Rasanya baru kemarin aku merayakan ulang tahun paling memalukan dalam hidupku saat aku berumur 1 tahun. Setelah perjuangan yang sangat panjang akhirnya sekarang aku sudah berumur 5 Tahun. Aku mengingat kembali perjuanganku saat latihan berjalan dan berbicara. Rasanya aku ingin sujud syukur karena bisa bertahan hidup selama 5 tahun ini dengan baik.
"Nona kecil, tolong jangan berlari karena nanti anda bisa jatuh" Yunyi mengejarku dengan khawatir
"cepat Yunyi, aku tidak sabar untuk mendapatkan hadiah dari kakak pelayan" sungguh aku juga heran mengapa aku bertingkah seperti balita sungguhan. Aku kadang mulai melupakan sikap dewasa ku dan bertingkah bebas sebagai anak kecil.
"Pelan-pelan nona kecil, hadiah anda tidak akan menghilang" aku yang kasihan melihat Yunyi khawatir akhirnya memperlambat langkahku dan berjalan berdampingan bersama Yunyi sambil menggandeng tangannya.
"Yunyi, Yunyi, apakah aku cantik?" Yunyi yang mendengarku bertanya tersenyum hangat dan berkata
"Nona kecil adalah nona muda paling cantik yang pernah saya kenal" Aku sedikit malu mendengar jawaban Yunyi dan aku terus berbicara berbagai macam hal dengan Yunyi sampai akhirnya aku dan Yunyi tiba di gazebo yang selalu menjadi lokasi ulang tahunku selama 5 tahun ini. Saat tiba aku langsung berlari ke arah para pelayan yang sedang berkumpul
"kakak pelayan halo. Aku minta kadoku" kataku sambil menadahkan tangan sambil tersenyum manis
"nona kecil, kalau mau hadiah harus cium pipi saya dulu" ucap salah satu pelayan. Setelah itu aku mencium pelayan itu dan akhirnya menerima hadiahku. Selama 5 tahun hadiah yang mereka berikan bukanlah barang murah. Beberapa dari mereka bahkan memberiku perhiasan yang saat ini ku simpan dengan baik untuk ku jual saat aku meninggalkan rumah ini suatu hari nanti. Karrna itu aku sangat menyukai menerima hadiah saat ulang tahun.
Setelah menerima hadiah ku dari pelayan yang meminta ciuman aku kemudian berjalan menuju ke pelayan selanjutnya.
"nona kecil, jika anda ingin hadiah dari saya, nona kecil harus bertingkah imut dulu" aku melakukan apa yang para para pelayan minta dan menerima hadiah ku. Ntah sejak kapan tradisi semacam ini terjadi. Mungkin sejak umur ku 3 tahun. Saat itu aku mencium Yunyi untuk mendapatkan hadiah. Dan para pelayan lain cemburu melihat itu dan akhirnya aku mencium mereka semua.
Setelah menerima hadiah dan makan kue, aku mengajak kakak pelayan untuk bermain petak umpet. Saat pertama kali mereka mengajakku bermain petak umpet aku cukup terkejut. Ternyata permainan dari kehidupan pertamaku ada disini. Mereka menjelaskan permainan itu dan mengatakan bahwa Ny. Helena lah yang menciptakan permainan itu. Aku semakin terkejut saat mendengar ini. Aku berfikir apakah ibu ku orang yang berasal dari dunia yang sama denganku, ataukah memang tanpa sengaja ibuku memiliki ide untuk membuat permainan ini.
Karena menurut penjelasan Yunyi, ibuku sangatlah cerdas dan memiliki banyak ide, sehingga ibu diberi julukan pencipta saat ia berada di akademi dulu. Yunyi juga menjelaskan bahwa ibuku adalah rakyat biasa pertama yang bisa memasuki akademi yang awalnya khusus bangsawan bahkan nilai ujian masuk ibuku mencapai yang tertinggi dalam sejarah beberapa tahun sejak akademi dibentuk.
Dan yang lebih mengejutkanku adalah, ayah tampanku ternyata memiliki nilai yang sama dengan ibu dan mereka awalnya sering bertengkar dan berdebat karena perbedaan pendapat. Mungkin ini yang namanya benci jadi cinta, makanya ada nasihat tentang jangan terlalu membenci seseorang karena bisa saja kebencian itu berubah menjadi cinta.
Saat ini aku berlari untuk mencari tempat bersembunyi, saat aku berlari aku kebetulan melihat rumah kaca. Dan berlari kedalam rumah kaca tersebut.
