Eps 4 Hilangnya Geona

“Kau sudah membuat aku kehilangan putraku, akan kubuat kau kehilangan masa depanmu.”

Pria itu bermonolog seraya menatap sendu tanpa arah. Begitu Bastian pergi, Dikta kembali mengurung diri, bukan di kamarnya melainkan di ruang pribadinya.

Mama Monita yang sejak tadi berada di ruang keluarga bersama papa Ilham, tampak cemas sembari mendongak ke atas tepatnya di ruang kerja Dikta. Wanita paruh baya itu khawatir terjadi sesuatu pada Dikta.

“Mas, aku khawatir loh jika Dikta terus mengurung diri seperti itu.” Raut cemas di wajah Monita terukir jelas.

“Mas juga khawatir sayang, baiknya ayo kita ke atas dan pastikan sendiri.” Ajak papa Ilham yang masih nampak bugar dengan tubuh yang masih sama kokohnya.

Pasangan yang masih terlihat harmonis setelah puluhan tahun menikah itu, berjalan berdampingan menitih anak tangga.

Sama-sama khawatir dengan keadaan Dikta putranya, mereka mengetuk pintu ruangan putra sulungnya itu.

“Dikta, tolong buka pintunya nak.”

Pria bertubuh tegap itu membuka pintu tersebut, itu pun setelah ketukan yang kesekian kali.

Dengan langkah gontai, Dikta kembali mendudukkan diri di kursi kebesarannya seraya memejamkan mata dengan tubuh yang tersandar di sana.

Hati mama Monita begitu teriris melihat anaknya meratapi nasib dalam dekapan air mata seperti itu. Melihat putranya menangis, Monita juga turut menangis sembari menarik Dikta dalam pelukannya.

“Anakku ma, dia sudah tiada.” Lirih Dikta dengan tangis yang kian pilu.

“Semua manusia pasti akan menitih jalan yang sama seperti jalan yang dilalui Ansel, hanya waktunya yang berbeda nak. Mama, papa, Dikta juga semua yang ada di dunia ini akan merasakan hal yang sama. Mama tidak bisa mengatakan Dikta harus ikhlas di saat kuburan Ansel masih basah, mama hanya berpesan agar Dikta menjaga kesehatan dan makan teratur.” Nasehat mama Monita, seraya mengusap puncak kepala putra sulungnya.

Namun Dikta masih tenggelam dalam tangisnya. Melihat itu, Ilham menghampiri putra yang hingga kini masih ia anggap sebagai hadiah terindah yang diberikan Monita padanya.

“Dikta dengar papa.”

Suara tegas itu berhasil membuat Dikta terdiam lalu kemudian menatap lekat sepasang netra yang mempunyai kemiripan seratus persen dengannya itu.

“Kau harus kuat! Ansel akan semakin tersiksa di atas sana jika kau meraung berkepanjangan seperti ini. Kamu menyayanginya kan? Maka kamu juga harus kuat, agar dia tenang di alam sana. Jangan menambah beban pikiran anak sekecil Ansel, tolong mengertilah perasaannya Dikta.” Pesan papa Ilham seraya menepuk pelan pundak putranya.

“Pa..”

Dikta menghambur dalam pelukan papanya, sudah sedewasa itu, tapi Dikta masih termasuk kategori anak manja meski sudah berusia tiga puluh tahun dan menjadi seorang kakak.

“Dikta benci wanita yang dengan kejamnya membunuh anak Dikta pa.” Ungkap Dikta mengutuk si penabrak yang dia anggap tak berperasaan itu.

“Sudah lah nak, di cctv depan rumah kita jelas terlihat kalau gadis itu tidak sengaja, mobilnya juga membentur pohon, entah bagaimana kondisinya sekarang.” Jelas mama Monita yang tidak tahu menahu siapa penabrak itu dengan jelas.

Untuk sementara ini Dikta mencoba mengalah, pria itu tidak ingin berdebat dulu dengan mamanya. Biarlah semua itu jadi urusan Dikta, lagi pula sejak dulu Dikta tidak suka jika ada yang sampai melukai anaknya. Detik itu juga akan Dikta tumpas jika ada yang berani.

****

“Ini yang papa takutkan jika kamu membawa mobil sendirian Nana. Sudah berulang kali papa katakan kalau kamu harus didampingi supir. Papa belum mengizinkan kamu mengemudi sendirian Na, tapi kamu bebal sekali dan tidak pernah mendengarkan kata-kata papa. Lihatlah keluarga itu, anak mereka meregang nyawa karena ulahmu.” Omel papa Shaka yang membuat Geona meremas ujung bajunya, setakut itu dia pada pria yang ada di hadapannya kini, pria yang dengan sejuta kasih sayang yang ia limpahkan untuk putri bungsunya itu.

