiknya, dia peduli namun dia tidak bisa menunjukkan rasa pedulinya dan tidak mengerti.
Irene
TARO!, DIMANA ANTON?
Irene, Leo, dan Natasie buru-buru pergi ke kamar untuk mengecheck Anton, Vincent dan Taro juga mengikuti pergi ke kamar Anton, tersisa Jack dan Andrew sang kakek.
Andrew
Apa yang kau lakukan lagi Jack?
Andrew
Kau mau membunuh cucu ku?, setelah membunuh anak saya?
Jack
Aku tidak membunuh nya
Andrew
Kau selalu mengingkari janji mu Jack, kau selalu membawa sial
Andrew
Entah apa yang harus kukatakan dan kulakukan agar kau bisa sadar diri!
Andrew
Aku tak bisa membenci mu, itu yang susah!
Jack
Itukan yang seharusnya aku ucapkan dari dulu?
Jack
Kalau begitu kenapa kalian tidak membunuh ku saja?, kenapa kau tak membuang ku dulu?, kenapa bisa Leo berhenti dan melempar pisau, padahal sedikit lagi aku tidak tersiksa!
Jack
Sekeluarga membenci ku, aku tau, kau bisa membenci ku, tak perlu takut bahwa aku kecewa, karena sejak dari dulu aku tak pernah percaya dengan siapapun.
Jack
Semua orang membenci ku dan aku juga membenci diriku sendiri.
Andrew
Apa yang kau ucapkan...
Leo
AYAH AYO BAWA ANTON KE RUMAH SAKIT TERDEKAT
Irene
Jack kamu harus ikut!
Is this all my fault? | 09
Kini mereka semua sudah berada di rumah sakit yang tadi Jack mengecek kondisinya, Anton baik-baik saja dia di rawat di ruang VIP. Jack berada di luar ruangan itu sedikit jauh dari ruangan itu, ia berdoa agar Anton baik-baik saja dan menyesali ucapannya tadi kepada Kakeknya... Air matanya mau turun namun ia menahan, ia tak boleh menangis anak pertama tak boleh menangis. ia harus kuat dan tidak boleh menangis!
Dr. Winter
Eoh Jack?, ada apa?
Jack
Dokter..., itu adikku pingsan
Dr. Winter
Mereka tidak mengatakan apa-apa kan pada mu?
Jack
T-tidak ada, tenang saja
Dr. Winter
Huh... ikutlah aku sebentar, aku ingin berbicara
Dr. Winter
Jack kau baik-baik saja
Jack
aku baik-baik saja Dokter
Dr. Winter
tidak kau tidak baik-baik saja
Dr. Winter
Selain Kanker otak kau memiliki Alexithymia kondisi dimana kamu tidak mengenali dan mengekspresikan emosi kamu...
Dr. Winter
Kau juga mengalami Depresi
Dr. Winter
Depresi ini diartikann sebagai jenis depresi yang membuat penderitanya merasa sedih dan putus asa sepanjang waktu. Gejala bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Terlepas dari berapa lama gejala berlangsung, depresi berat dapat mengganggu aktivitas dan kualitas hidup penderitanya. berikut ini gejala dari depresi mayor itu ada
• Suasana hati yang murung dan suram
• Kehilangan minat terhadap hobi atau aktivitas lain yang sebelumnya disukai
• Perubahan berat badan
• Gangguan tidur
• Sering merasa lelah dan kurang berenergi
• Selalu merasa bersalah dan tidak berguna
• Sulit berkonsentrasi
• Kecenderungan untuk bunuh diri
Jack
Lalu apa yang harus ku lakukan?
