Untuk pertama kalinya saat berpapasan dengan Vanilla, Sky diabaikan. Matanya sampai memicing tajam. Vanilla yang tanpa sengaja tiba berbarengan dengannya melengos begitu saja setelah berpapasan dengannya. Ia justru langsung menyapa Earth kemudian berpisah sebab selain mereka berbeda jurusan dan tingkatan, gedung kampus mereka pun berbeda. Gedung kampus Earth ada di sayap kanan atau lebih sering disebut gedung B, sementara kelas Vanilla ada di sayap kiri atau yang lebih sering disebut gedung C. Sedangkan kelas Sky ada di gedung ujung, posisinya berada di antara gedung B dan C. Merupakan gedung terbesar di wilayah kampus tersebut atau yang lebih sering disebut gedung A.
Ternyata sikap cuek Vanilla bukan hanya berlangsung saat pagi itu saja, menjelang siang, lagi-lagi Vanilla berpapasan dengan Sky. Namun Vanilla kembali melengos. Ia justru sibuk tertawa bersama Jefrey.
"Hai Kak Sky," sapa Jefrey saat melihat Sky.
Sky yang memang pelit bicara hanya mengangguk saja sebagai respon. Jefrey tidak begitu mempermasalahkannya sebab memang sikap Sky seperti itu sejak kecil. Namun sebenarnya laki-laki itu sangat baik. Ia tak akan sungkan-sungkan saat ingin menolong.
Pernah saat itu Jefrey hendak menonton kompetisi motocross yang diikuti sang adik, Jennie. Namun saat akhir lomba, tepatnya saat mereka hendak pulang, tiba-tiba segerombolan orang dewasa mengendarai motor trailnya menghadang mereka. Mereka menggeber-geber motornya menantang sambil mengelilingi motornya dan Jennie. Ternyata pemimpin gerombolan tersebut merupakan seorang pembalap yang berhasil Jennie kalahkan. Ia tidak terima jadi ia hendak memberikan pelajaran pada Jennie hingga akhirnya terjadilah keributan. Saling tendang, berusaha saling menjatuhkan, hingga akhirnya Jennie pun terjatuh. Sky jelas saja marah dan langsung turun dari motornya hendak menghajar orang-orang tersebut dengan membabi buta.
Sky yang saat itu hendak menemani Earth menonton kompetisi yang Jennie ikuti, tapi sayangnya terlambat pun melihat keributan itu. Sky pun segera turun dari motornya dan ikut membantu melawan gerombolan yang jumlahnya cukup banyak tersebut. Meskipun kewalahan dan berakhir sekujur tubuh mereka babak belur, tapi akhirnya mereka berhasil mengalahkan gerombolan itu. Bahkan Sky sampai harus dirawat di rumah sakit karena tulang pahanya retak setelah dihantam balok.
Jefrey yang sangat menghormati keluarga Rainero setelah mengetahui kebaikan keluarga tersebut pada sang ayah, jadi kian hormat dan mengagumi keluarga tersebut khususnya Sky. Oleh sebab itu, setiap berpapasan dengan Sky, Jefrey pasti selalu berusaha menyapanya dengan ramah.
Jefrey pun sejak kecil sangat tahu bagaimana sikap Vanilla yang selalu berusaha dekat-dekat dengan Sky. Namun hari itu ia merasa aneh, mengapa Vanilla tiba-tiba acuh tak acuh pada Sky?
"Vanilla, are you okay?"
"Yes, i'm okay. Kenapa? Apa ada yang terlihat aneh?"
Jefrey mengangguk ragu.
Dahi Vanilla mengernyit, "apa?"
"Itu ... kamu tadi kok cuek-cuek saja dengan Kak Sky? Aneh. Kamu tidak sedang kesurupan kan?"
"Gila!" desis Vanilla mengabaikan pertanyaan Jefrey.
Menjelang sore, lagi-lagi Vanilla dipertemukan dengan Sky. Vanilla sampai bingung, apakah dunia memang sesempit itu? Mengapa sejak ia baru datang, saat ingin makan siang di kantin, bahkan saat hendak pulang pun ia kembali berpapasan dengan Sky?
"Apa dunia memang sesempit ini? Kenapa lagi-lagi aku harus berpapasan dengan manusia kutub itu? Menyebalkan," omelnya misuh-misuh.
Saat hendak menjalankan mobilnya, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang aneh. Vanilla pun segera keluar dari dalam mobil untuk memeriksa sesuatu.
Vanilla mengumpat. Ia yakin ada yang mengerjainya. Lihat saja, bagaimana mungkin ban mobil Koenigsegg CCXR Trevita miliknya bisa kempes? Ia sangat yakin ada yang sengaja mengempeskannya.
