16. Bimbang

Tidak apa-apa, kalau begitu aku pergi dulu!" Ucap Dinda yang langsung berlalu dari hadapan Dokter Anton.

"Disana Anton masih berdiri menatap kepergian Dinda, entah mengapa kejadian yang baru saja terjadi membuat hatinya kini mulai mengagumi sosok Dinda yang ternyata wajahnya begitu cantik.

Sedang Dinda yang sedang berjalan menuju ke lapangan nampak senyum-senyum sendiri, entah mengapa kejadian baru saja membuat hatinya benar-benar bahagia.

Sesampainya di lapangan Dinda segera berbaur dengan para pasien lainnya, kegiatan hari ini ternyata sudah di mulai Dinda sedikit terlambat dengan kejadian yang baru saja dia alami.

Disana Dinda langsung mengikuti kegiatan senam bersama pasien yang lain, disana dia tidak banyak bicara. Tanpa Dinda ketahui Dokter Anton dari kejauhan ternyata sedang memperhatikan dirinya entah mengapa Anton mulai penasaran dengan Dinda.

"Dok, maaf anda harus bersiap-siap. Hari ini pasien anda lumayan banyak." Suara Mei disana membuat Dokter Anton terkejut.

"Baik Mei, aku akan bersiap-siap!" Ucap Anton sambil mengalihkan pandangannya lagi ke arah Dinda, Anton kini malah di buat kaget disana ternyata sudah tidak ada Dinda, matanya kini mencari-cari keberadaan Dinda tapi sosok cantik itu tidak terlihat juga. "Ah ada apa denganku?" Ucapnya dalam hati.

Tanpa Anton sadari baru saja dia ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba Dinda sudah berada di depannya.

"Dinda??'' Ucap Anton yang benar-benar kaget.

"Dokter mencari saya ya?" Ucap Dinda sambil tertawa.

"Tidak, saya malah akan ke ruangan praktek!'' Ucap Anton berkilah.

"Sudah jangan bohong, saya tadi lihat Dokter Anton mencari saya? Iya kan?"

Disana Anton tidak bisa menjawab lagi memang benar adanya dia tadi mencari-cari keberadaan Dinda tapi orang yang dia cari malah tiba-tiba sudah berada di depannya.

"Din, saya mau ke ruang praktek dulu ya?" Ucap Anton mencari aman, dia tidak mau mati kutu dengan pertanyaan Dinda.

"Baiklah Dokter, saya juga akan pergi, permisi!" Ucap Dinda yang langsung meninggalkan Dokter Anton, disana malah Dokter Anton yang sekarang bingung dengan sikap Dinda yang langsun pergi begitu saja.

Anton tidak mau ambil pusing, dia tidak mau terlalu larut memikirkan seorang wanita, cukup sudah hatinya pernah merasakan kecewa mencintai tanpa pernah merasakan di cintai, itu semua membuat hatinya kecewa teramat dalam.

Anton pun segera pergi meninggalkan tempat itu, dia ingin segera menuju ke ruang prakteknya disanalah tempatnya bekerja dia ingin sungguh-sungguh memberikan pelayanan terbaik untuk pasien-pasiennya.

"Mei kita mulai ya!" Ucap Anton memerintahkan pada asistennya Mei.

"Baik Dok!" Mei segera memulai praktek Dokter Anton denga pasien pertama, diluar pasien Dokter Anton sudah banyak yang menunggu.

**

Sementara itu Dinda sudah bersiap-siap ingin menemui Ayah dan Ibunya yang sebentar lagi akan datang, orang tuanya masih dalam perjalanan dan sedikit lagi akan sampai.

Seorang perawat datang menemui Dinda di kamar perawatannya, seperti biasanya dia membawakan obat-obatan untuk Dinda.

"Pagi Dinda, apa hari ini kamu bahagia?" Tanya perawat itu dengan senyum ramahnya.

"Hari ini aku sangat bahagia, kamu lihat sendiri kan aku baik-baik saja!" Ucap Dinda dengan menunjukan dirinya kalau sedang baik-baik saja.

"Wah... saya sangat senang kamu baik-baik saja. Mungkin sebentar lagi Ayah dan Ibumu juga pasti senang melihat Dindanya sudah membaik dan baik-baik saja.

Ucapan perawat itu membuat Dinda sedikit tidak suka, padahal dia ingin sekali berlama-lama tinggal di tempat itu, entah mengapa tempat itu sekarang membuatnya betah berbeda dari sebelumnya dia merasa tempat itu sangat tidak ia sukai.

