CHAPTER 14– [ Jalan Keluar ]

[ Kak Fely! Sebenarnya, Dylan diculik orang jahat! ]

“Kok bisa!?”

[Entahlah, aku tidak tahu. Maaf, kak! Aku lengah! ]

“Ah, Gapapa, Takana. Ini bukan salahmu. Sekarang, aku juga akan pergi.”

[Iya, kak! Kutunggu di tempat biasa.]

TUT!

Fely mematikan ponselnya. Setelah itu, ia merapihkan penampilannya, lalu keluar dari kamar mandi dengan tergesa-gesa. “Cish, ada saja yang masih mengganggu kehidupan keluargaku!” Ia mengumpat kesal dalam hati.

...****************...

Takana berhenti di atap rumah seseorang. Rumah itu memiliki 3 tingkatan. Ia sedang menunggu Fely datang. Sambil duduk di atas genting paling atas, Takana memperhatikan jalanan sekitar. Untuk mencari Dylan, walau mustahil.

Lalu tak lama kemudian, Bell datang dan mengejutkan Takana. Ia melihat Bell dengan heran. Karena ia melihat sosok manusia biasa yang bisa melompat tinggi seperti dirinya juga.

“Be–Bell? Jadi kamu seorang Oniroshi juga?!” tanya Takana tidak percaya.

“Aku Irvan.”

“Eh? Bagaimana kau bisa berubah menjadi si Bell?”

“Huh, aku sedang bersatu dengan Bell. Kekuatan kami jadi bertambah.”

“Ah, jadi seperti itu cara menggunakan Aichii-mu?”

“Iya. Tapi bukan aku saja. Nanti jika kau sudah menemukan Aichii, kau juga bisa menyatu dengan tubuh temanmu.” Jelas Irvan.

Takana hanya mengangguk paham. “Jadi, kalau misalnya Dylan sudah menjadi Aichii-ku, mungkin aku juga bisa menyatu dengannya. Kita bisa menjadi teman yang lebih akrab!” Takana senyum-senyum sendiri.

Takana kembali melirik ke Bell dan Irvan yang ada di sampingnya. Takana melihat wajah Bell yang ceria, telah berubah menjadi sosok seperti Irvan. Tatapan kosong dengan ekspresi datarnya.

“Aduh! Aku ada di mana ini? Eeehh?!”

Takana terkejut. Tiba-tiba saja, sosok Bell itu kembali. Lalu seketika, tubuhnya jadi tak terkendali. Banyak bergerak. Takana takut Bell akan terjatuh dari atas genting itu.

“Diam, Bell! Kita sedang berada di atas genting rumah orang lain. Apa kau mau jatuh?”

“I–iya! Oke, ok! Jangan marah.”

Wajah Bell kembali biasa setelah memasang wajah ketakutannya. Sepertinya itu ekspresi Irvan lagi. Lalu dia melirik ke arah Takana. Takana tersentak. Dengan cepat, ia langsung membuang muka.

“Bell memang anak yang ribet.” Gumam Irvan.

“Ahaha ... ternyata memang sulit, ya?” Takana tertawa kecil.

“Kau juga harus memiliki Aichii yang bisa diajak kerja sama. Tidak seperti Aichii-ku.”

Takana mengangguk kecil. Ia sedikit bergumam di dalam hati. “Kira-kira, Dylan bisa bekerja sama denganku, tidak, ya?”

STAP!

“Hai kalian berdua! Maaf, aku terlambat!”

Itu Fely. Dia akhirnya datang juga. Takana sedikit terkejut dengan kehadirannya. Begitu juga dengan Irvan.

“Eh, jadi ... di mana mobil yang menculik adikku, Takana?” tanya Fely.

“Oh iya! Mereka menggunakan mobil. Oh tidak, aku tidak tahu warna maupun merek mobil itu.” Takana menggaruk kepalanya.

“Mobil sedan berwarna hitam!” Itu suara Bell. “Mereka pergi ke jalan perbukitan dekat dengan lapangan bola baseball.” Lanjut Bell.

“Eh, dari mana kau tahu?” tanya Irvan tidak percaya.

“Karena, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, Van!”

Takana sedikit tertawa. Karena melihat Bell dan Irvan dalam satu tubuh itu sangat lucu menurutnya. Ia bisa melihat tubuh Bell seakan sedang bicara dan bertingkah sendiri. Melakukan monolog, tapi beda suara.

“Perbukitan dekat lapangan Baseball, ya? Oh! Aku tahu tempatnya!” Dengan cepat, Fely langsung melompat ke atap rumah lainnya. Ia pergi secepatnya menuju ke tempat yang diberitahu Bell tadi.

