CHAPTER 17– [ Aichii Takana ]

“Beritahu kami! Di mana ruangan yang tertera banyak foto itu?!”

“Hah?!”

Dylan tidak bisa bergerak. Ia tidak mengerti. Mereka semua menahannya di lantai dan membentaknya. “Mereka ingin tahu letak foto-foto itu. Tapi kenapa kakakku juga ingin mengetahuinya?”

Wajah mereka terlihat penasaran sekali. Mereka sangat menunggu jawaban dari Dylan. Lelaki itu pun mengerutkan kening. “Untuk apa kalian ingin tahu tentang foto itu?” Lalu ia melirik ke arah Fely. “Dan kakak kenapa ikut-ikutan seperti ini? Apa yang ingin kalian lakukan padaku?!”

Semuanya terkejut. Lalu dengan cepat, mereka kembali melepaskan Dylan dan kembali ke kursi makannya masing-masing. Dylan berdiri sambil menepuk-nepuk baju. Semuanya menundukkan kepala sambil menggeleng secara perlahan. Dylan merasa aneh dengan sifat mereka.

Dugaannya memang benar. Mereka pasti menyembunyikan sesuatu. Lalu yang lebih parahnya lagi, kakaknya sendiri juga tidak ingin memberitahu tentang hal yang mereka sembunyikan itu darinya.

“Gawat! Aku bertindak ceroboh. Dylan pasti akan mencurigai ku, nih! Haruskah aku menghapus ingatannya lagi?” Batin Fely.

“Dylan tahu tentang foto itu? Aku jadi semakin penasaran. Tapi sepertinya tadi kami semua memperlakukannya dengan kasar. Dia pasti marah padaku.” Batin Takana.

“Dia melihat foto-foto itu di mana? Aku sudah lama berada di tempat itu, tapi aku sendiri tidak bisa melihat fotonya!” Batin Tanaka.

Dylan kembali duduk di kursinya. Saat diperhatikan, mereka semua sedang dalam keadaan tegang. “Bisa kalian jelaskan, sebenarnya apa yang terjadi?” Lelaki itu pun mencoba untuk bertanya.

Mereka bertiga pun tersentak kaget. Lalu dengan cepat, mereka kembali menegakkan badan. Tapi tak lama kemudian, Fely beranjak dari kursi dan memberikan satu alasan.

“Maaf, Dylan! Perut kakak sedang tidak enak. Kakak harus ke kamar mandi dulu sebentar!” Dia memasuki kamar mandi.

“Oh ya, Dylan! Si Neko lupa kuberi makan. Aku akan menjaga burungmu, ya?” Takana juga beranjak pergi.

Lalu yang tersisa hanya si Laki-laki kembaran Takana itu. Tanaka tidak melirik ke arah Dylan. Dia selalu membuang muka. Tapi sesekali memakan makanannya, lalu kembali melirik ke yang lain.

“Sudahlah, percuma juga jika aku bertanya. Mereka semua pasti selalu mengganti topiknya dengan hal lain. Sehingga pertanyaanku itu terlupakan.”

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Chapter 17: [ Aichii Takana. ]

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Saat sore hari, Dylan menyusuri seluruh rumah untuk mencari kakaknya. Tak lama, ia menemukannya. Ternyata Fely sedang duduk di depan teras halaman belakang sambil membersihkan debu dari boneka-bonekanya.

Dylan pun menghampiri wanita itu. Ia hanya berdiri di belakangnya. “Kakak, boleh aku bicara denganmu sebentar?”

Fely terkejut saat mendengar suara Dylan. Ia langsung menengok ke arah lawan bicaranya dan tertawa kecil. “Ah ... boleh saja! A–ada apa?”

Dylan berpindah tempat dan berdiri di samping kakaknya. “Anu ... Wali kelasku ingin aku mengikuti Study tour. Boleh aku pergi?”

Fely langsung mengangguk. “Boleh saja. Memangnya kapan kau mulai pergi?”

“Besok.”

“Kenapa mendadak sekali?”

Dylan mengelus leher belakang sambil melirik ke arah pohon mangga yang ada di sampingnya. Ia menjawab, “Sebenarnya sudah lama, sih... Tapi hanya saja, aku baru bilangnya sekarang. Lagi pula, kakak juga baru sampai di rumah, kan?”

“Hmm...” Fely kembali mengangguk. “Terserah kamu saja, sih.”

“Kalau begitu, aku akan berkemas.” Dylan berbalik badan dan berjalan meninggalkan kakaknya. Tapi sebelum itu, Fely kembali bertanya pada adiknya, “Berapa hari Study tour mu?”

“Hanya sehari saja. Aku akan pergi ke Bogor untuk menginap di sebuah Vila di sana. Kami juga sekalian berwisata.” Jawab Dylan.

“Oh, oke. Baiklah.” Fely mengangguk paham. Tapi saat Dylan perhatikan, tangan kanannya yang sedikit mengepal itu menyentuh dagunya. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu.

Dylan menyipitkan mata. Lalu setelah itu ia pun pergi meninggalkan kakaknya. “Sepertinya, rencana ku masih berjalan lancar.”

Dylan membuat rencana sendiri untuk mengetahui rahasia mereka. Akan ia cari tahu sendiri tentang beberapa hal yang orang-orang terdekatnya sembunyikan.

Dylan memang seperti itu. Jika ia sudah merasa penasaran dengan satu hal, maka dengan cepat ia akan segera mencaritahu sendiri permasalahannya untuk menghapus rasa keingintahuannya itu.

****************

Malam harinya–

Saat di kamar, Dylan sedang mengetik sesuatu di ponsel. Ia membuka translate untuk menerjemahkan arti kata-kata yang suka diucapkan Takana padanya.

“Aku akan menjadi teman pelindungmu. Oke. Sip! Sekarang, tahap ke dua.”

Setelah Ia ketahui arti kata-kata itu, ia berpikir sebentar. “Takana ingin melindungiku, ya? Tapi melindungiku dari apa? Hah, mungkin aku bisa mendapat jawabannya besok.”

Dylan menutup ponsel. Lalu ia pun berjalan pergi keluar kamar. Ia akan pergi ke kamar kakaknya. Sekarang sudah mulai sepi dan Dylan tahu ke mana para penghuni rumah ini akan berkumpul untuk membicarakan sesuatu. Ia akan menguping untuk mencari sedikit informasi.

Dylan akan membuka pintu. Tapi sebelum itu, pintu itu terbuka sendiri dengan cepat tanpa ia sadari. Kepalanya terbentur pintu yang tiba-tiba terbuka. Dylan pun mengusap-usap keningnya, lalu menengok ke luar pintu. Ternyata di depan sana ada Takana.

“Eh! Dylan! Maafkan aku. Aku tidak tahu kalau kau ada di depan pintu. Eh, apa ada yang sakit?”

“Jangan menyentuhku! Aku gapapa. Sekarang, kau mau apa ke kamarku?” tanya Dylan.

“Anu ... Dylan? Sudah lama aku tidak bilang seperti ini. Hm ... Dylan mau jadi teman aku, tidak?” Takana memohon sambil memasang wajah imutnya.

Dylan memutar matanya, lalu membuang muka. “Hah, untuk apa memangnya? Kenapa kau ingin sekali menjadi temanku?”

“Mm ... wa–“

“Watashi wa anata no hogo Yujin desu? Begitu? Aku tahu kau pasti akan bilang seperti itu. Ah, sudahlah! Aku tidak mau menjadi temanmu sebelum kau memberitahu arti dari kata-kata itu! Cukup sudah! Aku mau tidur!”

BRAK!

Dylan langsung membanting pintu. Tapi ia tidak beranjak dari tempatnya. Karena ia ingin menunggu Takana pergi terlebih dahulu. Dylan menempelkan telinganya ke pintu.

Tak lama kemudian, ia mendengar langkah kaki Takana yang mulai menjauh. Mungkin Takana sudah pergi.

“Oke, ini kesempatanku.”

Perlahan Dylan membuka pintu. Mengintip sebentar. Ia terkejut saat melihat Takana belum terlalu jauh dari kamarnya. Lalu perlahan ia kembali menutup pintu lagi. Tak lama kemudian, ia membukanya lagi.

Dylan melihat Takana pergi memasuki kamar kakaknya. Ia juga akan pergi ke sana. Tapi sebelum itu, ia melirik dan melihat keadaan sekitar dulu. Takutnya ada orang lain yang masih ada di dekatnya.

Tapi sepertinya tidak ada siapapun. Dylan tahu semuanya sedang berkumpul di kamar Fely, kakaknya. Karena ia mendengar mereka membicarakan sesuatu.

Dylan pun berjalan secara perlahan mendekati kamar kakaknya. Sampai akhirnya, ia berhasil mendekat di pintu kamar. Dylan pun mulai menguping dari sana. Mereka ternyata sedang membicarakan tentang dirinya.

“Bagaimana, Takana?” tanya Tanaka.

“Dylan mengamuk lagi. Dia masih belum mau menerimaku.” Takana menundukkan kepalanya.

“Hah ... sepertinya sulit ya?” Fely menghela napas panjang.

“Lalu bagaimana dengan besok?” tanya Takana pada semuanya.

“Bagaimana kalau malam ini, kau paksa dia saja untuk melakukannya!” ujar Tanaka sambil menunjuk ke arah Takana.

“Eeeh? Malam ini? Kapan?”

“Tentu saja saat dia tertidur, lah!” Fely menjentikkan jarinya. Ia sedikit tertawa kecil. “Heh, kau harus masuk ke kamarnya secara diam-diam, lalu melakukannya.”

Seketika wajah Takana sedikit memerah. Ia merasa ragu dan takut. “Haduh, kenapa syaratnya harus melakukan itu, sih?”

“Ya tanggung sendiri. Kau masih termasuk Oniroshi muda, jadi kau harus melakukannya.” Tanaka mengangkat kedua bahunya. Lalu ia pun tertawa sambil menutup matanya. “Ayolah, aku sudah tidak sabar melihat keberanian mu~”

“Aaa...! Janganlah seperti itu. Kau membuatku takut.” Takana memukul pundak kakaknya. Lalu ia pun kembali duduk sila di samping Tanaka.

“Kenapa harus takut?” tanya Fely.

“Tentu saja aku merasa takut. Bagaimana kalau prosesnya tidak berhasil nanti? Kalau gagal, bisa berakibat fatal. Bagaimana kalau aku dengannya tidak cocok? Apalagi yang lebih berbahaya, bagaimana kalau tiba-tiba saja Dylan terbangun? Kan bisa gawat!”

“Hmm ... iya juga.”

Tanaka tersenyum. Ia merangkul tubuh adiknya. “Tenang saja! Aku punya ide yang bagus. Aku yang akan mengatakan mantera-nya dan jika ada masalah lain, maka aku akan langsung menyelesaikannya! Tenang saja!”

“Hmm ... oke! Baiklah.”

“Tenang, Takana! Ini juga demi keselamatan Dylan, kan?” Fely tersenyum.

Takana hanya mengangguk.

Setelah mereka selesai berbicara, secepatnya Dylan langsung kembali ke kamarnya.

“Malam ini, ya? Apa yang akan mereka lakukan padaku?”

****************

Pukul 11 malam–

Dylan masih membuka matanya sambil memainkan ponsel di dalam selimut. Ia akan menunggu mereka datang ke kamar. Tapi semakin lama, Dylan semakin mengantuk. Ia hampir tidak bisa menahannya.

CKLEK....

“Itu dia.”

Dylan mendengar suara putaran kenop pintu. Ia pun langsung meletakkan ponselnya ke samping bantal, lalu menutup mata. Ia bersembunyi di balik selimut.

Pintu mulai terbuka. Beberapa langkah kaki terdengar semakin dekat. Dylan harus tetap seperti orang yang sedang tidur. Jangan sampai mereka semua curiga.

“Baiklah, Takana. Apa kau siap?”

Itu suara bisikan Tanaka. Takana pun mengangguk. Lalu secara perlahan, ia membuka selimut Dylan. Lelaki itu bisa merasakan tubuh Takana yang mendekat ke arahnya. Lalu ia merasakan dadanya disentuh oleh jari Takana yang lembut.

“Eh, tunggu dulu! Posisi seperti ini kan ....”

Dengan cepat, Dylan pun membuka mata dan terkejut. Lelaki berambut putih itu sedang menggenggam sebuah belati yang sudah diangkatnya. Reflek karena kaget, Dylan pun menaikan kepalanya.

