aku dan mas Irwan pamit pulang ke Jakarta, mami, papi, mbak rani beserta suami nya mengantarkan kami kedalam mobil
"jaga kandungan kamu ya ga?kata mami dengan mengusap perutku" karena mami sama papi sudah merindukan seorang
cucu yang akan mengisi hari tua mami sama papi? aku hanya diam"ingat pesan mami ya ga? kata mami sambil memandang mas Irwan
"iya mi? jawabku
" irwan....? panggil mami"kalau sudah sampai kabari mami ya, dan kamu harus ingat iga adalah calon ibu dari anak kamu? mas Irwan hanya diam tanpa menjawab sepatah kata pun"masuk lah ga? ibu membukakan pintu mobil"mami sama papi masih banyak urusan, mungkin kalau sudah tidak sibuk mami dan papi kamu akan menyambangi kalian? kata ibu memandang mas Irwan"kamu sebenarnya dengar gak to wan kalau mami lagi ngomong sama kamu? bentak mami, aku sampai terkejut"mami ngomong kok di cuekin begitu? sambung mami
"dengar mi dengar? jawab mas Irwan
" kalau dengar kenapa gak dijawab?
"barusan juga aku jawab mi? kata mas Irwan" udahkan mi?
"sudah,, hati hati jangan ngebut?kata papi mas Irwan, mas Irwan mengacungkan jempol, setelah itu mobil berlahan lahan meninggalkan kediaman orang tua mas Irwan.
Di perjalanan sedikitpun mas Irwan ndak ada bicara, jangankan bicara, memandangku sedikitpun ndak, lagi lagi aku harus menarik nafas dalam dalam, aku masih teringat bagaimana mas Irwan memperkosa ku pada waktu itu, dalam perjalanan pulang dari kantor, mas Irwan dalam keadaan mabuk memperkosa ku,sehingga pecah selaput darahku, hampir 3 hari aku seperti mendapat haid, dan aku berjalan selalu menyeringai sakit, tapi sungguh disayangkan mas Irwan sedikitpun ndak merasa bersalah. aku ndak pernah menaruh curiga sedikitpun ketika mas irwan mengajakku pulang bersama,ternyata itu malam yang ndak pernah aku lupakan, dijalan sepi mas Irwan berhenti dan mas Irwan langsung menutup mulutku dengan kuat, dengan paksa menarik celana dalam ku dan mariam mas Irwan di keluarkan dari celana, rambut ku ditarik dengan kasar untuk membawaku kebangku belakang
" lepaskan saya pak? kata ku menangis disertai ketakutan yang teramat, tapi mas Irwan tidak menjawab"lepaskan saya pak? teriak ku
"plak?tamparan kuat mendarat di pipiku terasa panas dan perih" kamu bisa diam tidak? bentak mas Irwan, nyali ku mulai ciut
mas Irwan menekan mariamnya ke vag**ahku tapi tidak berhasil, dicobanya lagi, dipaskan mariamnya di bibir vag**ahku, ditekan nya pelan pelan mariamnya
"aaaawwww,,, sakiiitttt, jangan pak, saya mohon jangan pak? kata ku, tapi justru membuat mas Irwan mangkin tambah semangat. aku merasakan mariam mas Irwan sudah setengah masuk ke vag**ahku.aku menggigit bibirku menahan sakit, dan sudah semua nya masuk
" aaddddduuuuuhhhhhhh? jeritku, mas Irwan tersenyum mariamnya sudah tertanam penuh divag**ahku, terasa ada yang mengalir, aku menangis. mas Irwan mulai menarik dan menekan mariamnya
"ooooohhhhwwww,,,, nikmat banget? kata mas Irwan, aku menahan sakit yang teramat sangat, mangkin lama mangkin kuat mas Irwan menarik dan menekan nya
" eeeeehhhhhhsssss,,,, wwwiiiiihhhhhh? lenguh mas Irwan dan mas Irwan begitu kuat menekan mariamnya
"ooooohhhhhhwwwwwssss,,,,, eeeehhhhhhsssss? desah mas irwan
" sakit pak? kata ku dengan mendorong tubuhku mas Irwan semangkin kuat menekan mariamnya
"oh.. oh.. oh.. eeessssshhhhh? desah mas Irwan dengan menarik dan menekan mariamnya berulang ulang dengan pelan, setelah itu mas Irwan mencabut mariamnya yang sudah lemas, ku pegang vag**ah ku dengan tangan kiri, dan kulihat darah. aku menangis sejadi jadi nya, selaput darahku pecah, batinku dengan menahan sakit.
