Sebuah Harapan
aku dan mas Irwan pamit pulang ke Jakarta, mami, papi, mbak rani beserta suami nya mengantarkan kami kedalam mobil
"jaga kandungan kamu ya ga?kata mami dengan mengusap perutku" karena mami sama papi sudah merindukan seorang
cucu yang akan mengisi hari tua mami sama papi? aku hanya diam"ingat pesan mami ya ga? kata mami sambil memandang mas Irwan
"iya mi? jawabku
" irwan....? panggil mami"kalau sudah sampai kabari mami ya, dan kamu harus ingat iga adalah calon ibu dari anak kamu? mas Irwan hanya diam tanpa menjawab sepatah kata pun"masuk lah ga? ibu membukakan pintu mobil"mami sama papi masih banyak urusan, mungkin kalau sudah tidak sibuk mami dan papi kamu akan menyambangi kalian? kata ibu memandang mas Irwan"kamu sebenarnya dengar gak to wan kalau mami lagi ngomong sama kamu? bentak mami, aku sampai terkejut"mami ngomong kok di cuekin begitu? sambung mami
"dengar mi dengar? jawab mas Irwan
" kalau dengar kenapa gak dijawab?
"barusan juga aku jawab mi? kata mas Irwan" udahkan mi?
"sudah,, hati hati jangan ngebut?kata papi mas Irwan, mas Irwan mengacungkan jempol, setelah itu mobil berlahan lahan meninggalkan kediaman orang tua mas Irwan.
Di perjalanan sedikitpun mas Irwan ndak ada bicara, jangankan bicara, memandangku sedikitpun ndak, lagi lagi aku harus menarik nafas dalam dalam, aku masih teringat bagaimana mas Irwan memperkosa ku pada waktu itu, dalam perjalanan pulang dari kantor, mas Irwan dalam keadaan mabuk memperkosa ku,sehingga pecah selaput darahku, hampir 3 hari aku seperti mendapat haid, dan aku berjalan selalu menyeringai sakit, tapi sungguh disayangkan mas Irwan sedikitpun ndak merasa bersalah. aku ndak pernah menaruh curiga sedikitpun ketika mas irwan mengajakku pulang bersama,ternyata itu malam yang ndak pernah aku lupakan, dijalan sepi mas Irwan berhenti dan mas Irwan langsung menutup mulutku dengan kuat, dengan paksa menarik celana dalam ku dan mariam mas Irwan di keluarkan dari celana, rambut ku ditarik dengan kasar untuk membawaku kebangku belakang
" lepaskan saya pak? kata ku menangis disertai ketakutan yang teramat, tapi mas Irwan tidak menjawab"lepaskan saya pak? teriak ku
"plak?tamparan kuat mendarat di pipiku terasa panas dan perih" kamu bisa diam tidak? bentak mas Irwan, nyali ku mulai ciut
mas Irwan menekan mariamnya ke vag**ahku tapi tidak berhasil, dicobanya lagi, dipaskan mariamnya di bibir vag**ahku, ditekan nya pelan pelan mariamnya
"aaaawwww,,, sakiiitttt, jangan pak, saya mohon jangan pak? kata ku, tapi justru membuat mas Irwan mangkin tambah semangat. aku merasakan mariam mas Irwan sudah setengah masuk ke vag**ahku.aku menggigit bibirku menahan sakit, dan sudah semua nya masuk
" aaddddduuuuuhhhhhhh? jeritku, mas Irwan tersenyum mariamnya sudah tertanam penuh divag**ahku, terasa ada yang mengalir, aku menangis. mas Irwan mulai menarik dan menekan mariamnya
"ooooohhhhwwww,,,, nikmat banget? kata mas Irwan, aku menahan sakit yang teramat sangat, mangkin lama mangkin kuat mas Irwan menarik dan menekan nya
" eeeeehhhhhhsssss,,,, wwwiiiiihhhhhh? lenguh mas Irwan dan mas Irwan begitu kuat menekan mariamnya
"ooooohhhhhhwwwwwssss,,,,, eeeehhhhhhsssss? desah mas irwan
" sakit pak? kata ku dengan mendorong tubuhku mas Irwan semangkin kuat menekan mariamnya
"oh.. oh.. oh.. eeessssshhhhh? desah mas Irwan dengan menarik dan menekan mariamnya berulang ulang dengan pelan, setelah itu mas Irwan mencabut mariamnya yang sudah lemas, ku pegang vag**ah ku dengan tangan kiri, dan kulihat darah. aku menangis sejadi jadi nya, selaput darahku pecah, batinku dengan menahan sakit.
yang kedua kebetulan aku bekerja diperusahaan mas Irwan sudah hampir 8 tahun, sehingga kalau ada pekerjaan aku yang selalu di handalkan, waktu sudah menunjukan pukul 21.00 kebetulan semua karyawan sudah pada pulang tinggal kami berdua,tapi aku sungguh ndak menyangka entah setan apa yang merasukinya sehingga aku diperkosa kembali, waktu itu aku ke kamar kecil untuk membasuh muka ku diwastafel, tapi dengan cepat tanpa aku menyadari mas Irwan sudah membungkukan badanku, sehingga muka ku pas ditekan diwastafel, dan rok ku disingkapkan dengan paksa celana dalam ku pun di turunkan dengan kasar, bagaimana seorang direktur perusahaan berbuat tidak patut ditiru seperti itu. dan mas Irwan menekan mariamnya yang sudah tegang ke vag**ahku, aku memberontak
" lepaskan saya pak? kata ku memohon
" aaaaawwwwwhhhhhhhhhh... eeeeehhhhhhsssss? lenguh mas Irwan, sementara itu aku menyeringai menahan sakit yang teramat sakit, aku memberontak memukuli tangan nya, tapi apa lah daya ku. ku lihat mas Irwan yang dibelakangku, mas Irwan ndak membuka celana nya hanya resletingny aja yang di turunkan dan mariamnya keluar dari resleting berlahan mas Irwan menarik dan mengeluarkan mariamnya pelan pelan, aku menggigit bibirku menahan nyeri.
