Episode 5. Let's Be Partners

Kewaspadaan Arsyelin meningkat begitu mendengar

penawaran Isaac yang tampak menjanjikan. Makhluk itu terlihat mampu melakukan apa saja seorang diri, kenapa ia begitu berusaha keras mengajak dirinya untuk menjalin kerja sama? Pasti ada sesuatu yang tidak benar.

Gadis itu menatap Isaac yang tampak bersungguh-sungguh di hadapannya dengan dahi mengerut dalam. “Bantuan seperti apa yang kau harapkan dariku? Bukankah kau memiliki kemampuan yang bisa dengan mudah memecahkan suatu masalah?” tanya Arsyelin penuh selidik. Yang sungguh tak pernah disangkanya, pemuda itu justru tertawa bangga mendengar

sindirannya.

Sepertinya makhluk astral ini sungguh tak mengerti bahasa manusia.

“Oh, kau sungguh membuatku tersanjung. Aku memang bisa melakukan apa pun tanpa harus mengandalkan siapa pun jika aku berada di alamku. Tapi tidak ketika aku berada di alam manusia. Ada batasan-batasan yang tak mampu kulalui. Karena itulah aku membutuhkanmu untuk melakukannya,” jelas Isaac terus terang.

Arsyelin mengerutkan dahi semakin dalam. “Batasan? Batasan seperti apa yang kau maksud?” tanyanya penuh rasa ingin tahu. Ia sungguh tidak tahu ada hal semacam itu.

Isaac menyangga dagunya dengan sebelah tangan yang bertumpu di atas meja. Menatap kejauhan, menembus dinding yang berada di belakang punggung Arsyelin. Seolah tengah menatap sesuatu yang jauh di masa lampau.

“Kau tahu, sebagian manusia ada yang berhasil menyelami kehidupan kami. Entah bagaimana, mereka tahu apa saja yang menjadi kelemahan kami. Seperti dirimu yang mengancam akan menghancurkan intisariku kala itu, apa kau ingat?" Saat berkata demikian, pandangan Isaac beralih pada gadis yang tampaknya tengah menunggu penjelasannya dengan takzim. Isaac menatap gadis itu dengan sorot mata meredup yang mengundang belas kasihan.

Arsyelin langsung berdeham salah tingkah. Merasa sedikit bersalah. Ia tak pernah terpikirkan bahwa makhluk selain manusia juga memiliki perasaan semacam itu. Yang ia tahu hanya bagaimana melindungi dirinya dari gangguan makhluk jenis ini. Bagaimana mungkin ia memikirkan perasaan lawan di saat ia sendiri tengah dilanda perasaan terancam?

Respon yang ditunjukkan Arsyelin membuat Isaac menatapnya dalam sebelum akhirnya menyeringai ironi. “Ya, seperti itulah. Karena aku bisa melihat ucapanmu kala itu tidak bisa dianggap hanya bualan, maka kuasumsikan kau mengerti batasan apa yang kumaksud,” lanjut Isaac telak. Membuat Arsyelin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Tersenyum lebar dengan sedikit gurat penyesalan. Karena ia telah melupakan satu fakta penting; setiap tindakan, pasti memiliki sisi emosional sebagai alasan. Tidak seharusnya ia berbuat kasar pada makhluk ini, bukan?

“Bagaimana, apa kau menerima tawaran kerja sama yang kuajukan padamu?” lanjut Isaac, bahkan sebelum gadis di hadapannya sempat mengeluarkan sepatah kata. Karena ia yakin, gadis seperti ini tidak akan dengan mudah mengungkapkan permohonan maaf, meskipun dirinya telah berhasil memancing perasaan bersalah gadis itu. Yang memang menjadi tujuannya. Karena ia tahu, sisi emosional itu akan menjadi kunci kelengahan si gadis keras kepala ini.

Di sisi lain, Arsyelin tampak bimbang. Jika tawaran itu berasal dari manusia, gadis itu tak akan ragu sedikit pun untuk mengiyakan. Sayangnya, tawaran itu berasal dari makhluk astral yang kadar bisa dipercayanya masih dalam tanda tanya. Meskipun ia bisa melihat kesungguhan dari diri Isaac, tetap saja, kewaspadaannya jauh lebih besar. Makhluk ini memang terlihat sangat kompeten dalam menguraikan benang kusut yang nyaris saja menjerat lehernya, tetapi itu baru dugaan sementara

berdasarkan instingnya. Belum tentu benar. Atau jangan-jangan, penjelasannya itu, yang tampak begitu masuk akal dan meyakinkan hanyalah bualannya saja?

Hanya omong kosong untuk membuat dirinya tampak begitu bodoh dan mengikuti kehendaknya?

