Selamat Datang Cinta

Selamat Datang Cinta

1. Sederhana

Sosok yang menawan itu bukan yang menonjolkan banyak kemampuan. Namun, sosok sederhana yang bersahaja.

°°°

Ardinan Nawwaf, adalah seorang guru tetap di sebuah SMA swasta yang cukup terkenal. Dia dikenal sebagai guru yang memiliki wawasan yang luas, meski dia adalah seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Pak Dinan, begitu seluruh warga sekolah memanggilnya. Sosok yang banyak bekerja dari pada sekadar berbicara.

Pagi yang cerah, pagi ini adalah masa dua bulan sebelum semester satu berakhir. Di mana, waktu ini adalah banyak target yang ingin ditempuh. Tak terkecuali Dinan, dia juga ingin menilai sejauh mana tanggapan siswa-siswinya menerima hal yang dia ajarkan.

Pagi ini Dinan datang lebih pagi dari biasanya, dia mengenakan kemeja warna biru muda dengan celana warna hitam pekat. Warna biru adalah seragam yang sudah menjadi kesepakatan bersama seluruh dewan guru. Dinan melangkah dari parkir depan menuju ruang guru yang cukup jauh, sesekali dia mengangguk dengan bibir segaris saat disapa oleh para siswa dan siswi yang sudah datang.

"Assalamualaikum," salam Rindu, salah satu staf administrasi sekolah.

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh," jawab Dinan berhenti di depan ruang tata usaha yang cukup ramai di pagi hari.

"Tumben pagi?" tanya Rindu, sosok perempuan berusia pertengahan tiga puluhan.

"Iya, mau gandakan soal." Dinan berkata dengan nada datar, tak ada sedikitpun intonasi. Padahal dia adalah guru bahasa Indonesia yang pada kesempatan akan membacakan puisi untuk anak didiknya.

"Udah dinyalakan kok," kata Rindu sambil memberikan kode dengan dagunya ke mesin fotocopy.

"Terima kasih." Dinan melangkah meninggalkan Rindu yang sudah kembali sibuk dengan kolom Exel di depannya.

Dinan sibuk mengeluarkan lembaran kertas yang ada di dalam map. Kemudian dia memilih beberapa lembar soal yang dia buat semalam. Dinan bukan guru yang suka memberi soal setiap saat, bahkan dia terkenal sebagai guru paling dipuji oleh anak didiknya karena hanya hitungan jari akan memberi pekerjaan rumah dalam satu semester.

"Tumben Pak," kata Doni salah satu staf tata usaha.

"Iya, mau evaluasi akhir semester." Doni mengangguk, dia tahu benar karakter Dinan yang pendiam dan berbicara seperlunya.

"Dapat berapa kelas tahun ini?"

"Batas minimal jam mengajar," kata Dinan meletakkan kertasnya di atas kaca kemudian menutup dan menekan tombol pengaturan.

Dinan menghadap ke arah Doni, "undang yang kemarin beneran?" Doni mengangkat wajahnya, kemudian tersenyum.

"Ya, kenapa terkejut?" Doni dan Dinan memang sudah saling kenal, bahkan dulu keduanya memasukan lamaran pekerjaan ke yayasan ini bersamaan walaupun Doni lebih dulu mendapat panggilan.

"Sedikit." Dinan membalik badan dan mengurusi kertas yang dia kopi, hal itu membuat Doni berdecak sebal.

"Jangan lupa datang, siapa tahu ketemu jodoh." Dinan menoleh sejenak kemudian mengangguk.

••••

Dinan berjalan menuju kelas X-e yang ada di bangunan paling barat dekat perpustakaan. Kelas itu menjadi kelas favorit bagi dirinya, selain karena banyak anak didiknya yang aktif dalam belajar juga karena letaknya yang berdekatan dengan perpustakaan, tempat paling nyaman dan disukai oleh Dinan.

"Assalamualaikum," salam Dinan saat memasuki kelas, dan bisa di lihat para siswa dan siswi yang awalnya berhamburan langsung mengambil duduk. Bahkan ada beberapa anak yang berebut duduk karena terkejut.

"Sudah siap?" tanya Dinan menatap anak didiknya yang mulai tenang.

"Siap pak," seru anak didik Dinan dengan kompak.

"Baiklah, Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh."

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh."

"Mari belajar kita awali dengan bacaan basmalah bersama." Dinan mengatakan kemudian disambut serempak oleh peserta didik. Sekolah ini memang SMA swasta namun sekolah ini berbasis Islam.

"Seperti biasa, silahkan ambil alat tulis dan alas ujian. Karena sesuai dengan informasi dua hari yang lalu bahwa hari ini kita akan mengadakan evaluasi akhir semester satu." Dinan mulai membuka lembar soal di map.