Takana juga terkejut. Lalu dengan cepat, Takana menggenggam erat tangan Dylan dan menahan tubuhnya agar tetap terdiam di atas tempat tidur. Lalu dengan cepat, Takana menikam dada Dylan dengan belati khusus yang diberikan kakaknya.

“Akh! A–apa yang kau lakukan?!”

“Nah! Sekarang Tanaka!”

“O–oke!” Aku melirik ke arah Tanaka. Ia berdiri di samping tempat tidur. “Takana Utsuki adalah seorang Oniroshi yang suci. Dylan Leviano akan menjadi Aichii Oniroshi untuk Takana. Kalian berdua bersatulah menjadi jiwa yang kuat. Sekarang, bergabunglah!”

Tidak ada yang terjadi. Tanaka pun mengerutkan keningnya. Ia sedikit menggeleng. “Ke–kenapa tidak ada reaksi?”

Takana melepaskan Dylan. Sementara Dylan sendiri sudah tak bergerak sejak Takana menusuknya. Lelaki itu masih agak syok saat melihat Takana seperti ingin membunuhnya. Dadanya terluka, Dylan dapat melihat darahnya keluar. Namun kenyataannya, ia tak merasakan sakit saat benda itu menusuknya.

Namun tak lama kemudian, sinar cahaya biru muncul dari tubuh Takana. Begitu juga Dylan. Kedua insan itu kembali dikejutkan dengan keadaan tubuh mereka.

“Ternyata berhasil?! Hah, untunglah.” Tanaka kembali mendongak, lalu membesarkan matanya.

Dylan tiba-tiba tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Lalu tubuh Takana pun berubah menjadi serpihan cahaya berbentuk kupu-kupu kecil yang terbang di udara. Setelah itu, serpihan cahaya itu bergerak cepat dan langsung merasuki tubuh Dylan. Lelaki itu tidak tahu apa yang terjadi padanya. Intinya sekarang, Dylan sudah tidak bisa merasakan tubuhnya lagi.

“Kita berhasil.” Tanaka menengok ke arah Fely dengan tampang senang.

Fely menghembuskan napas lega. “Yah ... Syukurlah. Akan bahaya kalau misalnya tak berhasil. Eh, sekarang apa yang kita lakukan?”

“Kita hanya tinggal menunggu prosesnya. Mereka bisa bersatu atau tidak, kita tunggu sampai besok. Kalau Dylan masih tersadar, itu berarti ia tidak bisa menjadi Aichii untuk Takana. Tapi jika besok yang terbangun adalah Takana, maka Takana dinyatakan telah berhasil memiliki Aichii-nya. Kau mengerti, kan?”

“Tidak.” Fely menelengkan kepalanya.

“Ah, sudahlah! Intinya kita tunggu hasilnya besok saja!”

Mereka berdua meninggalkan kamar Dylan. Tanpa ada yang tau, luka tusuk di dada Dylan perlahan sembuh kembali. Sekarang tunggu saja. Apa yang akan terjadi besok?

*

*

*

To be Continued-

Terpopuler

Comments

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

wey jangan lah 😦

2024-05-14

1

Darjeeling

Darjeeling

Saya kira akan ciu-/Smile//Facepalm/

2024-04-27

1

White Mist (Trisha)

White Mist (Trisha)

Fely bukan sejenis sama takana atau Ivan?

2024-03-30

1

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1– [ Seseorang ]
2 CHAPTER 2– [ Takana Utsuki ]
3 CHAPTER 3– [ Pulang Sekolah ]
4 CHAPTER 4– [ Takana di Rumah Dylan ]
5 CHAPTER 5– [ Cerita Takana ]
6 CHAPTER 6– [ Pacar?! ]
7 CHAPTER 7– [ Serangan Oni ]
8 CHAPTER 8– [ Pemikiran Dylan ]
9 CHAPTER 9– [ Firasat Buruk ]
10 CHAPTER 10– [ Janji Kei ]
11 CHAPTER 11– [ Takana yang Sebenarnya ]
12 CHAPTER 12– [ Bahaya yang Mengintai ]
13 CHAPTER 13– [ Aichii ]
14 CHAPTER 14– [ Jalan Keluar ]
15 CHAPTER 15– [ Pulang ]
16 CHAPTER 16– [ Tanaka Utsuki ]
17 CHAPTER 17– [ Aichii Takana ]
18 CHAPTER 18– [ Aichii Takana, part 2 ]
19 CHAPTER 19– [ Study Tour ]
20 CHAPTER 20– [ Study Tour, part 2 ]
21 CHAPTER 21– [ Study Tour, part 3 ]
22 CHAPTER 22– [ Seseorang yang Kuat ]
23 CHAPTER 23– [ Serpihan Kenangan ]
24 CHAPTER 24– [ Sekumpulan Oni ]
25 CHAPTER 25– [ Takana VS Aprilia-Sensei ]
26 CHAPTER 26– Takana VS Aprilia-Sensei, part 2 ]
27 CHAPTER 27– [ Telur Oni ]
28 CHAPTER 28– [ Perasaan Dylan ]
29 CHAPTER 29– [ Senyuman dan Masa Lalu ]
30 CHAPTER 30– [ Sakit ]
31 CHAPTER 31– [ Cerita Fely ]
32 CHAPTER 32– [ Oni di Kamar ]
33 CHAPTER 33– [ Pink ]
34 CHAPTER 34– [ Kucing Hitam ]
35 CHAPTER 35– [ Kucing Hitam, part 2 ]
36 CHAPTER 36– [ Takana dan Tanaka ]
37 CHAPTER 37– [ Pacar Kei ]
38 CHAPTER 38– [ Pasangan Untuk Fely ]
39 CHAPTER 39– [ Teman Masa Kecil ]
40 CHAPTER 40– [ Dua Saudara yang Dapat Diandalkan ]
41 CHAPTER 41– [ Maaf ]
42 CHAPTER 42– [ Elthan Syahputra ]
43 CHAPTER 43– [ Elthan Syahputra, part 2 ]
44 CHAPTER 44– [ Elthan Syahputra, part 3 ]
45 CHAPTER 45– [ Fely dan Elthan ]
46 CHAPTER 46– [ Toko Buku ]
47 CHAPTER 47– [ Jarum Mematikan ]
48 CHAPTER 48– [ Siapakah Onirida itu? ]
49 CHAPTER 49– [ Sel Siluman ]
50 CHAPTER 50– [ Menghilang ]
51 CHAPTER 51– [ Kembali ke Sekolah ]
52 CHAPTER 52– [ Pertarungan Irvan ]
53 CHAPTER 53– [ Element ]
54 CHAPTER 54– [ Pertempuran Dimulai ]
55 CHAPTER 55– [ Oni di Sekolah ]
56 CHAPTER 56– [ Lawan yang Kuat ]
57 CHAPTER 57– [ Lucid & Lucia ]
58 CHAPTER 58– [ Teman-teman Baru ]
59 CHAPTER 59– [ Teman-teman Baru, part 2 ]
60 CHAPTER 60– [ Teknik Penggabungan ]
61 CHAPTER 61– [ Oni di Kota ]
62 CHAPTER 62– [ Oni di Kota, part 2 ]
63 CHAPTER 63– [ Gadis yang Sendirian ]
64 CHAPTER 64– [ Setelah Insiden Sore Hari ]
65 CHAPTER 65– [ Asuka & Elthan ]
66 CHAPTER 66– [ Pagi Hari ]
67 CHAPTER 67– [ Supermarket ]
68 CHAPTER 68– [ Supermarket, part 2 ]
69 CHAPTER 69– [ Jebakan ]
70 CHAPTER 70– [ Misi Penyelamatan ]
71 CHAPTER 71– [ Musuh Baru ]
72 CHAPTER 72– [ Shikoo ]
