Biasakan Dirimu

"Maaf, Tuan. Nona Naya sudah pindah ke kamar lain." jawab perawat itu.

"Mengapa pindah ? Pindah ke kamar nomor berapa ?" tanya Candra ingin tahu.

Mengapa Naya sampai pindah kamar ? apa mungkin karena tidak punya biaya atau sengaja menghindarinya. Tanya Candra dalam hatinya.

Rasanya tidak mungkin karena biaya karena Candra dengar sendiri pemimpin perusahaan tempat Naya bekerja mengatakan jika seluruh biaya pengobatan di tanggung oleh perusahaan.

"Maaf, kami tidak bisa memberi tahukan pada siapa pun atas permintaan pasien."

"Tapi, saya calon suaminya, suster." kata Candra masih berusaha.

"Maaf, ini sudah permintaan pasien." kata perawat menjalankan sesuai perintah Damar.

Damar sengaja melakukan itu karena tahu jika Candra pasti akan datang lagi untuk menemui Naya. Bukan karena Cemburu tapi hanya untuk menjaga emosi Naya.

Candra merasa kecewa mendengar apa yang dikatakan oleh perawat. Sampai segitunya Naya tidak ingin bertemu dengannya. Lagi-lagi Candra pulang tanpa bisa bertemu dengan Naya.

*

Menjadi pasien kamar VVIP begitu di perlakukan istimewa oleh rumah sakit Medika Sejahtera yang memang mengutamakan memberikan pelayanan dan perawatan terbaik. Contohnya saja seperti makanannya yang sudah seperti makanan hotel bintang lima. Begitu juga dengan kamar dan tempat tidurnya.

"Makanlah." kata Damar setelah perawat yang mengantarkan makanan itu keluar.

Kata kata Damar seperti perintah untuk Naya dan dengan patuh Naya membuka penutup makanan di depannya. Naya bingung melihat makanan yang begitu banyak dan enak untuk ukuran seorang pasien.

"Mau aku suapi ?" tanya Damar ketika melihat Naya masih belum menyentuh makanannya.

Damar yang tadi duduk di sofa kini berjalan mendekat lalu duduk di tepi tempat tidur.

"Tidak pak." jawab Naya cepat sebelum pria itu benar-benar menyuapinya.

"Makanan ini terlalu banyak." lanjut Naya lagi.

"Aku akan membantu mu menghabiskannya jika kau tidak sanggup." kata Damar yang selalu punya solusi pada setiap masalah.

"Silahkan, pak." Naya meletakkan piring makan di depan Damar.

Ternyata memang piringnya ada dua. Pantas saja porsi makanannya juga banyak. Rupanya memang untuk dua orang. Dan mereka pun makan malam bersama dalam diam karena Damar memang tidak akan bicara jika tidak ada yang penting.

Ini bukan kali pertama mereka makan berdua. Ketika Damar mengajak Naya bertemu klien di luar juga mereka sering makan bersama. Jadi, Naya tidak begitu canggung.

Tapi, ketika selesai makan suasana mulai terasa canggung ketika Naya akan tidur dan Damar masih ada di sana. Naya mencoba memejamkan mata tapi tetap saja tidak dia tidak bisa tidur.

"Apa ada yang sakit ? aku akan panggilkan dokter." tanya Damar ketika menyadari kegelisahan Naya.

Naya yang sejak tadi memejamkan mata kembali membuka matanya mendengar suara Damar yang begitu dekat dengannya.

Bukankah tadi pria itu duduk di sofa sambil mengerjakan sesuatu dengan laptopnya dan tiba-tiba sekarang sudah berdiri di samping tempat tidur. Selalu saja begitu berjalan tanpa suara dan membuat orang terkejut.

"Tidak pak." jawab Naya sambil menggeleng.

Naya yang terbiasa bicara formal kepada Damar selalu menjawab dengan kata-kata singkat seperti Tidak pak, Baik pak, silahkan pak kecuali saat memberikan laporan.

"Tidurlah. Biasakan diri mu melihat ku karena mulai malam ini kita akan tidur satu kamar." kata Damar yang lagi-lagi terdengar seperti perintah untuk Naya.

Perintah Damar merupakan sesuatu yang harus dia kerjakan. Jika tidak bisa harus belajar. Jika tidak mampu harus berusaha. Begitu yang Naya tanamkan dalam jiwanya sebagai seorang bawahan.

Naya kembali memejamkan mata dan berusaha untuk tidur karena dia juga sudah mengantuk. Entah sudah berapa lama Naya terpejam akhirnya dia tertidur juga.

Damar lalu menutup laptopnya ketika menyadari Naya terlihat tenang dengan napas yang teratur.

