MENGAJAK KERJASAMA

"K-amu. Kenapa malah naik?", ujar Vina melebarkan kedua matanya menatap Daniel.

"Jawab dulu pertanyaan ku, Vina".

"Deg..

Perasaan Vina kian tak menentu. Gadis itu menundukkan wajahnya. 

"Satria Jodie Winata". Akhirnya nama itu lolos juga dari bibirnya.

Daniel kian menatap lekat wajah Davina yang nampak pucat. "Maksud mu manajer marketing di perusahaan ku?"

Davina mengangkat wajahnya membalas tatapan Daniel, sambil mengangguk kan kepalanya.

Ting..

Pintu lift terbuka di lantai tiga puluh. 

"Ternyata kau istrinya?".

"Ikut aku!", ujar Daniel.

Tentu saja Davina menolak. "Maaf tuan Daniel, aku akan ke kamar ku. Sekarang sudah malam dan besok pagi aku harus kembali ke Jakarta", jawab Vina dengan sopan. Menolak secara halus ajakan Daniel.

"Aku tahu. Kita mengobrol sebentar saja–"

"Lain kali saja kita berbincang lagi. Tidak baik aku bersama mu malam-malam begini. Terlebih.."

Davina mengedarkan pandangannya ke penjuru lantai itu. Sepertinya private area. 

Keduanya masih berdiri di dalam lift, Daniel menahan pintu.

Seakan tahu apa yang Vina pikirkan. 

"Hotel ini termasuk  bagian Star Jaya group. Suami Arini teman baikku", ucap Daniel menjelaskan agar Davina tidak merasa sungkan dan asing terhadap nya.

Daniel menunjuk sofa panjang yang ada di dekat kolam renang berukuran sedang.

Davina nampak ragu-ragu melangkah mengikuti Daniel. Tapi Davina yakin laki-laki itu tidak akan macam-macam padanya terlebih Daniel tahu ia adalah saudara Arini.

Akhirnya Davina mengikuti Daniel duduk berjarak di sofa panjang itu.

"Di mana suamimu Vina, kenapa kau datang sendirian?", tanya Daniel membuka percakapan.

"Mas Jodie ke Bali, perjalanan dinas. Tugas dari perusahaan anda tuan", jawab Davina pelan.

Mendengar jawaban Vina, nampak alis Daniel bertaut. "Tugas dari kantor?", pikir Daniel tapi ia tidak melanjutkan pembicaraan tentang suami Davina lagi.

"Vina..Apa kamu memiliki katering? Davina catering itu bisnis mu? Benar?", tanya Daniel.

"Iya tuan. Hm...bagaimana anda tahu?"

Daniel tidak menjawab pertanyaan Vina.

"Bulan depan ulang tahun Star Jaya. Aku ingin melanjutkan tradisi turun menurun dari pendiri perusahaan opa-oma ku sebagai rasa syukur. Biasanya oma berbagi dengan orang-orang kurang mampu, memberi bingkisan ke panti asuhan yang di handle asisten oma langsung".

"Namun kali ini aku ingin semua karyawan terlibat secara langsung. Berdoa bersama sambil menikmati hidangan bersama-sama juga di perusahaan. Bentuk keakraban antara pemilik perusahaan, direksi dan karyawan ", ucap Daniel.

Davina mendengarkan perkataan laki-laki itu, meskipun sebenarnya ia sudah merasa ngantuk.

"Aku ingin memesan katering mu, Vina. Apa kamu bisa mengerjakannya?", tanya  Daniel.

Davina nampak berpikir sesaat. Untuk bulan depan sudah ada dua proyek yang harus ia kerjakan. Jika ia mengambil tawaran Daniel artinya, itu proyek ketiga di bulan depan.

Dari wajah Vina Daniel bisa melihat gadis itu nampak ragu-ragu.

"Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang. Kau bisa memikirkan nya terlebih dahulu. Karena jumlah pesanan ku sangat banyak yang pasti kau harus memiliki banyak tenaga untuk membantu mu".

"Aku memberimu waktu seminggu untuk memutuskan. Jika kau sudah memiliki jawaban datanglah ke kantor ku. Kau harus menandatangani surat perjanjian".

Davina menganggukkan kepalanya. Ada perasaan lega setelah mendengar Daniel tidak mendesak nya sekarang untuk memberikan jawaban. Seperti biasa sebelum menerima pekerjaan Vina pasti akan rapat dulu dengan orang-orangnya di rumah produksi.

"Iya tuan, aku akan memberi tahu mu setelah aku dan tim rapat. Karena sudah ada dua jadwal di bulan depan", ujar Davina menjelaskan.

"Oke. Itu saja yang ingin aku bicarakan pada mu, Vina. Aku harap kita bisa bekerjasama".

Daniel beranjak dari duduknya. 

Davina menganggukkan kepalanya. Ia pun berdiri. "Hm tuan Daniel...sebaiknya anda mencoba masakan kami sebelum memesan katering ku. Beri tahu saja kapan saya bisa mengirimkan tester pada mu", ucap Davina tersenyum manis.

Sesaat Daniel menatapnya. Kemudian menganggukkan kepalanya. "Kapanpun kamu bisa Vina".

"Baiklah". Senyum manis tetap terlukis di wajahnya. "Saat membayar uang kerusakan mobil mu, aku akan membawa beberapa menu dari katering ku, tuan Daniel", jawabnya melangkah ke lift di temani Daniel yang mengantarnya.

Daniel menatap lantai sambil memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya. Detik berikutnya laki-laki itu menatap Vina yang sudah masuk lift.

"Vina...mulai sekarang aku ingin kamu memanggil ku Daniel saja, tanpa embel-embel tuan".

Kedua mata Davina membulat sempurna. "Ah...tidak sopan sekali. Tentu saja aku tidak enak hanya memanggil nama mu saja. Terlebih suamiku bekerja pada mu tuan Daniel", balas Davina tersenyum sambil menyipitkan kedua matanya.

"Kalau begitu kamu memanggil ku kakak saja sama seperti saudara mu Arini. Pokoknya aku tidak mau kau memanggilku tuan atau pak. Sepertinya aku sudah tua sekali".

Davina tertawa renyah mendengar ucapan Daniel. Ia menempelkan tubuh pada pintu lift. "Baiklah...akan aku pikirkan", ujarnya sambil melambaikan tangan sebelum pintu itu tertutup rapat.

...***...

To be continue

Bagi vote ya 🙏

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

sunguh untung dia

2024-05-17

0

Aninda

Aninda

Sepertinya jatuh cinta pd pandangan pertama nih si Daniel. Berkat rawon vina wkwk

2023-11-22

1

Dewi ar

Dewi ar

aayo terima vina

2023-11-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!