CINTA MEMILIH TUANNYA
mina adalah seorang anak yatim piatu kala umurnya masih sepuluh tahun.
ia tumbuh dengan kakek dan neneknya.
kakeknya seorang pejuang kemerdekaan,namun sudah meninggal lima tahun yang lalu.
sekarang mina tumbuh menjadi gadis yang cantik dan rupawan di usianya yang ke sembilan belas tahun.namun tertutup oleh kepolosannya dan kekurangan ekonominya.
kini ia tinggal dengan neneknya yang seminggu lalu sudah meninggal.
jadilah ia sebatangkara,
mina bekerja di pabrik sarung tangan,gajinya hanya enam ratus ribu sebulan.
ada tiga sif di pabrik tempatnya bekerja itu.
ia tidak tahu jika sedari almarhum kakeknya hidup dia sudah di jodohkan.
bahkan neneknya sekalipun tidak pernah membicarakannya.
jadi dia benar-benar tidak tahu masalah itu.
mina menempati rumah kontrak yang sudah hampir habis masa kontraknya.
sebelumnya almarhum neneknya mengontrak rumah itu untuk dua tahun,
mina baru dua tahun yang lalu pindah ke rumah itu,
almarhum neneknya berjualan krupuk pecel di emperan rumah kontrak itu,
sedangkan keseharian mina hanya Buruh pabrik.
tidak ada yang tahu kecantikan mina,dia tidak berdandan layaknya seorang gadis,
bukan dia tidak ingin,melainkan...kondisi yang mengharuskannya,
jangankan untuk beli bedak,untuk beli beras besok saja kadang tidak bisa,
hanya bisa untuk beli bahan-bahan yang besok di jual neneknya.
kini...neneknya sudah benar-benar tiada.
dan mina sebatang kara.
ia memiliki sebuah peninggalan dari kakeknya,
foto copy kartu keluwarga orang lain yang di laminating.
hanya itu yang ia miliki sekarang.
mina juga tidak tahu...itu foto copy kartu keluwarga siapa yang di tinggalkan kakeknya.
ia hanya menyimpannya dengan baik bersama berkas-berkas penting yang lainnya.
hari itu...ijin terakhirnya untuk tidak bekerja.
mina terlihat merenung di luar teras rumahnya,
menatap bangku dan meja tempat neneknya berada kemarin waktu masih berjualan.
ia mengenang saat-saat sedang membantu neneknya menyiapkan jualannya dengan canda guraunya.
kini ia hanya bisa mengenangnya.
tiba-tiba air matanya menggenang dan meleleh di pipi.
sesekali ia menyekanya.
ia mendongak-dongakkan wajahnya agar butiran itu kembali dan tidak menetes.
tiba-tiba...
"bruuuuakkkk....."
suara meja di lemparkan.
tepat di hadapan mina duduk.
seketika mina pun terperanjat,
ia menatap Ketakutan...ia sendirian kini...
"haruskah ada yang membuatnya lebih ketakutan dari suara meja yang di lemparkan dan menghantam barusan?"
pikir mina benar-benar takut.
"hey....hari ini adalah hari terakhirmu untuk menempati rumah ini,apa kau tahu?"
tanya orang yang menggebrak meja kini.
mina hanya terdiam...ketakutan...biasanya hal seperti ini...nenek nya lah yang menyeleseikan.
tapi kini...mau tidak mau...mina lah yang harus menghadapinya.
"hey...bicaralah...jangan hanya diam membisu saja!"
ucap orang tersebut.
"bu...bisakah sampai lusa saya tinggal disini?"
tanya mina pada orang tersebut.
"baiklah...karena aku masih memandang almarhum nenekmu...kuberi waktu kamu sampai lusa,setelah itu...pergilah,karena rumah ini sudah ada yang akan menempati dengan harga lebih tinggi,"
ucap seseorang itu lalu pergi meninggalkan tempat mina terpaku.
setelah kepergian orang tersebut.
"bruuukkk",
suara lutut mina menyentuh tanah,ia seolah tidak kuwat oleh cobaan hidupnya.
tangannya menangkup ke wajahnya,menutupi lalu mengusap-usap lelehan air mata yang sudah tidak sanggup ia bendung lagi.
beberapa saat...
