Aku Anak Pertama | Eunseok
What's wrong with me?| 07
Sekarang sudah hari minggu, jadwal menginap 1 minggu gagal, karena sang Mama dan adik-adiknya tak ada habisnya menelpon dan menanyakan dimana dirinya berada mau tak mau Jack harus kembali pulang, kini ia berada di mobil Giselle, Andy juga ikut mengantarkannya. Mobil Mercedes benz GLB-Class warna hitam yang berkilau, membuat siapapun akan melirik mobil ini. Posisi Giselle yang menyetir, Andy duduk dibangku belakang dan Jack duduk disebelah Giselle.
Andy
Kau yakin akan pulang?
Giselle
kalau kau tau kenapa kau bertanya Andy Park!
Andy
eh baytheway, lu nanti duduk ama gw ya pas masuk sekolah
Jack
Bukannya selalu begitu?
Giselle
hahaha, Jack realistis banget
Giselle
Jack cari temen lain aja kalau ga kuat
Jack
Kasian kalau ga ada yang nemenin nanti malah bertemen ama hamster
Giselle
Udah berisik, Jack kalau ada apa-apa bilang ke aku atau Andy, jangan di tahan, kalau mau kabur bisa kerumah ku atau Andy.
Kini mereka sudah ada di perkarangan rumah Jack, Giselle memasuki mobil ke dalam perkarangan rumah Jack, mereka bertiga turun Giselle sepakat mereka kembali dari rumah Jack, Andy yang menyetir mobilnya.
Giselle
Kau sama seperti siapa saja, aku tidak akan keberatan..., kalau ada apa-apa bicara kepada aku atau Andy okey!, telpon aku kalau ada apa-apa
Andy
Jack kalau ngerokok jangan terlalu banyak, banyakin minum air putih, jangan kecapean, tidur yang cukup jangan terlalu malam, kau sudah kurus mau nambah kurus?
Andy
Yeu, yaudah bye bye sayang kuu
Jack
Ya kalian hati-hati, jangan terlalu ngebut bawa mobilnya Andy.
Andy dan Giselle memasuki mobil meninggalkan Jack dan rumah Jack. Jack kembali melangkah masuk kedalam rumah, ternyata sudah ada kedua sepupunya di ruang keluarga yang menunggunya.
Sean
Kita akan pergi, ke pantai dan kau harus ikut.
Sean
Kau harus ikut, cepat siap-siap, aku temenin
Sean mendorong Jack menuju ke kamarnya, Taro hanya mengikuti mereka dari belakang sambil terkekeh kecil melihat kelakuan Sean terhadap Jack. Jack yang diperlakukan seperti itu hanya bisa pasrah karena ia tau bahwa sifat Sean sangat sangat ambisius dan ga bisa dibantah.
Memasuki kamar Jack sangat gelap.
Taro
Hanya ini penerangannya
Sean
Tinggal buka Gorden aja susah, huh!
Sean membuka gorden kamar Jack, matanya Jack langsung menyipit melihat terangnya siang ini.
Sean
Sekarang packing barang mu
Sean
aku akan melihat-lihat kamar mu
Sean
Woah!, kau bisa melukis, lain kali lukiskan aku, cocok untuk ku pajang dikamar ku
Sean
Kau bisa bermain gitar dan biola
Sean
Dulu, aku tak pernah tau
Jack
tak ada gunanya kalian tau juga
Taro
Baju mu semuanya hitam?, mau tiap hari ngelayat atau gimana?
Taro
Cepatlah ambil baju mu dan celana mu, aku tidak tau
Taro
bawa koper jangan tas ransel
Jack mengambil koper disalah satu laci atas, Koper sepinggangnya berwarna hitam dengan Sticker namanya yang dikasih oleh Andy.
Taro
Itu mana wadah untuk dalaman dan beberapa alat
Taro
Kau tak pake sabun pembersih muka?
Sean
Hah?!, MANUSIA APA KAU TIDAK PAKE SABUN MUKA?!!!
Taro
oh ya, yaudah nanti pake sabun gw aja, gw bawain sikat gigi, odol dan obat kumur-kumur.
ini sudah malam hari dan Jack melewati makan malam bersama, dia tidak mau menganggu keluarganya dibawah dengan alasan bahwa ia sudah mengantuk nanti akan makan saat ia sudah lapar. Kini Jack merebahkan dirinya dikasur empuknya sesudah mempacking bajunya, tak lupa juga ia selipkan obat-obatannya, saat ingin memejamkan matanya, Jack langsung bangun dari tidurnya, hidungnya mimisan lagi, dengan cepat Jack memasuki kamar mandi, melihat kearah kaca, darah keluar banyak dari hidungnya, menahan darah dari hidung nya sampai berhenti lalu membersihkannya.
