Tawanan Cinta Duda Tampan
Cantik, manja serta punya masa depan cerah yang baru hendak ia rintis. Siapa yang tidak mengenal putri bungsu Shaka Buwana. Bidadari kecil itu kini menjelma menjadi gadis remaja yang penuh pesona, Geona Hanani Buwana.”
Sejak kecil menjadi primadona, bahkan setelah sudah punya pacar, Geona banyak digandrungi para lelaki bahkan ada yang nekat mendekatinya hingga membuat sang kekasih Devano Maheswara Adhitama sakit kepala.
Gadis belia itu sangat sempurna di mata banyak pria. Bukan hanya kaya, tapi kecantikan yang begitu terpancar dalam diri Geona menjadi daya tarik tersendiri.
Daya tarik Geona tak terelakkan lagi kala dirinya sedang di dekati kakak senior laki-laki di tengah lapangan begitu mereka dijemur karena hari ini sedang ospek.
Pria yang bernama Danu itu mendekat ke arah Geona seraya menampilkan senyum ketertarikkan yang sukses membuat Devano yang juga berada di sana sontak mengepalkan tangan, ia tak terima pacarnya digoda di depan matanya.
Di sebuah hotel….
“Kamu yakin ini kamarnya?” Tanya Dikta pada Evan yang tak lain adalah bawahan sekaligus sahabatnya itu.
Dikta kini berdiri di sebuah kamar hotel mewah yang akan membuktikan semuanya. Situasi di balik pintu kamar hotel itu akan memutuskan hendak bagaimana nasib pernikahan yang sudah berjalan selama lima tahun lamanya.
Dikta Anugerah Adhitama adalah pria berusia tiga puluh tahun itu merupakan putra sulung Ilham Adhitama dan Monita Maheswari Kusuma. Sudah hampir sebulan Dikta mencurigai gelagat istrinya yang tampak aneh. Bahkan ia mempercayakan Evan Mahendra untuk mengawasinya.
“Aku yakin Dikta.” Jawab Evan dengan yakin.
Tiga kali tendangan akhirnya pintu kamar tersebut terbuka lebar. Tak lupa sebelumnya Dikta melibatkan beberapa petugas hotel untuk melancarkan penggebrkan itu.
Suara pintu yang terbuka itu sontak membuat mata wanita yang ada di atas ranjang membulat sempurna. Seluruh tubuh wanita itu bergetar hebat bak kedatangan malaikat maut, wanita itu menutupi seluruh tubuhnya yang terekspos. Suaranya tercekat di tenggorokkan, ia berusaha menelan salivanya pahit. Wanita itu diam membisu karena malu hingga membuat tubuhnya seakan lumpuh. Perasaan malu kini menggerogoti batin wanita itu. Elsa Olivia, begitulah ia disapa, istri dari Dikta Adhitama presdir di PT Anugerah Jaya tengah tertangkap basah sedang bermain api.
“Jadi begini kelakuanmu di belakangku?” Tanya Dikta menahan amarah. Ia berjalan pelan dan berdiri di samping ranjang. Sorot tajamnya bak hunusan pedang yang siap menghujam jantung Elsa.
Sementara pria yang berada di sampingnya itu bergegas meraih bajunya yang teronggok di lantai. Namun Dikta dengan sigap menendang pakaian pria itu dan menyibak selimut yang dipakai kedua manusia tak berhati itu.
“Sepertinya kalian belum selesai, kenapa harus memakai baju?” Sarkas Dikta seraya menatap sinis ke arah sang istri yang nampak memerah menahan malu.
Sudah banyak yang menyaksikan kejadian penggrebekan oleh sang presdir perusahaan ternama kepada istrinya tersebut. Bahkan ada beberapa orang yang sempat mengambil gambar untuk mengabadikan moment yang tersaji di depan mata mereka.
“Mas, dengarkan penjelasanku dulu.” Elak Elsa mencoba mencari pembenaran.
“Bukan kah semua sudah jelas Elsa?”
Dikta tertawa hambar, sejak awal Dikta sudah mengetahui hal ini dengan beberapa bukti yang dia temukan, namun dia ingin kembali memastikan seberapa licik wanita yang sudah bertahun-tahun ini ia nikahi.
Elsa memakai bajunya secara asal dan bergegas menghampiri sang suami.
“Mas_”
“Jangan pernah menyentuhku!” Bentak Dikta seraya memundurkan langkahnya.
Dikta berusaha menahan amarahnya yang hampir meledak, andaikan Elsa bukan wanita yang sudah memberikannya seorang putra, mungkin saat ini wajah Elsa sudah hancur tak berbentuk karena serangan Dikta.
“Lima tahun aku berumah tangga denganmu! Bahkan aku mengabaikan mama hanya karena memilihmu! Tapi ini balasannya?!”
