2. Percobaan bunuh diri

"Sudah sayang....Kamu harus mencoba melupakan Andreas, Dia sudah tenang disana!" Ucap Bu Sinta sambil mengelus lembut punggung putrinya.

Disana Dinda masih terdiam, tatapannya masih kosong, fikirannya masih pada Andreas dia tidak bisa sedetik pun melupakan kekasihnya, Hanya Andreas lah yang menemaninya di setiap hari-harinya.

Tertawa, menangis selalu bersama dengan Andreas. Kini Andreas sudah pergi meninggalkannya bahkan dia pergi tanpa berpesan apapun, sebelum kejadian naas itu terjadi Andreas masih sempat menemui Dinda, dia berjanji akan kembali lagi dengan membawa mawar putih yang Dinda minta.

Tapi kenapa sekarang Andreas malah melupakan janji itu, apa dia tidak menyayangiku lagi? Apa dia sudah punya kekasih lain selain diriku? Dinda kembali tertawa dalam tangisnya, bahkan sekarang Dinda lebih keras tertawa.

"Sayang.....Sudah jangan kamu hanyut dari kesedihan, lupakan semua, kamu harus melanjutkan hidup!" Ucap Bu Sinta sambil memegang erat kedua tangan Dinda.

"Ibu, apa yang Ibu katakan? Bukankah Ibu juga sudah setuju aku dengan Andreas kenapa sekarang Ibu menyuruhku untuk melupakannya? Ayo pulang Bu, nanti malam Andreas akan datang membawakan mawar putih untukku!"

Dinda segera menggandeng tangan Ibunya untuk segera pergi dari pemakaman itu, dia nampak bahagia dan tidak menangis lagi seperti tadi, bahkan dia sekarang semangat sekali. Apa yang terjadi pada putriku?" Telapak tangan Bu Sinta hanya mampu mengelus dadanya.

Sesampainya di rumah, baru saja mereka akan masuk kedalam rumah tiba-tiba Dinda kembali menangis, hatinya tiba-tiba perih mengingat kembali apa yang telah terjadi. Ingatannya kembali pada kekasihnya Andreas.

"Andreas....Aku akan ikut denganmu jangan tinggalkan aku!" dalam posisi berdiri dan dengan tatapannya yang kosong airmatanya tak henti-hentinya kembali menangis, padahal baru saja dia bisa tersenyum sekarang menangis lagi.

"Sayang kita masuk dulu ya.'' Ajak Bu Sinta pada putrinya.

Dengan langkah gontai dan dengan tatapan kosongnya Dinda mengikuti Ibunya masuk kedalam rumah, dia pun langsung menaiki tangga menuju ke kamarnya, Ibunya hanya mampu memandang nya dengan penuh iba.

Sesampainya di dalam kamarnya Dinda langsung menjatuhkan tubuh kecilnya di atas tempat tidur, dia masih menangis mengingat tentang Andreas.

Sementara di ruang bawah Bu Sinta sedang berbicara pada suaminya, mereka sangat menghawatirkan keadaan putrinya.

"Mas bagaimana ini, kita harus membawa Dinda ke Psikiater, jiwanya benar-benar terguncang, aku tidak mau terjadi apa-apa pada putri kita!"

"Iya Bu, putri kita sangat depresi dia belum bisa menerima kenyataan. Kita tunggu sampai seminggu ini semoga anak kita bisa pulih kembali seperti Dinda yang kemarin."

"Tapi mas??"

"Sudah kita bantu dulu Dinda dan kita hibur agar Dinda bisa melupakan semua yang terjadi."

Sebenarnya Bu Sinta sangat keberatan dengan keputusan suaminya, dia malah mengulur waktu padahal Dinda sudah seperti itu.

**

Hari ini selesai sudah studi Anton dalam meraih gelar sebagai Dokter spesialis jiwa, perjalanan yang sangat panjang hingga sampai di titik ini, dia sangat bersyukur atas segala pencapaian yang sudah ia dapat, dari dukungan, usaha serta doa dari kedua orang tuanya kini dia bisa meraih cita-citanya.

"Selamat ya sayang, semoga apa yang kamu dapat hari ini bisa berguna untuk orang lain!" Ucap Bu Mega yang bahagia melihat putranya sudah mempunyai gelar yang selama ini Anton inginkan.

"Terimakasih Ma, ini semua juga berkat doa Mama, Papa yang tak henti-henti mendoakan aku." Ucap Anton yang matanya sedikit terlihat berkaca-kaca.