yang kedua kebetulan aku bekerja diperusahaan mas Irwan sudah hampir 8 tahun, sehingga kalau ada pekerjaan aku yang selalu di handalkan, waktu sudah menunjukan pukul 21.00 kebetulan semua karyawan sudah pada pulang tinggal kami berdua,tapi aku sungguh ndak menyangka entah setan apa yang merasukinya sehingga aku diperkosa kembali, waktu itu aku ke kamar kecil untuk membasuh muka ku diwastafel, tapi dengan cepat tanpa aku menyadari mas Irwan sudah membungkukan badanku, sehingga muka ku pas ditekan diwastafel, dan rok ku disingkapkan dengan paksa celana dalam ku pun di turunkan dengan kasar, bagaimana seorang direktur perusahaan berbuat tidak patut ditiru seperti itu. dan mas Irwan menekan mariamnya yang sudah tegang ke vag**ahku, aku memberontak
" lepaskan saya pak? kata ku memohon
" aaaaawwwwwhhhhhhhhhh... eeeeehhhhhhsssss? lenguh mas Irwan, sementara itu aku menyeringai menahan sakit yang teramat sakit, aku memberontak memukuli tangan nya, tapi apa lah daya ku. ku lihat mas Irwan yang dibelakangku, mas Irwan ndak membuka celana nya hanya resletingny aja yang di turunkan dan mariamnya keluar dari resleting berlahan mas Irwan menarik dan mengeluarkan mariamnya pelan pelan, aku menggigit bibirku menahan nyeri.
"oooohhhhhhh.... ? lenguh mas irwan
" pak Irwan kejam? tapi mas Irwan tetap gak perduli, mangkin lama mangkin cepat gerakannya dan
"aaaakkkkkkhhhhhhh..... eeeehhhsssss? bersamaan dengan itu mas Irwan menekan mariamnya dalam dalam, dan ditepuknya pantat ku bersamaan menarik mariamnya,, setelah itu mas Irwan menatapku dengan memasukan mariamnya kedalam celananya.
" kamu mau makan apa gak!tanya mas Irwan mengejutkan, ku pandang mata mas irwan tidak ada kelembutan sedikitpun, berlahan ku buka pintu mobil, ku ikuti langkah mas Irwan, ternyata mas Irwan berhenti di sebuah meja, aku mengikuti dan duduk disebelahnya, mas Irwan memesan makanannya sendiri tanpa menawari aku sedikitpun, terdiam tanpa kata
"mbak mau pesan apa? tanya pelayan padaku
"jus jeruk mas, tapi sari jeruk nya aja langsung dikasih es ya mas, tanpa di tambah air? pelayan menatapku" cukup itu saja mas? pelayan pergi meninggalkan kami. dalam waktu 15 menit pelayan datang, begitu banyak yang di pesan mas Irwan, begitu laparkah mas Irwan sampai meja penuh dengan pesanan. mas Irwan langsung menyatap pesanan dengan mengambil menu yang sudah tersedia. aku ngeri melihat nya, seperti orang yang satu tahun ndak makan, tapi apa perduli ku, pelan pelan ku seruput jus jeruk, gleekkk,,, segar. batin ku.
Mas Irwan membayar semua tagihan nya, setelah itu kami memasuki mobil dan pergi meninggalkan restaurant yang kami singgahi tadi. sama masih seperti yang tadi mas Irwan ndak pernah mengajakku untuk berbicara. kusandarkan badanku dikursi, ku usap usap perutku karna merasakan mual. ku kenang kembali kejadian dimana benih ini tumbuh di rahimku.
kejadian yang ke tiga Kali nya terjadi di lift, tanpa sengaja aku dan mas Irwan berdua didalam lift dan lift rusak butuh waktu 4 jam untuk memperbaikinya, mas Irwan menatap ki penuh nafsu. aku mulai merasakan suasana berubah, karena penerangan hanya memakai senter hp, tanpa bisa mengelak mas Irwan langsung mencekik leher ku, aku berusaha memukul tangannya yang kekar, air mataku mulai keluar dengan batuk batuk kecil, dan mas Irwan langsung mengeluarkan mariamnya, dengan paksa tangannya membuka bawahanku dan selanjutnya, blesss mariam mas Irwan sudah masuk sepenuhnya ke vag**ahku.
