✨Happy Reading...
Lalu tiba-tiba datanglah seorang pria yang kira-kira hampir seumuran dengan kita menghampiri.
"Oh jadi kamu yang nabrak nenek aku!!!!" Sahut seseorang dari balik pintu kamar rumah sakit.
"hei apaan sih kamu ini, dateng-dateng marah-marah. Dengerin ya, aku itu nggak sengaja nabrak si nenek karena dia tiba-tiba nyebrang." sahut Fero yang tidak terima karena teriakan si pria tadi.
"hush jangan kenceng-kenceng kasihan si nenek, lagian di rumah sakit kalian kok pada teriak-teriak" ucapku mendinginkan suasana.
"kamu ini siapanya nenek?" tanyaku pada pria yang tadi meneriaki Fero.
"aku ini cucunya nenek, kalian ini gimana sih kalau bawa motor pada gak becus" jawab si pria tadi masih dengan nada marah-marah.
"isshhh nih orang emang gak bisa santai nih" gerutu Fero sambil menahan emosinya.
" udah-udah Fer biarin aja, aku aja yang ngomong sama dia. Kamu tunggu di luar aja sana Fer" Jawabku sambil menahan Fero agar tidak emosi.
"ya udah stell aku tunggu di luar aja, kalau kenapa-kenapa sama kamu tinggal teriak aja ya stell" celetuk Fero sambil melotot ke arah pria yang sejak tadi memegang tangan si nenek yang terbujur belum tersadar dari pingsannya.
Lama berselang aku dan si pria tadi terdiam sambil memandangi wajah si nenek. Aku mencoba menunggu kondisi pria ini agar meredam emosinya.
Agar tidak emosi lagi ketika aku ajak bicara.
" Kenapa nenek tadi berjalan sendirian di jalan?" ucapku mencoba membuka pembicaraan.
"oh soal itu, tadi nenek pergi tanpa ada orang rumah yang tau. Nenek aku mungkin bingung jalan buat pulang, karena nenek udah mulai pikun. "
terangnya sambil tetap memegang tangan neneknya erat.
" Hem sebelumnya aku sama temanku mau minta maaf kalau kami kurang hati-hati sampai bikin nenek kamu jadi seperti ini" pintaku sambil membungkuk.
"aku juga minta maaf soal tadi aku langsung emosi ya... Syukur nenek aku juga nggak kenapa-kenapa" Timpal pria itu.
"semoga nenek kamu cepat sadar dan pulih ya. Kami akan tanggung jawab sampai nenek kamu sehat lagi" jawab ku sambil memandang wajah si nenek.
Beberapa saat kemudian nenek sadar, aku dan cucunya yang terdiam sejak tadi pun terperanjat dan mengucap syukur. Lalu ku panggilkan dokter agar memeriksa keadaan nenek.
"Nenek kamu sudah baik-baik saja mungkin besok sudah bisa pulang" ujar pak dokter.
."makasih ya dok...makasih banyak" jawabku dengan semangat.
Lalu, dokter pun pergi meninggalkan kami.
"sudah kalian berdua bisa pulang duluan aja. biar aku aja yang disini" pinta cucu si nenek itu.
"seriusan nih, tapi aku jadi nggak enak kalau kayak gini" jawabku.
"udah gak apa-apa , kalian pulang aja" Paksa pria itu padaku.
"ya udah kalau kamu maksa, kami pulang duluan kalau gitu. kalau ada sesuatu, kamu bisa telpon aku saja." jawabku sambil memberi sepucuk kertas berisi nama dan nomer handphone ku.
"oh iya nama kamu siapa?" tanyanya kepadaku sembari beranjak pergi.
Aku pun berbalik badan menghampiri cucu si nenek itu lagi, lalu ku tarik tangannya dan ku perkenalkan namaku.
"Namaku Stella, semoga kita bisa jumpa lagi ya" jawabku sambil tersenyum ke arahnya.
•••••
Beberapa hari kemudian Fero mendatangiku, seperti biasa kami saling berbincang- bincang.
"kamu di hubungin dia gak stell?" tanya Fero kepadaku.
"mungkin neneknya udah baik-baik aja Fer, jadi dia gak hubungin aku". jawabku santai.
Memang setelah beberapa hari sama sekali cucu nenek itu sama sekali tidak menghubungiku. Di hari kepulangan neneknya kami juga ke rumah sakit tapi kami terlambat karena mereka sudah pulang lebih dulu. Tapi, kami tetap saja memikirkan kondisi si nenek yang kami tak sengaja tabrak itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments