4. Sosok Yang Dicari

Akhirnya Bu Sinta menanyakan pada Dokter dimana Rumah Sakit Jiwa terbaik untuk putrinya agar secepatnya bisa direhabilitasi, meskipun sedikit jauh tapi Bu Sinta dan Suaminya sepakat akan tetap membawa putrinya kesana.

Sambil menunggu rujukan dari Dokter agar bisa membawa Dinda rehabilitasi, Dinda masih tinggal di Rumah Sakit guna penyembuhan fisik pada dirinya.

Sedikit demi sedikit kesehatan Dinda sudah mulai membaik, tapi tidak dengan jiwanya, setiap hari dia hanya melamun dan tidak mau berbicara sama sekali. Badannya yang dulu kecil sekarang bertambah kurus, tatapannya selalu kosong dia jarang merespon ucapan kedua orang tuanya.

Untuk makan saja mereka dengan susah payah merayunya, sekarang tidak ada canda serta senyum di wajah Dinda, yang ada hanya kebisuannya sepi dan seperti dunia ini hampa baginya.

Empat hari sudah Dinda di rawat di Rumah Sakit hingga fisiknya benar-benar sehat akhirnya Dokter memberikan surat rujukan itu untuk Dinda agar bisa secepatnya di bawa untuk menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa terbaik yang berada jauh dari pusat kota.

Orang tua Dinda selalu memberikan dukungan penuh pada putrinya, walaupun sangat berat bagi mereka melepas Dinda untuk rehabilitasi dan membiarkan Dinda di rawat disana tanpa mereka.

***

Sementara itu di Rumah Sakit Jiwa Anton baru pertama kalinya bekerja disana, hatinya benar-benar tersentuh melihat pemandangan yang mungkin setiap harinya akan dia lihat, disana dia melihat banyak sekali orang yang mengalami gangguan jiwa.

Dia mulai mempelajari riwayat pasien-pasien disana, ada yang depresi karena keluarga, gila karena harta, cinta, hutang dan masih banyak yang lainnya. Didalam diri Anton bertekat akan sepenuhnya memberikan motivasi untuk mereka agar bisa bangkit dan bisa kembali hidup normal dengan keluarga mereka masing-masing.

"Siang Dok!" Dua orang perempuan memakai baju putih datang menemui Anton disana.

"Siang!"

"Maaf Dok, ini adalah rekan saya Mei yang akan mendampingi sebagai asisten anda." Anton pun tersenyum ramah disana.

"Mei, salam kenal saya Dokter Anton yang baru saja bekerja disini." ucap Anton sambil mengulurkan tangan tanda perkenalan.

"Salam kenal Dok, saya Mei, semoga saya bisa membantu anda selama anda menjalankan tugas, panggil saya, saya akan selalu siap!" ucap Mei yang menyambut uluran tangan dari Dokter Anton.

"Senang bekerja sama dengan mu Mei!" disana mereka sudah mulai akrab antara Dokter dan asistennya.

"Maaf Dok, hari ada pasien baru yang baru saja datang." Ucap Mei sambil memberikan sebuah surat rujukan dari pasien.

Disana Anton langsung menerima kertas itu, dan mulai membaca nama Pasien yang tertera pada kertas itu "Dinda Prameswati" sepertinya aku tidak asing dengan nama ini. Ucap Anton dalam hati.

"Apa Pasien sudah di tempatkan di ruang perawatan?"

"Sudah Dok."

"Mungkin besok kita akan mulai mewawancarai pasien agar kita bisa mengetahui status mental pasien, saya akan memantau pasien dengan memperhatikan sikap, suasana hati, dan perilaku pasien selama wawancara besok."

"Baik Dok, kalau begitu saya permisi!"

**

Sementara diruang perawatan yang kini Dinda tempati nampak Dinda sedang berdiri didekat jendela, tatapannya kosong tanpa arah. Kedua orang tuanya masih disana menemaninya sampai Dinda mulai ditangani dan mungkin besok mereka harus bisa melepaskan Dinda disana sendiri.

"Mas, aku tidak tega melihat putri kita seperti itu." Ucap Bu Sinta pada Suaminya matanya pun mulai berkaca-kaca melihat pemandangan putrinya yang terlihat bukan seperti Dinda yang kemarin.

"Aku juga tidak tega Bu, tapi kita harus bisa membantu Dinda sembuh dari depresinya, Dinda harus kembali seperti Dinda yang dulu, ceria dan bahagia. Kita harus membantunya melupakan Andreas."

Sementara itu dalam tatapan Dinda yang kosong tiba-tiba halusinasinya kembali hadir di fikirannya, dia seperti melihat Andreas berjalan disana.

