setelah mereka berada tepat di samping mobil,
rama berdiri mematung di ikuti nana di belakangnya namun tangan mereka masih tetap berpegangan.
sejenak terdiam di sana.
sedang kan nana pun hanya mengikuti dan tidak bicara apa-apa.
"kita jalan saja yuk..."
ajak rama pada nana.
"boleh...tapi...apakah kamu tidak akan apa-apa nanti?"
tanya nana sedikit khawatir.
"aku hanya ingin lebih dekat denganmu...dan mengukir kenangan indah yang akan aku bawa pergi selamanya,"
ucap rama dengan nada bergetar di bibir nya.
"kenapa kamu selalu menanti kematian...kenapa...lalu kenapa kamu ingin menikah dengan ku...mengukir kenangan denganku...kamu pun tidak akan tahu...jika benar saat mu telah tiba dan akan meninggalkanku...mungkin saat itu...aku sudah menyukaimu...lalu...aku harus meminta pertanggung jawaban siapa untuk perasaan yang kau tumbuhkan itu?"
kata nana dengan sedikit teriak,hingga petugas hotel yang kebetulan lewat pun menoleh sejenak dan berhenti menatap keduanya.
nana tak kuasa menahan air mata.
lalu rama pun menarik tangan nana dan memeluknya.
"kumohon...kumohon...biarkan sejenak aku menyandarkan penatku sejenak....aku sudah cukup kesakitan selama ini...ini yang aku butuhkan."
"nenek...apakah laki-laki ini pun akan meninggalkanku sepertimu?
setelah mengukir kenangan indah bagai terbang di atas awan...lalu tubuh ini serasa di hempaskan sampai kedasar bumi.
nenek...apakah perasaan hangat ini...akan berganti sakit...yang sangat amat sakit?"
kata-kata nana dalam pikirnya.
lalu rama melonggarkan pelukannya,
menyangga kedua pundak nana...menatap mata nana yang sembap...dengan kedua tangan berpindah menyusup kebawah telinga nana dan ibu jarinya mengelus pipi mulusnya karena lelehan terbanyak disana.
"hey...aku masih hidup...kamu kira aku sudah mati?"
kata rama....
lalu....
"ngiiiiiiiiiiiiiiing.........."
terdengar dengungan keras di kepala rama,hanya rama yang mendengarnya.
"rama...kamu pasti bisa...kamu akan melewatinya..."
ucap rama dalam hatinya.sambil berpaling menghadap pintu mobil dan mencengkeramnya kuat-kuat.
"mas...kamu tidak apa-apa?"
tanya nana dwngan tangan mengelus lengan rama.
dengan sekuat tenaga,
rama membalikkan badannya menatap nana...mencoba tersenyum se natural mungkin dengan kepala yang masih berdengungnya namun lama kelamaan berangsur menghilang.
"baiklah na...kita berangkat sekarang...agar kita cepat sampai...kita naik mobil saja ya na..."
ajak rama.
nana hanya mengangguk lalu ikut masuk kedalam mobil.
setelah mereka menikmati makanannya...rama pun mengajak nana kembali.
sesampai nya di depan pintu utama hotel...rama membukakan pintu untuk nana.
"sampai besok ya...besok akan aku antar ke pabriknya...apa kah baik-baik saja?"
tanya rama.
"baiklah...besok hanya sebentar kok...pamit keluar kerja mas..."
kata nana.
"syukurlah...kalau kamu sudah memutuskannya..."
ucap rama.
"aku kan akan jadi istrimu...masak masih kerja di pabrik..."
goda nana yang membuat pipi rama merona.
rama hanya bisa menatap nana yang semakin menjauh meninggalkannya,
"kumohon...jangan jadikan ini yang terakhir..."
ucap hati rama.
matanya menerawang jauh...
"aku mulai menykai dia sejak awal bertemu...berapa lama lagi aku bisa bertahan?
saat inipun aku sungguh sangat bekerja keras menahannya."
lalu rama menelfon supir pengganti.
rama di antar oleh supir menuju rumah sakit dimana dia dirawat.
disana sudah menunggu bunda farida pak surya wijaya dan arif surya wijaya.
petugas medis membawa tubuh rama ke atas brankar...mendorongnya menuju ruang rawatnya.
disana siaga dokter yang menanganinya.
rama terlihat lemah di atas brangkar nya.
dokter membantu memasangkan infusnya lagi.
"sayang...kenapa kau memaksakan diri?"
ucap bunda farida.
"kakak...kau keras kepala",
ucap arif.
dan ayahnya hanya menatap putranya mematung.
"bund...rama bahagia hari ini...nana gadis yang baik bund...nana pantas bahagia...jaga nana bund...aku sangat lelah...aku ingin tidur..."sambil satu tangannya meraih tangan arif.