Takana dan Irvan pun pergi mengikuti Fely. Mereka akan pergi untuk mencari keberadaan Dylan.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Chapter 14: [ Jalan keluar. ]

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

“Hei, kalian! Keluarkan aku dari sini!”

Dylan berteriak sambil menggedor-gedor pintu itu. Ia dikurung di dalam sebuah ruangan yang lumayan gelap. Kalau menurutnya, tempatnya agak bagus dan kebersihannya juga terjaga. Dylan sudah memeriksa ruangan itu. Tapi hanya saja, yang tidak ia sukai adalah penerangan di tempat tersebut.

Gelap. Dylan agak takut dengan kegelapan. “Bagaimana kalau ada kecoak atau makhluk semacamnya? Merayap ke tubuhku dan menggerogoti isi kepalaku. Duh!” Dengan cepat, Dylan pun menggeleng sambil mengacak-acak rambutnya. Ia tak sengaja berpikiran seperti itu.

“Ah, sudahlah! Mereka semua budeg, apa?! Masa aku teriak saja gak ada yang dengar.” Batin Dylan kesal.

Dylan mulai pasrah. Ia menyandarkan tubuh ke pintu lalu merosot duduk ke bawah. Yang bisa ia lakukan saat ini hanya termenung sambil menunggu pintu itu terbuka dan berharap ada yang menolongnya.

Dylan tidak tahu ini malam, siang atau sore. Tidak ada jendela di sekitar sana. Hawanya juga mulai engap. Hanya ada sedikit oksigen yang masuk dari lubang di pintu. “Aku bisa mati jika terlalu lama di sini.”

Dylan pun kembali berdiri. Ia ingin segera keluar dari tempat itu. Ia pun mulai memikirkan sesuatu. Cara untuk keluar dari tempat tersebut.

Sampai akhirnya, Dylan punya ide yang ia anggap hebat. Ia pun kembali berdiri.

“Tolong buka pintunya! Woy! Yang di depan sana! Halooo! Apa ada orang?”

Sekali lagi Dylan berteriak. Lalu tak lama kemudian, ia mendengar suara langkah kaki. Dylan pun sedikit mengintip ke lubang yang ada di pintu itu. Memeriksa seseorang di depan sana yang datang kemari.

Itu ternyata seorang manusia berbadan besar.

Dylan mulai mundur jauh ke belakang. “Ini dia! Aku pasti bisa melakukannya.”

“Hei! Bisakah kau bertenang sedikit!” Orang yang di depan sana membentak Dylan. Ia mengintip dari lubang di pintu. Menyadari keadaan ruangan sepi dan keberadaan Dylan tak terlihat, ia pun membuka pintunya.

Melihat pintu terbuka itu, Dylan langsung berlari cepat ke arah pintu. Saat orang itu telah membuka pintunya lebar-lebar, ia langsung melompat.

BUAK!

Dylan menendang tepat ke wajah orang itu. Pria itu langsung terjatuh. Dylan kembali bangkit dan langsung lari menjauh. Sepertinya orang tadi adalah penjaga di tempat itu.

“Sekarang Aku harus cepat keluar dari sini. Pak Botak itu juga sepertinya dia masih mengejarku dari belakang. Haruskah aku menengok?” Dylan tidak berani memeriksa sekitar. Jadi ia hanya bisa berlari saja. Entah mau ke mana tujuannya sekarang ini.

“Eh, iya juga! Aku mau ke mana, ya? Main lari-lari aja, padahal aku gak tau ini arah ke mana.” Saat Dylan perhatikan, di sekitarnya itu semua serba kayu. Ia jadi kebingungan. Ia pikir, tempat itu adalah pondok, karena terbuat dari kayu. Tapi ternyata, tempat itu adalah rumah biasa yang lumayan luas.

Dylan mengetahui kalau tempat itu adalah rumah, sejak ia membuka sebuah pintu yang ada di sampingnya berlari tadi. Di balik pintu itu, ada sebuah jalan menuju ke bawah dengan cara melewati tangga. Sepertinya, di bawah sana semuanya bukan terbuat dari kayu lagi.

Dylan mengganjal pintu itu dengan menaruh sebuah kursi di depan pintunya. Lalu ia mendorong sebuah lemari yang kebetulan berada di samping pintu itu. Setelah itu, ia pun mundur ke belakang. “Pak Botak itu sepertinya tidak mengejarku lagi. Apa aku kembali aman?”

“Sepertinya tidak. Aku harus tetap waspada karena aku masih berada di dalam tempat asing ini.”