"Bu...Ibu....sini lihat Andreas datang!!" Bu Sinta dan Pak Bagas langsung bertukar pandang setelah mendengar putrinya berbicara, sejak kemarin Dinda tidak pernah mengeluarkan suaranya sama sekali. Bu Sinta dan suaminya langsung bergegas mendekati putrinya.

"Mana sayang, mana Andreas?" Ucap Bu Sinta yang tak ingin merusak kebahagiaan putrinya.

"Itu Bu!" Ucap Dinda sambil menunjuk seseorang disana yang berjalan lurus di depan jendela, orang itu memakai baju atasan putih dan celana hitam. Bu Sinta masih mengamati seseorang itu dari kaca jendela dekat dengan putrinya.

"Benar kan Bu, apa yang aku bilang Andreas akan datang, di tidak akan bisa berjauhan dengan ku!" Ucap Dinda yang sangat antusias.

Sementara itu Bu Sinta masih melongo melihat di balik jendela "Din, itu hanya seorang Dokter laki-laki, kenapa kamu bilang dia Andreas? Gumam Bu Sinta yang sedih saat melihat putrinya yang bisa tersenyum, dan tiba-tiba saja bisa ceria.

"Iya sayang, Andreas datang. Makanya kamu cepat sembuh ya biar Andreas tidak menunggu lama disana."

"Iya Bu, tenang saja aku akan cepat sembuh." Aku tidak tega melihat Andreas menungguku terlalu lama."

Bu Sinta dan Suaminya masih terdiam disana, mereka saling melirik, mereka mempertanyakan siapa Dokter itu yang membuat Dinda sesemangat itu.

"Ya sudah kamu istirahat ya, besok Andreas sudah bisa menemanimu disini."

"Benarkah Bu, ya sudah kalau begitu aku akan istirahat biar aku cepat sembuh dan bisa bertemu lagi dengan Andreas." Dengan cepat Dinda berjalan menuju ke tempat tidurnya disana dia langsung merebahkan tubuhnya dan mulai terlelap dengan sendirinya.

Kedua orang tua Dinda bisa sedikit lega melihat perubahan pada Dinda, mereka mendapat harapan kalau Dinda bisa segera disembuhkan.

"Mas, siapa Dokter tadi yang di bilang Dinda Andreas ya?" Ucap Bu Sinta sambil berbisik.

"Aku juga tidak tahu Bu, mudah-mudahan Dokter itu bisa membuat perubahan untuk putri kita agar cepat sembuh."

"Iya Mas, aku tidak tega melihat putri kita mengalami semua ini." Bu Sinta akhirnya mulai meneteskan air matanya, kepedihannya sudah menumpuk di hatinya. Mau bagaimana pun dia tidak ingin putrinya mengalami gangguan jiwa.

"Kalau begitu aku urus dulu semua keperluan Dinda ya Bu, agar besok kita meninggalkan Dinda sudah tenang kalau semua sudah di persiapkan."

"Ya sudah Mas, kamu urus dulu semua, aku akan disini dulu menemani putri kita.

Akhirnya Pak Bagas keluar dan ingin segera menuju ke bagian administrasi, di lorong Rumah Sakit Pak Bagas melihat seorang Dokter disana yang sedang berbincang dengan rekannya, Pak Bagas dengan segera berjalan mendekati Dokter itu.

"Dok, boleh saya bicara sebentar?" Tanya Pak Bagas pada Anton.

"Silahkan Pak, ada yang bisa saya bantu!"

"Begini saya hanya ingin mengucapkan terimakasih, karena berkat anda tadi putri saya jadi mau berbicara dan mempunyai semangat lagi."

"Maksud Bapak apa ya? Saya tidak merasa  membantu anda, apa anda salah orang? Soalnya saya baru bekerja sebagai Dokter disini."

"Saya tidak salah orang, saya tadi melihat anda di balik kaca disana." Sambil menunjuk ke sebuah kaca jendela kamar Dinda Pak Bagas berucap.

"Oh...Saya malah tidak tahu, kalau boleh tahu kenapa dengan putri anda ya Pak?"

"Anak saya mengalami depresi parah Dok, setelah kekasihnya meninggalkannya untuk selama-lamanya akibat kecelakaan yang menimpanya."

"Siapa pasien, maaf maksud saya siapa Nama putri anda?"

"Putri saya bernama Dinda Prameswati."

"Oh...Iya Dinda Prameswati, saya baru ingat pasien, em..putri anda maksud saya, kebetulan saya yang memegang pasien atas nama Dinda Prameswati."