"oooohhhhhhh.... ? lenguh mas irwan
" pak Irwan kejam? tapi mas Irwan tetap gak perduli, mangkin lama mangkin cepat gerakannya dan
"aaaakkkkkkhhhhhhh..... eeeehhhsssss? bersamaan dengan itu mas Irwan menekan mariamnya dalam dalam, dan ditepuknya pantat ku bersamaan menarik mariamnya,, setelah itu mas Irwan menatapku dengan memasukan mariamnya kedalam celananya.
" kamu mau makan apa gak!tanya mas Irwan mengejutkan, ku pandang mata mas irwan tidak ada kelembutan sedikitpun, berlahan ku buka pintu mobil, ku ikuti langkah mas Irwan, ternyata mas Irwan berhenti di sebuah meja, aku mengikuti dan duduk disebelahnya, mas Irwan memesan makanannya sendiri tanpa menawari aku sedikitpun, terdiam tanpa kata
"mbak mau pesan apa? tanya pelayan padaku
"jus jeruk mas, tapi sari jeruk nya aja langsung dikasih es ya mas, tanpa di tambah air? pelayan menatapku" cukup itu saja mas? pelayan pergi meninggalkan kami. dalam waktu 15 menit pelayan datang, begitu banyak yang di pesan mas Irwan, begitu laparkah mas Irwan sampai meja penuh dengan pesanan. mas Irwan langsung menyatap pesanan dengan mengambil menu yang sudah tersedia. aku ngeri melihat nya, seperti orang yang satu tahun ndak makan, tapi apa perduli ku, pelan pelan ku seruput jus jeruk, gleekkk,,, segar. batin ku.
Mas Irwan membayar semua tagihan nya, setelah itu kami memasuki mobil dan pergi meninggalkan restaurant yang kami singgahi tadi. sama masih seperti yang tadi mas Irwan ndak pernah mengajakku untuk berbicara. kusandarkan badanku dikursi, ku usap usap perutku karna merasakan mual. ku kenang kembali kejadian dimana benih ini tumbuh di rahimku.
kejadian yang ke tiga Kali nya terjadi di lift, tanpa sengaja aku dan mas Irwan berdua didalam lift dan lift rusak butuh waktu 4 jam untuk memperbaikinya, mas Irwan menatap ki penuh nafsu. aku mulai merasakan suasana berubah, karena penerangan hanya memakai senter hp, tanpa bisa mengelak mas Irwan langsung mencekik leher ku, aku berusaha memukul tangannya yang kekar, air mataku mulai keluar dengan batuk batuk kecil, dan mas Irwan langsung mengeluarkan mariamnya, dengan paksa tangannya membuka bawahanku dan selanjutnya, blesss mariam mas Irwan sudah masuk sepenuhnya ke vag**ahku.
"eeeehhhhhhhssssss? lenguh mas Irwan dengan menatapku, kaki ku di angkat sebelah dengan tangan Kiri nya sementara tangan kanannya mencekik leher ku, berlahan tapi pasti mas Irwan mulai menarik dan menekan mariamnya di vag**ah ku. bibirnya begitu kasar bermain di bibirku, mangkin lama mangkin cepat menekan mariamnya, aku mulai lemas dan aku terduduk. dan mariam mas Irwan terlepas dari vag**ahku. ku lihat mariam mas Irwan begitu besar dan tegang, dengan paksa mas Irwan melebarkan paha ku dan bleessss, aku menggelengkan kepala ku memohon agar berhenti
" lepaskan saya pak? pintaku sambil menangis, tetapi mas Irwan ndak memperdulikan perkataanku, mas Irwan semangkin bersemangat menarik dan mengeluarkan mariamnya, pada hal aku tau mas Irwan sudah punya kekasih.
"oooohhhhhhh,,,,, eeeehhhhhhsssss,,,, ooooowwwwhhhh? lenguh mas Irwan sambil menatap mariamnya yang keluar masuk ke vag**ahku,
"eeeehhhhhhsssss......? sungguh aku melihat mas Irwan merasakan kenikmatan yang tiadatara
" ooooooooohhhhhhhhhhhwwwwwwsssssss
lenguh mas Irwan dengan menekan mariamnya dengan kuat, aku meringis sambil menahan sakit dan perih di daerah kewanitaanku, berlahan mas Irwan menarik dan menekan mariamnya pelan, setelah itu mas Irwan mencabut mariamnya dan terduduk lemas di sebelah ku. dengan kasar mas Irwan mengambil tissue di tasku untuk mengelap mariamnya, baru mas Irwan memakai celananya. aku buru buru memakai celana dalam ku, dan menangis tapi mas Irwan tetap santai
"bapak pernah berfikir ndak? kata ku dengan isakan" kalau saya sampai hamil bagaimana? dengan suara tertekan, mas Irwan menatapku bingung"kalau saya hamil pak Irwan harus bertanggung jawab?
"kalau saya tidak mau bagaimana? kata mas Irwan dengan mencekik leher ku
" pak Irwan akan tau akibatnya? kata ku pelan sambil bergeser menjauh dari mas Irwan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Aisyah Aisyah
lanjut thor
2020-11-25
0
oktabebee
Mampir juga kak di "MAHMUD I LOVE U" 🤗
Makasih kak 🤗
2020-07-19
0
Shiro-chan
Bos sialan
2020-06-29
0