Di ruangan itu, Dylan menemukan tangga. Tangga menuju ke bawah. Sepertinya itu jalan keluarnya. Lalu secara perlahan dan berhati-hati, Dylan menuruni tangga itu. Mengintip dibalik tembok untuk mengamati sekitar.

“Semuanya aman. Tapi ini terlalu mudah. Aku curiga dengan tempat ini.”

Biasanya tempat asing yang kelihatannya aman dan sepi, bakal ada pemangsa yang sedang mengawasi di sekitar. Seperti di posisi Dylan saat ini. Semuanya terlihat biasa saja dan sepi. Tapi siapa tahu saja, para penjahat itu sedang bersembunyi sambil mengawasinya. Saat sudah waktunya, mereka baru akan menjebak dan menangkapnya lagi.

Saat di ruangan bawah, Dylan merasa kagum dengan tempat itu. Sebuah markas penjahat saja bisa sebesar itu. Banyak ruangan kosong dan cat temboknya berwarna pink. Dylan jadi penasaran dengan pemilik tempat itu.

Dylan menyusuri lorong berwarna pink di sana. Masih dalam suasana yang sepi. Tapi kalau untuk berjalan santai saja, Dylan tidak akan bisa menemukan jalan keluarnya. “Kalau begitu, aku akan memeriksa setiap ruangan yang ada di samping kiri dan kananku ini. Aku gak bakal lengah lagi kayak sebelumnya."

Pintu pertama, Dylan akan memeriksanya. Di dalamnya tidak ada apa-apa. Lalu berikutnya, ia akan memeriksa ke ruangan yang lain. Pintu itu bercorak hati di mana-mana. Dylan jadi merasa jijik melihatnya.

“Huh, mungkin saja bos mereka ini perempuan.” gumamnya dalam hati.

Perlahan ia membuka pintu bercorak hati itu. Dylan mengintip ke dalamnya dan terkejut. Tiba-tiba saja, seseorang menodongkan Stun Gun ke arahnya. Untung saja, Dylan masih sempat menghindar.

Dylan langsung mundur ke belakang dengan cepat. Lalu tak lama kemudian, beberapa orang-orang asing keluar dari dalam ruangan itu dan ingin menangkapnya.

“Sial. Sudah kuduga kalau mereka semua sedang bersembunyi dan bersiap untuk menangkap ku lagi!”

Dylan kembali berlari di lorong pink itu. Semua penjahat yang ada di belakangnya mulai mengejar. Mereka semua menggunakan senjata, sedangkan Dylan hanya dengan tangan kosong. “Apa yang bisa kulakukan di saat seperti ini?”

Dylan menghentikan langkah. Saat ia berbelok, ia terkejut. Karena jalan di depannya buntu. Dylan mulai terpojok, dan para penjahat itu kembali muncul. Mereka masih saja mengejar.

Dylan celingak-celinguk. Mencari sesuatu dan akhirnya, ia menemukan sebuah pintu ruangan di sampingnya. Yang letaknya di sudut pojok lorong itu.

Dengan cepat, Dylan masuk ke dalamnya. Lalu ia pun kembali menutup pintu itu dengan cepat. Ia mengunci pintu itu dengan selotan pintunya. Lalu setelah itu, Dylan pun mundur ke belakang. Ternyata ruangan itu juga buntu.

Namun sepertinya bukan kamar biasa. Di sana, Dylan melihat ada beberapa foto-foto orang. Yang membuatnya terkejut adalah saat ia melihat foto Takana juga tertera di dinding ruangan itu. Tidak hanya Takana, tapi di sampingnya juga ada foto si anak baru yang bernama Irvan.

Beberapa foto di sana ada yang ditancapkan pisau dan wajah mereka disilang dengan cat merah. Entah apa itu tandanya, Ia tidak mengerti.

“Kamu yang di sana? Apa yang kau lakukan di sini?”

Dylan terkejut. Ia pun langsung melirik ke sekitar sambil mencari asal suara itu. “Si–siapa kau?”

“Aku di sini.”

Suaranya ada di belakangnya. Dylan kembali terkejut. Karena di pojokan tembok di ruangan itu, ia melihat ada seorang pemuda yang tertempel di dinding dengan keadaan kaki dan tangan yang terikat. Yang paling mengerikannya adalah, mata kanan lelaki itu tidak ada. Bolong dan meneteskan darah. Tubuhnya juga ada luka dan di sekitar tempatnya penuh bercak darah.

“Si–siapa kau?!” tanya Dylan yang merasa takut dengan sosok di hadapannya.