"Benarkah Dok??" Tidak tau kenapa hati Pak Bagas tiba-tiba bahagia semoga putrinya mendapat penanganan dari Dokter yang tepat, sehingga putrinya bisa segera pulih dari depresinya.

Bersambung...

Episodes
1 1. Awal Bertemu
2 2. Percobaan bunuh diri
3 3. Tak Terkendali
4 4. Sosok Yang Dicari
5 5. Psikoterapi
6 6. Perkembangan Yang Baik
7 7. Emosi Tak Stabil
8 8. Demam Tinggi
9 9. Diterima Bekerja
10 10. Rasa Itu
11 11. Bertemu dengan Mei
12 12. Mawar Putih
13 13. Rasa itu?
14 14. Hari melelahkan
15 15. Bertabrakan
16 16. Bimbang
17 17. Sakit Kepala
18 18. Rencana Alex
19 19. Amarah Tania
20 20. Terulang Untuk Kedua Kali
21 21. Dibuat bingung
22 22. Perasaan Bahagia
23 23.Dua Tangkai Mawar Putih
24 24. Kekesalan Alex
25 25. Perdebatan
26 26. Merasa Bersalah
27 27. Mengungkap Perasaan
28 28. Tentang Rasa
29 29. Wanita Bayaran
30 30. Orang Baru
31 31. Kepulangan Dinda
32 32. Bimbang
33 33. Kabar bahagia
34 34. Penasaran
35 35. Bertemu dengan Pak Adrian
36 36. Terbuai rasa
37 37. Sebuah Jawaban
38 38. Rencana Makan Malam
39 39. Menunggu jawaban
40 40. Cincin Berlian
41 41. Sabotase
42 42. Ingin Membuka hati
43 43. Kedatangan Arka
44 44. Melihat Anton
45 45. Menemukan Titik Temu
46 46. Mengetahui Keberadaan Tania
47 47. Sebuah Rencana
48 48. Target penculikan
49 49. Meminta Bantuan
50 50. Meminta Bantuan
51 51. Petunjuk
52 52. Kedatangan Black
53 53. Penangkapan Arka
54 54. Kedatangan Alex ke Rumah Sakit
55 55. Akan mencoba membuka hati
56 56. Ajakan Makan Siang
57 57. Membuka lembaran baru
58 58. Ketulusan
59 59. Aku, kamu???
60 60. Ada hati yang harus di jaga
61 61. Akhir dari Cerita Cinta
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1. Awal Bertemu
2
2. Percobaan bunuh diri
3
3. Tak Terkendali
4
4. Sosok Yang Dicari
5
5. Psikoterapi
6
6. Perkembangan Yang Baik
7
7. Emosi Tak Stabil
8
8. Demam Tinggi
9
9. Diterima Bekerja
10
10. Rasa Itu
11
11. Bertemu dengan Mei
12
12. Mawar Putih
13
13. Rasa itu?
14
14. Hari melelahkan
15
15. Bertabrakan
16
16. Bimbang
17
17. Sakit Kepala
18
18. Rencana Alex
19
19. Amarah Tania
20
20. Terulang Untuk Kedua Kali
21
21. Dibuat bingung
22
22. Perasaan Bahagia
23
23.Dua Tangkai Mawar Putih
24
24. Kekesalan Alex
25
25. Perdebatan
26
26. Merasa Bersalah
27
27. Mengungkap Perasaan
28
28. Tentang Rasa
29
29. Wanita Bayaran
30
30. Orang Baru
31
31. Kepulangan Dinda
32
32. Bimbang
33
33. Kabar bahagia
34
34. Penasaran
35
35. Bertemu dengan Pak Adrian
36
36. Terbuai rasa
37
37. Sebuah Jawaban
38
38. Rencana Makan Malam
39
39. Menunggu jawaban
40
40. Cincin Berlian
41
41. Sabotase
42
42. Ingin Membuka hati
43
43. Kedatangan Arka
44
44. Melihat Anton
45
45. Menemukan Titik Temu
46
46. Mengetahui Keberadaan Tania
47
47. Sebuah Rencana
48
48. Target penculikan
49
49. Meminta Bantuan
50
50. Meminta Bantuan
51
51. Petunjuk
52
52. Kedatangan Black
53
53. Penangkapan Arka
54
54. Kedatangan Alex ke Rumah Sakit
55
55. Akan mencoba membuka hati
56
56. Ajakan Makan Siang
57
57. Membuka lembaran baru
58
58. Ketulusan
59
59. Aku, kamu???
60
60. Ada hati yang harus di jaga
61
61. Akhir dari Cerita Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!