Dia ada di mana-mana

✨Happy Reading...

Dengan terburu-buru langsung ku tutup jendela kamarku agar tak lagi ku lihat si pembina yang super nyebelin itu. Aku menggerutu sendiri di dalam kamar kenapa hari ini di sekolah sangat sial dan di rumah semakin sial. Kenapa dia muncul menjadi tetanggaku juga.

"Stella..." Lalu terdengar suara lantang mama dari lantai bawah.

Aku yang masih termenung, langsung beranjak dari tempat tidurku menuju ke bawah.

"kenapa ma manggil stella" ucapku sambil menuruni anak tangga.

"ada teman kamu tuh di depan teras" jawab mama yang sedang membuatkan minum untuk seseorang yang duduk di teras depan.

"si Fero kah ma?" Tanyaku penasaran.

Mama hanya cekikikan tidak menjawab, tangannya sambil menutupi mulutnya yang seperti menyembunyikan sesuatu. Perilaku mama membuatku menjadi khawatir. Siapakah teman yang datang di sore hari seperti ini.

Aku pun melangkah menuju teras depan sambil membawa secangkir teh yang telah mama buatkan.

Sekilas terlihat punggung seorang pria memakai kaos oblong berwarna biru.

Setelah dia menoleh tiba-tiba cangkir teh yang ku pegang bergetar. Sungguh terkejutnya aku melihat tamu yang saat ini duduk di depan teras rumahku.

"Ngapain kakak disini?" tanyaku kesal.

"hai, kita ketemu lagi nih" ujarnya dengan senyuman mencurigakan, sama seperti yang ku lihat saat di sekolah tadi.

Aku sungguh tak percaya, bahwa ini terlalu aneh bagiku. Dalam hati aku bergumam lebih baik aku tetap di teras menemui kakak pembina tengil ini atau ku taruh secangkir teh yang ku bawa dari tanganku ke meja lalu secepat kilat pergi.

Akhirnya ku pilih pilihanku yang kedua, setelah menaruh cangkir teh lalu aku mempersilahkan dia untuk minum lalu aku berjalan pergi menuju pagar. Belum sempat ku ancang- ancang untuk berlari. Si pembina tengil ini menarik tanganku dengan sigap.

" Mau lari ke mana kamu" ucapnya sambil memegang erat tanganku.

Terjadi tarik menarik di antara kami berdua. Aku mencoba melepaskan cengkraman tangannya namun tetap tidak bisa. Beberapa saat dia melihatku kesakitan diapun melepas tangannya.

Rasanya ingin berteriak namun rasanya bibir ini keluh untuk berbicara.

"Duduk sebentar ada yang mau aku ucapin ke kamu"

"ucapin Apaan?" jawabku ketus padanya.

"Aku cuma mau ngasih tau nama aku aja ke kamu. Nama aku Dipa, inget ya!!!" ucapnya lalu menyeruput secangkir teh hingga habis.

"Sepertinya kakak habis di samber gledek ya?... Emang ada yang nanya ya?"sahutku terheran-heran.

"Inget aja pokoknya" jawabnya sambil beranjak dari kursi lalu menuju ke tempat aku berdiri.

Aku reflek langsung mundur ke belakang karena dia seperti mendekat ke arahku.

"Tante, saya pamit pulang dulu ya" Ternyata diapun pamit sambil menyenggol kakiku.

"loh kok sudah mau pulang nak?" tanya mamaku sambil berjalan dari dapur ke teras depan.

"Gak apa-apa Tante... Saya pamit dulu ya te" jawabnya sambil pamit mencium tangan mamaku.

"Sering-sering main aja kesini ya " ucap mama sambil menoleh padaku.

Aku yang hanya bisa berdiri diam hanya memelototi mama yang berlalu masuk lagi ke dalam rumah.

"Aku pergi dulu ya Stella, sampai jumpa besok di sekolah neraka" ucapnya sambil berlalu pergi menuju ke rumahnya.

"APAAAA!!!" sahutku dengan nada tinggi karena terkejut mendengar ucapannya.

Aku sempat hampir mengejarnya saking kesalnya dengan si pembina tengil itu. Namun, sekali lagi tetap aku tak sanggup untuk hal itu. Akhirnya aku hanya dapat menggerutu kesal di dalam hati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!