Janda? nasib? jalan hidup?

Subuh.

Pukul 5 subuh Nai sudah bergegas berangkat menuju rumah majikannya.

"Selamat pagi bi Nuniiiiiii ". Seru Naipah dengan riang. Meskipun kantung matanya masih terlihat menghitam, dia tetap ceria di pagi hari.

" Pagi Nai.." Jawab bi Nuni dengan ramah.

" Tuan - tuan cakep belum pada bangun bi?" Sambil celingukan melihat sekitaran.

" Nanti jam 7an mereka pada turun. Mau masak apa Nai untuk sarapan ?" Tanya bi Nuni.

" Itu dia bi, aku bingung.. nasi goreng udang saja, bagaimana? eh udangnya masih ada?"

"ada di kulkas"

Dengan cekatan Naipah mencuci udang kemudian mempersiapkan bahan - bahan untuk memasak.

sambil memasak, dan mempersiapkan semuanya, Nai dan bi Nuni tidak berhenti berbincang. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 06.30.

Entah apa yang mereka bicarakan, wajah bi Nuni terlihat merah seakan ingin menangis namun ia masih sanggup menahannya. Dengan penuh kasih sayang Nai memeluk bi Nuni.

" Sudah bi, tidak usah ikutan menangis. namanya juga hidup,, sekuat apapun kita berambisi, kita tak dapat pungkiri, bahwa kita hidup itu ibarat berjudi kan bi? jadi jalani saja.. Garis tangan dan garis Tuhan tak bisa dielakkan. Aku cuma bisa berserah sambil terus berusaha mati - matian." Ucap Nai dengan putus asa.

Bi Nuni memeluk Nai merasa sangat prihatin dengan kehidupannya. Di usia muda, Nai sudah harus bekerja demi orang tua juga demi anaknya.

" Anggap bibi orang tua kamu Nai, semoga akhirnya hidup kamu bahagia ya."

" Aamiiin bi,, bibi juga. "

" Jadi kamu janda dong Nai?"

suara tersebut mengagetkan bi Nuni dan juga si empunya cerita, Nai.

" Loh mas Bhrams,, em, iya mas. Mau minum apa mas? mau sarapan sekarang?" Tanya Nai sedikit gelagapan.

" Air putih dong Nai. Baru bangun nih. Tadi mau ambil air sendiri, eh bangun tidur malah nguping janda lagi gosip, jadi minumnya gak jadi, heheheheh."

" Siapa yang janda Bhrams ?"

suara dingin itu membuat orang kaget bertambah menjadi 3 orang. Bhramsy termasuk didalamnya.

Mati aku!!!!!!! Belum jam 7 sudah pada bangun ini semua penduduk. Panjang lagiiii urusannya. batin Nai.

" Kak jangan selalu mengagetkan,, say hai kek kalau bangun tidur, dengar janda aja langsung tanya siapa yang janda." Ujar Bhramsy sambil mengambil air minum yang diberikan Nai.

" Nai janda kak, hehehehe.. " dengan cengiran sumringah Bhramsy berjalan melewati kakaknya.

" Papi telepon kak,, katanya bulan depan kakak harus kerumah papi, sepertinya papi mau menjodohkan kakak dengan siapa sih itu? Amar?? Amerrr??? ah siapa itu.."

" Almeera.. " Jawab benji lesu.

" Nah itu dia, pilihannya ya jika kakak tak mau dijodokan, kakak cari jodoh sendiri, atau bawa wanita siapa gitu, pura - pura saja biar papi tak gesit menjidohkan kakak." Ujarnya dengan serius.

" Dan lagi salah kakak sendiri, sudah tua juga masih saja belum mau punya istri. Eh bagaimana jika ke biro jodoh saja kak. Siapa tau ada yang nyangkut, atau si Nai tuh permak, untuk satu hari saja bertemu papi biar tak terus menerus menjodohkan kakak dengan si Amer." timpalnya lagi sambil berjalan menuju ruang tengah.

Aku tak menyuruh kakak untuk menjadikan Nai istri ya. Maka dari itu aku suruh satu hari saja. Kasian sekali janda muda itu akan jadi janda tua yang frustasi jika kakak nikahi.

