9. Diterima Bekerja

Maaf!" Hanya itu yang keluar dari mulut Dinda.

Dokter Anton sedikit mulai lega, dia kini sedikit bisa bernafas karena Dinda akhirnya melepaskan pelukannya.

"Tidak apa-apa kamu harus terus berusaha melawan halusinasi mu sendiri, kamu harus segera bangkit. Masa depanmu masih panjang, apa kamu tidak kasihan pada kedua orang tuamu?"

Disana hati Dinda mulai tersentuh atas ucapan Dokter Anton, bagaimana bisa dia sudah membuat hati orang tuanya terutama Ibunya sedih melihatnya seperti ini.

"Dok, bantu aku! Bantu aku menghilangkan halusinasi yang selalu masuk kedalam akal fikiranku!" Ucap Dinda yang sambil memohon pada Dokter Anton.

"Aku akan membantumu, tapi kamu sendiri juga harus berusaha menyembuhkan dirimu sendiri, minum obat teratur terus jangan banyak melamun, serta harus banyak istirahat. Jika halusinasi mu mulai menguasai fikiranmu alihkan dengan cara lakukan kesibukan agar kamu bisa terlepas dalam belenggu halusinasi mu! Kamu mengerti!"

Disana tak henti-hentinya Dinda memandang ke arah Dokter Anton yang sedang berbicara, suaranya sungguh begitu merdu hingga membuat hatinya begitu tenang.

"Kamu mengerti!" Dokter Anton mengulang pertanyaannya karena Dinda tak kunjung menjawabnya.

"Aku mengerti Dok! aku akan berusaha."

"Bagus, kalau begitu kamu minum obat pereda demamnya dan juga obat yang lainnya ya, kamu langsung istirahat!"

"Siap Dok!" Ucap Dinda dengan semangatnya yang menggebu-gebu, dia berharap setiap harinya akan mendengarkan perkataan dari Dokter Anton yang sudah membuat hati dan fikirannya tenang.

"Kamu bisa sembuh kalau kamu berusaha, Semangat!" Akhirnya Dokter Anton segera memanggil Mei yang masih menunggunya di luar.

"Mei!"

"Ya Dok!" Ucap Mei yang sedikit berlari menghampiri Dokter Anton disana.

"Tolong panggilkan perawatnya Dinda, suruh dia memberikan obat itu untuk Dinda minum!"

"Baik Dok!" Mei akhirnya keluar lagi untuk segera memanggil perawat Dinda di meja kerjanya.

"Ya sudah, setelah kamu minum obat langsung istirahat!" Ucap Dokter Anton yang langsung pergi meninggalkan Dinda diruang perawatannya.

Dinda hanya mampu melihat kepergian Dokter Anton dengan tatapan bahagia, entah mengapa hatinya kini bertambah semangat. Ucapan Dokter Anton yang peduli terhadapnya membuat dia menemukan lagi sosok Andreas di diri Dokter Anton.

***

Hari ini Tania sedang mendapat panggilan kerja dari sebuah pabrik tekstil yang berada di pinggiran kota, tempat itu lumayan sedikit jauh dari rumah Ibunya, pabrik itu ternyata berada di dekat sebuah Rumah Sakit Jiwa.

Memang pabrik itu tidaklah besar seperti perusahaannya kala itu, tapi baginya itu tidak masalah dia akan berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh, dia tidak akan menyia-nyiakan waktu dan kesempatan baik ini.

"Kiri bang!" Ucap Tania saat sudah sampai di depan Pabrik Tekstil yang ia tuju, tidak seperti dulu Tania yang sekarang hanya mampu menaiki sebuah mini bus untuk bisa kemana-mana.

Akhirnya Tania turun dengan beberapa orang di belakangnya yang juga ikut turun ditempat Tania berhenti. Disana Tania memberikan sejumlah uang pada salah satu kernet bus yang ia tumpangi.

Tania turun dari bus itu dengan semangat tinggi, dia berharap akan di terima di pabrik yang akan ia datangi. "Ibu doakan aku" ucapnya dalam hati,dengan langkah pelan Tania akhirnya sampai di depan pabrik yang bertuliskan PT Tekstil Mandiri, dia bertemu dengan seorang satpam disana.

"Maaf Pak, dimana ruang HRD ya Pak? saya Kemarin dapat panggilan untuk wawancara!" Tanya Tania pada satpam itu.