"Dasar sialan! Siapa yang berani-beraninya ngempesin ban mobilku? Awas saja kalau aku menemukanmu, aku pasti akan memberimu pelajaran," gumam Vanilla kesal.
"Ada apa?" tiba-tiba ada sebuah suara mendekat ke arahnya. Suara itu begitu familiar, tapi ia tidak akan percaya begitu saja kalau suara itu benar-benar orang yang ia kenal. Vanilla lantas berbalik, dan benar saja suara itu berasal dari dia-si manusia kutub.
"Bukan urusanmu," ketus Vanilla.
Sky sempat terkejut dengan respon Vanilla.
"Ayo naik, aku antar pulang!" ujar Sky, tapi Vanilla tidak mengindahkannya sama sekali membuat Sky keheranan.
"Dasar menyebalkan!" umpat Sky kesal karena kebaikannya justru diabaikan.
"Ya, memang aku menyebalkan, kenapa, hah?" balas Vanilla seraya mendengkus.
"Dasar, perempuan manja!"
"Dan kau manusia kutub," desis Vanilla jengkel.
Vanilla lantas meninggalkan mobilnya begitu saja dan lebih memilih menaiki taksi. Sky mendengkus, dengan wajah acuh tak acuh ia pun ikut meninggalkan kampus.
***
"Mom, dad, Minggu depan aku akan mengikuti pertukaran mahasiswa. Aku akan ke negara F selama 3 bulan."
"Apa? Mengapa kau memberitahu mendadak seperti ini?" protes Axton kesal karena Vanilla memberitahunya secara mendadak. Bukan tanpa alasan, Axton tak pernah berjauhan dengan Vanilla, anak perempuannya itu. Apalagi Vanilla merupakan putri semata wayangnya. Axton tidak memiliki anak lain selain Vanilla. Saat Vanilla kecil, Gladys memang sempat hamil kembali, tapi karena kecelakaan yang menimpanya membuatnya bukan hanya keguguran, tapi kesulitan untuk hamil kembali. Oleh sebab itu, Axton begitu memanjakan Vanilla.
Bukannya merasa bersalah, Vanilla justru tersenyum lebar.
"Maaf, Vanilla lupa."
Axton berdecak kesal, ingin melarang, tapi ia tahu Vanilla orangnya cukup keras kepala. Ia bukanlah perempuan yang mudah dibujuk. Mungkin itu karena ia selalu memanjakan Vanilla, membuat anak perempuannya itu memiliki watak yang keras sekali.
Hingga tibalah hari keberangkatan Vanilla. Axton begitu sedih, tapi ia harus melepaskan Vanilla melakukan apa yang ia inginkan. Selagi itu baik untuknya, Axton dan Gladys tidak akan melarang.
***
Sudah beberapa hari Sky tidak melihat keberadaan Vanilla. Sky sampai heran sendiri, kemana perempuan manja itu pikirnya. Kedua orang tua Sky maupun Vanilla memang merahasiakan kepergian Vanilla dari Sky. Tujuannya tentu saja ingin melihat reaksi Sky saat menyadari Vanilla yang tiba-tiba menghilang. Seperti harapan Axton, ia ingin sekali Vanilla berjodoh dengan Sky. Tapi melihat sikap Sky yang begitu dingin dengan Vanilla jelas saja membuat Axton sebagai seorang ayah khawatir. Ia memang tidak memaksakan untuk menjodohkan keduanya. Tapi minimal mereka bisa menjalin hubungan baik ke depannya.
Hari berganti Minggu, tapi Sky tak kunjung melihat batang hidung Vanilla juga. Tiba-tiba rasa khawatir menyeruak. Ingin bertanya pada Jefrey, tapi ia malu. Ingin bertanya pada Earth, ia pun gengsi.
Jadilah Sky hanya bisa uring-uringan. Bahkan saat melewati kelas Vanilla, Sky akan curi-curi pandang ke dalam kelas berharap bisa melihat keberadaan Vanilla. Namun nyatanya, ia tidak menemukan keberadaan Vanilla sama sekali.
"Kau sebenarnya kemana?" gumam Sky yang mulai frustasi karena sudah satu bulan kehilangan jejak Vanilla.
...***...
...HAPPY READING 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
my name
heleh....sok jual mahal giliran ditinggal kelimpungan
2024-06-19
2
neng ade
rasakan itu Sky .. emang enak di acuhkan dan selalu di cuekin apalagi sikap mu udh keterlaluan soal kemeja yg Vanila hadiahkan itu langsung di buka dan di lemparkan ke arah Vanila .. bener2 nyakitin km tuh Sky
2024-05-18
1
Zieya🖤
bila depan mata di cuekin, bila hilang tercari-cari....
😂😂😂😂
2024-05-03
2