"eeeehhhhhhhssssss? lenguh mas Irwan dengan menatapku, kaki ku di angkat sebelah dengan tangan Kiri nya sementara tangan kanannya mencekik leher ku, berlahan tapi pasti mas Irwan mulai menarik dan menekan mariamnya di vag**ah ku. bibirnya begitu kasar bermain di bibirku, mangkin lama mangkin cepat menekan mariamnya, aku mulai lemas dan aku terduduk. dan mariam mas Irwan terlepas dari vag**ahku. ku lihat mariam mas Irwan begitu besar dan tegang, dengan paksa mas Irwan melebarkan paha ku dan bleessss, aku menggelengkan kepala ku memohon agar berhenti
" lepaskan saya pak? pintaku sambil menangis, tetapi mas Irwan ndak memperdulikan perkataanku, mas Irwan semangkin bersemangat menarik dan mengeluarkan mariamnya, pada hal aku tau mas Irwan sudah punya kekasih.
"oooohhhhhhh,,,,, eeeehhhhhhsssss,,,, ooooowwwwhhhh? lenguh mas Irwan sambil menatap mariamnya yang keluar masuk ke vag**ahku,
"eeeehhhhhhsssss......? sungguh aku melihat mas Irwan merasakan kenikmatan yang tiadatara
" ooooooooohhhhhhhhhhhwwwwwwsssssss
lenguh mas Irwan dengan menekan mariamnya dengan kuat, aku meringis sambil menahan sakit dan perih di daerah kewanitaanku, berlahan mas Irwan menarik dan menekan mariamnya pelan, setelah itu mas Irwan mencabut mariamnya dan terduduk lemas di sebelah ku. dengan kasar mas Irwan mengambil tissue di tasku untuk mengelap mariamnya, baru mas Irwan memakai celananya. aku buru buru memakai celana dalam ku, dan menangis tapi mas Irwan tetap santai
"bapak pernah berfikir ndak? kata ku dengan isakan" kalau saya sampai hamil bagaimana? dengan suara tertekan, mas Irwan menatapku bingung"kalau saya hamil pak Irwan harus bertanggung jawab?
"kalau saya tidak mau bagaimana? kata mas Irwan dengan mencekik leher ku
" pak Irwan akan tau akibatnya? kata ku pelan sambil bergeser menjauh dari mas Irwan.
setelah kejadian hilangnya mahkota ku, aku sering menjadi termenung dan itu membuat intan sahabatku menaruh curiga.
"kamu kenapa ga? tanya intan dengan menatapku dengan penuh curiga
" ndak ada? jawabku lirih sambil menggigit bibir. aku berdiri tapi intan dengan spontan menarik tanganku
"kamu mau kemana?tanya intan
" mau ke toilet? kata ku dengan melirik intan"kamu mau ikut to? tanyaku, intan buru buru melepaskan tanganku.
"ndak ah? jawab intan, aku berjalan pelan pelan terasa nyeri, ku pegang bawah perutku sambil menuju toile,intan memandangku sambil mengeryitkan alisnya. langsung ku basuh muka ku dengan air dan aku bersandar di dinding toilet, aku menangis, apa yang harus aku katakan ke pada kedua orang tua ku dan juga pacarku, maafkan aku mas dio,,,maafkan aku. batinku...
kuseka air mataku dan merapikan baju dan aku keluar dari toilet, tanpa sengaja mas Irwan lewat didepanku sambil berpelukan mesra dengan mbak winda, aku menatap nya penuh dengan kebencian, intan buru buru lari kearah ku dengan memegang lengan tanganku
" sebenarnya kenapa ga? tanya intan, aku menatap intan.
"ndak ada tan? kata ku dengan berusaha menutupi
" kamu ndak percaya sama aku ga? tanya intan dengan memegang kedua tanganku sehingga posisi kami berhadapan, intan menatapku dengan tajam berusaha mencari sesuatu yang disembunyikan oleh ku.
"aku percaya sama kamu tan, kalau aku ndak percaya aku ndak akan tinggal bareng sama kamu selama ini? kata ku dengan menyakinkan intan.
" tapi aku melihat ada sesuatu yang kamu sembunyikan?
"percaya sama aku tan, aku ndak akan menyembunyikan apa pun dari kamu, karena kamu sahabat aku satu satu nya? kata ku, dengan mencubit kecil pipinya" maafkan aku tan, maafkan aku, bukan aku ndak percaya sama kamu, tapi aku belum siap menceritakan padaku? batinku, setelah itu aku duduk dimeja kerjaku kembali, banyak lap orang yang harus aku siapkan. jam istirahat"makan yok ga? ajak intan
"aku nitip kamu saja ya, ini kerjaan ku masih numpuk? dengan menunjukan tumpukan map yang ada dimeja ku. intan menganggukan kepala
" ya sudah aku duluan ya? aku hanya mengacungkan jempol tanda aku setuju.intan berjalan dari hadapan ku dan aku begitu terkejut karena mas Irwan sudah berdiri dibelakangku, rasanya bulu kudu ku merinding seperti melihat setan
"mana berkasnya, udah siap? tanya mas irwan ketus sambil menatapku
" maaf sedikit lagi pak? jawabku dengan gemetar
"oh ya... jangan sampai ada yang tau tentang kejadian kemaren? ancam mas Irwan
" kalau ada yang tau bagaimana? Tanya ku sambil menatap mas irwan penuh kebencian
"kamu akan menanggung semua nya?
" saya ndak perduli pak? jawabku pelan sambil berdiri"karena saya yang dirugikan disini?
"sayang.....? panggil mbak winda manja" kamu ngapain berdiri disini?tanya winda dengan memeluk pinggang mas Irwan, mbak winda menatapku dengan tatapan sinis, sesungguhnya mbak winda cemburu terhadapku, karena semua karyawan kantor tau kalau aku itu cantik dan pintar.
"kamu udah makan siang belum beb? tanya mbak winda ke pada mas Irwan sambil melirik ke arahku, tapi sayang aku ndak tertarik akan semua itu
" ya belum lah, gimana mau makan sementara kerjaan aku belum kelar?jawab mas Irwan dengan memandang kearah ku
"kamu gimana sich ga,? kata mbak winda mendekatiku" masa kerjaan segini doang lama banget? mbak winda dengan menunjuk beberapa map diatas meja ku"lambat banget?
sementara mas Irwan diam memandang mbak winda, aku berjalan kearah mesin print lembar demi lembar keluar kertas dari mesin print, aku mulai menyusun dan
"ini pak sudah selesai? kata ku dengan menyerahkan beberapa map ke mas Irwan,
mas Irwan menerima map yang aku berikan, setelah itu mas Irwan pergi tanpa mengucapkan terima kasih,dasar ndak tau berterima kasih. batinku sambil melihat mas Irwan pergi di ikuti dengan mbak winda.
kusandarkan badanku dikursi dan kupijit kening ku yang terasa pusing.
"ini? suara itu mengejutkan, aku tarik nafas dalam dalam dengan memegang dada ku.
" kamu mengejutkan aku saja tan? kata ku dengan memukul tangannya
"habis kamu melamun?
" ndak ada yang aku lamunin tan?
"trus knapa diam?
" kepala ku pusing? jawabku pelan dengan memijit kening ku.
"ini dimakan? intan menyerahkan plastik yang berisi makanan, aku menerima dan langsung masuk ke pantry, aku ambil piring dan gelas, terasa harum, ternyata nasi padang dengan sepotong paha ayam, aku mulai memakan nya.
" mbak iga baru makan to? tanya seseorang, ternyata dewi karyawan kantor juga tapi dibagian office girl
"iya, kamu sudah makan wi?Tanya ku
" sudah mbak, sudah, kalau begitu saya tinggal dulu ya mbak? pamit dewi, aku menganggukan kepala, hanya cukup 10 menit aku makan.
"ga...? panggil intan
" ada apa to tan, kamu sekarang hobi banget teriak teriak, macam tinggal dihutan saja?
"ntar malam kan malam minggu, ajak dio yok jalan? kata intan dengan duduk diatas meja, deg... jantungku
" emangnya mau jalan kemana?
"kamu gimana seh ga, jalan jalan, makan diluar gitu,kayak pasangan sekarang sekarang ini aku lihat, romantis banget, penerangan nya hanya pakai lilin, dan ada bunga mawar dimeja gitu? kata intan dengan senyum senyum sendiri
" iya? jawabku
"beneran ga? tanya intan dengan penuh semangat
"iya, nanti kita makan di luar,diluar rumah diteras, lampunya dimatikan pakai lilin di kasih bunga dimeja,,bunga taik ayam, iya to?
" itu mah kamu ga?