Benji duduk lesu di meja makan. Dia menyadari umurnya sudah cukup untuk menikah dan memiliki anak. Sebenarnya besar cita - cita benji untuk memiliki anak, terlebih dia sangat menginginkan anak laki - laki kembar. Namun, dia tidak memikirkan siapa wanita yang mau mengandung, mengurus dan bekerjasama dengannya dalam suatu rumah tangga.

"Bhrams.."

tidak ada jawaban.

" Bhramsyyyyyyyyyy.." dengan berteriak sang kakak memanggil adiknya. Dan dengan mau tidak mau dang adik yang sedang asyik menonton TV harus menghadap kakaknya.

" Tak usah teriak - teriak kak kenapa sih"

" Sini aku bisiki Bhrams.." sambil menjewer kuping Bhramsy..

Nai dan bi Nuni hanya sesekali melihat kedua kakak beradik itu yang selalu bertengkar jika berdekatan.

" AAAAHHH GILA,, JANGAN KAK. APA KAKAK SUDAH GILA?" dengan kaget Bhramsy berteriak dan spontan mendorong kakaknya.

" Ssssttttttt, pelankan suaramu." Timpal Benji kaget.

" Tidakk ah aku tidak setuju. "

" Sehari Bhrams, dan lagi hanya seperti itu masa tak boleh."

" Sehari yah, ingat, jangan main - main dengan perasaan orang. Sudah gila punya kakak berfikir terus jalan pintas." Bhramsy memutar matanya tanda kurang setuju.

" Iyaaaa iyaaaaa.." dengan tanpa expresi Benji berjalan kembali kekamarnya.

apa salahnya? ini kan cuma percobaan. Bhramsy kenapa kamu seolah keberatan? jangan bilang kamu menyukai Nai. punya model ko milih pembantu. aneh.

kedua kakak beradik itu kembali ke kamarnya.

PUKUL 08.00

" Eh kakak tidak pergi bekerja?" tanya Bhramsy saat keluar dari kamarnya berbarengan dengan Benji yang juga keluar dari kamar.

Kakakku, kamu kenapa?

" Eh kau tidak pergi kuliah? kau bilang kuliah pagi? ucap Benji tak mau kalah.

adikku, kamu kenapa?

" Kenapa kenapa, ayo sarapan. Nai sudah memasak. Dan lagi, itu perusahaanku, hakku mau bekerja atau tidak." Sambil mendahului Bhramsy.

" Yayayayaya kau juragannya kak."

Mereka turun kemudian sarapan. Berkali - kali Bhramsy memuji masakan Nai karena masakannya sungguh sangat cocok di lidahnya. Berbeda dengan kakaknya yang seakan ingin mencari perkara.

" Naaaaaai.. aku ingin mie rebus." Setengah berteriak Benji memanggil Nai.

Dengan buru - buru Nai mengiyakan titah tuannya kemudian langsung membuat mie rebus. Sedangkan Bhramsy yang melihat kelakuan kakaknya hanya bisa mengusap muka dengan kasar.

"Ini tuan mie nya"

"Ahh,, masih panas, sebentar telepon kantor dulu." Dengan membawa ponselnya Benji berjalan keluar.

Entah apa yang dibicarakan Benji hingga hampir 40 menit lamanya. lalu dia menutup teleponnya dan kembali ke meja makan. sedangkan Bhramsy kembali duduk menonton TV.

" Naaaaaiiii, mie nya dingin,, buatkan lagi yang baru.. tolong. " Teriaknya dengan lantang sembari mengambil nasi goreng yang ada di meja.

"Baaaaiiik tuaaaan" sedikit mengeraskan suaranya Naipah langsung membuat mie kembali karna dia sedang ada di dapur.

Tidak lama Nai sudah datang membawa semangkuk mie rebus yang masih panas.

" Ini tuan,, ehh?" Naipah kebingungan melihat tuannya yang sedang asyik menyantap nasi goreng buatannya.

"Keburu lapar, jadi makan nasi goreng. Dan lagi, mienya masih panas lagi, kalau harus menunggu mie nya dingin, aku takut pingsan." Benji berbicara tanpa melihat Nai dan masih menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

" Bawa kebelakang saja. Eh sekalian kupas nanas, ada dikulkas satu lagi." Sembari menunjuk kulkas besar yang ada didekat TV.