73 CHAPTER 73– [ Kabur dari Bahaya ]
74 CHAPTER 74 – [ Anak Kambing ]
75 CHAPTER 75– [ Perbekalan ]
76 CHAPTER 76– [ Veron & Dhoni ]
77 CHAPTER 77– [ Kelinci ]
78 CHAPTER 78– [ Kelinci, part 2 ]
79 CHAPTER 79– [ Ingatan ]
80 CHAPTER 80– [ Kucing Berapi ]
81 CHAPTER 81– [ Kemampuan Spesial ]
82 CHAPTER 82– [ Kemampuan Spesial, part 2 ]
83 CHAPTER 83– [ Kemampuan Spesial, part 3 ]
84 CHAPTER 84– [ Orang Tersayang ]
85 CHAPTER 85– [ Benua ]
86 CHAPTER 86– [ Tak Terkendali ]
87 CHAPTER 87– [ Sebenarnya .... ]
88 CHAPTER 88– [ Roh ]
89 CHAPTER 89– [ Serangan Mendadak ]
90 CHAPTER 90– [ Rekaman ]
91 CHAPTER 91– [ Kembali ke Rumah ]
92 CHAPTER 92– [ Kembali ke Rumah, pt 2 ]
93 CHAPTER 93– [ Dylan & Dhira ]
94 CHAPTER 94– [ Kubus Kenangan ]
95 CHAPTER 95– [ Tujuan ]
96 CHAPTER 96– [ The Eye ]
97 CHAPTER 97– [ Meninggalkan Kekacauan ]
98 CHAPTER 98– [ Kengerian yang Membingungkan ]
99 CHAPTER 99– [ Bukan Manusia ]
100 CHAPTER 100– [ Kebebasan ]
101 CHAPTER 101– [ Para Mentor ]
102 CHAPTER 102– [ Teringat Kembali ]
103 CHAPTER 103– [ Janji ]
104 CHAPTER 104– [ Nyawa Cadangan ]
105 CHAPTER 105– [ Latihan Pertama ]
106 CHAPTER 106– [ Wanita Misterius ] +18!!
107 CHAPTER 107– [ Laboratorium ]
108 CHAPTER 108– [ Perkenalan ]
109 CHAPTER 109– [ Perkenalan, Pt 2 ]
110 CHAPTER 110– [ Ruang Guru ]
111 CHAPTER 111– [ Petak Umpet ]
112 CHAPTER 112– [ Petak Umpet, pt 2 ]
113 CHAPTER 113– [ Dylan VS Alena ]
114 CHAPTER 114– [ Fisik Baru ]
115 CHAPTER 115– [ Pesta Malam ]
116 CHAPTER 116– [ Edvance City ]
117 CHAPTER 117– [ Domain Predator ]
118 CHAPTER 118– [ Domain Predator, Pt 2 ]
119 CHAPTER 119– [ End City ]
120 CHAPTER 120– [ Kelas ]
121 CHAPTER 121– [ Manusia Tanpa Hati ]
122 CHAPTER 122– [ Liver ]
123 CHAPTER 123– [ Wyrm ]
124 CHAPTER 124– [ Kenangan dalam Mimpi ]
125 CHAPTER 125– [ Interogasi ]
126 CHAPTER 126– [ Virtual Reality ]
127 CHAPTER 127– [ Awal Tugas ]
128 CHAPTER 128– [ Menuju Human World ]
129 CHAPTER 129– [ 3 Kakak Perempuan ]
130 CHAPTER 130– [ Arzachel ]
131 CHAPTER 131– [ Markas Nanteroshi ]
132 CHAPTER 132– [ Kei Sebastian ]
133 CHAPTER 133– [ Ledakan ]
134 CHAPTER 134– [ Kembali ]
135 CHAPTER 135– [ Dylan dan Fely ]
136 CHAPTER 136– [ Wyrm itu lagi .... ]
137 CHAPTER 137– [ Evelyn Areesha ]
138 CHAPTER 138– [ Evelyn Areesha, pt 2 ]
139 CHAPTER 139– [ Evelyn Areesha, pt 3 ]
140 CHAPTER 140– [ Rencana ]
141 CHAPTER 141– [ Penyusup ]
142 CHAPTER 142– [ Vann Hezkiel ]
143 CHAPTER 143– [ Vann Hezkiel, pt 2 ]
144 CHAPTER 144– [ Vann Hezkiel, pt 3 ]
145 CHAPTER 145– [ Bukti ]
Episodes

