Adam melihat Mirah yang sedang menatap ke arah nya sambil menangis membuat ia merenggangkan pelukannya kepada Elson.
" maaf nona telah membuat anda melihat ke kekacauan keluarga kami"
" tuan, seharusnya sayalah yang minta maaf telah berada di tengah tengah keluarga anda pas anda masih ada dalam tidak baik baik saja, saya merasa tidak enak"
" saya harap anda menutup mata melihat ini semua, pasti nona mengerti maksud saya" Mirah mengangguk kepalanya tanda mengerti.
" tuan bolehkah saya melihat keadaan Sean" cicit Mirah. lama Adam menimbang nimbang akhirnya Adam mengangguk kan kepalanya.
" Elson tunjukkan kamar kak Sean kepada aunty "
" baik Daddy" patuh Elson" Elson dan Mirah menuju ke kamar Sean.
" sayang lihatlah anak anak kita, aku gagal mendidik mereka apalagi sersan,maafkan aku" gumam Adam sambil memejamkan matanya di sandaran kursi.
tok..tok..tok.
" Sean apakah aunty boleh masuk" tanya Mirah.
ceklekk..
" masuk Tante..." jawab Sean. Mirah dan Elson langsung masuk ke dalam kamar Sean.
Mirah memperhatikan wajahnya Sean yang lembam di mulutnya dan di matanya, membuat ia menghela nafas iba melihat nya.
" Elson sayang tolong ambilkan aunty obat P3K nya aunty tidak tahu dimana obatnya"
" baik aunty"
" cil.. itu di laci nakas ada" lalu Elson mengambil obatnya lalu memberikan nya kepada Mirah.
" sean bilang sama Tante kalau sakit yah"
deg..
hati Sean menghangat mendengar ucapan lembut dari Mirah, hatinya berdebar, dirinya ingin menangis ia merasa Mirah seperti sosok mommynya yang telah pergi mendahului mereka lebih dulu.
dengan telantentenya Mirah mengobati luka Sean dengan hati hati takut Sean merasa sakit.
Sean tersenyum melihat wajah mirah yang sangat dekat sambil meniup niup lukanya dengan lembut.
" Tante maaf kan Sean dan kak sersan, karena kami Tante jadi melihat semua ini" yang di angguki oleh Elson.
" Iyah aunty.. Elson sedih kalau kak Sean dan kak sersan berkelahi" curhat Elson.
" sayang.." Mirah langsung memeluk Elson dengan erat.
" Sean sini" dengan ragu ragu Sean memeluk Mirah.
deg..lagi lagi perasaan ini.
" Tante..hiks..hiks.." tangis Sean begitu pula dengan Elson.
" sayang pasti berat hari hari yang kalian jalani" diam diam Mirah juga menangis sambil mengelus elus punggung Sean dan Elson.
" kami tidak bersalah atas kematian mommy" ucap Sean.
" Kematian adalah sebuah takdir jadi jangan merasa bersalah" walaupun Mirah tidak tahu kejadian apapun tapi Mirah merasa yang di lalui anak anak ini pasti begitu berat.
setelah tangis anak anak mereda barulah Mirah melepaskan pelukannya.
" sudah lebih baik" tanya Mirah dan di angguki oleh Sean dan Elson.
" lebih baik kalian istirahat dulu yah"
" iya aunty" Jawab Elson dan Sean serempak.
Setelah menyelimuti Sean dan Elson tak lupa ia mencium mereka lalu turun ke bawah.
sebenarnya Mirah ingin menghampiri sersan tapi ia merasa takut kalau sersan akan marah dengan ny,a lalu ia melanjutkan kaki nya berjalan ke bawah.
Mirah melihat Adam masih belum beranjak dari duduknya dan menghampirinya.
" tuan anak anak sudah tidur saya mohon pamit mau pulang, ini sudah sore hari" kata Mirah.
" baik.. maaf merepotkan mu" balas Sean.
" tidak apa apa tuan"
lalu Mirah pergi dari kediaman Damendra.
dirinya baru dua hari di negara orang tapi dia mengalami pengalaman yang mengejutkan.
Mirah kini sedang berada di sebuah restoran. sudah tiga hari setelah kejadian di mansion Damendra, Mirah selalu memikirkan anak anak nya Adam yang entah bagaimana sekarang keadaan nya ia sendiri pun tidak tahu. kenapa dirinya harus memikirkan Adam dan ketiga putranya.
Mira menghela nafasnya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Neulis Saja
karena kamu Mirah sdh jatuh hati pada keluarga adam karena keadaannya membuat terenyuh sbg seorang perempuan
2024-02-07
1
Sani Srimulyani
aku berharap mirah bisa mendekati sersan juga.
2024-01-15
1