Tetap Jadi Malaikatku

Tetap Jadi Malaikatku

Antusias

✨Happy Reading...

Hai, namaku Stella Herdiana...

Stella biasa aku di panggil oleh keluarga dan teman-temanku. Aku berumur 15 tahun tepatnya pada Oktober nanti.

Seminggu lagi adalah awal aku memasuki awal tahun pelajaran baru. Aku di terima di sekolah SMA yang paling di idam-idamkan di Surabaya, yaitu SMA Bakti Jaya Raya.

Aku sungguh tidak sabar menanti hari baru itu tiba. Banyak hal telah aku persiapkan, salah satunya kebutuhan untuk MOS (Masa Orientasi Siswa)

" Hei Stell, gimana kamu udah lengkap belum perlengkapan buat MOS kita ?" tanya Fero kepadaku.

"udah Fer, lengkap semua tinggal gas aja hihihi" jawabku sambil tertawa menutupi wajahku yang sangat bahagia.

Oh iya, si Fero ini adalah sahabat ku dari semasa kecil. Sejak dari TK, SD, SMP, hingga SMA sekarang kita pun selalu sama-sama. Rumah kita juga masih satu komplek.

Dia adalah teman yang sudah paham tentang hal apapun, seluk beluk tentang baik maupun buruk tentang diriku. Diantara kami tidak pernah ada yang namanya rahasia, kita selalu terbuka.

Si Fero kebetulan hari ini lagi main ke rumah. Dia berniat mengajak aku keluar buat nongkrong.

"Yuk, Stell kemana gitu yuk... Aku bosen banget nih" Ajak Fero yang sedari tadi hanya berguling-guling di tempat tidur.

"Kemana ya enaknya kita? gimana kalau kita nongkrong di cafe depan komplek?" Saran ku kepada Fero.

"Boleh juga tuh, kalau gitu cepetan gih ganti baju" ujar Fero.

"Ah aku kayak gini aja deh, cuma deket aja ini" ucapku yang kucel hanya pakai kaos oblong dan celana pendek di bawah lutut.

"Ih Stella... masa aku udah keren gini kamu ke sananya malah kayak gembel sih... hahaha" celetuk Fero sambil tertawa terbahak-bahak.

" Ah biarin deh Fer kayak gembel... yang penting dompet aku tebal nih mau traktir kamu, mau nggak?"

Jawabku sambil mengiming-imingi Fero.

"hahaha, bisa aja sih temanku yang cantik ini... ayo berangkatlah kalau kayak gitu" Jawab Fero yang akhirnya berhenti mengejekku lalu bergegas ke depan menghidupkan sepeda motornya.

•••••

"Udah siap stell yok kita ngafe..." teriak Fero sambil bergegas menghidupkan sepeda motornya menuju kafe.

Aku dan Fero perlahan menuju kafe yang jarak dari rumahku hanya sekitar 10 menitan. Namun tiba-tiba ada seorang Nenek paruh baya menyebrang tanpa melihat kalau ada sepeda motor yang datang.

"Brakkk"

Aku dan Fero tersungkur ke jalan aspal, tapi kita masih dalam keadaan sadarkan diri. Lalu banyak orang yang mengerubungi kita untuk membantu.

Dari jauh aku melihat si Fero sepertinya baik-baik saja. Namun tidak dengan nenek yang tadi menyebrang. Nenek itu sudah berlumuran darah tanpa sadarkan diri.

Orang- orang yang membantu kami telah menghubungi ambulance agar si nenek segera dapat pertolongan.

Aku dan Fero segera berdiri dan menghampiri si Nenek tadi.

" Ya Ampun stell Gimana ini, aku takut nenek ini kenapa-kenapa"ujar Fero yang sudah sangat ketakutan.

"Tenang Fer, semoga ambulance nya cepat dateng biar si nenek bisa segera di obati" ucapku sambil menepuk-nepuk pundak Fero agar dia lebih tenang.

Tak lama kemudian ambulance datang dan langsung membawa si nenek beserta kami ke rumah sakit terdekat dari komplek kami.

"Tidak apa-apa dik, tenang saja nenek itu lukanya tidak terlalu parah, tinggal menunggu dia siuman saja" Ucap dokter yang menjelaskan kalau kondisi nenek telah stabil.

" iya dok, terimakasih banyak dok" jawabku sambil memeluk Fero yang sedari tadi sangat khawatir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!