"Baik tuan"

Apa anda tau tuan? mie instant adalah makanan kesukaanku, bolehkah aku makan ini? sungguh aku sangat lapar.

Tak berselang lama, Naipah kembali membawa piring berisi nanas. Benji yang tak beranjak dari meja makan sedang asyik memainkan ponselnya.

"Ini tuan. permisi."

" Nai, kau mau nanas ? setelah difikir- fikir, ini masih teralu pagi. Kalau makan nanas aku takut sakit perut. Sudah bawa saja kebelakang, ternyata kau bisa juga mengupas nanas." Benji beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar rumah.

" Maaf tuan.."

"Ya ? kenapa?

" Tuan tidak pergi kerja? emhh, maaf maksud saya, kalau tuan tidak pergi kerja, saya akan masak untuk makan siang."

" Hari ini aku tidak masuk kerja karena kemejaku ada nodanya sedikit. Tidak rapi juga. Bagaimana bisa berangkat ke kantor kalau kemeja kusut dan kotor semua. Habis itu cuci ulang semua kemeja yang ada dilemari." tandasnya.

"Baik tuan"

Dengan lesu naipah membereskan meja makan dibantu oleh bi Nuni. Dia menahan lapar karena sejak kemari dia belum makan sedangkan pekerjaan yang harus dikerjakan hari ini sepertinya butuh tenaga ekstra.

" Sabar yah Naiiii.. kak Benji memang begitu." iba Bhramsy sambil menatap Nai.

" Tidak apa - apa mas. eh mas, maaf, itu mie nya boleh saya makan? mubazir." Sambil menunduk Nai seolah berharap.

" Jangan !!!!!! mie kan banyak, buat lagi yang baru. Aana, kamu belum sarapan kan?" timpalnya sambil tersenyum.

" Baik tuan, terimakasih.

namun Naipah yang merasa makanan tersebut masih layak makan segera menyantap mie yang tidak disentuh tuannya didapur.

hari berganti hari, keisengan Benji semakin menjadi. Terkadang dia meminta Nai memasak makanan yang dia tidak sukai, kemudian menyuruhnya menghabiskan semuanya, membereskan kamarnya berulang - ulang. mengganti karpet tebal, memasangnya kembali, mengganti sprei, memasangnya kembali, marah karena balkonnya dirasa kotor padahal sudah 4 kali nai mengepel lantai balkonnya itu, namun Nai tetap sabar menghadapi tuannya tersebut seolah hal itu bukan hal yang menjengkelkan.

Seandainya kalian tau bahwa pekerjaanku bukan yang seperti kalian impikan jaman dulu? apa kalian masih menganggap aku anak kalian? seandainya kalian tau bahwa aku mencari uang dengan tenaga dan kesabaran yang begitu penuh, apa kalian akan menganggap aku anak baik yang tak pernah membangkang? apa kalian tidak akan membentakku lagi dengan alasan aku tidak berguna? semoga kalian mengerti bahwa yang aku harapkan pun bukan seperti ini. dan untukmu, aku telah mengikhlaskan semuanya

ini hanyalah kesusahan yang Tuhan jadikan sebuah ujian agar aku menemui titik terang. berbahagialah disana. aku telah berjanji untuk membantu apapun yang menjadi bebanmu. semoga tuhan memberikanmu tempat terindah. batin Naipah.