Updated 145 Episodes

1
CHAPTER 1– [ Seseorang ]
2
CHAPTER 2– [ Takana Utsuki ]
3
CHAPTER 3– [ Pulang Sekolah ]
4
CHAPTER 4– [ Takana di Rumah Dylan ]
5
CHAPTER 5– [ Cerita Takana ]
6
CHAPTER 6– [ Pacar?! ]
7
CHAPTER 7– [ Serangan Oni ]
8
CHAPTER 8– [ Pemikiran Dylan ]
9
CHAPTER 9– [ Firasat Buruk ]
10
CHAPTER 10– [ Janji Kei ]
11
CHAPTER 11– [ Takana yang Sebenarnya ]
12
CHAPTER 12– [ Bahaya yang Mengintai ]
13
CHAPTER 13– [ Aichii ]
14
CHAPTER 14– [ Jalan Keluar ]
15
CHAPTER 15– [ Pulang ]
16
CHAPTER 16– [ Tanaka Utsuki ]
17
CHAPTER 17– [ Aichii Takana ]
18
CHAPTER 18– [ Aichii Takana, part 2 ]
19
CHAPTER 19– [ Study Tour ]
20
CHAPTER 20– [ Study Tour, part 2 ]
21
CHAPTER 21– [ Study Tour, part 3 ]
22
CHAPTER 22– [ Seseorang yang Kuat ]
23
CHAPTER 23– [ Serpihan Kenangan ]
24
CHAPTER 24– [ Sekumpulan Oni ]
25
CHAPTER 25– [ Takana VS Aprilia-Sensei ]
26
CHAPTER 26– Takana VS Aprilia-Sensei, part 2 ]
27
CHAPTER 27– [ Telur Oni ]
28
CHAPTER 28– [ Perasaan Dylan ]
29
CHAPTER 29– [ Senyuman dan Masa Lalu ]
30
CHAPTER 30– [ Sakit ]
31
CHAPTER 31– [ Cerita Fely ]
32
CHAPTER 32– [ Oni di Kamar ]
33
CHAPTER 33– [ Pink ]
34
CHAPTER 34– [ Kucing Hitam ]
35
CHAPTER 35– [ Kucing Hitam, part 2 ]
36
CHAPTER 36– [ Takana dan Tanaka ]
37
CHAPTER 37– [ Pacar Kei ]
38
CHAPTER 38– [ Pasangan Untuk Fely ]
39
CHAPTER 39– [ Teman Masa Kecil ]
40
CHAPTER 40– [ Dua Saudara yang Dapat Diandalkan ]
41
CHAPTER 41– [ Maaf ]
42
CHAPTER 42– [ Elthan Syahputra ]
43
CHAPTER 43– [ Elthan Syahputra, part 2 ]
44
CHAPTER 44– [ Elthan Syahputra, part 3 ]
45
CHAPTER 45– [ Fely dan Elthan ]
46
CHAPTER 46– [ Toko Buku ]
47
CHAPTER 47– [ Jarum Mematikan ]
48
CHAPTER 48– [ Siapakah Onirida itu? ]
49
CHAPTER 49– [ Sel Siluman ]
50
CHAPTER 50– [ Menghilang ]
51
CHAPTER 51– [ Kembali ke Sekolah ]
52
CHAPTER 52– [ Pertarungan Irvan ]
53
CHAPTER 53– [ Element ]
54
CHAPTER 54– [ Pertempuran Dimulai ]
55
CHAPTER 55– [ Oni di Sekolah ]
56
CHAPTER 56– [ Lawan yang Kuat ]
57
CHAPTER 57– [ Lucid & Lucia ]
58
CHAPTER 58– [ Teman-teman Baru ]
59
CHAPTER 59– [ Teman-teman Baru, part 2 ]
60
CHAPTER 60– [ Teknik Penggabungan ]
61
CHAPTER 61– [ Oni di Kota ]
62
CHAPTER 62– [ Oni di Kota, part 2 ]
63
CHAPTER 63– [ Gadis yang Sendirian ]
64
CHAPTER 64– [ Setelah Insiden Sore Hari ]
65
CHAPTER 65– [ Asuka & Elthan ]
66
CHAPTER 66– [ Pagi Hari ]
67
CHAPTER 67– [ Supermarket ]
68
CHAPTER 68– [ Supermarket, part 2 ]
69
CHAPTER 69– [ Jebakan ]
70
CHAPTER 70– [ Misi Penyelamatan ]
71
CHAPTER 71– [ Musuh Baru ]
72
CHAPTER 72– [ Shikoo ]
73
CHAPTER 73– [ Kabur dari Bahaya ]