“Akhirnya, ada orang lain di sini.” Laki-laki itu mirip seperti Takana. Dengan rambut putihnya. Ia mengangkat kepala, menatap Dylan. "Ternyata kau."

"Huh?" Dylan melirik sekitar, lalu menunjuk dirinya. "Aku? Kau kenal aku?"

"Hah ... Kau berhasil, Takana."

"Hah?"

Dylan meneleng tak mengerti. Sebelum ia kembali bertanya, tiba-tiba orang-orang di depan pintu mulai mendobrak pintunya. Dylan melihat pintu itu hampir dirusak.

“Bisakah kau membantuku?” tanya pemuda itu.

“A–apa yang kau inginkan?”

“Bisakah kau melepaskan aku dari sini?”

Dylan tersentak. Ia ingin melepaskannya. Tapi ia sama sekali tidak kenal dengan lelaki itu. Bahkan mereka saja belum pernah bertemu. Tapi Dylan merasa kasihan dengannya.

“Ah, apa boleh buat! Aku akan menolongnya. Lagipula, dia pasti bisa membantuku keluar dari tempat ini.”

“Bentar.”

Perlahan Dylan membuka ikatannya. Talinya sangat kuat, tapi untung saja tangannya punya kemampuan untuk membuka apapun. Jadi tali kecil seperti itu mudah sekali untuk dibuka.

“Nah, selesai.”

BRUK!

Laki-laki itu terjatuh lemas di lantai. Dylan pun langsung membantunya berdiri kembali. Tapi tiba-tiba saja, bayangan hitam keluar dari tubuhnya. Ia mengarahkan tangan ke Dylan. Lalu dari punggungnya, mengeluarkan beberapa tentakel hitam.

Seketika tentakel hitam itu langsung melilit tangan dan kaki Dylan. Ia jadi tidak bisa bergerak.

“A–apa yang kau ... Mmph!” Dylan belum selesai bicara, tiba-tiba saja lelaki itu membekap mulutnya dengan tentakel yang lain. Laki-laki itu mengangkat kepala dan tersenyum pada Dylan.

“Ayo kita keluar dari sini bersama-sama.” Bisiknya.

Tubuh Dylan merasakan sakit yang tak tertahankan saat beberapa tentakelnya terlihat menusuk tubuhnya. Dylan ingin berteriak, tapi tidak bisa kerena tentakel lelaki ini masih menutup mulutnya. Tentakel itu merasuki tubuhnya secara perlahan. Begitu pula dengan tubuh pemuda itu.

Seketika, tubuh Dylan dengan pemuda tersebut mulai bersatu. Setelah itu, Dylan pun kehilangan kesadarannya. Tubuhnya pun dikendalikan oleh orang lain. Dengan tentakel hitam yang masih menjulur ke luar, Laki-laki yang menggunakan tubuh Dylan itu berjalan mendekati pintu.

Ia membuka pintu dan seketika ada sebuah Stun Gun yang menancap di tubuhnya. Lalu dengan cepat, Laki-laki itu menarik kembali senjata tersebut. Ia menelengkan kepalanya sambil tersenyum menatap beberapa penjahat yang mengejar Dylan tadi.

Semua penjahat itu sangat terkejut saat melihat sosok manusia bertentakel hitam itu.

“Ta–Tanaka!! Kenapa kau bisa–“

“Ah, terkejut, ya? Sama. Aku juga terkejut saat melihat kalian yang sudah menungguku di depan sini. Aku tidak sabar melihat Kalian hancur karena diriku.” Pemuda itu menyipitkan matanya dan menyeringai. “Aku akan memberikan kejutan besar untuk kalian. Haha ... Sakit sedikit, gak ngaruh, kok!”

“AAAA...! TIDAAAAK!”

*

*

*

To be Continued-

Terpopuler

Comments

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

cerita kamu sangat bagus dek KK suka dan jangan lupa mampir yah + mawar mawar nya ☺️

2024-05-07

2

White Mist (Trisha)

White Mist (Trisha)

mau bagaimana lagi? nanti malah kesasar lupa alamat 🤣🤣

2024-03-30

0

Filanina

Filanina

Dylan sering dirasuki. kasihan.

2024-03-19

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1– [ Seseorang ]
2 CHAPTER 2– [ Takana Utsuki ]
3 CHAPTER 3– [ Pulang Sekolah ]
4 CHAPTER 4– [ Takana di Rumah Dylan ]
5 CHAPTER 5– [ Cerita Takana ]
6 CHAPTER 6– [ Pacar?! ]
7 CHAPTER 7– [ Serangan Oni ]
8 CHAPTER 8– [ Pemikiran Dylan ]
9 CHAPTER 9– [ Firasat Buruk ]
10 CHAPTER 10– [ Janji Kei ]
11 CHAPTER 11– [ Takana yang Sebenarnya ]
12 CHAPTER 12– [ Bahaya yang Mengintai ]
13 CHAPTER 13– [ Aichii ]
14 CHAPTER 14– [ Jalan Keluar ]
15 CHAPTER 15– [ Pulang ]
16 CHAPTER 16– [ Tanaka Utsuki ]
17 CHAPTER 17– [ Aichii Takana ]
18 CHAPTER 18– [ Aichii Takana, part 2 ]
19 CHAPTER 19– [ Study Tour ]
20 CHAPTER 20– [ Study Tour, part 2 ]
21 CHAPTER 21– [ Study Tour, part 3 ]
22 CHAPTER 22– [ Seseorang yang Kuat ]
23 CHAPTER 23– [ Serpihan Kenangan ]
24 CHAPTER 24– [ Sekumpulan Oni ]
25 CHAPTER 25– [ Takana VS Aprilia-Sensei ]
26 CHAPTER 26– Takana VS Aprilia-Sensei, part 2 ]
27 CHAPTER 27– [ Telur Oni ]
28 CHAPTER 28– [ Perasaan Dylan ]
29 CHAPTER 29– [ Senyuman dan Masa Lalu ]
30 CHAPTER 30– [ Sakit ]
31 CHAPTER 31– [ Cerita Fely ]
32 CHAPTER 32– [ Oni di Kamar ]
33 CHAPTER 33– [ Pink ]
34 CHAPTER 34– [ Kucing Hitam ]
35 CHAPTER 35– [ Kucing Hitam, part 2 ]
36 CHAPTER 36– [ Takana dan Tanaka ]
37 CHAPTER 37– [ Pacar Kei ]
38 CHAPTER 38– [ Pasangan Untuk Fely ]
39 CHAPTER 39– [ Teman Masa Kecil ]
40 CHAPTER 40– [ Dua Saudara yang Dapat Diandalkan ]
41 CHAPTER 41– [ Maaf ]
42 CHAPTER 42– [ Elthan Syahputra ]
43 CHAPTER 43– [ Elthan Syahputra, part 2 ]
44 CHAPTER 44– [ Elthan Syahputra, part 3 ]
45 CHAPTER 45– [ Fely dan Elthan ]
46 CHAPTER 46– [ Toko Buku ]
47 CHAPTER 47– [ Jarum Mematikan ]
48 CHAPTER 48– [ Siapakah Onirida itu? ]
49 CHAPTER 49– [ Sel Siluman ]
50 CHAPTER 50– [ Menghilang ]
51 CHAPTER 51– [ Kembali ke Sekolah ]
52 CHAPTER 52– [ Pertarungan Irvan ]
53 CHAPTER 53– [ Element ]
54 CHAPTER 54– [ Pertempuran Dimulai ]
55 CHAPTER 55– [ Oni di Sekolah ]
56 CHAPTER 56– [ Lawan yang Kuat ]
57 CHAPTER 57– [ Lucid & Lucia ]
58 CHAPTER 58– [ Teman-teman Baru ]
59 CHAPTER 59– [ Teman-teman Baru, part 2 ]
60 CHAPTER 60– [ Teknik Penggabungan ]
61 CHAPTER 61– [ Oni di Kota ]
62 CHAPTER 62– [ Oni di Kota, part 2 ]
63 CHAPTER 63– [ Gadis yang Sendirian ]
64 CHAPTER 64– [ Setelah Insiden Sore Hari ]
65 CHAPTER 65– [ Asuka & Elthan ]
66 CHAPTER 66– [ Pagi Hari ]
67 CHAPTER 67– [ Supermarket ]
68 CHAPTER 68– [ Supermarket, part 2 ]
69 CHAPTER 69– [ Jebakan ]
70 CHAPTER 70– [ Misi Penyelamatan ]
71 CHAPTER 71– [ Musuh Baru ]
72 CHAPTER 72– [ Shikoo ]
73 CHAPTER 73– [ Kabur dari Bahaya ]
74 CHAPTER 74 – [ Anak Kambing ]
75 CHAPTER 75– [ Perbekalan ]
76 CHAPTER 76– [ Veron & Dhoni ]
77 CHAPTER 77– [ Kelinci ]
78 CHAPTER 78– [ Kelinci, part 2 ]
79 CHAPTER 79– [ Ingatan ]
80 CHAPTER 80– [ Kucing Berapi ]
81 CHAPTER 81– [ Kemampuan Spesial ]
82 CHAPTER 82– [ Kemampuan Spesial, part 2 ]
83 CHAPTER 83– [ Kemampuan Spesial, part 3 ]
84 CHAPTER 84– [ Orang Tersayang ]
85 CHAPTER 85– [ Benua ]
86 CHAPTER 86– [ Tak Terkendali ]
87 CHAPTER 87– [ Sebenarnya .... ]
88 CHAPTER 88– [ Roh ]
89 CHAPTER 89– [ Serangan Mendadak ]
90 CHAPTER 90– [ Rekaman ]
91 CHAPTER 91– [ Kembali ke Rumah ]
92 CHAPTER 92– [ Kembali ke Rumah, pt 2 ]
93 CHAPTER 93– [ Dylan & Dhira ]
94 CHAPTER 94– [ Kubus Kenangan ]
95 CHAPTER 95– [ Tujuan ]
96 CHAPTER 96– [ The Eye ]
97 CHAPTER 97– [ Meninggalkan Kekacauan ]
98 CHAPTER 98– [ Kengerian yang Membingungkan ]
99 CHAPTER 99– [ Bukan Manusia ]
100 CHAPTER 100– [ Kebebasan ]
101 CHAPTER 101– [ Para Mentor ]
102 CHAPTER 102– [ Teringat Kembali ]
103 CHAPTER 103– [ Janji ]
104 CHAPTER 104– [ Nyawa Cadangan ]
105 CHAPTER 105– [ Latihan Pertama ]
106 CHAPTER 106– [ Wanita Misterius ] +18!!
107 CHAPTER 107– [ Laboratorium ]
108 CHAPTER 108– [ Perkenalan ]
109 CHAPTER 109– [ Perkenalan, Pt 2 ]
110 CHAPTER 110– [ Ruang Guru ]
111 CHAPTER 111– [ Petak Umpet ]
112 CHAPTER 112– [ Petak Umpet, pt 2 ]
113 CHAPTER 113– [ Dylan VS Alena ]
114 CHAPTER 114– [ Fisik Baru ]
115 CHAPTER 115– [ Pesta Malam ]
116 CHAPTER 116– [ Edvance City ]
117 CHAPTER 117– [ Domain Predator ]
118 CHAPTER 118– [ Domain Predator, Pt 2 ]
119 CHAPTER 119– [ End City ]
120 CHAPTER 120– [ Kelas ]
121 CHAPTER 121– [ Manusia Tanpa Hati ]
122 CHAPTER 122– [ Liver ]
123 CHAPTER 123– [ Wyrm ]
124 CHAPTER 124– [ Kenangan dalam Mimpi ]
125 CHAPTER 125– [ Interogasi ]
126 CHAPTER 126– [ Virtual Reality ]
127 CHAPTER 127– [ Awal Tugas ]
128 CHAPTER 128– [ Menuju Human World ]
129 CHAPTER 129– [ 3 Kakak Perempuan ]
130 CHAPTER 130– [ Arzachel ]
131 CHAPTER 131– [ Markas Nanteroshi ]
132 CHAPTER 132– [ Kei Sebastian ]
133 CHAPTER 133– [ Ledakan ]
134 CHAPTER 134– [ Kembali ]
135 CHAPTER 135– [ Dylan dan Fely ]
136 CHAPTER 136– [ Wyrm itu lagi .... ]
137 CHAPTER 137– [ Evelyn Areesha ]
138 CHAPTER 138– [ Evelyn Areesha, pt 2 ]
139 CHAPTER 139– [ Evelyn Areesha, pt 3 ]
140 CHAPTER 140– [ Rencana ]
141 CHAPTER 141– [ Penyusup ]
142 CHAPTER 142– [ Vann Hezkiel ]
143 CHAPTER 143– [ Vann Hezkiel, pt 2 ]
144 CHAPTER 144– [ Vann Hezkiel, pt 3 ]
145 CHAPTER 145– [ Bukti ]
146 CHAPTER 146– [ Tempat Apa Ini? ]
147 CHAPTER 147– [ Desoulfort ]
148 CHAPTER 148– [ Vann & Liam ]
149 CHAPTER 149– [ Li & Yurebi ]
150 CHAPTER 150– [ Yurebi & Takana ]
Episodes

Updated 150 Episodes

1
CHAPTER 1– [ Seseorang ]
2
CHAPTER 2– [ Takana Utsuki ]
3
CHAPTER 3– [ Pulang Sekolah ]
4
CHAPTER 4– [ Takana di Rumah Dylan ]
5
CHAPTER 5– [ Cerita Takana ]
6
CHAPTER 6– [ Pacar?! ]
7
CHAPTER 7– [ Serangan Oni ]
8
CHAPTER 8– [ Pemikiran Dylan ]
9
CHAPTER 9– [ Firasat Buruk ]
10
CHAPTER 10– [ Janji Kei ]
11
CHAPTER 11– [ Takana yang Sebenarnya ]
12
CHAPTER 12– [ Bahaya yang Mengintai ]
13
CHAPTER 13– [ Aichii ]
14
CHAPTER 14– [ Jalan Keluar ]
15
CHAPTER 15– [ Pulang ]
16
CHAPTER 16– [ Tanaka Utsuki ]
17
CHAPTER 17– [ Aichii Takana ]
18
CHAPTER 18– [ Aichii Takana, part 2 ]
19
CHAPTER 19– [ Study Tour ]
20
CHAPTER 20– [ Study Tour, part 2 ]
21
CHAPTER 21– [ Study Tour, part 3 ]
22
CHAPTER 22– [ Seseorang yang Kuat ]
23
CHAPTER 23– [ Serpihan Kenangan ]
24
CHAPTER 24– [ Sekumpulan Oni ]
25
CHAPTER 25– [ Takana VS Aprilia-Sensei ]
26
CHAPTER 26– Takana VS Aprilia-Sensei, part 2 ]
27
CHAPTER 27– [ Telur Oni ]
28
CHAPTER 28– [ Perasaan Dylan ]
29
CHAPTER 29– [ Senyuman dan Masa Lalu ]
30
CHAPTER 30– [ Sakit ]
31
CHAPTER 31– [ Cerita Fely ]
32
CHAPTER 32– [ Oni di Kamar ]
33
CHAPTER 33– [ Pink ]
34
CHAPTER 34– [ Kucing Hitam ]
35
CHAPTER 35– [ Kucing Hitam, part 2 ]
36
CHAPTER 36– [ Takana dan Tanaka ]
37
CHAPTER 37– [ Pacar Kei ]
38
CHAPTER 38– [ Pasangan Untuk Fely ]
39
CHAPTER 39– [ Teman Masa Kecil ]
40
CHAPTER 40– [ Dua Saudara yang Dapat Diandalkan ]
41
CHAPTER 41– [ Maaf ]
42
CHAPTER 42– [ Elthan Syahputra ]
43
CHAPTER 43– [ Elthan Syahputra, part 2 ]
44
CHAPTER 44– [ Elthan Syahputra, part 3 ]
45
CHAPTER 45– [ Fely dan Elthan ]
46
CHAPTER 46– [ Toko Buku ]
47
CHAPTER 47– [ Jarum Mematikan ]
48
CHAPTER 48– [ Siapakah Onirida itu? ]
49
CHAPTER 49– [ Sel Siluman ]
50
CHAPTER 50– [ Menghilang ]
51
CHAPTER 51– [ Kembali ke Sekolah ]
52
CHAPTER 52– [ Pertarungan Irvan ]
53
CHAPTER 53– [ Element ]
54
CHAPTER 54– [ Pertempuran Dimulai ]
55
CHAPTER 55– [ Oni di Sekolah ]
56
CHAPTER 56– [ Lawan yang Kuat ]
57
CHAPTER 57– [ Lucid & Lucia ]
58
CHAPTER 58– [ Teman-teman Baru ]
59
CHAPTER 59– [ Teman-teman Baru, part 2 ]
60
CHAPTER 60– [ Teknik Penggabungan ]
61
CHAPTER 61– [ Oni di Kota ]
62
CHAPTER 62– [ Oni di Kota, part 2 ]
63
CHAPTER 63– [ Gadis yang Sendirian ]
64
CHAPTER 64– [ Setelah Insiden Sore Hari ]
65
CHAPTER 65– [ Asuka & Elthan ]
66
CHAPTER 66– [ Pagi Hari ]
67
CHAPTER 67– [ Supermarket ]
68
CHAPTER 68– [ Supermarket, part 2 ]
69
CHAPTER 69– [ Jebakan ]
70
CHAPTER 70– [ Misi Penyelamatan ]
71
CHAPTER 71– [ Musuh Baru ]
72
CHAPTER 72– [ Shikoo ]
73
CHAPTER 73– [ Kabur dari Bahaya ]
74
CHAPTER 74 – [ Anak Kambing ]
75
CHAPTER 75– [ Perbekalan ]
76
