Semua Yang Terkenang

Semua Yang Terkenang

Peninggalan Orang Tersayang

Sepanjang hari duduk termangu di teras rumah, sendiri. Kebiasaan ini mulai menyelimuti kala sunyi memberontak dalam diri. Kerap kali dia berusaha melepaskan diri, tetapi akal kalah dengan ilusi. Sekuat tenaga melupakan semua fakta yang menghantui ternyata lebih sulit dari menahan elastisitas kulit mengalami fluktuasi. Sebelum menyerahkan kegadisannya kepada sang pujaan hati hingga kini sering menyalahkan diri, dia masih rajin bersolek setiap hari. Namun, banyak lisan akan menilai kemolekannya memang sudah waktunya pergi, seperti eksistensi sang pujaan hati.

Aku sudah bau tanah, tetapi masih saja ... kira-kira masih lama atau memang kamu tidak ingin pulang ke rumah yang baru? Jika masih sering menyapa, bagaimana caranya aku mampu membebaskan keikhlasan yang terbelenggu hampir sewindu? batin wanita paruh baya.

Jangan heran, jika wanita paruh baya ini sering berbicara sendiri. Kerap kali anak dan menantunya mengingatkan supaya mengikhlaskan kepergian sang pujaan hati. Namun, tetap saja enggan berhenti, justru mengakali dengan cara berbicara sendiri dalam hati.

"Nenek! Di mana Nenek? Tolong bukakan pintunya, Nek. Lio dan Umi di depan pintu," panggil cucu tercinta yang masih kesulitan melafalkan huruf 'r'.

"Tolong buka pintunya, Umi," sambung menantu tersayang dengan cukup lantang. Dia tahu mertuanya sedang melakukan kebiasaannya di taman belakang rumah. Terlihat barang bawaan dalam tas belanja, ada makanan dan perlengkapan harian untuk mertua sekaligus ibu baginya.

Wanita paruh baya itu pun beranjak dari kursi taman, berjalan tertatih untuk membukakan pintu rumah yang terkunci. "Iya, sebentar."

Anak kecil itu menunggu neneknya membukakan pintu dengan berjalan ke sana kemari. Seketika dia berlari menghampiri neneknya, saat telinga menangkap bunyi dari pintu yang terbuka.

Anak kecil itu melompat lalu mendekap neneknya, dengan sigap wanita paruh baya itu membungkuk sambil merentangkan tangan. "Nenek! Lio lindu sekali, apalagi celita tidul yang biasanya Nenek celitakan."

"Nenek juga sangat rindu dengan, Rio,"-wanita paruh baya itu mencium kedua pipi cucunya dengan gemas-"kamu satu-satunya cucu nenek yang paling menggemaskan."

"Bagaimana dengan keadaan, Umi?" Sang menantu mencium telapak tangan mertuanya dengan santun.

"Umi sehat," sahut wanita paruh baya dengan lirih, "kenapa kamu datang berdua saja? di mana suamimu?"

"Nenek, ayo main sama, Lio!" Rio secara tiba-tiba menarik tangan neneknya ke gudang.

Sesampainya di depan gudang, wanita paruh baya itu menahan sambil membujuk cucunya untuk tidak main di gudang penuh debu."Jangan di gudang, Rio. Nenek dan Bi Sutma sudah jarang membersihkannya, lebih baik kita main di kamar nenek saja."

"Lio tetap mau main di gudang belsama Nenek." Rio berusaha menyeret neneknya yang diam saja di depan pintu gudang.

Wanita paruh baya itu bingung melihat cucunya memaksa untuk masuk ke gudang. Kenapa Rio memaksa untuk bermain di gudang?

"Rio, kenapa kamu mengajak Nenek ke gudang?" tanya wanita paruh baya lirih.

Mereka berdua akhirnya masuk ke gudang, tiba-tiba Rio menunjuk ke arah depan yang terlihat tidak ada apa-apa. "Kakek mau menunjukkan sesuatu, Nek."

"Kakek sudah ...." ucapan wanita paruh baya itu terhenti karena terjatuh, sebab kepalanya tertimpa buku dari atas lemari kayu. Menimbulkan suara begitu nyaring sehingga membuat sang menantu beranjak dari dapur.

"Nenek! Apa Nenek baik-baik saja?" Rio membantu neneknya berdiri sambil mengambil buku yang tergeletak, terlihat penuh debu dan usang.

"Ayo keluar dari sini, Rio!" Wanita paruh baya itu sigap menarik keluar Rio dari gudang yang penuh dengan debu.

Wanita paruh baya itu mengajak Rio masuk ke kamarnya untuk bermain. "Kita main di kamar Nenek saja, Rio, Jangan main di sana!"

Rio berusaha naik ke atas kasur untuk duduk di sebelah neneknya. "Iya, Nenek. Lio minta maaf telah membuat nenek telluka."

Wanita paruh baya itu mengusap rambut cucunya dengan lembut untuk meyakinkannya kalau memang tidak terluka serius. "Iya, tidak apa-apa. Nenek tadi hanya kaget saja, Rio."

