CHAPTER 7– [ Serangan Oni ]

“Dylan! Tunggu!” Takana masih mengejarnya. Dylan pun menghentikan langkah, lalu berbalik badan. Ia mengerutkan kening, menatap tak suka pada Takana.

“Ada apa?!”

“Dylan, kenapa pergi?”

“Kau sudah mempermalukan diriku!”

“Tapi, Dylan–“

“Sudahlah Takana! Menjauh dari kehidupanku. Kau jangan muncul di depanku lagi. Aku sudah tidak membutuhkanmu. Jangan ikuti aku! Tinggalkan aku sendiri!” bentak Dylan padanya dan langsung berjalan kembali menyusuri lorong ini untuk mencari tempat yang sepi.

Takana tidak mengikutinya lagi. Dia tetap berdiri di tempatnya. Lalu ia menggenggam kedua tangannya dan menempelkannya di dada. Tubuhnya bergetar. Ia mulai terisak. “Apakah Dylan membenciku? Kalau memang begitu, maka, misi ku akan gagal dan tanpa adanya aku di dekatnya, maka Dylan akan ....”

“Hei, kamu!”

Mendadak ada yang meneriakinya. Takana terkejut. Lalu ia mengelap air matanya, dan langsung berbalik badan. “Iya, ada apa?”

“Ikut kami sekarang!”

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Chapter 7: [ Serangan Oni ]

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Lokasi: Belakang sekolah–

BRUK!

“Dasar manusia tidak berguna! Berani-beraninya kau mengkhianati Kei kami!” bentak salah satu perempuan yang ada di hadapan Takana.

“A–apa maksud kalian? Aku tidak mengerti.” Takana memegang pipinya yang memerah.

“Permisi, biarkan aku lewat!”

Semuanya meminggir. Memberikan jalan untuk orang itu. Seorang perempuan muda berparas cantik, dengan rambut panjang berwarna merah, dan tubuh tingginya. Itu Lisa Lucianta. Dia adalah mantan pacar Kei.

Ia dikenal banyak orang di sekolah. Menjadi salah satu cewek terpopuler dikalangan banyak laki-laki. Ia juga pintar dan dikagumi banyak guru. Bahkan, semua orang pun suka dengan sikapnya. Ia sangat baik dan penyayang. Begitulah menurut pendapat orang lain. Kepopulerannya semakin meluas sejak ia berpacaran dengan Kei.

“Apa kau yang bernama Takana itu?” tanya Lisa pada Takana. Ia pun mengulurkan tangannya, berniat untuk membantu Takana berdiri kembali.

“I–iya.” Takana menggenggam tangan Lisa dengan ragu. Lisa pun menarik tangan Takana dan membantunya berdiri kembali.

“Terima kasih.” Ucap Takana dengan perasaan malu.

“Tidak masalah.” Lisa tertawa kecil. Lalu dia menengok ke belakang. Ia menatap semua teman-temannya. “Sekarang, kalian pergi duluan, ya?”

“Ba–baiklah, Lisa!”

Semua teman Lisa pun pergi. Takana merasa lega, karena semua orang yang telah memarahinya telah pergi dari hadapannya. Takana melirik ke arah Lisa. Lisa pun menengok kepadanya. Takana tersentak kaget saat tiba-tiba saja Lisa menatapnya.

“Anu ... apa Kei benar-benar menembakmu?” tanya Lisa.

“Eh, tidak. Kalau aku ditembak, mungkin aku akan mati.” Jawab Takana dengan polosnya.

Lisa tertawa kecil. “Hehe ... bukan itu. Maksudku, apakah tadi si Kei bilang mau jadi pacarmu, gitu?”

“Ah, iya. Dia minta pacaran denganku.” Jawab Takana dengan memasang wajah polosnya kembali.

“Oh, jadi, kau terima?”

“Iya. Karena aku sedang mencari pacar.”

“Oh.” Lisa mengangguk paham.

“Nanti, aku akan mencari pacar yang lainnya. Lebih banyak!”

Lisa terkejut saat mendengar Takana mengatakan itu. “Eh?! Bukankah kau sudah punya pacar? Lalu kenapa kau menginginkan pacar lagi?”

“Yaa ... agar pacarku banyak! Karena pacar itu adalah teman terbaik, kan?”

“Eh, tunggu dulu. Jadi, apa kau pikir, ‘pacar’ itu artinya berteman?”

“Iyap!” Takana mengangguk cepat. “Maka dari itu, aku ingin memiliki pacar yang banyak agar punya banyak teman yang menemaniku!”

Lisa tersenyum dan tertawa kecil. Baginya, kepolosan Takana itu adalah humor menarik baginya. Lisa menggeleng pelan, lalu dia mulai membuka mulutnya. “Takana, pacar itu bukan teman. Eh, benar artinya teman! Tapi status pacaran itu adalah teman dekat. Eh, lebih dari sekedar teman. Lebih dari sahabat. Haduh, bagaimana cara menjelaskannya, ya...?” Lisa jadi bingung. Ia menyentuh bibir, melirik ke arah lain.

“Lebih dari sekedar teman? Kalau begitu, apakah ....”

“TAKANAAA!”