CHAPTER 76– [ Veron & Dhoni ]
77
CHAPTER 77– [ Kelinci ]
78
CHAPTER 78– [ Kelinci, part 2 ]
79
CHAPTER 79– [ Ingatan ]
80
CHAPTER 80– [ Kucing Berapi ]
81
CHAPTER 81– [ Kemampuan Spesial ]
82
CHAPTER 82– [ Kemampuan Spesial, part 2 ]
83
CHAPTER 83– [ Kemampuan Spesial, part 3 ]
84
CHAPTER 84– [ Orang Tersayang ]
85
CHAPTER 85– [ Benua ]
86
CHAPTER 86– [ Tak Terkendali ]
87
CHAPTER 87– [ Sebenarnya .... ]
88
CHAPTER 88– [ Roh ]
89
CHAPTER 89– [ Serangan Mendadak ]
90
CHAPTER 90– [ Rekaman ]
91
CHAPTER 91– [ Kembali ke Rumah ]
92
CHAPTER 92– [ Kembali ke Rumah, pt 2 ]
93
CHAPTER 93– [ Dylan & Dhira ]
94
CHAPTER 94– [ Kubus Kenangan ]
95
CHAPTER 95– [ Tujuan ]
96
CHAPTER 96– [ The Eye ]
97
CHAPTER 97– [ Meninggalkan Kekacauan ]
98
CHAPTER 98– [ Kengerian yang Membingungkan ]
99
CHAPTER 99– [ Bukan Manusia ]
100
CHAPTER 100– [ Kebebasan ]
101
CHAPTER 101– [ Para Mentor ]
102
CHAPTER 102– [ Teringat Kembali ]
103
CHAPTER 103– [ Janji ]
104
CHAPTER 104– [ Nyawa Cadangan ]
105
CHAPTER 105– [ Latihan Pertama ]
106
CHAPTER 106– [ Wanita Misterius ] +18!!
107
CHAPTER 107– [ Laboratorium ]
108
CHAPTER 108– [ Perkenalan ]
109
CHAPTER 109– [ Perkenalan, Pt 2 ]
110
CHAPTER 110– [ Ruang Guru ]
111
CHAPTER 111– [ Petak Umpet ]
112
CHAPTER 112– [ Petak Umpet, pt 2 ]
113
CHAPTER 113– [ Dylan VS Alena ]
114
CHAPTER 114– [ Fisik Baru ]
115
CHAPTER 115– [ Pesta Malam ]
116
CHAPTER 116– [ Edvance City ]
117
CHAPTER 117– [ Domain Predator ]
118
CHAPTER 118– [ Domain Predator, Pt 2 ]
119
CHAPTER 119– [ End City ]
120
CHAPTER 120– [ Kelas ]
121
CHAPTER 121– [ Manusia Tanpa Hati ]
122
CHAPTER 122– [ Liver ]
123
CHAPTER 123– [ Wyrm ]
124
CHAPTER 124– [ Kenangan dalam Mimpi ]
125
CHAPTER 125– [ Interogasi ]
126
CHAPTER 126– [ Virtual Reality ]
127
CHAPTER 127– [ Awal Tugas ]
128
CHAPTER 128– [ Menuju Human World ]
129
CHAPTER 129– [ 3 Kakak Perempuan ]
130
CHAPTER 130– [ Arzachel ]
131
CHAPTER 131– [ Markas Nanteroshi ]
132
CHAPTER 132– [ Kei Sebastian ]
133
CHAPTER 133– [ Ledakan ]
134
CHAPTER 134– [ Kembali ]
135
CHAPTER 135– [ Dylan dan Fely ]
136
CHAPTER 136– [ Wyrm itu lagi .... ]
137
CHAPTER 137– [ Evelyn Areesha ]
138
CHAPTER 138– [ Evelyn Areesha, pt 2 ]
139
CHAPTER 139– [ Evelyn Areesha, pt 3 ]
140
CHAPTER 140– [ Rencana ]
141
CHAPTER 141– [ Penyusup ]
142
CHAPTER 142– [ Vann Hezkiel ]
143
CHAPTER 143– [ Vann Hezkiel, pt 2 ]
144
CHAPTER 144– [ Vann Hezkiel, pt 3 ]
145
CHAPTER 145– [ Bukti ]
146
CHAPTER 146– [ Tempat Apa Ini? ]
147
CHAPTER 147– [ Desoulfort ]
148
CHAPTER 148– [ Vann & Liam ]
149
CHAPTER 149– [ Li & Yurebi ]
150
CHAPTER 150– [ Yurebi & Takana ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!