Setelah menutup pintu kamarnya, lalu terdengar suara langkah kak Dipa yang mulai mendekat menuju lemari tempatku bersembunyi. Lemari yang sesak itu pun di buka, aku pun akhirnya bisa bernapas dengan lega. Mataku seketika melotot ke arah kak Dipa. Namun ia seperti menahan tawanya dan puas melihatku tersiksa di dalam lemarinya.
Aku pun memutuskan untuk pulang setelah kejadian tadi. Kak Dipa membantuku menuruni tangga lagi untuk menuju kembali ke rumah.
•••••
Lama aku tak berjumpa dengan Miranti karena memang kita berbeda jurusan. Tiba-tiba dia datang menghampiriku di dalam kelas saat jam istirahat. Kami pun mulai mengobrol banyak hal yang receh hingga dia mulai membahas sesuatu hal yang serius padaku.
" stell maaf banget...maaf banget aku baru berani ngomong ini sama kamu"
"Ngomong apaan nih mir?" Ucapku sangat penasaran.
" Maaf kalau aku baru ngomong kalau sebenarnya kakak pembina kita, hem... yang waktu itu nolongin aku dan kamu di depan sekolah" ucap Miranti dengan wajah gugupnya.
" yang waktu kamu di samperin mantan kamu itu kah mir? Kenapa?? Apa lanjutannya mir?"
" Gini stell... Sebenarnya hari itu kak Dipa di hajar sama dia."
"Apaaaaa" tanyaku lantang pada miranti sehingga membuatnya kaget.
Akhirnya Miranti menceritakan semua kronologinya padaku. Selama ini kak Dipa menghindari ku bukan karena marah padaku, melainkan ada alasan lain yang tak pernah dia ungkap padaku.
" Ehh Miranti kan kamu?" tiba-tiba Fero datang dengan kak Bio di sampingnya.
" Hai maaf ganggu kalian lagi ngobrol nih" ucap kak bio dengan sopan.
Aku memberi kode miranti agar berhenti menceritakan tentang kak Dipa dengan menepuk pahanya. Dan mengalihkan pembicaraan dengan hal yang lain.
" Hai kak bio ada apa kak? Tiba-tiba kesini" tanyaku pada kak bio.
" Nih duduk dulu sini kak" ucap Fero sambil menepuk - nepuk kursi yang berada di sebelahnya.
Miranti pun langsung kembali menuju kelasnya setelah mencatat nomer ponselnya di handphoneku. Lalu aku pun melanjutkan obrolanku dengan kak bio. Ternyata kedatangannya di kelasku dengan niat mengajakku untuk masuk menjadi anggota OSIS.
"Yuk stell mau yuk, sekalian nemenin aku ya" ajak Fero memaksaku.
"Iya lumayan bisa nambah pengalaman juga" imbuh kak bio padaku dengan nada memaksa juga.
" Udah kak tulis aja nama dia, Stella Hardiyanto " ucap Fero dengan ngawur menyebutkan namaku. Namun dengan polosnya kak bio menulis namaku sesuai ucapan Fero.
" Ih Fer, enak aja kamu ganti-ganti nama... Salah.. salah itu kak, namaku Stella Herdiana kak" ucapku sambil menunjuk daftar namaku yang di tulis kak Bio di buku keanggotaan OSIS. Dan mulai saat itu, dengan terpaksa aku pun menjadi anggota OSIS di SMA Bhakti Jaya Raya.
•••••
"Kamu akrab banget sama kak Bio fer" aku mulai menggoda Fero. Seketika pipi Fero langsung memerah dengan senyum yang sumringah.
Dengan wajah cengar cengir Fero pun mengungkap hal yang mencengangkan. Dia bercerita kalau jatuh hati dengan kak Bio, makanya Fero memutuskan untuk mulai mendekati kak Bio dengan cara apapun.
Sebagai sahabat Fero, Stella hanya bisa menyemangatinya saja karena ia mengenal sifat sahabatnya itu. Karena Fero adalah seseorang yang mempunyai tekad paling kuat di muka bumi ini. Jika ia bilang akan mendapatkan hati kak Bio, ia pasti akan menebalkan tekadnya untuk mendapatkan hati kak Bio sampai terwujud.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments