Membatalkan Pernikahan

Pak Budiman menyambut kedatangan kedua calon besannya dengan senyuman. Berharap kedatangan mereka bisa menghibur dan menyemangati Naya.

"Naya, calon mertua mu datang." bisik Pak Budiman memberitahukan, karena sejak tadi Naya hanya diam dengan tatapan yang kosong.

Naya kemudian mengalihkan pandangan kepada kedua orang tua Candra. Namun sedikitpun tidak membuka mulut untuk menyapa keduanya.

"Maaf Pak Budiman, kami sudah tahu tentang keadaan Naya. Jadi kedatangan kami untuk membicarakan tentang pernikahan Naya dan Candra." Bu Indah mengatakan maksud kedatangannya.

"Oh, iya. Silahkan duduk dulu Pak Sadri, Bu Indah." kata Pak Budiman menunjuk sofa.

Tidak sopan jika bicara sambil berdiri. Apa lagi untuk membahas tentang hal yang serius seperti pernikahan.

"Apa yang ingin di bicarakan tentang prihal pernikahan mereka ?" tanya Pak Budiman setelah mereka semua duduk.

"Kami ingin membatalkan pernikahan Naya dan Candra." kata Bu Indah tanpa basa basi.

"A apa ? membatalkan ? em maksud Bu Indah di tunda begitu ?" tanya Pak Budiman memastikan agar lebih jelas.

"Tidak. Maksud saya Candra tidak akan menikah dengan Naya." kata Bu Indah menegaskan.

"Ta tapi mengapa harus di batalkan ? kita kan bisa menundanya sampai Naya sembuh." kata Pak Budiman memberi solusi agar Naya tetap bisa menikah dengan Candra.

"Menundanya sampai kapan ? kita saja tidak tahu apakah Naya bisa sembuh dan bisa kembali berjalan dengan normal atau tidak."

Mendengar ucapan Bu Indah yang tidak berperasaan itu, Pak Budiman melihat ke arah Naya yang terus mengalirkan air mata. Hatinya saja sakit mendengar kata-kata Bu Indah, apa lagi hati Naya.

"Candra dan Naya saling mencintai, Candra pasti bisa menerima kekurangan Naya." Pak Budiman berusaha untuk tetap mempertahan rencana pernikahan itu.

"Pak Budiman dan Naya jangan egois. Candra itu seorang manager di perusahaan besar. Apa kata orang-orang jika dia menikah dengan seorang wanita lumpuh. Lagi pula bagai mana Naya bisa mengurus suaminya jika mengurus diri sendiri saja tidak bisa." kata Bu Indah yang mulai emosi dan semakin menyakitkan untuk di dengar.

"Bu, sudah." Pak Sadri yang sejak tadi diam kini mengusap pundak istrinya agar berhenti bicara.

Niat kedatangan mereka ke sini tadi untuk bicara baik-baik tapi memang sifat istrinya yang mudah emosi itu selalu tidak bisa di kontrol.

"Papa, Mama." tiba-tiba Candra datang dengan wajah yang terkejut melihat kedua orang tuanya.

"Candra, mama sudah mengatakannya kepada Pak Budiman. Pernikahan mu dengan Naya sudah dibatalkan. Ayo, kita pergi." kata Bu Indah kemudian mengajak suami dan putranya pergi karena menganggap mereka tidak punya hubungan dan kepentingan lagi dengan Naya dan ayahnya.

"Mama tidak bisa bicara begitu. Aku tetap akan menikah dengan Naya." putus Candra.

Tadi malam mereka telah membicarakan masalah ini. Candra menolak keras keputusan mamanya yang ingin membatalkan pernikahannya dengan Naya. Tapi mamanya itu tetap dengan keputusannya dan malah sampai datang ke sini. Padahal Candra sudah melarangnya.

"Mama tidak bisa menerima menantu lumpuh seperti itu. Mama malu sama keluarga besar kita. Malu sama teman-teman mama." kata Bu Indah dengan tegas.

"Aku tidak peduli dengan semua itu, ma. Aku sangat mencintai Naya." balas Candra tak kalah tegas. Mereka malah berdebat di ruangan itu.

"Huh, Cinta kata mu ? apa kau akan tetap cinta padanya jika dia tidak bisa melayani mu ? apa kau akan tetap cinta padanya ketika dia hanya bisa menyusahkan mu ?" kata Bu Indah yang mencoba berpikir realistis.

Candra ingin membalas ucapan mamanya tapi suara Naya yang lebih dulu mengudara.

"CUKUP ! KELUAR DARI SINI !"

Terpopuler

Comments

Tia H.

Tia H.

ihh pengen ku remass tuh mulut ibu2 sadis benerr udah bawa sana ankmu dasar kunti.

2024-04-23

0

Retno Palupi

Retno Palupi

kejam sekali kata katamu ibu

2024-02-04

2

lihat semua
Episodes
1 Kanaya Prasanti
2 Kecelakaan Kerja
3 Perhatian Dari Sang Tunangan
4 Kebaikan Pemilik Perusahaan
5 Aku Lumpuh
6 Membatalkan Pernikahan
7 Serangan Jantung
8 Sama-Sama Sakit
9 Kepergian Sang Ayah
10 Kedatangan Candra
11 Menikah
12 Biasakan Dirimu
13 Mengalami Mimpi Buruk
14 Menangislah
15 Pulang Dari Rumah Sakit
16 Tinggal di Sini
17 Kau Menyukainya ?
18 Jangan Memaksakan Diri
19 Membantumu Mandi
20 Sejak Kapan ?
21 Kerumah Mama
22 Wanita Itu
23 Tidak Perlu Cemburu
24 Aku Mengerti
25 Rosa
26 Melakukan Pemeriksaan
27 Hasil Pemeriksaan
28 Seharusnya Aku
29 Begitu Manis
30 Selamat Ulang Tahun
31 Ini Dari Mama
32 Kata-Kata Aulia
33 Mulai Terapi
34 Pernikahan Candra
35 Terserah Mas Damar
36 Damar Sibuk
37 Merahasiakan Pernikahan
38 Pak Damar Sudah Menikah
39 Belajarlah Menerima Takdir
40 Damar Marah
41 Kau Tetap di Sini
42 Peringatan Terakhir
43 Sembuh
44 Merayakan Kesembuhan Naya
45 Membawakan Sarapan
46 Makan Siang
47 Ketahuan Bergosip
48 Bisa Kita Bicara ?
49 Jangan Merasa Istimewa
50 Mengundurkan Diri
51 Pulang Ke Rumah
52 Lupa Membawa Handuk
53 Tolong Pijitkan Tubuhku
54 Akulah Orang Ketiga Itu
55 Naya dan Aulia
56 Mampir ke Rumah Mama
57 Pergi Ke Paengadilan
58 Maafkan Aku Ma
59 Maaf Mengganggu Tidurmu
60 Jadi Berdebar
61 Mengapa Dia Datang ?
62 Bertemu
63 Sudah Puas Menatap ku ?
64 Sebuah Undangan
65 Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66 Aku Mencintai Mu
67 Bolehkah Aku ?
68 Ada Yang Menelpon
69 Aku Takut
70 Mengapa Harus di Umumkan ?
71 Tidak Bosan
72 Ulang Tahun Perusahaan
73 Menceritakan Semuanya
74 Memeriksa Kehamilan
75 END
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Kanaya Prasanti
2
Kecelakaan Kerja
3
Perhatian Dari Sang Tunangan
4
Kebaikan Pemilik Perusahaan
5
Aku Lumpuh
6
Membatalkan Pernikahan
7
Serangan Jantung
8
Sama-Sama Sakit
9
Kepergian Sang Ayah
10
Kedatangan Candra
11
Menikah
12
Biasakan Dirimu
13
Mengalami Mimpi Buruk
14
Menangislah
15
Pulang Dari Rumah Sakit
16
Tinggal di Sini
17
Kau Menyukainya ?
18
Jangan Memaksakan Diri
19
Membantumu Mandi
20
Sejak Kapan ?
21
Kerumah Mama
22
Wanita Itu
23
Tidak Perlu Cemburu
24
Aku Mengerti
25
Rosa
26
Melakukan Pemeriksaan
27
Hasil Pemeriksaan
28
Seharusnya Aku
29
Begitu Manis
30
Selamat Ulang Tahun
31
Ini Dari Mama
32
Kata-Kata Aulia
33
Mulai Terapi
34
Pernikahan Candra
35
Terserah Mas Damar
36
Damar Sibuk
37
Merahasiakan Pernikahan
38
Pak Damar Sudah Menikah
39
Belajarlah Menerima Takdir
40
Damar Marah
41
Kau Tetap di Sini
42
Peringatan Terakhir
43
Sembuh
44
Merayakan Kesembuhan Naya
45
Membawakan Sarapan
46
Makan Siang
47
Ketahuan Bergosip
48
Bisa Kita Bicara ?
49
Jangan Merasa Istimewa
50
Mengundurkan Diri
51
Pulang Ke Rumah
52
Lupa Membawa Handuk
53
Tolong Pijitkan Tubuhku
54
Akulah Orang Ketiga Itu
55
Naya dan Aulia
56
Mampir ke Rumah Mama
57
Pergi Ke Paengadilan
58
Maafkan Aku Ma
59
Maaf Mengganggu Tidurmu
60
Jadi Berdebar
61
Mengapa Dia Datang ?
62
Bertemu
63
Sudah Puas Menatap ku ?
64
Sebuah Undangan
65
Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66
Aku Mencintai Mu
67
Bolehkah Aku ?
68
Ada Yang Menelpon
69
Aku Takut
70
Mengapa Harus di Umumkan ?
71
Tidak Bosan
72
Ulang Tahun Perusahaan
73
Menceritakan Semuanya
74
Memeriksa Kehamilan
75
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!