Our Love Story
Sebuah mobil mewah masuk ke pelataran sebuah kampus ternama. Diikuti mobil mewah lainnya di belakangnya, namun dengan tipe berbeda. Dari kedua mobil tersebut turun seorang laki-laki dan perempuan dengan paras yang tampan dan cantik rupawan.
Kedatangannya sontak menyihir semua mata yang ada di sana. Mereka bak karya seni luar biasa indah yang sangat sayang untuk dilewatkan. Decak kagum terdengar bersahut-sahutan. Kedua laki-laki dan perempuan itu bukan hanya memiliki paras rupawan yang di atas rata-rata atau nyaris sempurna, tapi juga terkenal karena identitas mereka yang luar biasa.
"Sky, Earth," pekik Vanilla sambil berlarian mendekat ke arah Sky dan Earth.
Ya, kedua laki-laki dan perempuan itu adalah saudara kembar yang merupakan putra dan putri kebanggaan keluarga Sanches. Sementara Vanilla adalah putri kesayangan Axton dan Gladys.
"Hai Vanilla," sahut Earth ramah.
Namun berbeda dengan Sky yang memang sejak kecil selalu bersikap dingin dengan siapapun. Ia bagaikan duplikat dari Rainero sebelum bertemu Shenina. Tanpa membalas sapaan, Sky melenggang begitu saja menuju kelasnya.
Saat berjalan, beberapa teman sekelas Sky pun yang memang memiliki kedekatan dengannya segera merapat.
Vanilla yang merasa selalu diabaikan pun berdecak kesal. Earth yang tahu Vanilla kesal dengan sikap jutek bin cuek saudara kembarnya pun terkekeh.
"Ih, malah ketawa! Aku heran sama kalian berdua, padahal kembar, tapi kok sikap kalian seperti langit dan bumi sih? Yang satu ramah, yang satu lagi ih, bikin kesel tau tidak," omel Vanilla.
Earth pun merangkul pundak Vanilla, "namanya juga manusia, La. Meskipun kami tumbuh di rahim yang sama, malah tumbuh bersama-sama selama 9 bulan di perut Mommy, ya namanya sifat manusia tidak bisa disamakan. Mungkin sifatku menurun dari mommy, sementara Sky dari Daddy. Memang mommy pernah cerita sifat daddy dulu sebelum bertemu daddy ya seperti itu, dingin, datar, cuek, masa bodoh, pemarah juga. Baru deh setelah bersama mommy, daddy berubah. Bukan bertemu ya, soalnya sewaktu mommy kerja jadi sekretaris daddy, daddy masih cuek gitu ke mommy. Mungkin Sky baru akan berubah setelah bertemu dengan cintanya alias pasangannya," papar Earth.
Vanilla mencebikkan bibirnya lalu menghela nafas panjang. Ia hanya bisa menatap punggung Sky yang kian menjauh dengan tatapan nanar.
***
"Vanilla," panggil seorang anak laki-laki. Dia adalah teman sekampus Vanilla juga, namun berbeda jurusan. Sedangkan Earth dan Sky 2 tingkat di atas Vanilla.
"Eh, hai Jefrey!" balas Vanilla yang baru saja keluar dari kelasnya.
"Mau kemana?" tanya Jefrey yang memilih berkuliah di negara A. Ia menyewa flat di dekat kampus agar lebih mudah menjangkaunya.
"Ke kantin, kenapa?"
"Aku juga mau ke kantin, bareng boleh?"
"Ayo! Let's go!" seru Vanilla.
"Vanilla, kenapa ninggalin aku sih?" omel teman Vanilla membuat gadis itu terkekeh.
"Sorry, aku pikir kamu masih mau mengobrol dengan para laki-laki itu."
"Ck, kamu itu, sudah tahu kalau mereka dekatin aku cuma biar bisa dekatin kamu, eh malah aku kamu tinggalin. Dasar, menyebalkan."
Jefrey jadi ikut terkekeh.
"Hai Jef, mau makan siang juga?" tanya perempuan bernama Windsay itu.
"Ya," jawabnya singkat membuat Windsay berdecak karena jawaban Jefrey yang terlalu singkat.
Setibanya di kantin, mereka pun segera memesan makanan dan minuman lalu menyantapnya bersama. Saat sedang bersantap bersama sambil berbincang, tiba-tiba sekelompok laki-laki menghampiri meja Vanilla.
"Hai Vanilla, boleh kami ikut bergabung di sini?"
Laia Vanila terangkat, "silahkan!" Vanilla pikir ini merupakan tempat umum jadi siapapun berhak duduk di sana.
Sekelompok laki-laki yang terdiri atas tiga orang itupun tersenyum girang.
"Terima kasih. Oh iya, perkenalkan, aku Jhonny," ujar salah seorang dari mereka sambil mengulurkan tangan. Namun bukannya Vanilla yang menyambut tangan itu, melainkan Jefrey.
"Aku teman Vanilla. Dia sedang makan, harap tidak mengganggunya," ujar Jefrey membuat laki-laki tadi mendengkus. Ia melepas kasar tangan Jefrey lalu meliriknya tajam.
Laki-laki itu jelas sekali memiliki ketertarikan dengan Vanilla. Ia terus-menerus mencoba mendekati Vanilla dengan mengajaknya berbincang membuat Vanilla risih. Jefrey yang bisa melihat itupun segera mengajak Vanilla pergi. Melihat itu, laki-laki itupun marah dan mencengkeram erat kerah kemeja Jefrey. Namun Jefrey justru meraih tangan laki-laki itu, menariknya lalu dengan sekali gerakan ia membanting tubuh laki-laki itu membuat mata semua orang terbelalak.
