Bab 12 MDF

yah bagaimana pun ia memberi kasih sayang nya dengan penuh kepada anak anaknya tetap saja ada bedanya dengan kasih sayang seorang ibu membuat Adam merintih kan air matanya.

apakah ia harus menikah lagi untuk memberikan kembali kasih sayang seorang ibu kepada anak anaknya.

ternyata Sean mendengar semua ucapan dari Elson dan dadynya ia pun tak kuasa menahan air matanya yang terjatuh tak di pungkiri dirinya pun sangat menginginkan seorang ibu walaupun dirinya sudah kelas 3 SMP mungkin kalau bukan karena mereka ingin menyeberang jalan waktu itu untuk mengambil mainan Elson yang sudah merengek terpaksa Sean dan Elson harus kembali lagi ke mobil sampai sekarang mommy mereka pasti masih hidup.

" mommy.." lirih Sean dengan sedih.

" hai Daddy... hai cill.."

" kak Sean.." girang Elson dan langsung merosot dari pelukan Adam lalu memeluk Sean.

" widih.."

" Sean kamu sudah pulang" heran Adam pasalnya ini baru jam 12 siang sedangkan Sean pulang jam 3 sore.

" guru mengadakan rapat jadi murid di pulangkan duluan" jawab Sean dengan santai.

membuat Adam memicingkan matanya dengan tajam.

" ya elah .. Daddy gak percaya amat sama anak"

" iyalah... biasanya kan kalau kak Sean pulang cepat kalau gak pura pura sakit pasti bolos.." ucap Elson.

" hufff.. baiklah kalian sudah makan" tanya Adam.

" belum..dad.." serempak Sean dan Elson.

" baiklah Daddy pesan makan dulu"

" Daddy aku mau spaghetti dan ayam goreng" kata Elson dengan senang membuat Elson memutar bola matanya dengan malas saat ia mendengar kata ayam goreng pasti kalau makan Elson tidak bisa kalau tanpa ayam goreng.

" baik kalau kau Sean.

" sama kan saja seperti Daddy" lalu Adam langsung menghubungi john( tangan kanan Adam) untuk memesan kan makanan kepada mereka.

setelah selesai makan Elson dan Sean langsung pulang ke kediaman Damendra.

di jalan..

" kak Sean.. kak Sean..lihat itu" tunjuk Elson kepada seorang wanita berkerudung merah muda.

" Tante Mirah tuh cil" sahut Sean.

" Iyah tahu.. ayo kita temui aunty Mirah" rengek Elson sambil menggoyang goyangkan tangan Sean.

" hufff.. pak tolong menepi sebentar" lalu sang sopir pun menepikan mobilnya.

" aunty Mirah.." teriak Elson padahal Mirah masih jauh.

" jangan teriak cil malu tahu" kesal Sean dan tidak di pedulikan oleh Elson dan langsung berlari memeluk Mirah langsung.

" Elson jangan berlari" ucap Mirah dengan khawatir tak lupa ia menyambut Elson.

" hai Sean" sapa Mirah dengan ramah.

" hai juga aunty" balas Sean.

" Elson lain kali jangan berlari gimana kalau nanti Elson jatuh" nasehat Mirah dengan lembut dan perkataan Mirah membuat hati Sean menghangat ia memalingkan wajahnya ke samping.