Sky tampak uring-uringan di kamarnya. Sejak pulang kuliah, ia hanya uring-uringan saja di kamarnya. Kepalanya berisik sekali dengan pertanyaan dimana Vanilla?
Plakkk ...
"Berisik!" Sky menggeplak kepalanya sendiri sebab merasa kesal dengan isi kepalanya yang begitu berisik mempertanyakan dimana Vanilla berada. Mengapa ia tiba-tiba saja menghilang. Bahkan bukan sekedar satu dua hari ia menghilang, tapi hari ini sudah tepat satu bulan ia menghilang tanpa kabar.
Sebenarnya bukan tanpa kabar, hanya saja, ia memang tidak pernah memedulikan keberadaan gadis berisik itu. Ia terlalu berisik untuk Sky yang menyukai ketenangan. Apalagi Vanilla sering sekali merecokinya dengan tingkah lakunya itu.
Bukan sekali dua kali atau tiga kali Vanilla merecoki hari-hari tenangnya, tapi berkali-kali.
Pernah hari itu Vanilla memaksanya mengantar ke toko buku. Padahal ia bisa pergi dengan teman-temannya atau minta diantar sopir, tapi Vanilla justru memaksa dirinya. Dia hanya ingin pergi dengan dirinya. Sky sudah menolak, tapi gadis berisik itu justru merajuk. Alhasil, ibunya yang tidak tega lantas memintanya menemani Vanilla ke toko buku. Sky yang begitu menyayangi ibunya tentu saja tak bisa menolak ataupun membantah.
Pernah juga Vanilla memaksanya menemani ke pesta ulang tahun temannya. Sky yang malas berkerumun dengan orang-orang tak dikenal tentu saja menolak dan lagi-lagi ia terpaksa menemani atas permintaan Shenina.
Ada lagi yang lebih parah. Saat itu Vanilla baru saja pulang dari ikut kursus merias wajah. Ia pun datang ke kediaman orang tua Sky. Vanilla yang sangat ingin menunjukkan keahlian yang baru saja dipelajarinya pun memaksa Sky menjadi model untuk dirias.
Mengingat hal itu membuat sudut bibirnya tanpa sadar terangkat. Namun dalam hitungan detik, lengkungan itu surut ke bawah. Lalu ia mengacak rambutnya frustasi, kenapa pikirannya tidak tenang seperti ini?
"Sky ... "
"Sky ... "
"SKY ... " teriak Earth membuat Sky seketika terlonjak dan terduduk dengan jantung berdegup kencang.
"Kamu kenapa sih, Earth? Mengagetkanku saja," dengkus Sky sambil mengusap dadanya yang masih berdegup kencang.
"Kamu tuh yang kenapa? Aku sudah memanggilmu sejak tadi, tapi kupingmu seolah tuli. Apalagi tingkahmu sudah seperti orang gila. Uring-uringan tidak jelas. Kamu mikirin apa sih?" cecar Earth sambil berkacak pinggang.
Sky tertegun. Benarkah ia seperti itu tadi. Reflek Sky menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.
"Aku ... tidak kenapa-kenapa kok. Aku cuma mikir besok ada ujian dengan Mr. Ramses. Kau tahu sendiri kan bagaimana sifatnya?"
Earth tersenyum sinis. Ia tak yakin dengan jawaban Sky.
"Kau pikir aku percaya dengan kata-katamu, Sky? Apa kau lupa, aku ini saudara kembarmu? Kita tumbuh bersama sejak di dalam rahim mommy hingga sebesar ini. Jadi aku sangat tahu kalau kau itu berbohong. Tapi ya terserah kalau kau tak mau cerita lebih baik aku ... "
Tring tring tring ...
Senyum Earth seketika merekah. Ia pun segera menekan tombol berlogo telepon berwarna hijau ke atas hingga akhirnya layar ponselnya menampakkan seorang wanita cantik.
"Hai Earth ... "
"Hai Vanilla ... Apa kabar? I Miss you so much," pekik Earth yang reflek membuat Sky menegakkan punggung.
"Vanilla," gumam Sky pelan.
"I Miss you too, Earth."
"Wow, kau sangat cantik hari ini, Vanilla! Kau sedang dimana?"
"Jadi aku hanya tampak cantik hari ini saja, Earth? Jadi sebelum-sebelumnya aku tidak cantik, hm?"
"Kau selalu cantik, Vanilla. Kau tahu, selama kau pergi, hampir semua teman-temanku menayangkan keberadaan mu. Bahkan tak sedikit teman teman kelasmu menghampiriku untuk menanyakan kabarmu."
"Ck, kau bisa saja."
"Oh ya, kau sedang berada dimana?"
"Aku sedang jalan-jalan bersama teman-teman baruku di sini. Look!" Vanilla lantas mengarahkan kameranya ke arah beberapa orang. Mereka terdiri atas 3 laki-laki dan 2 perempuan.
"Wow, pria berbaju hitam itu tampan sekali, siapa dia Earth?"
"Dia Henry. Kau mau berkenalan dengannya?"
"Bolehkan?"
"Tentu saja boleh."