"Din? Apa yang sedang kamu fikirkan?"

"Ti-tidak aku tidak memikirkan apa-apa, Oya jam berapa Ayah dan Ibuku akan sampai disini?" Tanya Dinda yang berusaha ingin mengalihkan pertanyaan perawat itu.

Disana perawat itu malah tersenyum, dia merasa kini Dinda sudah sembuh dari depresinya buktinya dia sekarang sudah bisa mengontrol setiap kata yang dia ucap bahkan kini dia berusaha mengalihkan pertanyaannya.

"Saya cek dulu ya! Oya jangan lupa segera minum obatmu ya? Saya akan segera kembali!" Dengan segera perawat itu keluar dari ruangan Dinda, kini Dinda langsung mendekati obatnya yang berada di atas meja disana dia hanya terdiam memandangi obat-obatan yang harus ia minum "mau sampai kapan aku akan meminum obat ini?" ucapnya lirih.

Baru saja Dinda selesai meminum obatnya tiba-tiba ruangannya terbuka kembali, kini siapa yang datang membuat mata Dinda mulai berkaca-kaca.

"Ibu....Ayah.....!!'

"Sayang!" Ibu Sinta segera berlari menghampiri putrinya, disana Dinda tidak bisa berkata apa-apa dia sangat begitu terharu melihat kedua orang tuanya datang menjenguknya.

"Bagaimana kabar kamu sayang? Kamu sudah lebih baik bukan?" Ucap Bu Sinta penuh semangat, selama ini dia selalu mantau perkembangan Dinda lewat perawatnya, bahkan informasi bahwa Dinda sudah semakin membaik membuat Ibu Sinta ingin segera menjenguk Dinda dan bahkan ingin segera membawa Dinda kembali kerumah.

"Kabarku baik Bu, dan putrimu ini baik-baik saja!'' Ucap Dinda sambil tersenyum.

"Syukurlah Ibu dan Ayah sangat senang mendengarnya."

"Ayah apa Ayah baik-baik saja?" Tanya Dinda yang sedikit sedih melihat Ayahnya sepertinya menahan tangis pada matanya yang berembun.

"Ayah baik sayang!" Ayah Dinda pun segera memeluk putrinya disana. Seorang Ayah tidak akan tega melihat putrinya sakit bahkan dia tidak rela melihat putri semata wayangnya sampai menangis.

"Sayang, kamu sudah sehat kita pulang ya!" Ucap Pak Bagas yang sudah tidak tahan menahan rindu setelah berpisah selama ini dengan putrinya.

"Iya sayang, Ibu lihat perkembanganmu sudah sangat baik, Ibu akan menanyakan pada Dokter apa kamu sudah di bolehkan untuk pulang apa belum ya!" Entah mengapa hati Dinda sangat berat mendengar kata pulang, kalau di ijinkan dia ingin sekali tinggal ditempat itu.

Dinda disana hanya terdiam, dia tidak bisa berkata apa-apa orang tuanya juga pasti merindukan dirinya dan berharap dirinya untuk segera pulang.

**

Sementara itu Tania yang masih sibuk bekerja di kagetkan dengan kedatangan Alex yang sudah tiba-tiba ada disampingnya.

"Alex, kamu bikin aku kaget saja!" Ucap Tania sambil masih fokus pada setumpuk kertas di depannya.

"Apa aku bisa minta waktumu sebentar?" Ucap Alex yang langsung duduk di depan Tania.

"Kamu mau bicara apa? Aku sedang sibuk!''

"Hei...Apa kamu lupa aku adalah bosmu!" Ucap Alex yang sedikit melotot ke arah Tania.

"Oiya ...Aku sampai lupa kalau kamu adalah bosku! Sorry!" Ucup Tania sambil menyatukan kedua telapak tangannya tanda minta maaf.

"Sore nanti kamu langsung bisa menempati rumahku, aku sudah menyuruh orang untuk membersihkan rumah itu!" Tania kini malah di buat kaget dengan ucapan Alex padahal jelas-jelas dia belum memberi jawaban atas tawaran Alex kemarin.

"Lex aku kan?" Belum sempat Tania menjawab Alex sudah lebih dulu menggenggam tangan Tania, disana Tania sungguh heran dengan sikap Alex kali ini.

"Lex lepaskan tanganku!" Ucap Tania lirih, Alex malah dengan sengaja menggenggam tangan Tania lebih erat.