"lah kepiye to(gimana nya) kamu tapi kepengen seperti itu? kata ku sambil terasa
" tapi ndak gitu juga kali ga... ntar kalau aku sudah punya pacar, tiap malam kamu aku tinggal? kata intan dengan menjawil dagu ku
"kemana? jawab ku polos
" jalan sama pacarku?
"emangnya pacar kamu itu siapa? tanyaku" pacar juga belum ada sudah menghayal terlalu tinggi,ingat tan jatuh itu sakit?
"kalau jatuh itu nikmat ga, aku akan menjatuhkan diri terus? kata intan dengan cekikikan
" kalian ngapain!! bentak mbak winda membuat aku dan intan terkejut, spontan intan langsung turun dari meja"enak banget ngerumpi, buruan kerja,aku dan intan kembali kemeja masing masing, intan tersenyum memandangku. ku lihat karyawan sudah pada sibuk dengan tugasnya masing masing, kuhelakan nafasku, apa yang harus aku katakan dengan mas dio kalau pacar nya ini telah dinodai, aku yakin mas dio akan datang malam ini, karena ini malam minggu, selama ini aku selalu menjaga mahkotaku jangan sampai ternodai, aku ingin suami ku yang harus merasakan terlebih dahulu, tapi semua nya sudah terlambat dan ndak ada yang aku bang gain lagi, tanpa menyadari air mataku sudah meleleh, intan menatapku buru buru ku seka air mataku karena aku takut intan mencurigai aku lagi.
akhirnya malam minggu yang ditunggu datang juga, sepulang dari kantor aku dan intan membaringkan tubuh di kamar, untuk menghilangkan rasa lelah sejenak.
"capek banget ya ga? kata intan, karena aku dan intan satu kost,
" banget tan, sampai kapan ya kita begini? kata ku dengan memandang langit langit kamar
"kamu mah enak ga, sudah punya mas dio yang siap kapan saja kamu ajakin nikah,lah aku? kata intan dengan duduk" sekarang kamu ajak nikah mas dio juga sudah siap? lanjut intan"kenapa ndak kamu ajak nikah saja mas dio, jadi kan kamu ndak perlu kerja keras seperti ini? kata intan lagi sambil memegang tangan ku, ku tarik nafas dalam dalam
"kamu lupa tan, ada 3 orang adik ku yang harus aku perjuangkan masa depannya? kata ku pelan
" aku lupa ga, tapi sampai kapan ga?
"ya paling ndak sampai mereka lulus dari sekolahnya tan, sehingga ketika aku menikah nanti ndak akan jadi beban bagi ku tan? kata ku dengan bangkit dan duduk " gaji bapak ku ndak akan cukup untuk membiayai ke tiga adik ku tan, untuk menambah penghasilan saja ibuku rela jadi buruh cuci dari pintu ke pintu tan? intan hanya menatapku tanpa menjawab perkataan ku"aku mandi dulu ya tan, habis itu kita makan di warung depan? kata ku tanpa menunggu jawaban dari intan aku langsung masuk ke kamar mandi, mulai ku guyur rambut ku dengan air untuk menghilangkan rasa penat dan lelah yang menghampiri tubuhku.aku memakai shampoo setelah rambut ku basah seluruhnya, baru aku gosok badanku memakai sabun, setelah itu aku guyur pakai air kembali, segar banget rasanya, hanya butuh waktu 20 menit aku mandi, ku bungkus badanku dengan handuk,Betis ku yang kecil tapi sangat putih, aku memakai baju didepan intan yang menatap ku
"kenapa serius banget melihat ku tan? tanyaku dengan santai memakai baju" kamu ndak mandi tan?
"aku cantik, aku wangi juga ndak ada yang minat ga?katanya dengan membaringkan badannya" aku selama ini ndak menyadari kalau kamu itu ternyata cantik banget? lanjut intan
"kamu bicara apa tan? kata ku mulai memakai bedak
" coba kalau aku secantik kamu ga, pasti aku ndak jomblo sampai sekarang? intan kelihatan sedih
"kamu harus nya bersyukur tan, kamu itu sempurna? kata ku dengan menyisir rambut ku, selesai sudah aku dandan" buruan katanya mau makan diluar, keburu mas dio datang? aku hanya memakai celana panjang model kolor dan baju ku hanya kaos oblong yang pas di badanku
"tin... tin..? suara klakson mobil, kebiasaan mas dio kalau datang ndak pernah turun dulu, hanya memberikan kode klakson menandakan mas dio sudah datang
" mas dio sudah datang, kamu buruan mandi, kita makan, kalau aku cium aroma nya mas dio bawah makanan? kata ku dengan keluar, bener yang datang mas dio, ku buka pintu, mas dio sudah berdiri dan tersenyum melihat ku, mas dio mendekatiku dengan menenteng plastik, kalau feeling ku makanan, berharap banget.