Bukannya, Shaka tidak mau tau perihal kejadian itu. Bukan juga sengaja menutup telinga dan menutup mata atas kejadian itu. Papa Shaka dan mama Amira sangat tahu jika korban tersebut adalah anak seorang CEO, namun dia tidak tahu pasti jelasnya itu anak siapa. Ia hanya melihat sekilas wajah bocah itu, namun tidak berani menyelidiki lebih lanjut karena hatinya juga sama hancurnya.

Bertahun-tahun Shaka didik agar Geona tidak akan mengalami pergumulan ini, kini pria itu merasakan luar biasa patah.

“Maaf pa.” Hanya kata itu yang berhasil lolos dari bibir ranum Geona.

Suara Geona terdengar lirih, ia menatap mamanya dengan wajah sembab yang kini tengah menggenggam erat jemarinya. Melihat mamanya menangis, batin Geona semakin terkoyak saja. Perih sekali rasanya.

Shaka berusaha menetralkan perasaannya, dia tidak boleh memarahi putrinya dengan keras. Bagaimana pun, ini murni kecelakaan dan putrinya tidak sengaja. Namun yang papa Shaka takutkan, keluarga dari anak itu akan menuntut tanggung jawab, terlebih mereka adalah orang kaya, yang jelas-jelas tidak butuh uang jika Shaka memberikan mereka uang tebusan.

Kepala Shaka seakan mau pecah memikirkan nasib putrinya ke depan. Baru juga menempuh pendidikan kedokteran yang Geona impikan sejak kecil, kini studynya harus putus di tengah jalan demi memenuhi tuntutan tanggung jawab yang sewaktu-waktu akan mereka layangkan.

Terlebih saat melihat beberapa perban yang melilit sebagia tubuh Geona, semakin terkoyak lah batin Shaka rasanya.

Hingga sepersekian detik berlalu, setelah memastikan keadaan Geona sudah agak mendingan, dokter mengizinkan gadis itu pulang. Papa Shaka pergi ke bagian administrasi untuk membayar biaya pengobatan Geona, sedangkan mama Monita keluar sebentar untuk membelikan Geona buah-buahan di supermarket dekat rumah sakit.

Sakit, lukanya memang tidak seberapa, tapi batinnya sakit tak terkira. Sebagaimana seseorang yang diajarkan tanggung jawab sejak kecil, Geona merasa bersalah yang teramat dalam tiap kali mengingat peristiwa naas kemarin.

Geona berusaha memejamkan mata dalam kesendirian, hingga sepersekian detik berlalu mata lelahnya terpejam dan perlahan mengantarkannya ke alam mimpi. Sementara asyik tenggelam dalam mimpi, tiba-tiba derap langkah dua orang terdengar memenuhi ruangan itu. Terdengar mengendap-endap, dua orang dengan pakaian serba hitam serta penutup kepala itu berjalan perlahan ke arah tempat tidur Geona.

Geona yang sejak tadi curiga dengan derap kaki yang terdengar mengendap-endap itu semakin terkejut kala matanya menangkap sosok dua orang pria berbadan kekar yang wajahnya ditutup. Matanya membola, dan hampir berteriak namun dengan sigap dua orang itu segera membekap mulut Geona dengan bius hingga gadis itu tak sadarkan diri.

Sebelum tertangkap basah, salah satu pria dengan pakaian serba hitam itu membopong tubuh mungil Geona persis karung beras.

Menit berikutnya mama Amira masuk ke dalam ruangan Geona, namun seketika kantong kresek berisi aneka macam buah-buahan itu jatuh berserakan di lantai begitu melihat tempat tidur Geona sudah tak berpenghuni lagi.

Mata mama Amira membulat sempurna dengan mulut yang menganga lebar, berbagai macam pikiran buruk menari-nari dalam kepala wanita yang juga masih terlihat sama cantiknya itu. Dadanya naik turun, dengan jantung yang bergemuruh hebat. Bagaimana tidak, masalah yang menimpah putrinya serta keluarga korban yang bukan orang sembarangan membuat keyakinan mama Amira semakin kuat dan berpikir jika kali ini tebakannya tidak salah.

“Nanaaaa!!!!”

