Sejak tadi Benji hanya mondar mandir diruang tamu menunggu sang adik pulang. Entah kenapa hatinya merasa kesal kepada adiknya dan kepada dirinya sendiri yang mengijinkan Naipah pergi jalan - jalan bersama Bhramsy.
"Sudah jalan - jalannya?" Darimana? Apa saja yang kalian lakukan?" Benji ketus bertanya.
" Ngopi. Sudahlah makanya ini pulang juga. Kalau belum beres aku tak akan pulang kak." Timpal Bhramsy sambil naik tangga menuju kamarnya.
Lihat besok,, Awas kamu Nai.
Tepat sudah seminggu sejak kejadian itu, Benji berubah lebih dingin. Dia terlihat sangat membenci Naipah. Bagaimana tidak? Yang ada difikirannya dia salah memilih pembantu rumah tangga. Sejauh yang dia ketahui, belum pernah ada pembantu rumah tangga yang saking akrabnya dengan adik majikan hingga berani berfoto bahkan sesekali belajar bersama Bhramsy. Kelakuan Bhramsy yang sering mengupload foto Naipah di media sosial membuat Benji tau apa saja yang pembantunya lakukan disana itu jelas membuat dirinya bertambah kesal.
Benji pun sibuk dengan urusan kantornya. Sejak saat itu, dia seolah anti bertemu dengan Naipah dirumah. Benji pergi sangat pagi dan pulang larut malam saat Naipah sudah pulang. Tak jarang Benji tidak pulang sama sekali.
Sayangnya, hari ini hari sabtu, Benji pulang lebih awal dan mau tidak mau dia harus berjumpa dengan Naipah.
" Selamat siang tuan. Sudah pulang? Mau saya buatkan minuman?" Sapa Nai ramah.
"Tidak." Tanpa melihat Nai, Benji langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Tak lama berselang, teriakan dari kamar Benji memecah suasana."
"NAIPAAAAAAAAAAH!!!!!"
dengan berlari Naipah menghampiri kamar tuannya. Tidak lupa mengetuk pintu dahulu kemudian masuk setelah dipersilahkan.
" Lihat ini?" Sambil melemparkan t-shirt warna putih ke wajah Naipah. Naipah hanya menunduk dan dengan segera mengambil baju tuannya itu.
Kotor? Setauku baju ini bahkan aku cuci dengan tanganku. Tidak ada noda sedikitpun sumpah aku berani jamin. Namun kenapa baju ini menjadi sangat kotor?"
Naipah ketakutan.
" Sudah kubilang kan? Jangan ada noda sedikitpun. Apa keterangan dari bi Nuni kurang jelas? Bukankah kau bilang bahwa kau dulu tukang cuci? Begini saja tidak becus?" Ucap Benji menaikan nada suaranya.
" Kau dapat fasilitas enak sangat banyak disini Nai. Bahkan kau bisa leluasa pergi dengan adik majikanmu, tapi bukan berarti kau boleh seenaknya dan malah menjadi tidak benar bekerja. Tak sulit bagiku untuk menyuruhmu pulang sekarang kemudian meminta pembantu baru ke yayasan." Timpalnya.
Naipah sangat ketakutan, dia harus menghidupi keluarganya dan sekarang tuannya mengancam untuk memecatnya. Sungguh, Naipah langsung bersimpuh dan memegang kaki tuannya sambil menangis tersedu - sedu.
" Tuan maafkan saya. Saya salah, saya akan perbaiki. Tolong jangan pecat saya." Tangisan Nai kini sudah tidak terbendung lagi.
Kau benar - benar membutuhkan uang Nai? Kenapa kau sampai seperti ini? Gumamnya.
" Hari senin aku mau kau datang kesini lebih pagi. Cuci ulang semua bajuku. Sekarang kau pulang. Mataku sakit melihatmu ada disini." Ucap Benji dingin.
" Tapi tuan saya mohon jangan pecat saya..."
" Ah,, baiklah.. syaratnya, kau tidak usah so akrab dengan Bhramsy, kau disini kerja ya kerja. Bukankah kau tahu Bhramsy sudah punya Bian? Kedepannya kerjakan pekerjaanmu lalu pulang. Hanya itu. Sudah pulang sana!!!!!" Ucapnya setengah mengancam.
" Ba... Baik tuan.. saya permisi."
Naipah keluar kamar sembari mengusap air matanya. Dia bergegas pulang karena takut amarah tuannya semakin memuncak. Bi Nuni yang melihat Nai berjalan keluar merasa sangat prihatin.
"Maafkan aku. Aku sendiri tidak tahu kenapa perasaanku sangat tidak jelas seperti ini."
Benjipun duduk termenung mengingat Naipah yang menangis. Dia merasa keterlaluan karena sebenarnya baju yang dicuci Nai sudah bersih namun sengaja dia kotori lagi agar memiliki alasan untuk memarahi Nai. Kesal. Hanya itu yang ada didalam perasaan Benji tanpa dia tau mengapa dan bagaimana cara meluapkannya.
Benji kemudian mengambil ponsel dan menelepon sahabatnya.
" Ada tempat bagus? Gue pengen santai nih.." Ucapnya ditelepon.
" Ada dong,, jam 9 deh gue kesana. Kenapa lu? Bete? " Tanya Roni. Sahabatnya sejak kecil yang sangat mengerti tabiatnya. Berteman sejak kecil, Roni pun menjadi tangan kanan Benji di kantornya.
"Tuuuut...tuttttt.." tanpa menjawab Benji langsung mematikan teleponnya.
" Kebiasaan si kulkas kalo lagi ada masalah begini terus.. gue lagi yang kena kan?" Gerutu Roni yang sudah biasa menerima kelakuan aneh sahabatnya.