Kepala Jack terasa sangat sakit pandangan mulai buram, Jack berusaha menahan keseimbangan berdirinya agar ia tidak jatuh namun pertahanan itu runtuh, bruk!, tubuh Jack ambruk dan pingsan.
Irene
Kasih ini ke Kakak mu
Kenzo mengambil piring yang berisi ayam dan nasi untuk sang kakak, sejak saat itu Mama sering memasak makanan dan memilah makanan agar tidak ada anaknya yang alergi dan sakit, Kaki Kenzo melangkah semangat menuju kamar sang kakak, sesampainya dikamar pintu hitam itu, di ketuklah oleh Kenzo, Tok tok tok, tidak ada jawaban sama sekali, diketuk sekali lagi, masih hening, tumben sekali biasanya sang kakak langsung membuka diketukan pertama, diketuk lagi saat mau mengetuk nya keempat kali, pintu mendadak terbuka, tubuh tinggi gagah dan rupawan itu muncul, pucat kondisi wajah kakaknya.
Kenzo
Ambil makan, gw suapin
Sekarang Jack sudah berada di kamar dengan sang Mama yang menyuapinya. Jack sebenarnya tidak ingin namun takut hati Mama nya terluka karena membuang makanan buatannya jadi dipaksa nelen.
Jack
Sudah makan sama yang lain
Irene
Baiklah, kalau lapar bilang ke Mama...
Jack hanya mengangguk kecil, sang Mama keluar dari kamar itu, menutup pintu kamar itu.
Irene
Ruangannya selalu sama...
Irene berjalan perlahan, memasuki kembali kamar anak pertamanya setelah 10 tahun lamanya tidak pernah mengobrol bahkan memasuki kamarnya, enggan di dalam hati nya untuk memasuki kamar anaknya itu, karena suatu hal.
Sekarang sudah hari senin, mereka akan berangkat pergi ke Lampung, daerah Sumatera.
Andrew
Jack, Kenzo, dan Anton di mobil sana ya
Kini Kenzo dan Anton menarik tangan sang kakak untuk memasuki mobil sedan berwarna putih mulus itu, yang ditarik hanya diam saja dengan muka datarnya tak ada ekspresi dan tatapannya yang dingin. Sang kakek juga terheran kenapa sang cucu sangat-sangat datar seperti tembok!
Kini Jack, Anton, dan Kenzo sudah berada di kursi penumpang , Jack duduk ditengah, Anton duduk di samping kanan dan Kenzo duduk di samping Kiri, didepan mereka ada Leo dan Irene. Sebenarnya Jack tidak ingin mending sama supirnya aja tapi apa daya nya adik-adiknya memblokir pintu mobil
Anton
Kak Jack kalau kepantai mau ngapain?
Anton
Kak Jack pernah ke pantai?
Anton
Kapan kok ga ajak Anton?
Anton
Kak Jack suka warna hitam atau putih
Anton
Kak Jack suka denger lagu apa?
Kenzo
Kak pelajaran favorit kakak apa?
Irene melihat interaksi itu hanya terkekeh kecil, Anak kedua dan terakhirnya mengasih pertanyaan namun hanya dibalas asal dan singkat oleh Jack.
Irene
Jack mau permen?, biar ga mabok?
Jack hanya menggeleng, tubuhnya berat kedua adiknya menyender ke bahunya, yang satu hanya menyender sambil memeluk boneka miliknya dan yang satu menyender sambil memeluk lengan kanannya, mereka berdua tidur hanya Jack yang masih terjaga dan tidak peduli
Irene
Jack mau beli minum apa-
Irene
Kau tidak apa-apa Jack?
Irene tersenyum kecil melihat Jack yang di peluk kedua adiknya yang tertidur, Jack hanya mengangguk kecil
Irene
Baiklah tunggu sebentar
Jack hanya menggeleng pelan
Kini di dalam mobil hening kembali, Jack merasa ada sesuatu yang netes dari hidungnya, dengan cepat dia langsung menahan darah yang akan keluar, mengambil tisu pelan, berusaha tetap tenang dan tidak menganggu kedua adiknya yang sedang terlelap tidur.
