I Don'T Want To Be The Protagonist
Yulia Alissia seorang gadis cantik yang saat ini sedang mempersiapkan diri dan berkas yang dibutuhkannya untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dari kampusnya yaitu seminar proposal. Yulia mengecek jam tangannya yang menunjukkan pukul 07.30 A.m. yang berarti masih ada waktu untuk dirinya sebelum memulai seminar proposal. Setelah semua berkas ia rasa lengkap dan tidak ada yang ketinggalan, Yulia bergegas berangkat dan tidak lupa mengunci pintu kos nya. Yulia berjalan beberapa meter untuk mencari angkutan umum yang menuju ke kampusnya. Saat melihat ada angkutan umum yang lumayan kosong, ia segera naik dan membuka hp nya untuk kembali membaca materi yang nanti akan ia presentasikan.
Tririririring.... Triririring... hp Yulia berdering,
"Halo?, kenapa Mon?"
"Halo, Yul.. kamu dimana?"
"Aku masih di jalan Mon, beberapa menit lagi bakalan sampai"
"Yul cepetan! Ini udah ada penguji nya. Kok kamu bisa-bisanya masih dijalan sih" ucap monika dengan nada sedikit teriak
"Hahh!! Kan mulainya jam 9 Mon, sekarang jam 8 aja belum" aku menjawab dengan sedikit teriak yang membuat orang - orang sekitarku melihat ke arahku.
"Kamu gak dihubungin sama Cika semalam? Untuk yang ada jadwal seminar proposal hari ini tuh semua di majuin ke jam 8"
"seriusan?! Cika gak ada ya ngabarin aku semalam"
"Yaudah cepetan sini, kamu kan urutan akhir, nanti aku yang ngomong ke dosen penguji nya alasan kamu telat jadi semoga masih di bolehin masuk"
"yaudah Mon, aku tutup ya telponnya aku mau nelpon Cika dulu" Yuna menutup telpon Monika dan menelpon Cika
"Halo Cika, kok kamu ga ngabarin aku sih kalo seminar proposalnya di majuin" Tanya Yulia dengan nada bicara yang agak marah
"Panik ga? Panik ga?" jawab Cika
"Hah? Apaan sih ga jelas banget"
"Paniklah masa ga" Cika yang tertawa dan langsung menutup telponnya
"Sia*an" Yulia merasa sangat jengkel kepada Cika yang sekarang sudah sangat kelewatan. Ia tahu jika selama ini Cika membencinya karena ia mendapatkan perhatian lebih dari para dosen karena kepintarannya. Ia bahkan sangat bersyukur karena berkat otaknya itulah ia bisa mendapatkan beasiswa prestasi sehingga ia bisa tetap berkuliah meskipun anak yatim piatu.
Yulia POV
"Ya Tuhan, semoga sempet, rasanya mau ngehujat tapi takut dosa, gini amat punya teman ga ada akhlak. Ehh, ga deh aku sama Cika ga temenan"
Aku sungguh ingin mengajak Cika berkelahi, memukulnya bahkan menjambak rambut keritingnya itu. Tidak lupa mencakar wajah sok polosnya. Jika bukan karena takut kehilangan beasiswaku sudah lama akan ku labrak tuh anak, ga bisa apa sehari aja jangan bikin jengkel. Aku melihat jam yang menunjukkan pukul 7.55 yang membuat jantung ku makin tak karuan. Semua do'a telah ku baca dalam perjalanan semoga aku masih bisa masuk dalam ruangan penguji. Diriku yang panik ini makin panik saat melihat ada sebuah mobil yang tergelincir di depan dan menyebabkan angkot yang kunaiki rem mendadak, tapi sayangnya terlambat, angkot itu menabrak mobil depan yang tergelincir tadi, kecelakaan beruntun pun tidak dapat di hindari.
Aku merasakan sakit di kepala ku dan penglihatanku juga sudah mulai kabur, tak lama aku mendengar suara ledakan dan merasakan diriku terlempar. Ya kurasa inilah akhir hidupku. Jika tau akan kecelakaan seperti ini kurasa aku tidak akan berangkat kekampus hari ini walaupun akan seminar proposal. Semua kenangan tiba-tiba terlintas dipikiranku sepertinya itu kilas balik kehidupanku dimulai saat tadi sebelum aku kecelakaan, kemudian saat aku masih bersekolah hingga saat aku bayi dan saat itu aku melihat wanita yang sangat cantik. kulihat wanita itu berbicara sambil menangis tapi hanya satu kalimat yang dapat kudengar "semoga kamu tetap hidup dan bahagia selalu anakku".