"Kamu tidak boleh menolak, kamu mengerti!" Mata keduanya saling beradu apa yang sebenarnya Alex inginkan Tania sungguh sangat bingung.

BERSAMBUNG ....

Episodes
1 1. Awal Bertemu
2 2. Percobaan bunuh diri
3 3. Tak Terkendali
4 4. Sosok Yang Dicari
5 5. Psikoterapi
6 6. Perkembangan Yang Baik
7 7. Emosi Tak Stabil
8 8. Demam Tinggi
9 9. Diterima Bekerja
10 10. Rasa Itu
11 11. Bertemu dengan Mei
12 12. Mawar Putih
13 13. Rasa itu?
14 14. Hari melelahkan
15 15. Bertabrakan
16 16. Bimbang
17 17. Sakit Kepala
18 18. Rencana Alex
19 19. Amarah Tania
20 20. Terulang Untuk Kedua Kali
21 21. Dibuat bingung
22 22. Perasaan Bahagia
23 23.Dua Tangkai Mawar Putih
24 24. Kekesalan Alex
25 25. Perdebatan
26 26. Merasa Bersalah
27 27. Mengungkap Perasaan
28 28. Tentang Rasa
29 29. Wanita Bayaran
30 30. Orang Baru
31 31. Kepulangan Dinda
32 32. Bimbang
33 33. Kabar bahagia
34 34. Penasaran
35 35. Bertemu dengan Pak Adrian
36 36. Terbuai rasa
37 37. Sebuah Jawaban
38 38. Rencana Makan Malam
39 39. Menunggu jawaban
40 40. Cincin Berlian
41 41. Sabotase
42 42. Ingin Membuka hati
43 43. Kedatangan Arka
44 44. Melihat Anton
45 45. Menemukan Titik Temu
46 46. Mengetahui Keberadaan Tania
47 47. Sebuah Rencana
48 48. Target penculikan
49 49. Meminta Bantuan
50 50. Meminta Bantuan
51 51. Petunjuk
52 52. Kedatangan Black
53 53. Penangkapan Arka
54 54. Kedatangan Alex ke Rumah Sakit
55 55. Akan mencoba membuka hati
56 56. Ajakan Makan Siang
57 57. Membuka lembaran baru
58 58. Ketulusan
59 59. Aku, kamu???
60 60. Ada hati yang harus di jaga
61 61. Akhir dari Cerita Cinta
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1. Awal Bertemu
2
2. Percobaan bunuh diri
3
3. Tak Terkendali
4
4. Sosok Yang Dicari
5
5. Psikoterapi
6
6. Perkembangan Yang Baik
7
7. Emosi Tak Stabil
8
8. Demam Tinggi
9
9. Diterima Bekerja
10
10. Rasa Itu
11
11. Bertemu dengan Mei
12
12. Mawar Putih
13
13. Rasa itu?
14
14. Hari melelahkan
15
15. Bertabrakan
16
16. Bimbang
17
17. Sakit Kepala
18
18. Rencana Alex
19
19. Amarah Tania
20
20. Terulang Untuk Kedua Kali
21
21. Dibuat bingung
22
22. Perasaan Bahagia
23
23.Dua Tangkai Mawar Putih
24
24. Kekesalan Alex
25
25. Perdebatan
26
26. Merasa Bersalah
27
27. Mengungkap Perasaan
28
28. Tentang Rasa
29
29. Wanita Bayaran
30
30. Orang Baru
31
31. Kepulangan Dinda
32
32. Bimbang
33
33. Kabar bahagia
34
34. Penasaran
35
35. Bertemu dengan Pak Adrian
36
36. Terbuai rasa
37
37. Sebuah Jawaban
38
38. Rencana Makan Malam
39
39. Menunggu jawaban
40
40. Cincin Berlian
41
41. Sabotase
42
42. Ingin Membuka hati
43
43. Kedatangan Arka
44
44. Melihat Anton
45
45. Menemukan Titik Temu
46
46. Mengetahui Keberadaan Tania
47
47. Sebuah Rencana
48
48. Target penculikan
49
49. Meminta Bantuan
50
50. Meminta Bantuan
51
51. Petunjuk
52
52. Kedatangan Black
53
53. Penangkapan Arka
54
54. Kedatangan Alex ke Rumah Sakit
55
55. Akan mencoba membuka hati
56
56. Ajakan Makan Siang
57
57. Membuka lembaran baru
58
58. Ketulusan
59
59. Aku, kamu???
60
60. Ada hati yang harus di jaga
61
61. Akhir dari Cerita Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!