74
CHAPTER 74 – [ Anak Kambing ]
75
CHAPTER 75– [ Perbekalan ]
76
CHAPTER 76– [ Veron & Dhoni ]
77
CHAPTER 77– [ Kelinci ]
78
CHAPTER 78– [ Kelinci, part 2 ]
79
CHAPTER 79– [ Ingatan ]
80
CHAPTER 80– [ Kucing Berapi ]
81
CHAPTER 81– [ Kemampuan Spesial ]
82
CHAPTER 82– [ Kemampuan Spesial, part 2 ]
83
CHAPTER 83– [ Kemampuan Spesial, part 3 ]
84
CHAPTER 84– [ Orang Tersayang ]
85
CHAPTER 85– [ Benua ]
86
CHAPTER 86– [ Tak Terkendali ]
87
CHAPTER 87– [ Sebenarnya .... ]
88
CHAPTER 88– [ Roh ]
89
CHAPTER 89– [ Serangan Mendadak ]
90
CHAPTER 90– [ Rekaman ]
91
CHAPTER 91– [ Kembali ke Rumah ]
92
CHAPTER 92– [ Kembali ke Rumah, pt 2 ]
93
CHAPTER 93– [ Dylan & Dhira ]
94
CHAPTER 94– [ Kubus Kenangan ]
95
CHAPTER 95– [ Tujuan ]
96
CHAPTER 96– [ The Eye ]
97
CHAPTER 97– [ Meninggalkan Kekacauan ]
98
CHAPTER 98– [ Kengerian yang Membingungkan ]
99
CHAPTER 99– [ Bukan Manusia ]
100
CHAPTER 100– [ Kebebasan ]
101
CHAPTER 101– [ Para Mentor ]
102
CHAPTER 102– [ Teringat Kembali ]
103
CHAPTER 103– [ Janji ]
104
CHAPTER 104– [ Nyawa Cadangan ]
105
CHAPTER 105– [ Latihan Pertama ]
106
CHAPTER 106– [ Wanita Misterius ] +18!!
107
CHAPTER 107– [ Laboratorium ]
108
CHAPTER 108– [ Perkenalan ]
109
CHAPTER 109– [ Perkenalan, Pt 2 ]
110
CHAPTER 110– [ Ruang Guru ]
111
CHAPTER 111– [ Petak Umpet ]
112
CHAPTER 112– [ Petak Umpet, pt 2 ]
113
CHAPTER 113– [ Dylan VS Alena ]
114
CHAPTER 114– [ Fisik Baru ]
115
CHAPTER 115– [ Pesta Malam ]
116
CHAPTER 116– [ Edvance City ]
117
CHAPTER 117– [ Domain Predator ]
118
CHAPTER 118– [ Domain Predator, Pt 2 ]
119
CHAPTER 119– [ End City ]
120
CHAPTER 120– [ Kelas ]
121
CHAPTER 121– [ Manusia Tanpa Hati ]
122
CHAPTER 122– [ Liver ]
123
CHAPTER 123– [ Wyrm ]
124
CHAPTER 124– [ Kenangan dalam Mimpi ]
125
CHAPTER 125– [ Interogasi ]
126
CHAPTER 126– [ Virtual Reality ]
127
CHAPTER 127– [ Awal Tugas ]
128
CHAPTER 128– [ Menuju Human World ]
129
CHAPTER 129– [ 3 Kakak Perempuan ]
130
CHAPTER 130– [ Arzachel ]
131
CHAPTER 131– [ Markas Nanteroshi ]
132
CHAPTER 132– [ Kei Sebastian ]
133
CHAPTER 133– [ Ledakan ]
134
CHAPTER 134– [ Kembali ]
135
CHAPTER 135– [ Dylan dan Fely ]
136
CHAPTER 136– [ Wyrm itu lagi .... ]
137
CHAPTER 137– [ Evelyn Areesha ]
138
CHAPTER 138– [ Evelyn Areesha, pt 2 ]
139
CHAPTER 139– [ Evelyn Areesha, pt 3 ]
140
CHAPTER 140– [ Rencana ]
141
CHAPTER 141– [ Penyusup ]
142
CHAPTER 142– [ Vann Hezkiel ]
143
CHAPTER 143– [ Vann Hezkiel, pt 2 ]
144
CHAPTER 144– [ Vann Hezkiel, pt 3 ]
145
CHAPTER 145– [ Bukti ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!