"harum banget kamu ga? kata mas dio dengan mencium rambut ku" aku yakin pasti kamu belum makan?senyum mas dio yang membuat ku semakin cinta, aku jadi teringat mas irwan yang merenggut mahkota ku dengan paksa"kenapa diam? tanya mas dio, aku ambil plastik yang berada di tangan mas dio sambil tersenyum"mana intan kok gak kelihatan?
"ada mas dikamar, tinggal sebentar ya aku kedalam mau ambil piring biar makan bareng, mas dio sudah makan? tanyaku dengan memandang mas dio.
" udah, aku udah makan, kamu berdua aja yang makan? kata mas dio sambil duduk di bangku teras,aku masuk kedalam
"tan,,,? panggil ku" buruan biar kita makan sama sama? intan keluar
"mas dio tau saja ya kalau kita itu sedang lapar? intan mendekati aku yang sedang menyalin makanan,, ternyata burger dan pizza.
intan mengambil pizza sepotong dan menggigit nya
" eehhhmmmm enak ga? kata intan
"yok keluar, mas dio sudah menunggu kita? ajak ku" bawa teko dan gelas? kami keluar bersama, ku letakan semua makanan di atas meja
"makan bareng yuk mas? ajak ku dengan memegang tangan mas dio
" aku udah kenyang,kamu makan aja, aku harus kembali ke kantor ga sekarang? aku memandang mas dio, apakah mas dio sedang berbohong atau jujur"ada pekerjaan yang harus diselesaikan,ntar kalau urusan nya cepat selesai aku akan kemari lagi? kata mas dio cemas menatap ku, takut kalau aku kecewa
"ya sudah ndak papa mas, nanti kalau mas dio sudah malam langsung pulang saja?
" kamu gak marah kan? tanya mas dio khawatir
"iya, aku ndak Marah mas? jawabku, intan dengan santai memakan pizza. "ya sudah mas dio berangkat saja, aku sama intan masih ingin menikmati makanan nya mas? kata ku sambil menikmati pizza
" tumben kamu? kata mas dio dengan menatapku
"ha... tumben,,,tumben kenapa mas? jawabku
"biasanya kamu merajuk kalau aku baru datang langsung pergi karena ada tugas penting,tapi sekarang? mas dio merasa heran dengan perubahan sikap ku, ku tarik nafas dalam dalam, intan
merasa heran memandangku
" iya ne,sekarang kamu ndak lake acara merajuk? sambung intan"jangan jangan? goda intan dengan tersenyum senyum
"jangan jangan apa? kata ku dengan melihat mas dio, yang di lihat merasa bingung dan curiga
" punya pacar baru? tebak mas dio,,
"uhuk.. uhuk.. uhuk?aku langsung terbatuk terasa ada yang mengganjal di leher ku, dengan cepat intan memberikan ku minum,langsung ku teguk,
" kamu beneran punya pacar baru ga? tanya mas dio
"ndak ada mas, intan kalau bicara ngasal saja, tanya ke intan nya ada apa ndak pacar baru aku mas? kata ku dengan memegang pergelangan tangan mas dio" apa mas dio ndak mempercayai aku lagi, kita pacaran bukan satu tahun atau dua tahun mas, kita pacaran sudah lima tahun, apa mas dio masih ndak percaya? ucapku lembut dengan memegang pipinya"percaya mas sama aku dan jangan meragukan kesetiaanku? kata ku lirih, mas dio memegang tanganku
"aku percaya sama kamu, sedikitpun aku tidak meragukan kamu, kalau pun seandainya kamu sudah bosan dengan hubungan ini, kamu jujur saja sama aku, karena aku tidak akan keberatan? mas dio begitu lembut sampai ndak terasa air mataku jatuh" kenapa kamu menangis? tanya mas dio dengan nenghapus air mataku, intan sudah pergi meninggalkan kami berdua"bukankah jujur itu lebih baik? menarik tubuhku kedalam pelukannya"semoga hubungan kita ini sampai ke pernikahan ya ga? kata mas dio sambil tersenyum
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!