Episodes
1 Prolog
2 Naipah
3 Bianca
4 Janda? nasib? jalan hidup?
5 butuh uang?
6 Bhramsy berubah?
7 Awal kekesalan
8 Jameela
9 Papi Datang!
10 Bertemu Almeera
11 Hadiah untukmu.
12 Mengikuti Jameela
13 Jebakan!
14 Di Penjara! Siapa dia?
15 Diselamatkan.
16 Tangisan Jameela
17 Dia Sahabatku.
18 POV Bianca
19 Pengakuan.
20 Apa semua uangmu sanggup membelinya?
21 Hilang lagi!
22 Bandung bukan tempat berlindung!
23 Pahitnya Kenyataan.
24 Sedikit melupakan kesakitan.
25 Kau Akan bahagia.
26 Semua akhirnya terbongkar. Nai si pembohong!
27 Ada, Diatas.
28 Kebohongan tingkat tinggi!
29 Terlibat Lagi!
30 Lupakan Tawaranku!!
31 Penghuni Baru.
32 Aku datang seperti apa katamu, Tuan!
33 Memulai hidup baru.
34 Memulai hidup baru 2.
35 Musuh baru.
36 Pintar atau bodoh? kontrak????
37 Kebersamaan, Hadiah untuk Bianca.
38 Memiliki istri, merubah duniaku.
39 Kau pintar, kau memiliki bakat yang luar biasa.
40 Sedikit tentang Nai.
41 janjiku padanya.
42 Kecelakaan.
43 KAU BUKAN NAYANIKA!!!!!
44 Itu jual beli.
45 Aku tau dia berhasil selamat.
46 Inilah sifat asli Nayanika.
47 Dan, nyalakan lagi listriknya!
48 Membuat Nai cemburu.
49 Kini kamu yang celaka.
50 Kemasukan sesepuh pohon talas!!!
51 Ijinkan aku berbagi dunia baru denganmu.
52 Jika kau memintaku sesempurna itu.
53 "AKU BADAI NYA!!!!!"
54 Tenggelam!
55 Hai tampan, tuan tidak usah menangis!!!
56 Air!
57 Buah kalengan.
58 Ide Roni!
59 Menjalankan ide Roni!
60 Jalan - jalan.
61 Jualan dompet??
62 Terima Kasih Tuhan, aku bisa membalas budi.
63 Nayanikaku sewenang - wenang!!!!
64 Mau bayi!!!!!!!!!
65 Obrolan Tengah Malam.
66 Metode Skin To Skin Contact.
67 Dengan caraku.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Prolog
2
Naipah
3
Bianca
4
Janda? nasib? jalan hidup?
5
butuh uang?
6
Bhramsy berubah?
7
Awal kekesalan
8
Jameela
9
Papi Datang!
10
Bertemu Almeera
11
Hadiah untukmu.
12
Mengikuti Jameela
13
Jebakan!
14
Di Penjara! Siapa dia?
15
Diselamatkan.
16
Tangisan Jameela
17
Dia Sahabatku.
18
POV Bianca
19
Pengakuan.
20
Apa semua uangmu sanggup membelinya?
21
Hilang lagi!
22
Bandung bukan tempat berlindung!
23
Pahitnya Kenyataan.
24
Sedikit melupakan kesakitan.
25
Kau Akan bahagia.
26
Semua akhirnya terbongkar. Nai si pembohong!
27
Ada, Diatas.
28
Kebohongan tingkat tinggi!
29
Terlibat Lagi!
30
Lupakan Tawaranku!!
31
Penghuni Baru.
32
Aku datang seperti apa katamu, Tuan!
33
Memulai hidup baru.
34
Memulai hidup baru 2.
35
Musuh baru.
36
Pintar atau bodoh? kontrak????
37
Kebersamaan, Hadiah untuk Bianca.
38
Memiliki istri, merubah duniaku.
39
Kau pintar, kau memiliki bakat yang luar biasa.
40
Sedikit tentang Nai.
41
janjiku padanya.
42
Kecelakaan.
43
KAU BUKAN NAYANIKA!!!!!
44
Itu jual beli.
45
Aku tau dia berhasil selamat.
46
Inilah sifat asli Nayanika.
47
Dan, nyalakan lagi listriknya!
48
Membuat Nai cemburu.
49
Kini kamu yang celaka.
50
Kemasukan sesepuh pohon talas!!!
51
Ijinkan aku berbagi dunia baru denganmu.
52
Jika kau memintaku sesempurna itu.
53
"AKU BADAI NYA!!!!!"
54
Tenggelam!
55
Hai tampan, tuan tidak usah menangis!!!
56
Air!
57
Buah kalengan.
58
Ide Roni!
59
Menjalankan ide Roni!
60
Jalan - jalan.
61
Jualan dompet??
62
Terima Kasih Tuhan, aku bisa membalas budi.
63
Nayanikaku sewenang - wenang!!!!
64
Mau bayi!!!!!!!!!
65
Obrolan Tengah Malam.
66
Metode Skin To Skin Contact.
67
Dengan caraku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!