Dr. Winter
kau harus rajin konsultasi
Jack
Tidak perlu aku baik-baik saja
Jack
hanya aku yang tau diriku dokter
Jack
Aku mati dan hidup hanya aku dan Tuhan yang tau..., itu yang ku percaya kan seumur hidup ku
Dr. Winter
Pengobatan mu gratis, ini konsul dengan ku
Dr. Winter
ini obat mu, aku hanya mengasih sedikit terlebih dahulu, sisanya kamu minta ke Dr.Jeanne
Kini Winter dan Jack berjalan bersama menuju ruangan Anton
Dr. Winter
Saya antar sampai disini, nanti saya akan kembali kesini
Dr. Winter
untuk mengecheck kondisi adik mu
Jack
baik dok, tolong bantu adik saya
Dr. Winter
saya akan bantu, karena itu tugas saya, dan saya akan bantu untuk ada sembuh juga
Dr. Winter
susah berbicara dengan mu
Kini Winter berpamitan pergi terlebih dahulu, setelah Winter hilang dari pandangan Jack, Leo sang papa keluar dari ruangan Anton yang tertutup, Jack tau bahwa ia akan mendapatkan hukuman
Plakk!, suara tamparan yang kencang mendarat di pipi kiri Jack, padahal itu habis di tampar Taro juga. Jack hanya bisa diam, ia tau bahwa sang papa kecewa dan marah besar terhadap Jack, kini Leo menonjok wajah anaknya, Jack tersungkur kebelakang, badannya bertabrakan dengan tembok, namun ia hanya bisa diam, tidak ada perlawanan sama sekali, lalu kini Leo memukul kepala Jack dan membenturkan nya ke Tembok putih itu, darah merembes keluar dari dahinya, sudut bibir dan pipinya sudah membiru dan mengeluarkan sedikit darah, tidak apa-apa rasa sakit hati Leo lebih dari ini..., Jack hanya bisa menutup mata menahan rasa sakit yang amat luar biasa, tak lama Leo juga membenturkan kembali kepala Jack ke tembok dan memukul perutnya dengan kencang, hingga tak lama Jack muntah darah karena pukulan itu.
Kenzo, Steven dan Sean keluar dari ruangan Anton untuk menemui Jack juga, awalnya Steven ingin mengucapkan kekesalan pada sang kakak, namun setelah melihat apa yang ada didepannya, sang papa yang sedang membenturkan kepala Jack dan melepaskannya begitu saja dengan kondisi Jack yang sudah tak beraturan, Darah keluar dari mulutnya namun wajahnya tetap datar dan tatapannya tajam.
Dr. Winter
TUHAN KU, APA YANG KAU LAKUKAN TUAN SONG?!
Dr. Winter
Jack kau mendengar ku?!, hey hey Jack kau mendengar ku?
Jack hanya mengangguk kecil
Dr. Winter
tahan sebentar, DOKTER?!!!
Dr. Winter
Sial..., Ayo tahan sebentar jangan pingsan ku bawa kau ke ruangan lain
Jack hanya bisa menuruti ucapan Winter, Winter membopong tubuh Jack.
Kini Jack dan Winter hilang dari pandangan Leo
Steven
Apa yang papa lakukan?
Steven
Apa yang kau lakukan pa?
Steven
aku tau Anton sedang pingsan di dalam, dia sudah sadar namun..., Jack juga tidak pantas mendapatkan hal ini
Steven
Pa... Jack juga manusia
Sean buru-buru pergi dari situ, dia berbohong dia mengikuti jejak Winter dan Jack, ia khawatir dengan Jack
Sean tak sengaja melihat ruangan bertulisan Prof.Dr.Winter Veronicha , ia lihat name tag dokter yang membopong Jack, ya dokter ini
Pintu ruangan itu terbuka
Sean
Apakah dia baik-baik saja?
Dr. Winter
Kau keluarganya?
Sean
Ada apa dengannya dokter?
Dr. Winter
tidak, dia baik-baik saja, dia hanya tidur
Sean
dokter tidak menyembunyikan sesuatu kan?