Episodes
1 Eps 1 Penggrebekan
2 Eps 2 Pulang Bersama Mama
3 Eps 3 Duka Keluarga Adhitama
4 Eps 4 Hilangnya Geona
5 Eps 5 Kesedihan Keluarga Buwana Atas Hilangnya Geona
6 Eps 6 Hampir Saja
7 Eps 7 Shaka Buwana, Papamu?
8 Eps 8 Amarah Dua Pria yang Punya Kuasa
9 Eps 9 Surat Perjanjian
10 Eps 10 Menyerah
11 Eps 11 Kembalinya Tabiat Buruk Dikta
12 Eps 12 Beda Pendapat
13 Eps 13 Tengilnya Dikta
14 Eps 14 Salah Menduga
15 Eps 15 Tidak Ada yang Gratis
16 Eps 16 Diculik!
17 Eps 17 Menemukan Geona
18 Eps 18
19 Eps 19 Bertemu
20 Eps 20 Kecurigaan Mama Monita
21 Eps 21 Gara-gara Satu Nama
22 Eps 22 Devan Keceplosan
23 Eps 23 Menyalak Marah
24 Eps 24 Emosi Tak Terbendung
25 Eps 25 Tidak Gentar
26 Eps 26 Benar-Benar Berakhir
27 Eps 27 Bertikai
28 Eps 28 Kamu Wanitaku!
29 Eps 29 Pemaksa
30 Eps 30 Rencana Elsa
31 Eps 31 Mempengaruhi Devan
32 Eps 32 Makan Siang
33 Eps 33 Ketar Ketir
34 Eps 34 Masih Nekat
35 Eps 35 Perang Saudara
36 Eps 36 Kekesalan Mama Monita
37 Eps 37 Mengelabui Geona
38 Eps 38 Larangan Mutlak
39 Eps 39 Solusi Sesat Dari Evan
40 Eps 40 Cemburu Akut
41 Eps 41 Rahasia
42 Eps 42 Dilemah
43 Eps 43 Menghilang
44 Eps 44 Panik
45 Eps 45 Masih Nihil
46 Eps 46 Fakta Mencengangkan!
47 Eps 47 Hukuman Untuk Elsa
48 Eps 48 Galau Sekeluarga
49 Eps 49 Menyemangati Dikta
50 Eps 50 Ayah-Ayah Bijaksana
51 Eps 51 Titik Terang/Bukan
52 Eps 52 Rumor Penghalang
53 Eps 53 Berangkat Ke Jerman
54 Eps 54
55 Eps 55 Akhirnya
56 Eps 56 Menahan Diri
57 Eps 57 Dia Pria yang Bertanggung Jawab
58 Eps 58 Ungkapan Mengejutkan
59 Eps 59 Pertemuan Dua Keluarga
60 Eps 60 Keras Kepala
61 Eps 61 Tugas Dari Calon Mertua
62 Eps 62 Susahnya Cari Istri
63 Eps 63 Hasil Tak Terduga
64 Eps 64 Kejutan
65 Eps 65 Bukan Malam Pertama
66 Eps 66 Melepas Rindu
67 Eps 67 Kejutan Manis
68 Eps 68 Berpisah Sebentar
69 Eps 69 Amarah Dikta
70 Eps 70 Virtual
71 Eps 71 Kebaikan Mertua
72 Eps 72 Menuju Lahiran
73 Eps 73 Berjuang Tanpa Dikta
74 Eps 74 Welcome Baby Girl
75 Eps 75 Hasil Produksi Sendiri
76 Eps 76 Demi Masa Depan Geona
77 Eps 77 Rebutan Yuna
78 Eps 78 Jangan Sakiti Dia!
79 Eps 79 Takut Tapi Ingin
80 Eps 80 Gara-gara Puasa
81 Eps 81 Tips Jitu Dari Queen
82 Eps 82 Menuntas Dahaga
83 Eps 83 Resepsi
84 Eps 84 Menyebalkan
85 Eps 85 Kembali Ke Dunia Nyata
86 Eps 86 Melindungi Dengan Caranya
87 Eps 87 Melawan Rival
88 Eps 88 Definisi Bucin Akut
89 Eps 89 Suami Asbun
90 Eps 90 Big News
91 Eps 91 Ketahuan
92 Eps 92 Tidur Bertiga
93 Eps 93 Dalam Bahaya
94 Eps 94 Sesak!
95 Eps 95 Ternyata Kau!!
96 Eps 96 Pengkhianat Sesungguhnya!
97 Eps 97 Menciptakan Hukum Sendiri
98 Eps 98 Penyiksaan Dimulai!
99 Eps 99 Jangan Mendekatiku - Geona
100 Eps 100 Trauma
101 Eps 101 Dahaga yang Tak Berkesudahan
102 Eps 102 Marahnya Mama Monita
103 Eps 103 Bunuh Diri
104 Eps 104 Cemburuan
105 Eps 105 Mati Kutu
106 Eps 106 Gambaran Kehidupan Evan
107 Promosi Karya Baru ~ Gairah Cinta Sang Kakak
108 Eps 107 Kabar Bahagia - End
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Eps 1 Penggrebekan
