ADA YANG KESAL

Mobil Davina memasuki kawasan perkantoran Starjaya. Gedung pencakar langit itu berdiri dengan gagah di pusat kota. Mobil yang di kendarai Bambang, berhenti di depan lobby.

"Bang, kamu langsung kembali saja ke rumah produksi. Nanti ibu pulang pake taksi saja", ucap Davina.

"Baik bu".

Davina menelisik wajahnya di cermin kecil yang di bawanya di dalam tas. Sekilas merapikan rambutnya yang terurai indah. Hari ini Vina sengaja tampil formal karena mungkin saja Daniel langsung memintanya menandatangani kontrak kerjasama mereka.

"Drt..

"Drt..

Vina langsung menerima panggilan itu.

"Vin...kamu di mana? Mas Hendro tidak memiliki banyak waktu loh. Aku dan suamiku sudah di ruangan kak Daniel sekarang", cicit Arini.

"Iya. Aku sudah di parkiran dokter Arini sayang. Aku tahu suami mu sangat sibuk. Kalian kejar target juga kan, bentar lagi akan pergi honeymoon ke Maldives", jawab Davina meledek sepupu nya itu sambil turun dari mobil dan langsung melangkah masuk ke lobby perusahaan.

Terdengar Arini berdecah. "Aku dan mas Hendro tunggu kamu tidak pake lama ya". 

Davina tersenyum mendengar Arini sedikit menggerutu. Dan Vina dengan sengaja memperlambat langkahnya biar saudara nya itu semakin kesal. Karena Arini paling membenci menunggu. Vina sangat tahu itu.

Sekarang hampir menyentuh angka satu, jam istirahat pegawai sebentar lagi habis. Makanya lobby cukup ramai dan banyak yang antri di depan pintu lift umum yang berjumlah dua. Sementara satu lift khusus yang di peruntukkan bagi orang tertentu saja.

"Brukkk!"

"Awww!", teriak Davina karena ada yang menabrak bahunya dari belakang. Davina masih berdiri di tengah-tengah lobby.

"Kamu?!"

"Vina?!"

Ternyata Lolita yang menubruk tidak sengaja Davina. Wanita itu tidak sendirian, tentu saja ia bersama Jodie. Mungkin selesai makan siang.

Davina tidak menggubris keduanya, ia hendak melangkah menuju lift umum.

Namun langkah itu terhenti ketika Jodie mencengkram kuat pergelangan tangan Davina.

"Lepaskan aku, brengsek!"

Kedua mata Jodie melotot tak percaya akan ucapan Davina, dengan gamblang menyebut nya brengsek.

 "Mau apa kau kekantor ku, hah? Apa kau tidak punya harga diri , sudah aku talak masih juga menemui ku", hardik Jodie dengan suara mengeram agar tidak di dengan pegawai lainnya.

Davina menarik lepas tangannya yang di cengkeram Jodie. Tak ada sahutan dari mulutnya.

"Mungkin dia mengantar kan kateringnya itu pada salah satu pegawai di sini. Pekerjaan yang tidak berkelas sekali!", ujar Lolita menghujam kata-kata hinaan pada Davina yang sama sekali tidak berminat mengikuti permainan kedua pasangan pengkhianat itu.

Davina mengusap-usap lengannya yang tadi di sentuh Jodie kemudian mengelapnya dengan tisu basah.

"Menjijikkan!", ucap Davina singkat.

Jodie melototkan matanya. Tatapannya begitu tajam seakan hendak menghabisi Vina kini. Laki-laki itu tidak terima Davina menghinanya. Begitu juga Lolita menatap Davina penuh kebencian.

"Kau–"

"Halo Davina... tuan Daniel sudah menunggu mu ruangannya. Ayo ikut aku!".

Tiba-tiba Nathan asisten Daniel muncul, entah dari mana Davina tidak menyadarinya.

Jodie dan Lolita tidak dapat menutupi rasa terkejut di wajah keduanya. Mendengar Nathan dengan jelas menyebutkan nama Daniel. Tentu saja yang dimaksud Nathan, Daniel Sanjaya pemilik tempat mereka bekerja, siapa lagi.

"Hai Nathan. Ayo. Aku juga membawa makanan untuk atasan mu. Semoga ia menyukai masakan ku, Nathan", ujar Davina sengaja membesarkan volume suaranya agar di dengar Jodie yang selama ini selalu menghinanya.

"Tentu saja tuan Daniel sangat menyukai masakan mu Vina. Asal kau tahu waktu bekal mu tertinggal di ruangannya, tuan Daniel melahap makanan mu sampai habis".

"Oh ya?", ujar Davina membelalakkan matanya. Sebenarnya ia memang terkejut sungguhan mendengar ucapan Nathan itu. Namun gadis itu sengaja memperlihatkan mimik wajah kaget.

"Tuan Daniel menyukai rawon masakan mu, Vina. Memangnya kamu kasih apa saja bumbunya?", ucap Nathan menggoda Vina yang menepuk pundak Nathan. Keduanya tertawa akrab, masuk ke dalam lift khusus.

Jodie dan Lolita tidak bisa menutupi rasa kaget di wajah mereka.

"Bagaimana wanita mandul itu mengenal bos kita, Jodie?!", ketua Lolita menatap Jodie ingin mendengar jawaban laki-laki itu.

"Kau pikir aku tahu! Kau lihat tidak aku terkejut sama seperti mu hah?!", balas Jodie kesal.

"Tidak mungkin Vina mengenal tuan Daniel. Wanita itu tidak pernah bercerita pada ku", gumam Jodie mengingat-ingat.

"Tidak mungkin kau tidak tahu. Apa kau tidak mendengarnya tadi, tuan Daniel menyukai rawon masakan wanita itu? Artinya mereka akrab, mengenal dengan sangat baik–"

"Ah sudahlah. Pertanyaan mu membuatku tambah pusing saja!", ujar Jodie dengan suara sedikit keras membuat ia menjadi pusat perhatian orang-orang di lobby.

Laki-laki itu berlalu, meninggalkan Lolita yang menatapnya kesal.

"Kenapa dia kesal begitu. Apa dia cemburu pada istrinya yang mandul itu?!"

"Awas saja..."

...***...

Tinggalkan komentar kalian ya, nanti up lagi.

Untuk Monica Luigi harap bersabar 👍

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***