Sean
Apakah Jack luka parah
Dr. Winter
Ia muntah darah dan benturan kepalanya lumayan keras, 3x di benturkan
Sean mendekati Jack, duduk disamping ranjangnya dan memegang erat tangan Jack, dia khawatir sangat-sangat khawatir dengan Sepupunya ini. Air matanya jatuh menatap seseorang yang terbaring lemas tak berdaya. Jack yang dia lihat kuat, cuek dan tak pernah peduli pada siapapun kini terbaring lemas tak berdaya dengan banyak luka. dibenturkan kepalanya tak kebayang rasa sakitnya namun dia masih bisa menahan agar tidak berteriak dan membalas pukulan dari sang papa. Sean berdoa dia berdoa agar Jack tidak kenapa-napa
Dr. Winter
tak perlu khawatir, dia kuat buktinya dia tidak pingsan dia hanya tertidur saat saya suruh istirahat
Sean
Ya tentu..., dia anak yang kuat
Sean
dia tidak lemah seperti ku
Dr. Winter
*batin : kau benar, dia tak lemah buktinya dia banyak menyimpan rahasia dan rasa sakit yang amat banyak *
Dr. Winter
Minum terlebih dahulu
Dr. Winter
aku ada pekerjaan sebentar, nanti aku akan kembali, hanya sebentar
Sean
baik dok maaf merepotkan
Dr. Winter
tidak sama sekali
Kini Winter pergi dari ruangannya, tersisa Sean yang menangis sesegukan dan Jack yang hanya diam mendengar tangisan Sean. Ia sudah siuman siapa pikir dia tidur?, dia hanya memejamkan mata dia tak bisa tidur dalam kondisi seperti ini, kepalanya sangat sakit, perutnya juga tak kalah sakit, bagaiamana kondisinya saat ia tau dia memiliki kanker otak dan kepalanya dibenturkan oleh Leo, ya seperti double kill.
Jack
Berhentilah menangis.
Sean
Huhuhu kau sudah bangun
Jack
berhentilah seperti anak kecil Sean.
Sean menghapus air matanya, ia menatap Jack yang masih memejamkan matanya
Sean
syukurlah, kau tidak menjawab baik baik saja
Jack
awalnya ingin, namun aku akan mendapatkan ucapan kekesalan dari mulut mu
Jack
Kembali keruangan Anton
Sean
Tidak kau belum sehat
Jack
aku baik-baik saja, aku tak selemah itu
Jack kini berdiri dari tidurnya, kepalanya pusing namun ia harus kuat dan memaksakan keadaannya yang sedang terluka ini. Sebelum mereka melangkah keluar ruangan itu Winter kembali, menatap kaget kearah Jack, ia tau ini bukan suruhan Sepupunya namun Jack sendiri yang memaksa, setelah beberapa jam ia tau bahwa Jack suka memaksakan keadaannya demi orang lain.
Jack
Tidak perlu, kalau aku pusing aku akan datang ke dokter
Dr. Winter
baiklah, aku tak bisa memaksa mu, sifat mu selalu begitu
Jack hanya diam didepan ruangan Anton, duduk di kursi yang tadi ia di pukul papanya, namun ia tak masalah diluar tadi Sean mengajaknya masuk namun demi suasana Jack tidak ingin masuk, nanti saja, dia ingin diluar terlebih dahulu, Kini Jack hanya menatap layar Handphone nya, ia mengabari tentang dirinya ke Andy dan juga Giselle
Jack sedikit tersenyum tipis, sangat tipis melihat chat nya dengan yang lain, seberapa khawatir mereka daripada keluarganya yang tak pernah peduli dengannya
Jack mendengak melihat Mamanya sudah ada didepannya dengan mata sembab, tau bahwa ia menangisi Anton bukan dia, Jack langsung memasuki HPnya di sakunya dan bersender menatap lurus kedepan, tak melihat wajah Mamanya lagi
Irene
Ada apa dengan mu...?
jangan lupa vote dan like nyaa dong guys!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!