"kupercayakan nana padamu jaga dia baik-baik,"
ucap rama ,lalu tangannya lunglai.
bunda terisak histeris...ayah rama hanya bisa memeluk bunda.
dan arif...menggenggam kuwat tangan kakaknya.
dan....
syukurlah...kali ini rama selamat...melewati masa kritisnya lagi.
bunda langsung datang memeluk tubuh puteranya itu.
"kenapa kamu hoby menakuti bunda sayang...bunda belum bisa kehilanganmu..."
ucap bunda.
"bund...aku besok masih ada janji mengantar nana ke tempat kerjanya...aku harus menepati janjiku bund...aku belum boleh pergi bund...aku ingin melihat senyumnya sekali lagi...baru kali ini aku merasa se senang ini."
ucap rama dengan nada lemahnya.
arif yang melihat kakaknya yang sudah seperti itu pun benar-benar tak habis pikir...
"apa istimewanya gadis kampung bodoh itu!"
gumam arif.
"kau belum terjamah cinta rif...kau akan rasakan kelak bagaimana kuwatnya perasaan itu,"
kata rama seperti bisa membaca pikiran arif.
"sudah kak...kau istirahatlah...aku janji besok akan mengantarkan nana ke tempat yang di tujunya menggantikanmu."
ucap arif tiba-tiba agar kakaknya lega.
"baiklah rif...aku titip dia ya...jaga dia...berjanjilah...padaku...agar nyenyak tidurku,"
ucap rama.
"iya kakak...aku janji...aku akan laksanakan perintahmu itu...sekarang tidurlah..."
ucap rendi.
dan bunda farida pun menunggui rama dengan masih sesenggukan di pelukan suaminya.
tepat pukul sepuluh malam.
arif datang akan bergantian dengan bundanya untuk menunggui kakaknya.
langkahnya terhenti saat dilihatinya ruangan kakaknya sudah penuh sesak perawat dan dokter bergantian,serta bundanya menangis histeris di sana.
di pelukan ayahnya.
seketika arif tau...kakaknya sudah benar-benar tertidur untuk selamanya.
seketika kakinya lunglai...ia terduduk lututnya menumpu...dan ia menopang tubuhnya dengan bersandar tembok sekelilingnya.
arif membuka telepon genggamnya,
di layar terlihat satu pesan dari kakaknya itu,
satujam yang lalu...
"janji adalah hutang",
terucap di sana.
seketika arif tau...apa yang di maksud tulisan itu...
lalu arif tak bisa membendung tangisnya.
ia berteriak "kakaaaaaak"....
memanggil namanya...berulang kali...
karena mengingat...itu pesan terakhir yang kakanya kirim.
malam itu...jadi malam berkabung bagi keluwarga wijaya.
namun...rama semasa hidupnya sudah berpesan...jangan sampai hari kematiannya tercium media.
sebisa mungkin utusan ayahnya mencekal berita yang akan keluar itu.
dan tepat...sebelum kematian rama...antara jam sembilan tiga puluh...malam...
nana bermimpi...rama memeluknya...dan berjanji akan menepati janjinya.
seketika nana tersentak...dari tidurnya...melihat jam lalu melanjutkan tidur lagi.
"kenapa aku memikirkannya...apakah hatiku sudah mulai terbuka untuknya?"
gumam nana dengan senyum senang di bibirnya.
hingga ia terlelap...
tepat pukul delapan pagi...nana menunggu rama datang di depan hotel.
nana sudah tak sabar menantinya.
lalu...terdengar klakson mobil yang berhenti tepat di depannya.
"tin....tin...."
"ini bukan mobil rama...apa yang ia lakukan...kenapa berhenti disini...?"
dengus nana.
saat kaca mobil di turunkan...barulah terlihat siapa yang berada di dalamnya.
arif.
"cepat...masuklah..."
kata arif.
"aku sedang menunggu mas rama...bukan kamu...kenapa kamu yang datang..."
dengus kesal nana.
"ayowlah....aku yang antar...kakakku sedang sibuk..."
ucap arif pada nana
akhirnya nana pun ikut masuk kedalam mobil arif.
"apa rama sibuk mempersiapkan pernikahannya denganku?"
tanya nana.
namun arif hanya membisu dengan mata sembap nya.
berkaca-kaca.
lalu nana pun tertawa...saat melihatnya.
"kau habis putus cinta kan....maknya matamu sembap..."
namun hanya di balas lirikan sinisnya oleh arif.
yang membuat nana terdiam seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Bjq Res
tadinya berharap Rama sembuh😭😭
2021-07-15
0
Dewi Purwani
ku menangis membayangkan betapa kejamnya dirimu meninggalkanku....
2020-08-22
1
rista_su
ko nyesek..
2020-06-18
1