"wahh.. ternyata ada rumah kaca seindah ini di dekat mansion ku. Mulai sekarang aku akan sering bermain kesini. Jika dipikir-pikir lagi kenapa Yunyi tidak pernah mengajakku kesini" aku berjalan sambil melihat bunga-bunga yang indah bermekaran sambil terus berbicara sendiri dan kadang-kadang bernyanyi tak jelas
"lihat kebunku, penuh dengan bunga, ada yang merah, dan ada yang putih, setiap hari, kusiram semua, mawar melati, semuanya indah" aku bernyanyi dengan teriakan yang cukup keras dan suara ku terdengar agak lucu menurutku. Saat sedang bernyanyi sambil berkeliling, tiba-tiba aku mendengar suara pria
"Apa yang kau lakukan disini" saat mendengar suara ini sontak aku berbalik dan terkejut melihat bahwa orang ini adalah ayah tampanku. Aku pernah memikirkan apa yang akan kulakukan jika saja aku bertemu dengannya, tapi saat ini tak tau mengapa pikiran ku tiba-tiba menjadi kosong
"Aku bertanya apa yang kau lakukan disini. Aku kau tak bisa berbicara?" ayah tampanku kembali bertanya tapi dapat kudengar nada suaranya tak sedingin sebelumnya, tapi raut wajahnya tak berubah masih melihatku dengan tatapan dingin. Aku tetap melihatnya dan tidak menjawab pertanyaannya
"Aku tak pernah menerima kabar kalau kau tak bisa berbicara" saat mendengar ini aku buru-buru menjawab karena takut mood orang ini semakin buruk
"Aku bisa berbicara!!" jawabku sedikit berteriak dengan suara lucu ku
"Kalau kau bisa berbicara, kenapa kau tak langsung menjawab pertanyaanku? Apa pelayan yang menjagamu tak mengajarimu sopan santun?" aku yang mendengar ini merasa sangat marah. Kakak pelayan dan Yunyi sangat baik saat merawatku tapi mereka malah dihina oleh ayah tak tahu diri ini. Jangan kira mentang-mentang ia tampan aku akan memaafkannya
"Mereka mengajariku dengan baik. Kamu jangan menghina mereka, atau aku akan memukulmu" aku menjawab dengan suara sedikit teriak tapi itu masih terdengar lucu
"Apa kau tak mengenalku?" Tanya nya padaku
"Aku tahu, kamu adalah ayah tampan" Jawabanku sontak membuat pria yang berdiri dibelakang ayahku tertawa. Setelah mendapatkan tatapan dingin dari ayahku dia langsung diam kembali dan memasang wajah serius.
"Kau cukup berani untuk anak seusiamu, cukup berani untuk menjawabku seperti itu" saat mengatakan ini terlihat ayah tampanku ini menatap kosong kelangit. Aku perlahan-lahan mulai mundur dan bersiap untuk kabur. Tepat sebelum aku bisa kabur aku mendengar nya berkata kepada pengawalnya untuk menyiapkan teh dan cemilan
Ia tiba-tiba saja mengangkatku seperti mengangkat karung beras. Aku yabg tak nyaman tentu saja memberontak ingin melepaskan diri darinya.
"Tuan, anak-anak akan merasa sakit jika anda mengangkatnya seperti itu. Apakah perlu aku yang menggendong nona?" Aku mengangkat tanganku ke arah pengawal ayahku itu, setidaknya ia mungkin akan menggendongku lebih baik daripada manusia es ini.
"Tak perlu, aku bisa membawa nya sendiri" ayahku perlahan menggendongku dengan lebih baik. Aku yang merasa nyaman akhirnya pasrah di pelukan ayahku.
Akhirnya kami sampai di tempat duduk dan ayahku menurunkan ku di sebuah kursi.
"Makanlah" disinilah aku duduk bersama ayah tampan yang mengabaikan ku selama ini. Aku mulai memakan cemilan itu dengan lahap
"siapa namamu"
"aku tak memiliki nama" karena kau tak memberiku nama. Lanjutku dalam hati
"oh iya aku tak memberimu nama. Apa pelayanmu tak memberimu nama?"
"kakak pelayan bilang, ayahku yang harus memberiku nama" ucapku dengan nada sinis sambil terus memakan cemilan coklatku
"Baiklah sekarang aku akan memberimu nama. Namamu adalah Yuna. Yuna de Windford" setelah mendengar nama yang diberikan padaku, aku terdiam tiba-tiba aku teringat kenangan kehidupanku yang sebelumnya, dimana saat aku masih di sekolah menengah aku membaca sebuah novel yang tanpa sengaja kutemukan diperpustakaan sekolah. Seketika isi novel itu seperti memberontak masuk kedalam pikiranku. Tiba-tiba aku pingsan dan sebelum aku kehilangan kesadaran dapat kulihat bahwa ayahku memasang wajah terkejut saat melihatku akan pingsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Frando Kanan
wah...gw curiga si nyonya Helena ini org Dr Dunia lain
2023-11-28
2
ΠIkα_XIlZ£
good
2023-10-29
1