Jack
*batin : kenapa terus-terusan mimisan...? *
Jack mengelap hidungnya, berusaha menghilangkan darah semaksimal mungkin agar tidak terlihat, tisu yang ia pakai untuk mengelap darah ia taru di sakunya agar tidak ketahuan. Sang Papa, Leo sedang sibuk dengan HPnya mungkin kerjaan jadi dia tidak fokus kepada anaknya yang dibelakang, bagus lah.
Irene
sudah ayo berangkat lagi
Mereka sudah berada di kapal, sekitar 3 jam mereka akan sampai di lampung.
Kini Jack duduk di luar ruangan ia menatap laut dan langit malam, cahaya dari kapal-kapal dan angin dingin yang menerpa tubuhnya yang terbalut jaket,tangannya mengambil sebungkus rokok yang ia beli sebelum pergi, Diam-diam dia beli, rokok itu dihidupkan dengan pelan Jack mengisap ujung lembut rokok itu, menatap kedepan sambil melihat bagaimana gelap dan sedikit cahaya dari kapal-kapal besar dan kecil menyebrang
Steven mengambil bungkus rokok di sakunya, dinyalakan dan dihisap.
Steven
Kau pikir kau tak sakit mengisap rokok?
Jack
berhenti merokok saat ini, permen lebih manis, buanglah rokok mu
Steven
kalau begitu kau juga
Jack langsung membuang rokoknya kelaut dengan ekspresi datar, steven melihat itu terkejut, namun tak lama ia juga membuang batang rokoknya
Jack mengasih permen rasa lemon yang asam
Steven
Kau juga harus makan
Steven
Kembali lah masuk, udara nya akan semakin dingin, kau tidak tidur di perjalanan bukan?
Steven
Jangan merokok ya kakak kuuu!
Jack hanya mengangguk kecil
setelah Steven masuk kedalam ruang tunggu di kapal, tangan Jack mengambil HP di sakunya
Jack
Tenang saja, aku tidak apa-apa
Jack
Ini hanya kelelahan...
kini mereka sudah sampai di Villa yang mereka sewa, Kesenangan sudah ada didalam benak yang lain terkecuali Jack yang merasa biasa saja, tidak peduli yang ia mau hanya berdiam diri untuk istirahat
Sean
Gw sekamar ama Jack, byeee
Sean
Siapa cepat dia dapat, ya ga?
Jack langsung menatap kearah Sean dengan tatapan bingung, sebenarnya tadi dia ga merhatiin ucapan Sean.
Sean
Ck mikiran apa sih?!, utang
Sean
Udah buruan masuk, gw mau liat matahari terbit
Kini Jack menaru kopernya di kamar yang cukup luas dengan gaya sederhana namun elegan, pemandangan kamarnya langsung menuju pantai yang masih gelap, karena masih subuh. Sean dengan semangat menggebu-gebu langsung menaru koper dan berlari keluar kamar untuk menuju ke pantai, namun beberapa saat dia kembali Jack yang hendak duduk langsung ditarik keluar kamar dan keluar rumah, mereka berdua pergi ke pantai, duduk di pasir sambil melihat ke depan menunggu matahari terbit, tidak ada percakapan dari keduanya, hening sibuk dengan pikiran masing-masing, hingga Sean membuka pembicaraan terlebih dahulu.
Sean
Bagaimana dengan sekolah mu yang baru?
Sean
Kenapa kau selalu bersikap acuh..., padahal kita satu sekolah
Jack
Kau yang menyuruh untuk tidak mengenali dirimu bukan?
Panggil Sean, Jack hanya berdehem tanpa menengok kearah Sean, Pandangannya lurus kedepan
Sean
Ayo kita berteman dan menjadi keluarga, sepupu yang benar-benar sepupu, kita mengasih tau rahasia satu sama lain
Sean
Maafkan akuu ya kakak!!
Sean
Kau bahkan tidak tersenyum
Senyum tipis Jack, Sean melihat itu tersenyum senang langsung merangkul bahu Jack, dan mereka menyaksikan Matahari yang perlahan-lahan terbit dari tempat sembunyinya, Air laut yang tadinya tak begitu terlihat sekarang perlahan-lahan terlihat jelas, berkilau terang, warna kuning ke orange yang indah membuat siapa saja terpaku melihat nya.
Comments