Seseorang memanggil namanya. Takana dan Lisa menengok ke samping. Ternyata tak jauh dari tempat mereka berdiri, Takana dan Lisa melihat ada Kei yang sedang berlari menghampiri mereka.

“Kei?” gumam Takana.

“Ah, Takana. Aku mencarimu ke mana-mana. Ternyata kau ada di sini.”

Takana mengangguk. Lalu Kei pun menengok ke arah Lisa yang ada di sampingnya. “Lis, kau juga di sini? Kalian berdua sedang apa?”

“Kami hanya mengobrol sebentar. Aku duluan!” Lisa sedikit membungkukkan badannya, lalu dia pun berjalan pergi meninggalkan Takana dan Kei. Saat pergi, Lisa memasang tampang jutek. Kei sempat melihat ekspresi mantannya itu.

“Ok! Sampai jumpa lagi, Lisa!” Teriak Takana sambil melambaikan tangannya. Kei menghembuskan nafas kecil, lalu ia kembali menatap Takana.

Takana menelengkan kepalanya. “Eh, Kei, kenapa mencariku?”

“Oh, tidak apa-apa. Aku hanya ingin berjalan sebentar denganmu. Jalan ke kelas. Hanya kita berdua. Karena sebentar lagi, bel jam pelajaran ke-5.” Kata Kei.

“Oh, oke. Ayo!” Takana mengangguk.

Takana berjalan melewati Kei. Setelah itu, Kei pun mengikuti langkah Takana dari belakang. Takana sedikit bergumam kecil sambil bersiul. Lalu ia pun melirik ke bawahnya dan terkejut. Karena di tanah yang dia injak itu ada seekor kecoak yang sedang merayap ke arahnya. Takana pun melompat ke belakang karena merasa takut dengan kecoak itu. Lalu seketika, Kei menangkap Takana sebelum ia terjatuh.

Mereka bertatap muka. Tak lama kemudian, Takana kembali membuang mukanya dari Kei. Tapi ia malah melirik kecoak itu lagi. Lalu dengan cepat, Takana memeluk Kei karena ia merasa jijik dengan kecoak tersebut.

Kei menendang kecoak itu sampai kecoak-nya pergi menjauhi mereka. Takana menghembuskan napas lega karena Kei telah melenyapkan kecoak itu dari pandangannya. Takana melepaskan pelukannya, lalu kembali berjalan dengan senangnya.

Dari belakang, Kei menatap Takana sambil tersenyum. Dia suka dengan sikap Takana yang ceria dan kelihatan penyayang. Apalagi, saat Takana memeluknya. Hatinya merasa senang sekali padahal.

“Kei! Apa kau melihat Dylan?” tanya Takana.

Kei terkejut. Seketika suasana hatinya langsung berubah. Ia pun mengernyitkan keningnya. “Kenapa kau bertanya tentang dia?”

“Hmm ... karena aku menyukainya. Aku suka dengan Dylan! Dia baik padaku. Dia telah memberikanku tempat tinggal yang bagus dan segalanya.” Jelas Takana.

“Takana, kau menyukainya?” tanya Kei tidak percaya.

“Iya. Karena, dia adalah pacarku!”

Kei terkejut. “Tapi Takana, aku ini adalah pacarmu, bukan?!”

“Emm, iya, mungkin. Tapi Dylan itu adalah pacar terbaikku!”

Kei menggeleng cepat pada Takana. Lalu ia pun menggenggam kedua tangan Takana dan berkata, “Takana! Aku ini adalah pacar terbaikmu. Aku sangat menyukaimu! Sungguh! Aku menyukaimu. Aku sangat mencintaimu. Janganlah kau pilih orang lain. Jangan sia-siakan cintaku dan perasaanku ini. Aku sangat menyukaimu!”

Takana menggeleng cepat. Perlahan, tangannya berusaha untuk lepas dari genggaman Kei. “Ka–kau mencintaiku? Tapi Kei ... aku ini–”

DUAR!

Takana terkejut. Ia mendengar suara ledakan dan aura yang mengganggu. Lalu tiba-tiba saja, Takana merasakan sesuatu. Dengan cepat, ia menarik Kei dan berlari menjauh. Tapi karena mendadak, Kei pun terjatuh. Begitu pula dengan Takana.

WUUSHHH....

Takana melihat sesuatu yang besar mengarah padanya. Lalu dengan cepat, Takana langsung berdiri dan mengangkat kedua tangannya.

"Bokatate!"

Dengan cepat, Takana mengucapkan nama skillnya. Lalu seketika, cahaya biru besar muncul di sekelilingnya. Seperti perisai bercahaya, untuk pertahanan. Ternyata yang benar saja, sebuah cahaya hijau seperti bola api muncul dan menabrak perisainya tersebut.

Dirinya masih bisa terlindungi. Kei pun terkejut dengan serangan seperti tadi. Ia kembali berdiri. Takana mematikan pelindung cahaya birunya itu.

“Ta–Takana, tadi itu apa?!” tanya Kei panik.

“Kei pergilah dari sini! Ini berbahaya!”

“Apa maksudmu?!”

WUUSHHH....

BRAK!

“Ugh! Siapa yang telah menyerang kami?! Pastinya Oni. Tapi ada di mana dia?” pikir Takana dalam hati. Matanya melirik sekitar dan tetap berwaspada.

Serangan sekali lagi. Tapi untungnya, Takana masih menggunakan pelindungnya. Ia melirikkan matanya dengan cepat. Mencari orang yang telah menyerangnya itu.

“Itu dia!”

Takana menemukan orang itu. Ia sedang berdiri di atas bangunan sekolah. Setelah diperhatikan dengan baik, ternyata orang itu adalah seseorang yang gak asing untuknya.

“Eh, Dylan?! Oh tidak!” Takana menggeleng sambil menatap sosok Dylan tersebut.

“Takana Utsuki. Aku akan mengakhiri hidupmu!”

Di mata Takana, itu bukan Dylan yang ia kenal. Sosok itu hanya menyamar sebagai Dylan, atau bisa juga kalau sosok yang menyerupai lelaki itu adalah makhluk yang berbahaya.

“Oni sejahat dirimu ternyata berani memasuki tubuh temanku?!” bentak Takana.

Sosok Dylan itu pun turun dari atas bangunan sekolah dengan cara melompat. Lalu mendarat tepat tak jauh dari hadapan Takana. Setelah itu, ia berjalan mendekati Takana. Tampangnya saat ini terlihat menyeramkan.

Dengan mata kuning yang bersinar, dan banyaknya bayangan hitam yang berbentuk seperti tentakel muncul di sekeliling tubuh Dylan, itu menandakan kalau tubuhnya ternyata sudah dirasuki oleh Oni.

Anggap saja Dylan yang sekarang itu adalah Oni. Oni itu mungkin istilah dari Takana untuk makhluk yang berbahaya, sebagai musuhnya.

“Hei, jangan takut begitu, dong! Kau sendiri juga sudah pernah melawanku sebelumnya, kan? Nah, sekarang aku muncul kembali untuk membalas dendam!” ujar Oni.

“Cish! Setan terkutuk!” Takana bergumam dengan perasaan kesal. Lalu dari kedua telapak tangannya, muncul cahaya biru yang berkobar seperti api.

“Ta–Takana, itu Dylan! Di–dia kenapa?!” tanya Kei ketakutan. Dia bersembunyi di balik tubuh Takana.

“Itu bukan Dylan yang kukenal. Itu adalah Oni yang jahat!” jawab Takana.

“A–apa itu Oni?”

“Susah untuk dijelaskan saat ini! Eh, awas!”.

BRAK!

Takana mendorong Kei dengan cepat untuk menghindar dari serangan bola api hijau itu lagi. Oni itu sepertinya sangat kuat.

“Ayo, Takana! Sudah lama aku tidak bermain denganmu lagi~” Oni itu tersenyum sambil mengarahkan tangannya ke arah Takana. Lalu tak lama kemudian, serangan kembali diluncurkan.

Untuk menghindar, dengan cepat Takana menggendong Kei, lalu dirinya pun melompat tinggi ke udara. Takana akan berniat untuk membawa Kei ke tempat yang aman dahulu. Baru setelah itu, Takana akan mencoba untuk melawan Oni itu.

“Heh? Mau kabur? Kau tak akan bisa!” Oni itu mengeluarkan asap hitam yang banyak, lalu mengumpul di seluruh tubuhnya dan seketika Oni menghilang dalam kegelapan.

“Uwaaa! Takana, aku takut ketinggian!” Kei teriak ketakutan.

“Maaf, Kei! Kita harus kabur dari kejaran makhluk itu dulu!”

Takana membawa Kei terbang. Menjauh dari lingkungan sekolah. Lalu mereka mendarat di atas atap rumah seseorang.

“Haduh, Takana, kenapa kau membawaku ke sini?” tanya Kei semakin panik.

“Sebentar, Kei, aku ingin memeriksa keadaan. Apakah makhluk itu masih mengejar kita atau tidak!”

Mata Takana melirik ke sekitar. Ia juga mempersiapkan perlindungannya agar tidak terkena serangan dari Oni yang muncul tiba-tiba. Tidak apa kalau terkena Takana, tapi kalau serangan Oni Itu mengenai manusia bisa akan lebih berbahaya lagi.

“Ketemu!”

Oni mendadak muncul di samping Kei. Takana sangat terkejut, lalu dengan cepat, ia menembakkan serangannya pada Oni. Sebuah bola api biru, mengarah cepat ke arah Oni.

Oni kembali menghilang untuk menghindar dari serangan Takana. Ternyata serangan Takana tadi tidak mengenai Oni dan bola api itu meledak di langit. Takana kembali melirik. Ia celingak-celinguk mencari tempat kemunculan Oni.

BUK!

“Aduh!”

Mendadak, si Oni muncul di samping Takana. Dekat sekali. Lalu dengan cepat, Oni memukul Takana sampai terjatuh. Tapi dengan cepat, Takana kembali bangkit dan langsung menghampiri Kei.

“Takana! Kau baik-baik saja?” tanya Kei cemas.

“Iya! Tapi sekarang, ayo kita lari dahulu!” Takana kembali menggendong Kei lagi, lalu dengan cepat, ia melompat tinggi dari atas atap rumah itu.

Oni hanya menyeringai. Ia kembali menghilang dengan kekuatan gelap. Sepertinya, Oni itu masih mengejar Takana di belakangnya.

“Dylan. Aku harus cepat menyelamatkan dia.” Gumam Takana.

“Takana! Jika kau perlu bantuan ku, maka aku akan membantumu!” ujar Kei cepat.

“Tapi Kei, dia bukanlah manusia biasa. Lebih tepatnya lagi, dia memang bukan manusia, sih ... tapi intinya, makhluk yang saat ini itu sangat kuat. Mau bagaimana pun caranya, kita harus kabur dari–“

“Ketemu lagi!” Tiba-tiba saja, Oni itu muncul di depan Takana.

Di saat seperti ini, Takana tidak bisa menghindar. Lalu pada akhirnya, ia dan Kei terkena serangan Oni dan langsung terjatuh ke bawah sana.

BRUK!

Takana dan Kei terjatuh ke dalam hutan. Hutan yang ada di pinggir kota. Beruntung Takana terjatuh ke dalam sungai yang ada di sana.

Lalu dengan cepat, Takana kembali keluar dari dalam air. Ia bisa selamat. Takana menggelengkan kepalanya karena rambut dan tubuhnya basah semua. Setelah itu, Takana celingak-celinguk mencari kei. “Di mana Kei?”

“Takana! Tolong aku!” Itu suara teriakkan Kei. Takana pun berlari ke arah suara itu. Saat sampai di sana, Takana melihat Kei ada di atas pohon besar yang terdapat banyak tanaman merambat.

Untung saja, Kei terjatuh di atas tanaman itu. Takana menghembuskan napas lega karena Kei baik-baik saja. Tapi saat ini, keadaan Kei sedang tersangkut di atas pohon.

Takana akan menolongnya untuk turun sampai ke bawah dengan selamat. Tapi sebelum itu, tiba-tiba saja Oni kembali muncul di hadapan Takana. Untung saja, Takana bisa merasakan kehadiran makhluk itu kembali.

Sebelum Takana menyelamatkan Kei, sepertinya ia harus mengalahkan makhluk itu dahulu.

Takana mundur ke belakang. Menjauh dari si Oni. Ia tidak boleh dekat-dekat dengan makhluk berbahaya itu.

“Cish! Sekarang, Takana suka bermain kejar-kejaran, ya? Merepotkan! Aku lelah tau mengejar dirimu.” Oni itu kembali tersenyum, lalu menatap tajam ke arah Takana. “Sekarang, karena aku sudah mendapatkan dirimu, jadi kamu yang jaga, ya?”

“Ah! Jadi kau ingin aku yang jaga? Kalau begitu, biarkan aku untuk mengenaimu dengan serangan ku!” Takana menembakkan bola apinya lagi pada Oni yang ada di hadapannya itu. Tapi sayangnya, semua serangan Takana tidak bisa mengenainya. Oni itu bergerak sangat cepat.

Napas Takana mulai terengah-engah karena ia telah banyak mengeluarkan energinya. Oni pun berhenti bergerak. Ia berdiri di atas pohon yang berada dekat dengan Takana.

“Wah, tubuh manusia ini enak sekali, loh! Mudah untuk dikendalikan. Biar kutebak, pasti manusia ini adalah manusia yang jarang beraktivitas.” Ujar Oni itu dari atas pohon.

“Dylan itu memang tidak suka beraktivitas secara berlebihan. Itu karena, ia ingin menghemat energi!” timpal Takana.

“Nah! Sebab itulah. Untuk menghemat energi, ya? Berarti kalau energi manusia ini masih banyak, bisa ku pergunakan untuk membunuhmu, Takana Utsuki!”

"Tidak akan kubiarkan!”

Takana pun kembali bangkit. Ia melompat tinggi menghampiri Oni yang ada di atas pohon, lalu menyerangnya kembali. Oni berhasil menghindar, lalu ia juga menggunakan kekuatan yang sama untuk membalas serangan Takana.

Pertarungan Takana dan Oni itu berlangsung sangat cepat. Kei yang melihat mereka saling menyerang, jadi merasa pusing. Gerakan dan kelincahan mereka begitu cepat seperti cahaya yang melesat.

Kei berharap, Takana bisa menang. Tapi setelah Kei berharap seperti itu, tiba-tiba saja tubuh Takana melayang cepat ke arahnya. Kei tertabrak tubuh Takana dan terjatuh dari atas pohon. Kei berhasil melepaskan tubuhnya dari tanaman merambat, tapi di tanah, Kei malah tertindih tubuh Takana.

“Sakiitt.... Takana! Kau baik-baik saja, kan?!”

Takana kembali membuka matanya, lalu secara perlahan, ia pun berdiri. Tubuhnya gemetar sambil menyentuh perutnya. Ia pasti kesakitan. Karena Takana telah terkena serangan Oni itu berkali-kali.

“Kei! Menjauh dari sini!” Takana mendorong Kei. Lelaki itu pun bersembunyi di belakang pohon.

Oni itu kembali mendarat di depan Takana. Lalu ia berjalan menghampirinya

“Haha ... akhirnya aku menang. Aku bisa mengenai mu lagi. Kapan kau bisa mengenai ku? Seranganmu itu payah sekali!”

“Tidak! Aku tidak akan jadi anak yang lemah seperti dulu. Aku akan menghabisimu!” bentak Takana.

“Eh, ternyata kau berani melawanku lagi, ya?”

BRUK!

Oni itu mencekik leher Takana, lalu membenturkan kepalanya ke pohon. “Kau sudah kalah, Takana. Tidak ada yang bisa mengalahkan ku. Sekarang jiwamu yang berharga, akan aku ambil ... khu, Khu... Khu....”

Asap hitam keluar dari tangan kanan Oni yang sedang mencekik Takana. Lalu beberapa tentakel bayangan berwarna hitam itu mengikat tubuh Takana dan menahannya. Takana tidak bisa bergerak. Ia juga mulai kehabisan napasnya. Oni itu mulai mencuri Jiwa yang ada di dalam tubuh Takana.

Jika Jiwa dalam tubuh Takana berhasil diambil Oni itu, maka Takana akan mati dan Oni tersebut bisa menggunakan kemampuan yang Takana miliki.

Kei yang ada di balik pohon merasa ketakutan. Ia tidak bisa melakukan apapun untuk membantu Takana. Dia hanya bisa menonton.

BRUK!

Takana kembali membuka matanya dan terkejut. Ia melihat Oni yang ada di hadapannya itu tiba-tiba saja terjatuh. Ada yang baru saja menyerangnya.

“Huh, ternyata di sini aku juga bisa menemukan setan lain. Lalu sekarang, setan itu malah merasuki tubuh adikku!”

Suara seorang wanita. Takana melirik ke arah samping kanannya. Ia terkejut. Takana melihat ada seorang wanita dewasa dengan jas panjang berwarna coklat yang berjalan menghampirinya. Rambutnya berwarna hitam panjang dan ia memiliki mata berwarna biru yang indah seperti Takana.

Wanita itu tersenyum pada Takana. Takana juga merasa senang karena bisa bertemu dengan orang itu. Mereka ternyata saling kenal.

“Ah, ternyata kau!”

“Hallow, Takana! Sudah lama sekali, ya?” Wanita itu Kembali tersenyum pada Takana. Sepertinya ia berpihak pada Takana dan bantuan pun telah tiba.

*

*

*

To be Continued-

Terpopuler

Comments

Arkness

Arkness

digendong ama cewe/Awkward/

2024-03-18

2

Filanina

Filanina

ceritamu memang beda.

2024-03-06

0

Filanina

Filanina

oh, ada penolong juga. kalau kei emang ga bisa diharepin. beban.

2024-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1– [ Seseorang ]
2 CHAPTER 2– [ Takana Utsuki ]
3 CHAPTER 3– [ Pulang Sekolah ]
4 CHAPTER 4– [ Takana di Rumah Dylan ]
5 CHAPTER 5– [ Cerita Takana ]
6 CHAPTER 6– [ Pacar?! ]
7 CHAPTER 7– [ Serangan Oni ]
8 CHAPTER 8– [ Pemikiran Dylan ]
9 CHAPTER 9– [ Firasat Buruk ]
10 CHAPTER 10– [ Janji Kei ]
11 CHAPTER 11– [ Takana yang Sebenarnya ]
12 CHAPTER 12– [ Bahaya yang Mengintai ]
13 CHAPTER 13– [ Aichii ]
14 CHAPTER 14– [ Jalan Keluar ]
15 CHAPTER 15– [ Pulang ]
16 CHAPTER 16– [ Tanaka Utsuki ]
17 CHAPTER 17– [ Aichii Takana ]
18 CHAPTER 18– [ Aichii Takana, part 2 ]
19 CHAPTER 19– [ Study Tour ]
20 CHAPTER 20– [ Study Tour, part 2 ]
21 CHAPTER 21– [ Study Tour, part 3 ]
22 CHAPTER 22– [ Seseorang yang Kuat ]
23 CHAPTER 23– [ Serpihan Kenangan ]
24 CHAPTER 24– [ Sekumpulan Oni ]
25 CHAPTER 25– [ Takana VS Aprilia-Sensei ]
26 CHAPTER 26– Takana VS Aprilia-Sensei, part 2 ]
27 CHAPTER 27– [ Telur Oni ]
28 CHAPTER 28– [ Perasaan Dylan ]
29 CHAPTER 29– [ Senyuman dan Masa Lalu ]
30 CHAPTER 30– [ Sakit ]
31 CHAPTER 31– [ Cerita Fely ]
32 CHAPTER 32– [ Oni di Kamar ]
33 CHAPTER 33– [ Pink ]
34 CHAPTER 34– [ Kucing Hitam ]
35 CHAPTER 35– [ Kucing Hitam, part 2 ]
36 CHAPTER 36– [ Takana dan Tanaka ]
37 CHAPTER 37– [ Pacar Kei ]
38 CHAPTER 38– [ Pasangan Untuk Fely ]
39 CHAPTER 39– [ Teman Masa Kecil ]
40 CHAPTER 40– [ Dua Saudara yang Dapat Diandalkan ]
41 CHAPTER 41– [ Maaf ]
42 CHAPTER 42– [ Elthan Syahputra ]
43 CHAPTER 43– [ Elthan Syahputra, part 2 ]
44 CHAPTER 44– [ Elthan Syahputra, part 3 ]
45 CHAPTER 45– [ Fely dan Elthan ]
46 CHAPTER 46– [ Toko Buku ]
47 CHAPTER 47– [ Jarum Mematikan ]
48 CHAPTER 48– [ Siapakah Onirida itu? ]
49 CHAPTER 49– [ Sel Siluman ]
50 CHAPTER 50– [ Menghilang ]
51 CHAPTER 51– [ Kembali ke Sekolah ]
52 CHAPTER 52– [ Pertarungan Irvan ]
53 CHAPTER 53– [ Element ]
54 CHAPTER 54– [ Pertempuran Dimulai ]
55 CHAPTER 55– [ Oni di Sekolah ]
56 CHAPTER 56– [ Lawan yang Kuat ]
57 CHAPTER 57– [ Lucid & Lucia ]
58 CHAPTER 58– [ Teman-teman Baru ]
59 CHAPTER 59– [ Teman-teman Baru, part 2 ]
60 CHAPTER 60– [ Teknik Penggabungan ]
61 CHAPTER 61– [ Oni di Kota ]
62 CHAPTER 62– [ Oni di Kota, part 2 ]
63 CHAPTER 63– [ Gadis yang Sendirian ]
64 CHAPTER 64– [ Setelah Insiden Sore Hari ]
65 CHAPTER 65– [ Asuka & Elthan ]
66 CHAPTER 66– [ Pagi Hari ]
67 CHAPTER 67– [ Supermarket ]
68 CHAPTER 68– [ Supermarket, part 2 ]
69 CHAPTER 69– [ Jebakan ]
70 CHAPTER 70– [ Misi Penyelamatan ]
71 CHAPTER 71– [ Musuh Baru ]
72 CHAPTER 72– [ Shikoo ]
73 CHAPTER 73– [ Kabur dari Bahaya ]
74 CHAPTER 74 – [ Anak Kambing ]
75 CHAPTER 75– [ Perbekalan ]
76 CHAPTER 76– [ Veron & Dhoni ]
77 CHAPTER 77– [ Kelinci ]
78 CHAPTER 78– [ Kelinci, part 2 ]
79 CHAPTER 79– [ Ingatan ]
80 CHAPTER 80– [ Kucing Berapi ]
81 CHAPTER 81– [ Kemampuan Spesial ]
82 CHAPTER 82– [ Kemampuan Spesial, part 2 ]
83 CHAPTER 83– [ Kemampuan Spesial, part 3 ]
84 CHAPTER 84– [ Orang Tersayang ]
85 CHAPTER 85– [ Benua ]
86 CHAPTER 86– [ Tak Terkendali ]
87 CHAPTER 87– [ Sebenarnya .... ]
88 CHAPTER 88– [ Roh ]
89 CHAPTER 89– [ Serangan Mendadak ]
90 CHAPTER 90– [ Rekaman ]
91 CHAPTER 91– [ Kembali ke Rumah ]
92 CHAPTER 92– [ Kembali ke Rumah, pt 2 ]
93 CHAPTER 93– [ Dylan & Dhira ]
94 CHAPTER 94– [ Kubus Kenangan ]
95 CHAPTER 95– [ Tujuan ]
96 CHAPTER 96– [ The Eye ]
97 CHAPTER 97– [ Meninggalkan Kekacauan ]
98 CHAPTER 98– [ Kengerian yang Membingungkan ]
99 CHAPTER 99– [ Bukan Manusia ]
100 CHAPTER 100– [ Kebebasan ]
101 CHAPTER 101– [ Para Mentor ]
102 CHAPTER 102– [ Teringat Kembali ]
103 CHAPTER 103– [ Janji ]
104 CHAPTER 104– [ Nyawa Cadangan ]
105 CHAPTER 105– [ Latihan Pertama ]
106 CHAPTER 106– [ Wanita Misterius ] +18!!
107 CHAPTER 107– [ Laboratorium ]
108 CHAPTER 108– [ Perkenalan ]
109 CHAPTER 109– [ Perkenalan, Pt 2 ]
110 CHAPTER 110– [ Ruang Guru ]
111 CHAPTER 111– [ Petak Umpet ]
112 CHAPTER 112– [ Petak Umpet, pt 2 ]
113 CHAPTER 113– [ Dylan VS Alena ]
114 CHAPTER 114– [ Fisik Baru ]
115 CHAPTER 115– [ Pesta Malam ]
116 CHAPTER 116– [ Edvance City ]
117 CHAPTER 117– [ Domain Predator ]
118 CHAPTER 118– [ Domain Predator, Pt 2 ]
119 CHAPTER 119– [ End City ]
120 CHAPTER 120– [ Kelas ]
121 CHAPTER 121– [ Manusia Tanpa Hati ]
122 CHAPTER 122– [ Liver ]
123 CHAPTER 123– [ Wyrm ]
124 CHAPTER 124– [ Kenangan dalam Mimpi ]
125 CHAPTER 125– [ Interogasi ]
126 CHAPTER 126– [ Virtual Reality ]
127 CHAPTER 127– [ Awal Tugas ]
128 CHAPTER 128– [ Menuju Human World ]
129 CHAPTER 129– [ 3 Kakak Perempuan ]
130 CHAPTER 130– [ Arzachel ]
131 CHAPTER 131– [ Markas Nanteroshi ]
132 CHAPTER 132– [ Kei Sebastian ]
133 CHAPTER 133– [ Ledakan ]
134 CHAPTER 134– [ Kembali ]
135 CHAPTER 135– [ Dylan dan Fely ]
136 CHAPTER 136– [ Wyrm itu lagi .... ]
137 CHAPTER 137– [ Evelyn Areesha ]
138 CHAPTER 138– [ Evelyn Areesha, pt 2 ]
139 CHAPTER 139– [ Evelyn Areesha, pt 3 ]
140 CHAPTER 140– [ Rencana ]
141 CHAPTER 141– [ Penyusup ]
142 CHAPTER 142– [ Vann Hezkiel ]
143 CHAPTER 143– [ Vann Hezkiel, pt 2 ]
144 CHAPTER 144– [ Vann Hezkiel, pt 3 ]
145 CHAPTER 145– [ Bukti ]
146 CHAPTER 146– [ Tempat Apa Ini? ]
147 CHAPTER 147– [ Desoulfort ]
148 CHAPTER 148– [ Vann & Liam ]
149 CHAPTER 149– [ Li & Yurebi ]
150 CHAPTER 150– [ Yurebi & Takana ]
Episodes

Updated 150 Episodes

1
CHAPTER 1– [ Seseorang ]
2
CHAPTER 2– [ Takana Utsuki ]
3
CHAPTER 3– [ Pulang Sekolah ]
4
CHAPTER 4– [ Takana di Rumah Dylan ]
5
CHAPTER 5– [ Cerita Takana ]
6
CHAPTER 6– [ Pacar?! ]
7
CHAPTER 7– [ Serangan Oni ]
8
CHAPTER 8– [ Pemikiran Dylan ]
9
CHAPTER 9– [ Firasat Buruk ]
10
CHAPTER 10– [ Janji Kei ]
11
CHAPTER 11– [ Takana yang Sebenarnya ]
12
CHAPTER 12– [ Bahaya yang Mengintai ]
13
CHAPTER 13– [ Aichii ]
14
CHAPTER 14– [ Jalan Keluar ]
15
CHAPTER 15– [ Pulang ]
16
CHAPTER 16– [ Tanaka Utsuki ]
17
CHAPTER 17– [ Aichii Takana ]
18
CHAPTER 18– [ Aichii Takana, part 2 ]
19
CHAPTER 19– [ Study Tour ]
20
CHAPTER 20– [ Study Tour, part 2 ]
21
CHAPTER 21– [ Study Tour, part 3 ]
22
CHAPTER 22– [ Seseorang yang Kuat ]
23
CHAPTER 23– [ Serpihan Kenangan ]
24
CHAPTER 24– [ Sekumpulan Oni ]
25
CHAPTER 25– [ Takana VS Aprilia-Sensei ]
26
CHAPTER 26– Takana VS Aprilia-Sensei, part 2 ]
27
CHAPTER 27– [ Telur Oni ]
28
CHAPTER 28– [ Perasaan Dylan ]
29
CHAPTER 29– [ Senyuman dan Masa Lalu ]
30
CHAPTER 30– [ Sakit ]
31
CHAPTER 31– [ Cerita Fely ]
32
CHAPTER 32– [ Oni di Kamar ]
33
CHAPTER 33– [ Pink ]
34
CHAPTER 34– [ Kucing Hitam ]
35
CHAPTER 35– [ Kucing Hitam, part 2 ]
36
CHAPTER 36– [ Takana dan Tanaka ]
37
CHAPTER 37– [ Pacar Kei ]
38
CHAPTER 38– [ Pasangan Untuk Fely ]
39
CHAPTER 39– [ Teman Masa Kecil ]
40
CHAPTER 40– [ Dua Saudara yang Dapat Diandalkan ]
41
CHAPTER 41– [ Maaf ]
42
CHAPTER 42– [ Elthan Syahputra ]
43
CHAPTER 43– [ Elthan Syahputra, part 2 ]
44
CHAPTER 44– [ Elthan Syahputra, part 3 ]
45
CHAPTER 45– [ Fely dan Elthan ]
46
CHAPTER 46– [ Toko Buku ]
47
CHAPTER 47– [ Jarum Mematikan ]
48
CHAPTER 48– [ Siapakah Onirida itu? ]
49
CHAPTER 49– [ Sel Siluman ]
50
CHAPTER 50– [ Menghilang ]
51
CHAPTER 51– [ Kembali ke Sekolah ]
52
CHAPTER 52– [ Pertarungan Irvan ]
53
CHAPTER 53– [ Element ]
54
CHAPTER 54– [ Pertempuran Dimulai ]
55
CHAPTER 55– [ Oni di Sekolah ]
56
CHAPTER 56– [ Lawan yang Kuat ]
57
CHAPTER 57– [ Lucid & Lucia ]
58
CHAPTER 58– [ Teman-teman Baru ]
59
CHAPTER 59– [ Teman-teman Baru, part 2 ]
60
CHAPTER 60– [ Teknik Penggabungan ]
61
CHAPTER 61– [ Oni di Kota ]
62
CHAPTER 62– [ Oni di Kota, part 2 ]
63
CHAPTER 63– [ Gadis yang Sendirian ]
64
CHAPTER 64– [ Setelah Insiden Sore Hari ]
65
CHAPTER 65– [ Asuka & Elthan ]
66
CHAPTER 66– [ Pagi Hari ]
67
CHAPTER 67– [ Supermarket ]
68
CHAPTER 68– [ Supermarket, part 2 ]
69
CHAPTER 69– [ Jebakan ]
70
CHAPTER 70– [ Misi Penyelamatan ]
71
CHAPTER 71– [ Musuh Baru ]
72
CHAPTER 72– [ Shikoo ]
73
CHAPTER 73– [ Kabur dari Bahaya ]
74
CHAPTER 74 – [ Anak Kambing ]
75
CHAPTER 75– [ Perbekalan ]
76
CHAPTER 76– [ Veron & Dhoni ]
77
CHAPTER 77– [ Kelinci ]
78
CHAPTER 78– [ Kelinci, part 2 ]
79
CHAPTER 79– [ Ingatan ]
80
CHAPTER 80– [ Kucing Berapi ]
81
CHAPTER 81– [ Kemampuan Spesial ]
82
CHAPTER 82– [ Kemampuan Spesial, part 2 ]
83
CHAPTER 83– [ Kemampuan Spesial, part 3 ]
84
CHAPTER 84– [ Orang Tersayang ]
85
CHAPTER 85– [ Benua ]
86
CHAPTER 86– [ Tak Terkendali ]
87
CHAPTER 87– [ Sebenarnya .... ]
88
CHAPTER 88– [ Roh ]
89
CHAPTER 89– [ Serangan Mendadak ]
90
CHAPTER 90– [ Rekaman ]
91
CHAPTER 91– [ Kembali ke Rumah ]
92
CHAPTER 92– [ Kembali ke Rumah, pt 2 ]
93
CHAPTER 93– [ Dylan & Dhira ]
94
CHAPTER 94– [ Kubus Kenangan ]
95
CHAPTER 95– [ Tujuan ]
96
CHAPTER 96– [ The Eye ]
97
CHAPTER 97– [ Meninggalkan Kekacauan ]
98
CHAPTER 98– [ Kengerian yang Membingungkan ]
99
CHAPTER 99– [ Bukan Manusia ]
100
CHAPTER 100– [ Kebebasan ]
101
CHAPTER 101– [ Para Mentor ]
102
CHAPTER 102– [ Teringat Kembali ]
103
CHAPTER 103– [ Janji ]
104
CHAPTER 104– [ Nyawa Cadangan ]
105
CHAPTER 105– [ Latihan Pertama ]
106
CHAPTER 106– [ Wanita Misterius ] +18!!
107
CHAPTER 107– [ Laboratorium ]
108
CHAPTER 108– [ Perkenalan ]
109
CHAPTER 109– [ Perkenalan, Pt 2 ]
110
CHAPTER 110– [ Ruang Guru ]
111
CHAPTER 111– [ Petak Umpet ]
112
CHAPTER 112– [ Petak Umpet, pt 2 ]
113
CHAPTER 113– [ Dylan VS Alena ]
114
CHAPTER 114– [ Fisik Baru ]
115
CHAPTER 115– [ Pesta Malam ]
116
CHAPTER 116– [ Edvance City ]
117
CHAPTER 117– [ Domain Predator ]
118
CHAPTER 118– [ Domain Predator, Pt 2 ]
119
CHAPTER 119– [ End City ]
120
CHAPTER 120– [ Kelas ]
121
CHAPTER 121– [ Manusia Tanpa Hati ]
122
CHAPTER 122– [ Liver ]
123
CHAPTER 123– [ Wyrm ]
124
CHAPTER 124– [ Kenangan dalam Mimpi ]
125
CHAPTER 125– [ Interogasi ]
126
CHAPTER 126– [ Virtual Reality ]
127
CHAPTER 127– [ Awal Tugas ]
128
CHAPTER 128– [ Menuju Human World ]
129
CHAPTER 129– [ 3 Kakak Perempuan ]
130
CHAPTER 130– [ Arzachel ]
131
CHAPTER 131– [ Markas Nanteroshi ]
132
CHAPTER 132– [ Kei Sebastian ]
133
CHAPTER 133– [ Ledakan ]
134
CHAPTER 134– [ Kembali ]
135
CHAPTER 135– [ Dylan dan Fely ]
136
CHAPTER 136– [ Wyrm itu lagi .... ]
137
CHAPTER 137– [ Evelyn Areesha ]
138
CHAPTER 138– [ Evelyn Areesha, pt 2 ]
139
CHAPTER 139– [ Evelyn Areesha, pt 3 ]
140
CHAPTER 140– [ Rencana ]
141
CHAPTER 141– [ Penyusup ]
142
CHAPTER 142– [ Vann Hezkiel ]
143
CHAPTER 143– [ Vann Hezkiel, pt 2 ]
144
CHAPTER 144– [ Vann Hezkiel, pt 3 ]
145
CHAPTER 145– [ Bukti ]
146
CHAPTER 146– [ Tempat Apa Ini? ]
147
CHAPTER 147– [ Desoulfort ]
148
CHAPTER 148– [ Vann & Liam ]
149
CHAPTER 149– [ Li & Yurebi ]
150
CHAPTER 150– [ Yurebi & Takana ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!