Teman-teman laki-laki tadi pun ikut terkejut. Ia pun segera membantu temannya untuk kembali berdiri.
"Jangan coba-coba mengganggu Vanilla kalau kalian tak mau berurusan denganku!" desis Jefrey.
Sontak saja para laki-laki itu memilih mundur. Mereka tak mau mati konyol hanya karena berusaha mendekati Vanilla.
Semua yang terjadi di sana ternyata yak luput dari tatapan Sky.
"Wow, laki-laki itu hebat juga! Sky, apa kau mengenal laki-laki yang ada bersama Vanilla? Padahal aku baru mau mengubah mendekatinya, tapi melihat bodyguard di sampingnya, aku jadi mikir," seloroh teman Sky.
Sky tidak menanggapi perkataan temannya sama sekali. Ia justru membalikkan badannya dan segera pergi dari sana.
...***...
"Hallo Aunty Cantik, Earth ada?"
"Mau mencari Earth atau ... " goda Shenina pada Vanilla.
Vanilla tersipu malu, "aku cari Earth kok, Aunty. Memangnya mau cari siapa lagi? Masa' aku mau cari manusia kutub itu, buat apa," sahut Vanilla membuat Shenina terkekeh.
Sudah menjadi rahasia umum Vanilla selalu berusaha mendekati Sky, tapi Sky tak pernah menanggapi. Akibatnya, Vanilla pun menyandangkan gelar manusia kutub pada Sky yang dingin dan kaku.
"Earth tidak ada. Dia sedang pergi dengan teman-temannya."
"Aunty mau apa? Mau buat kue ya?"
"Hmm, kenapa? Mau membantu?"
"Vanilla sih ingin sekali membantu, tapi apalah daya Vanilla hanya bisa membantu makan," seloroh Vanilla sambil garuk-garuk kepala.
Shenina tak dapat menahan tawanya. Memang ia sudah tahu dari Gladys kalau putrinya ini tidak memiliki bakat memasak sama sekali. Instingnya dalam hal perdapuran benar-benar nol besar. Seandainya wadah gula dan garam tidak diberi label pun mungkin ia akan selalu salah dalam menggunakannya. Pernah Vanilla diminta Axton membuatkannya kopi, tapi Vanilla justru memasukkan garam ke dalamnya, bukannya gula.
"Mom," panggil Sky yang entah sejak kapan berada di dapur.
"Ya, ada apa Sky?"
"Hai Sky, kau membutuhkan sesuatu? Atau mau aku buatkan kopi?" tawar Vanilla.
"Aku tidak mau berakhir hipertensi karena meminum kopi buatanmu," jawab Sky datar.
Vanilla mencebik, "kau tak perlu khawatir, kalau kau benar-benar mengalami hipertensi, ada aku yang bersedia menjadi perawatmu. Gratis!"
Bukannya menanggapi, Sky justru melewatinya begitu saja setelah mengambil bakso krispi kesukaannya.
Ingin sekali rasanya Vanilla mencakar-cakar wajah menyebalkan Sky, tapi tiba-tiba ia merasa tidak rela sendiri. Wajah itu terlalu tampan untuk dihiasi dengan noda cakarannya.
"Untung saja tampan, coba kalau tidak, pasti sudah aku cakar-cakar mukanya," geram Vanilla.
Bukan sekali dua kali Vanilla diperlakukan dingin seperti itu. Tapi Vanilla seakan tak pernah jera untuk mendekatinya.
"Hai Sky! Wah, akhirnya kau mau memakai kemeja pemberianku. Aku senang sekali melihatnya," seru Vanilla senang saat melihat Sky datang ke kampus mengenakan kemeja yang ia hadiahkan saat laki-laki itu berulang tahun.
Dahi Sky berkerut, "ini darimu!"
"Iya. Itu kemeja rancanganku sendiri. Lihat saja kabelnya, V Clothes." Vanilla yang memiliki bakat di bidang desain memilih menjadi seorang desainer. Meskipun ia belum lulus kuliah, tapi ia sudah memiliki butik sendiri. Barang-barang yang dijual pun merupakan hasil desainnya sendiri.
Tiba-tiba raut wajah Sky berubah dingin. Tiba-tiba Sky melepaskan kancingnya satu persatu membuat Vanilla bingung. Namun kebingungannya berakhir dengan tatapan nanar saat melihat Sky melepaskan kemejanya dan melemparkannya ke arah Vanilla, menyisakan kaosnya saja. Lalu Sky kembali masuk ke dalam mobil, meninggalkan Vanilla yang mematung di tempatnya.
"Vanilla," panggil Earth yang khawatir melihat apa yang sudah dilakukan saudara kembarnya pada Vanilla.
Dengan tersenyum terpaksa, Vanilla menoleh ke arah Earth.
"No, problem. I'm okay. Ya, i'm okay not to be okay."
Meskipun dengan hati yang sakit, Vanilla tetap berusaha tersenyum. Menyembunyikan sakit hatinya dari saudara kembar laki-laki yang ia suka sejak kecil itu.
...***...
...HAPPY READING 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Capricorn 🦄
keren
2024-11-03
0
Fajar Ayu Kurniawati
.
2024-09-03
0
CikCintania
Wah kejam sungguh Sky..
2024-08-18
0