Episodes
1 Kanaya Prasanti
2 Kecelakaan Kerja
3 Perhatian Dari Sang Tunangan
4 Kebaikan Pemilik Perusahaan
5 Aku Lumpuh
6 Membatalkan Pernikahan
7 Serangan Jantung
8 Sama-Sama Sakit
9 Kepergian Sang Ayah
10 Kedatangan Candra
11 Menikah
12 Biasakan Dirimu
13 Mengalami Mimpi Buruk
14 Menangislah
15 Pulang Dari Rumah Sakit
16 Tinggal di Sini
17 Kau Menyukainya ?
18 Jangan Memaksakan Diri
19 Membantumu Mandi
20 Sejak Kapan ?
21 Kerumah Mama
22 Wanita Itu
23 Tidak Perlu Cemburu
24 Aku Mengerti
25 Rosa
26 Melakukan Pemeriksaan
27 Hasil Pemeriksaan
28 Seharusnya Aku
29 Begitu Manis
30 Selamat Ulang Tahun
31 Ini Dari Mama
32 Kata-Kata Aulia
33 Mulai Terapi
34 Pernikahan Candra
35 Terserah Mas Damar
36 Damar Sibuk
37 Merahasiakan Pernikahan
38 Pak Damar Sudah Menikah
39 Belajarlah Menerima Takdir
40 Damar Marah
41 Kau Tetap di Sini
42 Peringatan Terakhir
43 Sembuh
44 Merayakan Kesembuhan Naya
45 Membawakan Sarapan
46 Makan Siang
47 Ketahuan Bergosip
48 Bisa Kita Bicara ?
49 Jangan Merasa Istimewa
50 Mengundurkan Diri
51 Pulang Ke Rumah
52 Lupa Membawa Handuk
53 Tolong Pijitkan Tubuhku
54 Akulah Orang Ketiga Itu
55 Naya dan Aulia
56 Mampir ke Rumah Mama
57 Pergi Ke Paengadilan
58 Maafkan Aku Ma
59 Maaf Mengganggu Tidurmu
60 Jadi Berdebar
61 Mengapa Dia Datang ?
62 Bertemu
63 Sudah Puas Menatap ku ?
64 Sebuah Undangan
65 Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66 Aku Mencintai Mu
67 Bolehkah Aku ?
68 Ada Yang Menelpon
69 Aku Takut
70 Mengapa Harus di Umumkan ?
71 Tidak Bosan
72 Ulang Tahun Perusahaan
73 Menceritakan Semuanya
74 Memeriksa Kehamilan
75 END
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Kanaya Prasanti
2
Kecelakaan Kerja
3
Perhatian Dari Sang Tunangan
4
Kebaikan Pemilik Perusahaan
5
Aku Lumpuh
6
Membatalkan Pernikahan
7
Serangan Jantung
8
Sama-Sama Sakit
9
Kepergian Sang Ayah
10
Kedatangan Candra
11
Menikah
12
Biasakan Dirimu
13
Mengalami Mimpi Buruk
14
Menangislah
15
Pulang Dari Rumah Sakit
16
Tinggal di Sini
17
Kau Menyukainya ?
18
Jangan Memaksakan Diri
19
Membantumu Mandi
20
Sejak Kapan ?
21
Kerumah Mama
22
Wanita Itu
23
Tidak Perlu Cemburu
24
Aku Mengerti
25
Rosa
26
Melakukan Pemeriksaan
27
Hasil Pemeriksaan
28
Seharusnya Aku
29
Begitu Manis
30
Selamat Ulang Tahun
31
Ini Dari Mama
32
Kata-Kata Aulia
33
Mulai Terapi
34
Pernikahan Candra
35
Terserah Mas Damar
36
Damar Sibuk
37
Merahasiakan Pernikahan
38
Pak Damar Sudah Menikah
39
Belajarlah Menerima Takdir
40
Damar Marah
41
Kau Tetap di Sini
42
Peringatan Terakhir
43
Sembuh
44
Merayakan Kesembuhan Naya
45
Membawakan Sarapan
46
Makan Siang
47
Ketahuan Bergosip
48
Bisa Kita Bicara ?
49
Jangan Merasa Istimewa
50
Mengundurkan Diri
51
Pulang Ke Rumah
52
Lupa Membawa Handuk
53
Tolong Pijitkan Tubuhku
54
Akulah Orang Ketiga Itu
55
Naya dan Aulia
56
Mampir ke Rumah Mama
57
Pergi Ke Paengadilan
58
Maafkan Aku Ma
59
Maaf Mengganggu Tidurmu
60
Jadi Berdebar
61
Mengapa Dia Datang ?
62
Bertemu
63
Sudah Puas Menatap ku ?
64
Sebuah Undangan
65
Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66
Aku Mencintai Mu
67
Bolehkah Aku ?
68
Ada Yang Menelpon
69
Aku Takut
70
Mengapa Harus di Umumkan ?
71
Tidak Bosan
72
Ulang Tahun Perusahaan
73
Menceritakan Semuanya
74
Memeriksa Kehamilan
75
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!