2
Eps 2 Pulang Bersama Mama
3
Eps 3 Duka Keluarga Adhitama
4
Eps 4 Hilangnya Geona
5
Eps 5 Kesedihan Keluarga Buwana Atas Hilangnya Geona
6
Eps 6 Hampir Saja
7
Eps 7 Shaka Buwana, Papamu?
8
Eps 8 Amarah Dua Pria yang Punya Kuasa
9
Eps 9 Surat Perjanjian
10
Eps 10 Menyerah
11
Eps 11 Kembalinya Tabiat Buruk Dikta
12
Eps 12 Beda Pendapat
13
Eps 13 Tengilnya Dikta
14
Eps 14 Salah Menduga
15
Eps 15 Tidak Ada yang Gratis
16
Eps 16 Diculik!
17
Eps 17 Menemukan Geona
18
Eps 18
19
Eps 19 Bertemu
20
Eps 20 Kecurigaan Mama Monita
21
Eps 21 Gara-gara Satu Nama
22
Eps 22 Devan Keceplosan
23
Eps 23 Menyalak Marah
24
Eps 24 Emosi Tak Terbendung
25
Eps 25 Tidak Gentar
26
Eps 26 Benar-Benar Berakhir
27
Eps 27 Bertikai
28
Eps 28 Kamu Wanitaku!
29
Eps 29 Pemaksa
30
Eps 30 Rencana Elsa
31
Eps 31 Mempengaruhi Devan
32
Eps 32 Makan Siang
33
Eps 33 Ketar Ketir
34
Eps 34 Masih Nekat
35
Eps 35 Perang Saudara
36
Eps 36 Kekesalan Mama Monita
37
Eps 37 Mengelabui Geona
38
Eps 38 Larangan Mutlak
39
Eps 39 Solusi Sesat Dari Evan
40
Eps 40 Cemburu Akut
41
Eps 41 Rahasia
42
Eps 42 Dilemah
43
Eps 43 Menghilang
44
Eps 44 Panik
45
Eps 45 Masih Nihil
46
Eps 46 Fakta Mencengangkan!
47
Eps 47 Hukuman Untuk Elsa
48
Eps 48 Galau Sekeluarga
49
Eps 49 Menyemangati Dikta
50
Eps 50 Ayah-Ayah Bijaksana
51
Eps 51 Titik Terang/Bukan
52
Eps 52 Rumor Penghalang
53
Eps 53 Berangkat Ke Jerman
54
Eps 54
55
Eps 55 Akhirnya
56
Eps 56 Menahan Diri
57
Eps 57 Dia Pria yang Bertanggung Jawab
58
Eps 58 Ungkapan Mengejutkan
59
Eps 59 Pertemuan Dua Keluarga
60
Eps 60 Keras Kepala
61
Eps 61 Tugas Dari Calon Mertua
62
Eps 62 Susahnya Cari Istri
63
Eps 63 Hasil Tak Terduga
64
Eps 64 Kejutan
65
Eps 65 Bukan Malam Pertama
66
Eps 66 Melepas Rindu
67
Eps 67 Kejutan Manis
68
Eps 68 Berpisah Sebentar
69
Eps 69 Amarah Dikta
70
Eps 70 Virtual
71
Eps 71 Kebaikan Mertua
72
Eps 72 Menuju Lahiran
73
Eps 73 Berjuang Tanpa Dikta
74
Eps 74 Welcome Baby Girl
75
Eps 75 Hasil Produksi Sendiri
76
Eps 76 Demi Masa Depan Geona
77
Eps 77 Rebutan Yuna
78
Eps 78 Jangan Sakiti Dia!
79
Eps 79 Takut Tapi Ingin
80
Eps 80 Gara-gara Puasa
81
Eps 81 Tips Jitu Dari Queen
82
Eps 82 Menuntas Dahaga
83
Eps 83 Resepsi
84
Eps 84 Menyebalkan
85
Eps 85 Kembali Ke Dunia Nyata
86
Eps 86 Melindungi Dengan Caranya
87
Eps 87 Melawan Rival
88
Eps 88 Definisi Bucin Akut
89
Eps 89 Suami Asbun
90
Eps 90 Big News
91
Eps 91 Ketahuan
92
Eps 92 Tidur Bertiga
93
Eps 93 Dalam Bahaya
94
Eps 94 Sesak!
95
Eps 95 Ternyata Kau!!
96
Eps 96 Pengkhianat Sesungguhnya!
97
Eps 97 Menciptakan Hukum Sendiri
98
Eps 98 Penyiksaan Dimulai!
99
Eps 99 Jangan Mendekatiku - Geona
100
Eps 100 Trauma
101
Eps 101 Dahaga yang Tak Berkesudahan
102
Eps 102 Marahnya Mama Monita
103
Eps 103 Bunuh Diri
104
Eps 104 Cemburuan
105
Eps 105 Mati Kutu
106
Eps 106 Gambaran Kehidupan Evan
107
Promosi Karya Baru ~ Gairah Cinta Sang Kakak
108
Eps 107 Kabar Bahagia - End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!