Wisudawan, Wisudawati terlihat nampak gembira atas kelulusan mereka, mereka saling berfoto bersama dengan teman dan keluarga mereka. Tidak jauh berbeda dengan Anton yang juga sedang berbahagia namanya sudah tertera sebagai dr. SpKJ sesuai yang dia cita-citakan.

Sementara itu dari semalam sampai siang ini Dinda tidak pernah keluar dari kamarnya, Ibunya benar-benar sangat khawatir pada keadaan putrinya, pintu kamarnya saja terkunci dari dalam sehingga menyulitkan Ibunya untuk bisa masuk.

"Dinda buka pintu sayang, kamu belum makan. Ibu bawakan makanan kesukaanmu!'' ucap Ibunya yang masih Menunggu di depan pintu tapi nyatanya pintu itupun tidak ada pergerakan sama sekali, rasa cemas kini bertambah menjadi was-was Ibu Sinta tidak bisa membayangkan apa sebenarnya yang terjadi pada putrinya di dalam.

Bu Sinta pun segera meminta pertolongan satpam di rumahnya, dia menyuruh satpam itu untuk segera mendobrak kamar milik Dinda. Tapi nyatanya satpam itu juga tidak bisa.

"Bu, bagaimana kalau kita congkel saja jendela yang di dekat balkon kamar anda, pintu ini susah sekali di buka."

"Ya sudah kamu masuk lewat balkon kamar saya saja kalau begitu, segera kamu buka jendela kamar Dinda ya cepat!"

Akhirnya Satpam dan Bu Sinta segera masuk lewat balkon kamar utama, satpam itu berusaha membuka paksa jendela di sana sampai akhirnya.

Brak...Suara jendela itu akhirnya bisa di buka dan dengan segera Satpam itu mencoba masuk, meskipun dengan sedikit kesulitan karena jendela itu memang berukuran sedikit kecil, satpam itu berhasil masuk dengan memiringkan badannya.

"Ibu tunggu di pintu Non Dinda saja Bu, saya akan segera membuka pintunya!" Ucap Satpam itu, akhirnya Bu Sinta segera lari keluar dari kamarnya menuju pintu kamar Dinda, kini dia sudah berdiri di depan pintu milik Dinda menunggu satpam itu membuka pintunya.

Akhirnya Pintu kamar putrinya bisa terbuka, dengan segera Bu Sinta langsung masuk kedalam kamar itu, disana sudah siang tapi karena lampu kamar yang di matikan sehingga menjadikan ruangan itu menjadi gelap, dengan segera Bu Sinta membuka tirai jendela di kamar itu agar mendapat penerangan.

Bu Sinta melihat Dinda sepertinya masih tertidur pulas dengan selimut tebal yang menutupi badannya, dengan pelan-pelan Bu Sinta mendekati putrinya yang sedang tidur tengkurap dengan selimut yang membungkus tubuhnya.

"Sayang sudah siang, bangun yuk...Kamu belum makan!" Sambil mengelus lembut rambut kepala putrinya, tapi disana Dinda tak bergeming sama sekali, Bu Sinta semakin heran kenapa putrinya tak meresponnya sama sekali, dia akhirnya membalikan tubuh Dinda agar bisa terlentang. Alangkah kagetnya Bu Sinta setelah melihat mulut Dinda yang penuh dengan busa.

"Dindaaaaaaaaaaa!!!! Apa yang kamu lakukan?" Bu Sinta berusa menepuk-nepuk wajah Dinda tapi tetap Dinda tak terbangun, dia melihat di tangan Dinda masih menggenggam sesuatu, dia berusaha membuka genggaman itu dari Dinda.

"Obat????? Obat apa ini?? Pak tolong saya!!!! Satpam yang masih menunggu di luar pintu pun segera berlari kedalam. Dengan tergopoh satpam itu pun segera masuk, dia juga ikut kaget melihat keadaan Dinda yang mulutnya penuh dengan cairan putih seperti busa

"Kenapa Non Dinda Bu!!"

"Saya juga kurang tahu, Pak tolong bawa Dinda ke bawah saya akan menyiapkan mobil!"

"Baik Bu, dengan sangat pelan dan sopan satpam itu pun segera membopong tubuh ringkih milik Dinda.

Sesampainya di bawah Dinda segera di masukkan ke dalam mobil, dan dengan cepat Bu Sinta segera menjalankan mobilnya menuju ke Rumah sakit. Di jalan Bu Sinta baru ingat kalau dia blm memberi tahu suaminya.

"Mas, nanti saja aku ngasih tahunya ya...Aku mentingin keselamatan putri kita" gumam Bu Sinta dalam hati.

#Tinggalkan jejak kalian yuk Readers....#

Terpopuler

Comments

Nunik Wahyuni

Nunik Wahyuni

Astaghfirullah Dinda depresi dan bunuh diri smoga msh bisa dislmtkan....gelooo thorrr awal cerita udh tegang maen bunuh diri 😅😅😅🙈🙈🙈

2024-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Bertemu
2 2. Percobaan bunuh diri
3 3. Tak Terkendali
4 4. Sosok Yang Dicari
5 5. Psikoterapi
6 6. Perkembangan Yang Baik
7 7. Emosi Tak Stabil
8 8. Demam Tinggi
9 9. Diterima Bekerja
10 10. Rasa Itu
11 11. Bertemu dengan Mei
12 12. Mawar Putih
13 13. Rasa itu?
14 14. Hari melelahkan
15 15. Bertabrakan
16 16. Bimbang
17 17. Sakit Kepala
18 18. Rencana Alex
19 19. Amarah Tania
20 20. Terulang Untuk Kedua Kali
21 21. Dibuat bingung
22 22. Perasaan Bahagia
23 23.Dua Tangkai Mawar Putih
24 24. Kekesalan Alex
25 25. Perdebatan
26 26. Merasa Bersalah
27 27. Mengungkap Perasaan
28 28. Tentang Rasa
29 29. Wanita Bayaran
30 30. Orang Baru
31 31. Kepulangan Dinda
32 32. Bimbang
33 33. Kabar bahagia
34 34. Penasaran
35 35. Bertemu dengan Pak Adrian
36 36. Terbuai rasa
37 37. Sebuah Jawaban
38 38. Rencana Makan Malam
39 39. Menunggu jawaban
40 40. Cincin Berlian
41 41. Sabotase
42 42. Ingin Membuka hati
43 43. Kedatangan Arka
44 44. Melihat Anton
45 45. Menemukan Titik Temu
46 46. Mengetahui Keberadaan Tania
47 47. Sebuah Rencana
48 48. Target penculikan
49 49. Meminta Bantuan
50 50. Meminta Bantuan
51 51. Petunjuk
52 52. Kedatangan Black
53 53. Penangkapan Arka
54 54. Kedatangan Alex ke Rumah Sakit
55 55. Akan mencoba membuka hati
56 56. Ajakan Makan Siang
57 57. Membuka lembaran baru
58 58. Ketulusan
59 59. Aku, kamu???
60 60. Ada hati yang harus di jaga
61 61. Akhir dari Cerita Cinta
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1. Awal Bertemu
2
2. Percobaan bunuh diri
3
3. Tak Terkendali
4
4. Sosok Yang Dicari
5
5. Psikoterapi
6
6. Perkembangan Yang Baik
7
7. Emosi Tak Stabil
8
8. Demam Tinggi
9
9. Diterima Bekerja
10
10. Rasa Itu
11
11. Bertemu dengan Mei
12
12. Mawar Putih
13
13. Rasa itu?
14
14. Hari melelahkan
15
15. Bertabrakan
16
16. Bimbang
17
17. Sakit Kepala
18
18. Rencana Alex
19
19. Amarah Tania
20
20. Terulang Untuk Kedua Kali
21
21. Dibuat bingung
22
22. Perasaan Bahagia
23
23.Dua Tangkai Mawar Putih
24
24. Kekesalan Alex
25
25. Perdebatan
26
26. Merasa Bersalah
27
27. Mengungkap Perasaan
28
28. Tentang Rasa
29
29. Wanita Bayaran
30
30. Orang Baru
31
31. Kepulangan Dinda
32
32. Bimbang
33
33. Kabar bahagia
34
34. Penasaran
35
35. Bertemu dengan Pak Adrian
36
36. Terbuai rasa
37
37. Sebuah Jawaban
38
38. Rencana Makan Malam
39
39. Menunggu jawaban
40
40. Cincin Berlian
41
41. Sabotase
42
42. Ingin Membuka hati
43
43. Kedatangan Arka
44
44. Melihat Anton
45
45. Menemukan Titik Temu
46
46. Mengetahui Keberadaan Tania
47
47. Sebuah Rencana
48
48. Target penculikan
49
49. Meminta Bantuan
50
50. Meminta Bantuan
51
51. Petunjuk
52
52. Kedatangan Black
53
53. Penangkapan Arka
54
54. Kedatangan Alex ke Rumah Sakit
55
55. Akan mencoba membuka hati
56
56. Ajakan Makan Siang
57
57. Membuka lembaran baru
58
58. Ketulusan
59
59. Aku, kamu???
60
60. Ada hati yang harus di jaga
61
61. Akhir dari Cerita Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!