MENATA KEMBALI KEHIDUPAN

Satu minggu kemudian...

Davina mencicipi satu persatu masakan yang sudah hampir matang di dapur produksi. Ia sangat fokus dengan pekerjaannya. Baginya menjaga kualitas dan kepuasan pelanggan paling penting dalam bisnis katering yang ia tekuni.

"Bagaimana bu, apa masih ada yang kurang?"

"Seperti biasa Wati rasa masakan mu perfecto", jawab Vina sambil tersenyum dan menepuk pundak juru masak yang sudah lama bekerja dengannya. Bahkan berawal menjadi juru masak ketika katering itu masih bernama barokah katering yang di handle mama Davina. Sekarang nama itu sudah berganti menjadi Davina catering, bukan tanpa alasan Davina memakai namanya agar pelanggan mengingatnya. Sedangkan nama yang pertama sudah banyak yang memakai merk itu.

Setelah semua siap, lauk pauk yang sudah matang tersebut akan di pindahkan ke ruangan khusus pengemasan.

Davina mengontrol secara langsung semua pekerjaan itu. Setiap harinya.

Baginya cukup beberapa hari saja ia menangisi kandasnya hubungan ia dan Jodie. Setelah tiga hari sejak hari ia pergi dari rumah Jodie seakan mendapatkan kekuatan, Davina bangkit. Mampu berdiri tegak seperti dulu lagi. Perasaannya plong, air matanya pun tak setetes  keluar lagi.

Davina semakin menyibukkan diri dengan bekerja giat di tempat kateringnya. Bahkan tak ada lagi kelebat kegelisahan dalam dirinya. Ia pun tak pernah mengingat Jodie lagi.

Hatinya benar-benar tertutup untuk laki-laki itu.

Drt

Drt

Vina tersenyum melihat nama Arini tertera di layar handphonenya.

"Wati, kamu handle semuanya ya, aku harus mengangkat telpon saudara ku".

"Iya bu, jangan kuatir. Semua akan siap tepat waktu", jawab Wati asisten Davina.

*

"Davina, aku dan mas Hendro sudah menuju kantor kak Daniel sekarang. Kata mas Hendro kita ketemuan saja di sana setelah makan siang. Mas Hendro hanya bisa hari ini saja berada di jakarta, jadi kamu harus datang Vina", ucap Arini di seberang saluran telepon.

Sesaat Davina tercenung.

"Vinaa..."

"Hm iya Arin, aku mendengar kan mu".

"Kenapa kamu diam saja. Jangan bilang kamu berubah pikiran menggugat laki-laki brengsek tidak bertanggungjawab itu!", ketus Arini kesal. Suaranya pun terdengar menggebu-gebu. 

"Awas saja kalau dia dan wanita  murahan itu bertemu dengan ku, lihat saja nanti. Jodie sudah membuat kamu menangis. Mama ku bahkan sempat drop mendengar kau diperlakukan tidak adil bajingan itu", ketus Arini kesal pada Jodie dan selingkuhan nya Lolita.

"Iya Rin, aku pasti ke sana. Aku juga ada urusan dengan tuan Daniel–"

Arini langsung tertawa mendengar Davina memanggil Daniel dengan sebutan formil begitu. "What? Kamu memanggil kak Daniel, tuan? Emang dia mau Vin?"

"Ah sudah lah Arini... itu tidak penting kita bahas. Aku harus bersiap-siap dulu, kau membuat ku habis waktu sekarang Rin".

Arini terkekeh-kekeh mendengar komplain saudaranya itu. "Iya deh. Kamu berdandan yang cantik ya, mungkin nanti kau akan bertemu mantan suami mu. Tapi tenang saja...kak Daniel sudah tahu masalah mu dan anak buahnya itu kok–"

"Apa maksudnya Rin, tuan Daniel tahu? Apa kalian memberitahu nya?"

"Bye Vina, sampai jumpa nanti..."

Tut..

Tuttttt...

"Ariniii. Tunggu...jangan di matikan dulu!"

Davina memijat keningnya. Mendadak pusing kepala menyergapnya. "Duhh...kenapa Arini dan Hendro menceritakan masalah ku dengan orang lain sih?"

"Huhhh...

"Aku harus siap-siap sekarang. Semoga aku tidak bertemu pasangan itu di sana nanti. Aku sudah bisa melupakan semua yang terjadi. Tapi entahlah jika bertemu lagi dengan keduanya, apa aku kuat", ucap Davina menatap diri di depan cermin di privat room yang ada di tempat kateringnya.

"Aku memang akan menemui Daniel, karena aku menerima ajakan kerjasamanya", gumam Davina sambil menyapukan lipstik berwarna sedikit merah di atas bibirnya agar tidak terlihat pucat.

Davina menghembuskan nafasnya dengan berat. Jantungnya berdetak kencang, perasaan gugup tiba-tiba menyerang nya. Entah karena apa, tapi rasanya hari ini begitu berat.

Iya harus melunasi kerusakan mobil Daniel. Ia juga mengugat Jodie secara resmi agar mendapatkan surat cerai resmi.

"Semoga semua urusan ku di mudahkan. Dan proses perceraian ku cepat selesai, aku percaya pada Hendro, ia sangat berpengalaman dalam urusan ini", ucap Davina sambil melangkah dengan pasti menuju mobilnya.

...***...

Gimana nih harapan kalian, Vina ketemu nggak sama Jodie?

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***