Tiba-tiba semua gelap dan aku merasa hampa, tak lama aku melihat setitik cahaya yang lama kelamaan semakin terang. Dan tak lama aku mendengar suara orang yang sedang berbicara
"Tuan Archduke, Nona kecil kembali bernafas, Ya Tuhan ini keajaiban!!" Aku yang membuka mata melihat ada seorang wanita berpakaian seperti pelayan-pelayan dalam komik yang pernah kubaca sedang tersenyum haru saat melihat ke arahku, aku memperhatikan sekeliling dan melihat itu adalah ruangan yang amat sangat indah sekali lagi seperti dalam komik-komik kerajaan.
"Nona kecil, syukurlah, syukurlah, saya senang nona kecil kembali bernafas" pelayan itu menangis sambil memelukku
"Nona kecil? Apa ku yang dipanggil nona kecil? Apa aku bereinkarnasi ditubuh ini?" pikir ku sambil memperhatikan wajah wanita yang menggunakan pakaian pelayan itu.
"Bagaimana dengan Helena?" aku melihat seorang pria yang menurutku amat sangat tampan, pertama kalinya dalam hidupku melihat ada manusia yang begitu tampan, bahkan idol biasku pun kalah tampan. Dengan rambut hitamnya dan mata nya yang berwarna merah bersinar seperti permata ruby, sungguh ciptaan paling sempurna, tapi dapat kulihat dengan jelas bahwa mata pria itu sangat putus asa, bercampur sedih
"Maaf tuan Archduke, Ny. Helena telah meninggal dunia karena pendarahan saat melahirkan" aku melihat tubuh pria itu bergetar seperti sedang menahan tangis, dan matanya menatap sendu seorang wanita di tempat tidur, aku mengikuti arah pandangan mata pria itu, dan melihat seorang wanita cantik dengan rambut berwarna emas seperti boneka barbie ku miliki saat masih kecil, aku merasa seperti pernah melihat wanita itu tapi aku tak mengingatnya.
"Yuzhu, siapkan pemakaman Helena" ucap pria itu dengan suara agak bergetar. Ia mengelus lembut wajah wanita itu dan mengenggam tangannya
"Ya tuanku"
Kulihat pria tampan berambut hitam itu melepaskan genggamannya dari wanita itu dan mulai berjalan ke arahku dan melihat ku dengan tatapan dingin seakan-akan ingin membunuhku. Kulihat tangannya perlahan menuju leherku seperti ingin menyekik ku
"Ya. Kurasa inilah akhir dari kehidupanku yang ke 2, cukup singkat" aku bersiap untuk di cekik dan tersenyum ke arah pria tampan ini, ntah mengapa bukannya rasa takut yang kurasakan, tapi hanya kesedihan melihat wajah pria itu. Aku merasa aku perlu untuk memberikan senyum terbaik ku padanya dan akhirnya tersemyum ke arahnya, aku dapat melihat dia cukup terkejut melihat senyumanku. Setelah tersenyum aku perlahan menutup mataku dan bersiap untuk mati lagi. Dipikiranku setidaknya kematian ke dua ini tidak sesakit kematian pertama ku .Tapi sampai beberapa saat aku masih tetap hidup dan aku perlahan membuka mataku dan melihat bahwa pria tadi telah pergi.
"Apa senyumku terlalu imut dan lucu sehingga dia tak jadi membunuhku? Yahh terserah lah yang penting aku masih hidup saat ini" Aku merasa cukup mengantuk dan tak sadar kapan aku tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Ahmad Ahlun Naza
hmmmm👍👍
2024-04-22
0
_cloetfnny
Salah sendiri tolol, udah tau pihak lain gasuka sama kamu masi aja percaya. Percuma ada temen sendiri
2024-02-16
0
Frando Kanan
yg awal...gw kesel bgt sebelom mati...
2023-11-28
1