Mata Dikta berkaca, kini penyesalan menyeruak rongga dadanya hingga membuat ia kesulitan bernapas. Cintanya untuk Elsa memang masih sangat besar, namun pengkhianatan itu tak bisa Dikta terima sama sekali.
“Mas tolong dengar_”
“Stop Elsa!” Dikta memotong ucapan istri yang sebentar lagi akan jadi mantan istrinya itu. Dia muak sekali mendengar ocehan Elsa, terlebih membayangkan apa yang sering mereka lakukan di belakangnya.
Isakan tangis Elsa semakin jelas terdengar dan ia berlutut di hadapan Dikta.
“Maafkan aku mas, aku tau aku salah, aku khilaf dan aku janji aku tidak akan mengulangnya lagi.” Percuma Elsa mengelak, Dikta bukan pria yang gampang dibodohi.
“Ya Tuhan, apa kata mama nanti? Selama ini aku mengabaikan mama dan tidak menyukai mama karena seolah menjaga jarak dari Elsa, aku ingin menceraikannya, tapi bagaimana nasib Ansel? Pasti anakku akan kehilangan kasih sayang mamanya, tapi aku tidak sudi jika harus menjalani biduk rumah tangga ini bersamanya.” Batin Dikta yang sempat tenggelam dalam lamunan.
“Sudah berapa lama hubungan kalian?”
Suasana mendadak hening, Elsa sibuk dengan tangisnya namun dia tidak bisa lagi membohongi Dikta.
“Baru dua bulan mas, kita hanya berteman.” Jawab Elsa di tengah isakan tangisnya.
Dikta berjongkok, pria tampan nan gagah itu nampak redup dengan fakta ini. Lantas dia mengangkat dagu Elsa dengan satu jarinya hingga pandangan mereka terkunci.
“Berteman katamu?” Dikta memelankan suaranya.
“Berteman tapi sampai tidur di kamar hotel dan bertelanjang. Maaf El, aku tidak sebodoh itu. Rumah tangga kita cukup sampai di sini, aku talak kamu! Sampai bertemu di pengadilan agama!”
Bak di sambar petir, Elsa berhambur dan mendekap kaki Dikta.
“Mas aku minta maaf, aku tidak akan melakukannya lagi.” Elsa merengek agar Dikta iba.
Dikta menyeka air mata yang menetes di pipinya, ia terpaksa menelan pil pahit, rumah tangga yang sudah ia rajut selama bertahun-tahun ini harus hancur. Detik itu juga perasaan Dikta mulai pudar tertutup oleh rasa benci akibat pengkhianatan yang Elsa torehkan.
“Terima kasih karena sudah melahirkan Ansel untukku. Aku akan memberikan rumah dan hotel untukmu.”
Kali ini Evan terhenyak mendengar pernyataan Dikta. Aset sebesar itu diberikan pada Elsa, walau sebenarnya itu hanya sebagian kecil dari aset Dikta, tapi tetap saja sayang andai diberikan pada ratu bermahkota ular itu.
“Apa kamu yakin akan memberikan semua itu?” Bisik Evan memastikan lagi, barangkali sahabatnya ini khilaf.
“Yakin! Aku ikhlaskan rumah dan restoran asal aku bisa membawa Ansel pergi.”
Dikta yang berada di ambang pintu kembali berbalik dan menatap Elsa yang tengah berurai air mata.
“Kamu sudah bebas! Silahkan kau pergi bersama pria itu. Tapi jangan pernah menemui Ansel lagi.”
Dikta berjalan seraya merapikan jasnya, dia tengah berusaha menetralkan perasaannya yang tengah meletup-letup.
“Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?” Tanya Evan lagi.
“Aku akan membawa Ansel pergi, untuk sementara aku akan membawanya ke apartemen dulu sebelum ke rumah mama.”
Evan mengangguk tanda mengerti, sangat jelas dari raut wajahnya jika Dikta tampak hacur berkeping-keping. Elsa benar-benar bodoh berani mengkhianati pria sesempurna Dikta. Namun ia juga bersyukur, Dikta bisa lepas dari wanita ular itu. Tidak hanya keluarganya, Evan juga sangat membenci wanita licik yang bernama Elsa Itu. Sejak dulu dia sering melihat Elsa digandeng pria lain, tapi begitu dia memberitahu Dikta, pria yang kala itu bucin akut pada wanita setengah iblis itu tak percaya hingga membuat Evan dan keluarganya menyerah.
“Maafkan aku ma.” Lirih Dikta seraya menutup matanya begitu mereka sudah berada di dalam mobil.
“Akhirnya kau sadar juga! Pulang Dikta, pasti tante Monita tidak akan marah.” Batin Evan seraya menatap Dikta dari pantulan spion yang menggantung.
Dikta Anugerah Adhitama
Geona Hanania Buwana
Elsa Olivia
Evan Mahendra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Mrs ariyanto
mampir thor mudah2an bagus ceritanya
2024-02-12
1