"Apa yang kamu bawa itu, Rio?" sambung wanita paruh baya itu, dia baru menyadari jika cucunya membawa sebuah benda di tangan kiri.

"Umi! Apa suara nyaring tadi berasal dari kamar Umi? Apa Umi yang terjatuh?"-sang menantu dengan sigap memeriksa tubuh mertuanya-"apa ada bagian tubuh yang sakit, Umi?"

"Iya, aku tadi terjatuh di gudang karena kaget tertimpa sesuatu," jelas wanita paruh baya dengan tersenyum.

"Tenang, Raissyah. Aku tidak apa-apa," sambung wanita paruh baya itu dengan seulas senyum.

Raissyah menghela napas lega setelah mendengar ucapan mertuanya. "Syukurlah, Umi. Kalau mau ambil sesuatu panggil aku saja."

Rio menyerahkan buku berdebu dan usang kepada neneknya. "Buku ini yang tadi menimpa Nenek."

Wanita paruh baya itu mengambil buku dari tangan mungil cucunya. Dia mengamati buku berdebu itu, saat hendak membuka ternyata sampul buku terkunci. Aku baru tahu ada buku ini di gudang, siapa pemilik buku ini?

"Umi! Aku pikir...."-Raissyah mengeluarkan kunci dari dompetnya-"kunci yang dititipkan Abi kepadaku, mungkin dapat membukanya, Umi."

"Abi menitipkan kunci ini padaku sebelum kejadian itu, Umi," sambung Raissyah dengan lembut.

"Kenapa Abi menitipkan kunci itu pada, Umi?" sela Rio dengan suara menggemaskan.

Raissyah mengusap rambut anaknya dengan lembut. "Umi juga kurang tahu, Sayang. Seingat Umi ... Abi pernah bilang kalau, 'serahkan kunci ini ke Umi ketika sudah menemukan buku peninggalan Aba'."

"Belalti buku ini milik Kakek, Umi?" tanya Rio dengan lembut.

"Iya, Sayang. Ini, Umi,"-Raissyah menyerahkan kunci itu ke mertuanya-"maaf telah menahan kunci ini hampir sewindu, Umi."

Wanita paruh baya itu menerima kunci dari tangan Raissyah. "Tidak apa-apa, kamu hanya mendengarkan perkataan anakku. Mungkin, dia mendapatkan wasiat dari Abanya."

Gejolak rindu pada sang pujaan hati mengambil alih kesadaran dalam diri. Tidak peduli dengan debu yang menghiasi, wanita paruh baya itu kepalang penasaran dengan isi yang tersembunyi. Setelah berhasil membuka kunci, tanpa sadar air suci mengalir pelan melihat judul yang tertulis dan coretan yang terlukis.

Sang menantu dan cucu tercinta iba melihat keadaan wanita paruh baya. Raissyah sigap berjongkok di hadapan mertuanya lalu menggenggam tangan untuk menenangkan. Rio memeluk neneknya dari samping.

"Nenek, jangan sedih," bujuk Rio dengan suara lembut penyejuk hati.

"Umi yang sabar, ya. Aku tahu bagaimana rasanya ditinggalkan orang tercinta." Raissyah menyeka pelan pipi mertuanya dengan saputangan.

Wanita paruh baya merintih, dia teringat dengan sang pujaan hati. Aku lemah, ya. Cucu dan menantuku sampai membujukku untuk mereda. Bagaimana caranya ... aku menggenggam ikhlas yang membara? Aku saja masih belum mampu membebaskannya. Aku rindu denganmu, Izyan!

Manik mata Rio tertarik pada ilustrasi wanita yang cantik pada halaman pertama. Dia pun mengeja judul di atas ilustrasi wanita. "Catatan Puisi untuk Delisha. Wah, buku ini kado untuk Nenek dari Kakek."

Mendengar suara menggemaskan Rio, wanita paruh baya dengan nama yang sesuai pada judul buku pun mereda. Dia tersenyum sambil mengusap tangan mungil cucunya. "Iya, Rio. Kakekmu begitu pintar menyulam kata, keahlian itu dia dapatkan dari orang tuanya, mertua nenek yang sudah lama berpulang."

Rio menganggukkan kepala tanda mengerti ucapan neneknya, tetapi tidak sepenuhnya. Raissyah tiba-tiba mendapatkan gagasan, dia pun mengucapkan permintaannya, "Maukah Umi menceritakan atau menjelaskan makna yang tersirat dalam setiap puisi?"

Mendengar permintaan menantunya, dia menganggukkan kepala sambil tersenyum. "Baiklah, akan Umi ceritakan semuanya sesuai dengan daftar isi buku ini, ya."

Aku izin menceritakan semua tentangmu kepada menantu kita, supaya dia tahu. Betapa mahir dirimu merangkai naskah manis kisah kita, batin Delisha dengan bulan sabit yang telah lama hilang dari tempatnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!