Hari sudah petang. Bhramsy yang baru pulang dari kampus segera mandi kemudian mengganti pakaiannya. Dengan kemeja dan celana jeans robek dibagian lutut membuat dia terlihat macho. Tak lupa parfum dia semprotkan ke sekujur tubuhnya. Bhramsy menuruni anak tangga sambil bernyanyi. Belum selesai lagu yang dia tembangkan, dia kaget melihat kakaknya berdandan serupa dengannya hanya berbeda warna kemeja.
" Ish ganteng kali abangku yang satu ini, mau kemana? Biasanya pakai kolor doang malam minggu." Ucapnya meledek.
" Bukan urusanmu." Benji tak melirik Bhramsy, dia terus saja mengubah - ngubah chanel TV dihadapannya.
" Kak kalo nonton TV doang ngapain pakai kemeja sih? Hahahahahahah."
Duuuuugggg!!!!!
Benji melempar remote TV kearah Bhramsy.
" Kamu mau jalan sama Bian?" Tanyanya.
" Ah, Bian lagi hang out dengan teman - temannya kak. Aku mau ngapel. "
" Ngapel siapa? bukankah barusan kau katakan Biannya tak ada?" Selidiknya lagi. Hatinya mulai tidak enak.
" Nai lah. Si Nai tumben sore sudah pulang, jadi aku berinisiatif un..." Belum selesai Bhramsy berbicara, Benji langsung menatapnya dengan tajam.
" Jaga rumah!!! Aku mau jalan - jalan." Timpalnya.
" Alah kak, sana saja sih pergi. Kan tidak pergi bersamaku, kenapa juga harus aku yang jaga rumah?" Bhramsy cemberut.
" Bhramsy Ryshaka Nehemnia, ini perintah. Jangan sampai 50 persen saham batal aku berikan padamu karna kau membangkang." Ancam Benji santai.
" Kakaaaaaaak, inikan soal jalan doang kenapa bawa - bawa saham sih?" Gerutunya.
Tiiin... Tiiiiinnn...
Suara klakson mobil diluar rumah terdengar tanda Roni sang sahabat sudah menjemput. Bergegas Benji keluar, tak lupa dia menggunakan topi dan masker karena dia sadar dia akan merasa tidak nyaman ketika ada banyak orang yang mengetahuinya diluar sana. Terlebih, banyak para wanita yang tak dikenalnya seolah mencari perhatian jika ada dihadapannya.
" Aku pergi. Jaga baik - baik rumah istana merdeka ini ya adikku." Ucapnya sambil melangkahkan kaki. Kini dia yang bersenandung kecil.
Sana pergi wahai kakak yang tidak berkeprimanusiaan. Kau kunci pintu, aku lewat jendela. Bhramsy.
Bukan tak berani lewat pintu, namun diseluruh sudut rumah ada CCTV. Meskipun tidak selalu Benji pantau, Bhramsy tau kemungkinan sial akan selalu ada. Jadi dia memutuskan akan keluar dari kamarnya lewat jendela. Karena hanya dibagian jendela kamar bhramsy yang berbatasan langsung dengan benteng rumahnya.
Diperjalanan
"Kok kecut? " sambil terus menyetir Roni bertanya pada Benji. Sedari tadi dia mengamati kawannya sedang bermuram durja. Menaik turunkan kaca mobil, mengetuk - ngetukan kaki, mengacak-ngacak rambut, menarik nafas panjang. Roni tahu bahwa temannya sedang merasa gusar tak karuan.
"Entahlah Ron. Mau pecah kepala gue." Kata Benji sembari memalingkan wajah.
" Oh iya, perusahaan XYZ datang lagi kesini. Sepertinya dia tertarik untuk membicarakan kerjasama lagi. Baru tau tadi sore, sekertaris lu konfirmasi ke gue."
Benji tak bergeming.
Mobil Roni telah sampai di suatu Lounge& Bar terkenal. Yang datang ketempat itu adalah orang - orang yang terlalu banyak uang dan bingung menghabiskannya. Biasanya mereka datang kesitu untuk bersantai sembari mendengarkan lagu - lagu yang dinyanyikan. Sekedar melepas penat.
Sesampainya didalam, Benji merasa risih karena ternyata petinggi - petinggi perusahaan XYZ juga ada disitu. Pun dengan Roni. Beruntungnya mereka sama - sama menggunakan masker dan topi dan memakai pakaian santai. Sepintas, tidak ada yang tau bahwa salah satu dari mereka merupakan pemilik dari perusahaan Wijaya group yang merangkap sebagai pemilik Lounge & Bar yang mereka datangi.
"Ini punya gue juga, tapi bahkan gue gak pernah nginjek tempat ini Ron." Kata Benji.
" Disini apa sih yang bukan punya lu ? Kalo mau ketempat mewah, semua punya elu, kecuali kalo mau ketempat yang biasa. Yang mungkin pemiliknya bukan keluarga elu. Lagian jangankan elu, gue tiap belok ke suatu tempat, pas ditanya, punya elu - elu lagi. Eh mau pesen apa ?" Tanyanya.
" Orange jus. Sama air mineral." Ucap benji.
Mereka memilih kursi paling sudut hingga hampir tidak kelihatan. Mereka menikmati minumannya masing - masing sambil berbagi cerita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Fitrianti
ceritany mantap 👍👍 bang benji mulai bucin dechh sm naipah
2021-11-08
1
ratih Adeli
bagus ceritanya👍
2021-05-24
1
ikat rambut
wuih ... mulai kepikiran nai nih.. lanjut thor. semangat
2020-11-18
2