"sudah mina....sudah cukup...sampai kapan kamu akan menguras air mata kamu?cukup lah...biarkan jangan pikirkan lagi...mulailah lembaran baru dengan ceria,hadapi setiap masalah dengan kepala dingin,
jangan cengeng...ayo...kamu bisa mina...kamu bisa!,"
suara hati mina.
ia mencoba menenangkan dirinya sendiri...agar ia bisa bangkit dari keterpurukan.
lalu ia pun berdiri mencoba bangkit dengan tangan meraih tiang kayu yang ada di sampingnya.
tangannya cukup kuwat untuk berpegangan.
mulailah ia merapikan...meja yang tadi terbanting.
serta kursi yang sudah reyot dan rapuh itu bekas tempat duduk almarhum neneknya kala berjualan.
setelah semua selesei...barulah ia masuk kedalam rumah,
disana sunyi...
matanya menatap seluruh isi ruangan yang ada di dalam rumah,
lagi-lagi ia terbayang bayangan neneknya berlalu lalang mengambil sesuatu yang ia butuhkan.
kemudian ia berjalan menuju kamar almarhum neneknya itu.
kamar itu cukup kecil...tidak ada pintu disana...yang ada hanya kelambu,
mina menyibakkan kelambu itu,
ia menatap kedalam...tempat tidur usang dengan kasur tipis di atasnya,
tempat biasanya nenek tidur,kadang...mina pun sering ikut tidur di samping neneknya itu saat hujan turun dan di tambah petir menggelegar.
kini ia hanya menatap meja kecil di pinggir tempat tidur neneknya,
terdapat tempat minum dan gelas disana,
mina menghampirinya lalu mengambil gelas yang tengkurap itu,lalu mengisinya dengan air di sampingnya.
mina meminum air nya seraya tak kuwasa menahan lelehan air matanya.
tangannya segera mengusap.
"baiklah mina...ada baiknya juga kamu segera cari tempat kos-kosan,agar bayangan nenek cepat menghilang dari hadapanmu",
ucap hati mina dengan kesedihannya.
tiba-tiba...
"kruyuuuk....kruyuuuk..."
suara perut mina yang mulai minta di isi.
mina bergegas ke dapur,biasanya neneknya sudah menyiapkan makanan untuknya di sana.
ia terpaku menatap meja makan yang biasa terhidang makanan...meski hanya pecel dan nasi di sana serta tempe goreng.
lagi-lagi air matanya menetes...
"mina...ini sudah tujuh hari sejak nenek pergi...kenapa kamu masih tidak hapal-hapal..."
ucap hati mina.
lalu ia pun melihat seisi dapur,ia berjalan mendekat ke tempat biasa neneknya menyimpan beras,
di bukanya wadah yang terbuat dari plastik itu.
"tinggal secangkir"
gumam mina tiba-tiba.
lalu ia bergegas mengambil jaket nya,
ia memakainya lalu keluar dengan uang seadanya,
uang gajinya sudah habis untuk keperluan pemakaman neneknya.
"tidak apa-apa lah...hari ini makan mie instan lagi...biarlah...toh sama-sama makan",
gumamnya selama perjalanan menuju warung terdekat.
sesampainya di warung...ia pun menanyakan mie instan yang biasa ia beli,
bahkan pemilik warung pun sudah hafal setiap kali mina datang.
"bi...mi instan nya satu bi..."
ucap mina pada penjual warung.
"oh ya na...tadi ada seorang ibu-ibu...lebih muda dari umurnya sih...naik mobil bagus...menanyakan keberadaan nenekmu.
mulanya ia bertanya nama seorang kakek-kakek...namun orang sini tidak ada yang kenal...tapi terus orangnya menyebut nama nenekmu...jadi kami memberi tahu nya rumahmu...karena nama nenek itu satu-satunya hanya nenekmu mina."
ucap bibi penjaga warung.
"entahlah bi...tidak ada siapa-siapa yang datang bi...jadi biarlah...aku malah takut...jangan-jangan...nenek punya hutang ke orang itu bi...mau pake apa bayar nya bi...jadi biarlah...toh lusa aku sudah harus pindah,
rumahnya sudah ada yang langsung menempati,"
ucap mina dengan nada sedihnya dan nafas berat nya.
lalu mengambil mie instannya dan membayar,
setelah itu dia pun bergegas kembali ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nur Ain
Duh kecil gaji nye
2020-08-17
0
Andrea Ruth
sedih amat sich thorrrr
2020-07-08
0
rista_su
tandai dulu yha
2020-06-18
0