"Ah, tapi tunggu, tunggu, aku mau ke kamarku dulu."
"Oh iya, kau sepertinya sedang tidak di kamarmu?"
"Ya, aku sedang di kamar ... Hei, apa yang kau lakukan ... " Pekik Earth saat Sky tiba-tiba merebut ponselnya. "Kembalikan, Sky!"
"Kau itu berisik, kau tahu!" tukas Sky dengan sorot mata diam-diam melirik ke ponsel di tangannya. Sky berdecak saat ponsel tersebut justru diarahkan ke gerombolan para pria tampan.
Tampan?
Cuih, aku lebih tampan dari mereka!
"Ya, aku tahu, makanya aku mau kembali ke kamarku," omel Earth.
"Earth, cepatlah!"
"Cepat kembalikan, Sky!"
"Sebentar!" Sky hendak menyerahkan ponsel Earth, di saat bersamaan wajah Vanilla yang tampak begitu cantik muncul di layar ponsel. Sky tiba-tiba bergeming sambil menatap wajah cantik Vanilla. Vanilla yang melihat wajah Sky pun seketika menekuk wajahnya.
"Earth, hubungi aku lagi setelah kau berada di kamar!"
Tut tut tut ...
Panggilan tiba-tiba ditutup membuat Sky melongo seketika.
"Sini kan handphone ku. Semua gara-gara kau, Sky, Vanilla jadi menutup panggilan. Menyebalkan," omel Earth sambil berjalan menghentak-hentakkan kaki.
"Earth," panggil Sky.
Earth pun segera menoleh dengan sorot mata sinis.
"Itu ... Sebenarnya, Vanilla dimana? Mengapa ia tidak ke kampus sebulanan ini?" tanya Sky membuat Earth seketika tersenyum sinis.
"Memangnya apa peduli mu Vanilla berada dimana? Bukankah selama ini kau tidak peduli padanya? Bukan hanya tidak peduli, tapi juga mengabaikan dan sepertinya kau pun membenci dirinya."
"Aku tidak membenci dirinya," jawab Sky cepat yang memang ia tidak pernah merasa membenci Vanilla. Ia hanya sering terganggu saja dengan keberadaannya.
Senyum meremehkan makin tercetak jelas di bibir Earth, "apa peduliku. Yang jelas, sekarang kau tenang saja, Vanilla takkan lagi mengganggumu. Ia sudah sadar. Tidak ada gunanya mencari perhatianmu sebab masih banyak orang-orang yang tulus menyayangi dan memperhatikannya," ucap Earth lantang.
Setelah mengucapkan itu, Earth pun segera keluar dari dalam kamar Sky dan kembali ke kamarnya.
Sekeluarnya Earth dari kamar Sky, Sky masih berdiri mematung mencerna segala kata-kata Earth.
"Vanilla takkan menggangguku lagi? Apa mungkin gadis berisik itu mampu?" tawa meremehkan keluar dari bibir Sky.
Namun seketika Sky mengingat, dulu tak ada hari tanpa gangguan Vanilla di sekelilingnya. Vanilla takkan bisa melewatkan satu hari saja untuk merecokinya. Tapi kini ... untuk pertama kalinya Vanilla menjauh dalam waktu yang tidak sebentar.
Satu bulan terlalu lama bagi Vanilla untuk tidak mengganggunya.
Entah mengapa, ada rasa tak senang saat mengetahui Vanilla takkan mengganggunya lagi.
"Kenapa aku kesal? Kenapa aku seakan tidak terima? Bukankah itu bagus?"
Sky menghembuskan nafas kasar. Ia yang kadung kesal berniat keluar untuk bertemu teman-temannya. Namun saat melewati kamar Earth, seketika langkah Sky berhenti. Pintu kamar yang tidak tertutup rapat membuat Sky bisa mendengar tawa renyah Earth di dalam sana. Ia pun mengintip ke dalam.
"Henry ternyata sangat tampan dan perhatian, Vanilla. Dia tampaknya menyukaimu. Sepertinya kau cocok dengannya."
"Benarkah?"
"Ya."
"Kalau menurutmu begitu, maka akan aku pertimbangkan."
Mendengar percakapan itu, sontak membuat tangan Sky mengepal. Entah mengapa, jantungnya seketika bergejolak. Ada rasa tidak terima saat mengetahui ada laki-laki yang menyukai Vanilla.
"Shittt! Kenapa aku tiba-tiba kesal seperti ini!" gumamnya sambil melangkah lebar menjauhi kamar Earth. Ia tidak bisa lama-lama berdiri di sana. Bisa-bisa emosinya meledak yang entah apa alasannya.
...***...
Hai hai hai, othor kembali! Yang belum baca bonchap pengganti BSC, silahkan dibaca ulang ya, Kak!
...HAPPY READING ❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
neng ade
uring uringan truuss Sky.. 😂😂
2024-05-18
1
Laela Hidayati Putri_098
itu namanya kamu sedang merindu dan cemburu sky.....makanya jangan di abaikan pas pergi di cariin...
2023-11-07
0
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
hmm skrg mulai cemburu ya
2023-11-02
0