"Pak kasih waktu 10 menit untuk belajar ya?" kata salah satu siswa yang memiliki niat untuk mengolor waktu.

"Maaf, kemarin sudah dijelaskan jadi belajar dilakukan saat berada di rumah atau paling lambat sebelum saya masuk ke dalam kelas."

"Yaaah," seru beberapa anak dengan pasrah.

"Lagi pula ini bahasa Indonesia, jika kalian sudah menerima materi saya pasti kalian bisa mengerjakannya. Bahasa Indonesia itu menggunakan pengetahuan pasti yang hanya perlu kita nalar sedikit." Dinan menjelaskan kepada para siswanya.

"Baiklah saya bagikan dan tolong berperilaku jujur," kata Dinan dan diangguki beberapa anak. Dinan membagikan setiap soal ke meja. Dia tidak malas dan meminta salah satu siswa tapi dia berjalan sendiri untuk menghampiri siswa dan sisinya, karena menurutnya ini bisa membangun chaimistry dalam pendidikan.

"Jawaban langsung di lembaran soal," kata Dinan mengamati satu persatu siswanya.

"Silahkan dikerjakan!" Dinan berjalan menuju belakang. Dia akan mengamati siswanya dari belakang.

"Jika ada yang tidak paham atau salah penulisan, tolong tanyakan langsung kepada saya jangan mengganggu aktivitas temannya," kata Dinan memberi peringatan. Namun peringatan tetaplah sebuah peringatan karena sebagian siswa lebih nyaman bertanya kepada temannya dari pada kepala gurunya.

Dinan hanya tersenyum tipis saat ada salah satu anak didiknya yang sedang bertanya kepada temannya namun dicuekin. Dia tahu, bahwa ada sebagian siswa atau siswi yang nampak terlihat bersaing dengan satu teman lainnya. Dia ingin tampak terlihat di matanya dengan siswi yang berprestasi. Dia tahu itu, namun dia tidak mau ambil pusing tentang semua itu.

•••

Dinan berjalan menuju koperasi yang berjarak sekitar empat ruangan dari kantor, dia melangkah dengan pelan hingga salah satu murid menghalangi langkahnya.

"Maaf Pak," kata siswi perempuan itu dengan malu-malu.

"Ada yang bisa dibantu?" tanya Dinan menatap bet nama yang tergantung di jilbab.

"Em, itu pak anu," kata siswi yang diketahui bernama Dinda.

"Iya," kata Dinan tidak sabar. Dia ingin segera sampai di koperasi membeli kertas HVS kemudian segera pulang.

"Anu Pak," Dinan mundur satu langkah kemudian memasukkan dua tangannya di saku celana.

"Kalau hal itu penting segera ucapkan, namun jika tidak penting biarkan saya melanjutkan perjalanan. Hari semakin sore jadi saya harus segera pulang." Dinda menggaruk kepala belakangnya, dia merasa canggung.

"Mau bicara?" tanya Dinan, Dinda mendongak kemudian menunduk.

"Saya cuman diminta menyerahkan ini," kata Dinda mengulurkan tangan yang ternyata membawa sebuah kertas yang dilipat.

"Ini buat saya?" tanya Dinan mengacungkan kertas yang dilipat rapi di depan dadanya.

"Iya Pak?" Dinan menatap wajah Dinda aneh, kemudian Dinan mengerti bahwa gadis yang di depannya ini sedang dikerjai teman-temannya atau sedang berusaha menarik perhatiannya. Dia menoleh ke arah kaca yang ada di kelas IPA dan di sana nampak dua siswi yang sedang mengintip.

"Baiklah, terima kasih. Sekarang saya boleh pergi?" Dinda mengangguk dengan antusias, sama antusiasnya dengan detak jantungnya yang menggila.

Dinan tersenyum mengamati kertas itu kemudian melipat dan memasukkan ke dalam kantongnya. Ini bukan pertama kalinya ada murid yang mengirim surat tulisan, bahkan dia sudah sering menerima. Biasanya mereka menulis puisi atau sajak dan ada juga yang menulis surat cinta atau sebatas curhatan tentang orang tua, pacar atau mantan. Dan semua itu diterima oleh Dinan dengan santai, kadang dia juga memberi saran secukupnya bagi sebagian siswinya yang memerlukan. Mungkin inilah pesona seorang Dinan, dia tak banyak bicara namun banyak bekerja. Dia sederhana dengan segala kelebihannya.

°°°

posting : 12 November 2019

-Mawarmay-

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-05-02

0

Jumarni

Jumarni

dinan dinda cocok deh

2020-09-08

0

Dlfar

Dlfar

Kangen Mas Dinan de 😍

2020-06-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!