"Oh...Masuk saja mba, di dalam juga ada beberapa yang sudah datang untuk wawancara!"

"Terimakasih Pak!" ucap Tania sambil berlalu menuju ke depan pabrik itu.

"Sama-sama Mba!"

Akhirnya Tania pun mulai memasuki kedalam pabrik, disana ada sebuah lobi kecil  yang menurutnya jauh berbeda dengan perusahaan yang ia miliki dulu, pabrik itu pun lebih kecil dari perusahaan yang  Papa angkatnya berikan untuknya.

Dengan menghembuskan nafas pelan, Tania akhirnya ikut berbaur dengan rekan-rekannya yang juga mendapat panggilan, satu demi satu calon pekerja yang di wawancarai mulai masuk dan keluar, kini giliran Tania yang di panggil.

"Tania Putri Damian!"

"Saya Pak!"

"Silahkan masuk kedalam!" Ucap orang itu yang mempersilahkan Tania untuk masuk.

Disana Tania masuk dengan penuh percaya diri, dia memberi hormat pada orang yang kini sedang duduk di kursi di depannya. Laki-laki itu hanya tersenyum tipis.

"Silahkan duduk!"

"Terimakasih." Ucap Tania sopan."

Tania banyak mendapatkan pertanyaan disana dari pengalaman dia bekerja, dan lain-lain tapi Tania menyembunyikan dirinya yang pernah menjabat sebagai pemilik perusahaan dia tidak mau membuka masa lalunya.

Tapi tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan masuklah seorang laki-laki putih berperawakan tinggi bersih itu langsung masuk tanpa permisi.

"Don apa kamu sudah mendapatkan asisten untuk saya!" Tania yang masih duduk disana mendengarkan laki-laki itu berbicara dia belum berani menoleh laki-laki yang berada tepat disampingnya.

"Sepertinya aku tidak asing dengan suara ini!!" Tania pun memberanikan diri menoleh ke arah sumber suara yang berada persis di sampingnya.

"Alex!" Disana orang itu langsung menoleh ke arah Tania yang memanggilnya.

"Tania...! kamu?" Disana Alex sedikit kaget ada apa dengan Tania, bukankah Tania punya perusahaan sendiri kenapa dia melamar pekerjaan di pabrikku? Ucap Alex dalam hati.

"Alex jadi kamu yang punya pabrik ini?, bukankah kamu memegang perusahan yang ada di kota itu!"

"Ceritanya panjang, jadi kenapa kamu melamar kerja disini bukankah kamu juga punya perusahaan?"

Dulu Alex adalah teman di dunia bisnis Tania, Alex dan yang lain juga pernah bekerja sama di perusahaan Evan tapi karena orang tua Alex merasa Alex gagal dalam mengembangkan bisnisnya lalu ia di pindahkan diperusahaan kecil milik Ayahnya.

"Aku sudah melepas semuanya, karena perusahaan dan apapun yang aku punya hanya milik Papa angkatku aku tidak punya hak disana." Ucap Tania dengan suaranya yang pelan.

Disana Doni sebagai HRD hanya terdiam melihat pembicaraan kedua orang di depannya, "Sepertinya mereka sama-sama kenal buktinya mereka sangat akrab" gumamnya.

"Maaf Pak apa saya harus melanjutkan tanya jawabnya." Alex pun segera menoleh ke arah Doni.

"Don, saya rasa kamu tidak perlu bertanya padanya lagi, saya akan ambil Tania sebagai asisten saya!'' Disana Tania sempat tidak percaya kalau Alex mau menerimanya bekerja di pabriknya itu.

"Lex kamu tidak bercanda kan?"

"Tidak, kamu langsung saya terima, saya percaya kamu menguasai dalam hal bisnis, saya malah akan senang kalau kamu mau membantu saya memajukan pabrik ini!" Ucap Alex yang wajahnya terlihat nampak bahagia.

Sudah lama Alex sebenarnya menyukai Tania, tapi sepertinya Tania punya selera tinggi. Bahkan dia tahu kalau dulu dia sangat menyukai Evan yang dulu kekasihnya pernah ia culik.

Bersambung.....

Hai READERS bantu like komennya ya...Terimakasih.

Episodes
1 1. Awal Bertemu
2 2. Percobaan bunuh diri
3 3. Tak Terkendali
4 4. Sosok Yang Dicari
5 5. Psikoterapi
6 6. Perkembangan Yang Baik
7 7. Emosi Tak Stabil
8 8. Demam Tinggi
9 9. Diterima Bekerja
10 10. Rasa Itu
11 11. Bertemu dengan Mei
12 12. Mawar Putih
13 13. Rasa itu?
14 14. Hari melelahkan
15 15. Bertabrakan
16 16. Bimbang
17 17. Sakit Kepala
18 18. Rencana Alex
19 19. Amarah Tania
20 20. Terulang Untuk Kedua Kali
21 21. Dibuat bingung
22 22. Perasaan Bahagia
23 23.Dua Tangkai Mawar Putih
24 24. Kekesalan Alex
25 25. Perdebatan
26 26. Merasa Bersalah
27 27. Mengungkap Perasaan
28 28. Tentang Rasa
29 29. Wanita Bayaran
30 30. Orang Baru
31 31. Kepulangan Dinda
32 32. Bimbang
33 33. Kabar bahagia
34 34. Penasaran
35 35. Bertemu dengan Pak Adrian
36 36. Terbuai rasa
37 37. Sebuah Jawaban
38 38. Rencana Makan Malam
39 39. Menunggu jawaban
40 40. Cincin Berlian
41 41. Sabotase
42 42. Ingin Membuka hati
43 43. Kedatangan Arka
44 44. Melihat Anton
45 45. Menemukan Titik Temu
46 46. Mengetahui Keberadaan Tania
47 47. Sebuah Rencana
48 48. Target penculikan
49 49. Meminta Bantuan
50 50. Meminta Bantuan
51 51. Petunjuk
52 52. Kedatangan Black
53 53. Penangkapan Arka
54 54. Kedatangan Alex ke Rumah Sakit
55 55. Akan mencoba membuka hati
56 56. Ajakan Makan Siang
57 57. Membuka lembaran baru
58 58. Ketulusan
59 59. Aku, kamu???
60 60. Ada hati yang harus di jaga
61 61. Akhir dari Cerita Cinta
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1. Awal Bertemu
2
2. Percobaan bunuh diri
3
3. Tak Terkendali
4
4. Sosok Yang Dicari
5
5. Psikoterapi
6
6. Perkembangan Yang Baik
7
7. Emosi Tak Stabil
8
8. Demam Tinggi
9
9. Diterima Bekerja
10
10. Rasa Itu
11
11. Bertemu dengan Mei
12
12. Mawar Putih
13
13. Rasa itu?
14
14. Hari melelahkan
15
15. Bertabrakan
16
16. Bimbang
17
17. Sakit Kepala
18
18. Rencana Alex
19
19. Amarah Tania
20
20. Terulang Untuk Kedua Kali
21
21. Dibuat bingung
22
22. Perasaan Bahagia
23
23.Dua Tangkai Mawar Putih
24
24. Kekesalan Alex
25
25. Perdebatan
26
26. Merasa Bersalah
27
27. Mengungkap Perasaan
28
28. Tentang Rasa
29
29. Wanita Bayaran
30
30. Orang Baru
31
31. Kepulangan Dinda
32
32. Bimbang
33
33. Kabar bahagia
34
34. Penasaran
35
35. Bertemu dengan Pak Adrian
36
36. Terbuai rasa
37
37. Sebuah Jawaban
38
38. Rencana Makan Malam
39
39. Menunggu jawaban
40
40. Cincin Berlian
41
41. Sabotase
42
42. Ingin Membuka hati
43
43. Kedatangan Arka
44
44. Melihat Anton
45
45. Menemukan Titik Temu
46
46. Mengetahui Keberadaan Tania
47
47. Sebuah Rencana
48
48. Target penculikan
49
49. Meminta Bantuan
50
50. Meminta Bantuan
51
51. Petunjuk
52
52. Kedatangan Black
53
53. Penangkapan Arka
54
54. Kedatangan Alex ke Rumah Sakit
55
55. Akan mencoba membuka hati
56
56. Ajakan Makan Siang
57
57. Membuka lembaran baru
58
58. Ketulusan
59
59. Aku, kamu???
60
60. Ada hati yang harus di jaga
61
61. Akhir dari Cerita Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!