Segala pikiran buruk itu membuat Arsyelin merasa

jengkel secara tiba-tiba. Jika sampai terbukti makhluk ini tengah mengerjainya, lihat saja─

Di saat Arsyelin masih dibayangi keraguan yang pekat,

ponselnya tiba-tiba berdering. Mengalihkan perhatiannya dari kesibukannya menilai Isaac.

Arsyelin secepat kilat mengangkat panggilan itu

begitu pandangannya menangkap nama yang tertera di sana.

“Adam, apa kau menemukan sesuatu?” tanyanya cepat, bahkan sebelum si penelepon mengucapkan sepatah kata pun. Mengabaikan tatapan penuh tanya pemuda di hadapannya.

Helaan napas berat terdengar, membuat raut penuh Arsyelin langsung memudar. Sepertinya ia harus mengubur harapannya bahkan sebelum temannya itu mengatakan apa pun, karena jelas sekali bukan kabar baik yang akan ia dengar.

“Maafkan aku, Lin. Aku dan Toby baru saja menyelam ke dunia bawah. Meretas segala situs sejarah. Namun

kami tidak menemukan apa pun yang bisa menjelaskan tentang tulisan kuno itu. Ada banyak sekali yang mirip, semuanya berkaitan dengan mantra sihir. Tetapi aku bisa memastikan bahwa guratan tulisan itu sangat berbeda. Membuatku jadi

berpikir, mungkinkah ini bukanlah asli tulisan kuno? Mungkin saja hanya tulisan tangan biasa yang dibuat asal-asalan guna mengecoh kepentingan penyidikan. Lin, kurasa ...." Hening sejenak. Pemuda itu tak lekas melanjutkan kalimatnya. Tampaknya ia tengah menimbang-nimbang kalimat yang pas untuk menggambarkan isi pikirannya. Membuat Arsyelin mengerutkan dahi penuh tanya.

"Ada apa, Adam? Katakan saja apa yang kau simpulkan atas kasus ini," ucap Arsyelin menyadari kebimbangan Adam.

"Kurasa, ini hanya sebuah akal-akalan,” jelas Adam dengan nada sedikit bimbang di akhir kalimatnya.

Sebuah kalimat yang justru membuat Arsyelin tersenyum lebar. Menyalakan kembali api harapannya yang sempat meredup.

Segala bentuk perubahan gestur gadis itu tak luput

dari perhatian Isaac yang sejak tadi mendengarkan percakapan. Membuat pemuda itu mencibir Arsyelin dengan gaya mencemooh.

“Aku sungguh tak menyangka kau memiliki teman yang jauh lebih pintar darimu,” ucap Isaac dengan nada malas, menyangga kepalanya dengan sebelah tangan yang bertumpu di atas meja. Sedikit kesal karena sebelumnya gadis itu tampak meragukan analisanya secara terang-terangan. Namun sekarang lihatlah, gadis itu langsung mempercayai ucapan sosok di seberang panggilan, yang bahkan diucapkan dengan nada keraguan. Sedangkan dirinya yang penuh kepastian, begitu saja terabaikan. Jelas saja hal itu membuatnya kesal.

Arsyelin hanya melirik makhluk astral itu sekilas,

mengabaikan sikapnya yang menjengkelkan. Kembali memfokuskan perhatiannya pada lawan bicaranya di seberang sambungan. “Apa kau sungguh berpikir seperti itu, Adam?” tanyanya sekali lagi untuk memastikan.

Gadis itu tahu pasti kapasitas seorang Adam Sherman. Temannya itu sangat ahli membaca tulisan. Membaca dalam segala arti. Serahkan saja

kertas dengan tanda tangan dan beberapa tulisan tangan padanya, maka ia akan dengan mudah menebak bagaimana karakter sekaligus kehidupan seperti apa yang tengah dijalani si pemilik tulisan tangan. Dan selama ini, tebakannya tidak pernah meleset barang semili. Temannya itu juga menguasai micro expression jauh lebih baik dari siapa pun ketika di akademi. Membuat siapa pun tidak akan

pernah mampu membohonginya. Karena perubahan gestur wajah sekecil apa pun, ia mampu memahami maknanya.

Jadi, jika Adam mengatakan A, maka Arsyelin tidak akan meragukannya sedikit pun. Karena ia tahu pasti siapa Adam.

“Ya, itulah yang seketika terlintas di benakku. Jika

demikian adanya, kau harus berhati-hati, Lin. Mereka sengaja merepotkan diri menyembunyikan kertas itu di saluran pembuangan, sengaja meninggalkan jejak di

sana, pasti bukan tanpa alasan. Mengingat bagaimana lihainya mereka, aku khawatir, sejujurnya mereka tengah menunggu orang sepertimu untuk mendatangi

sarang mereka.” Helaan napas berat kembali terdengar, “Kalau boleh jujur, aku ingin kau meninggalkan kasus ini. Tetapi sepertinya hal itu mustahil, aku tahu pasti siapa dirimu,” lanjut Adam seraya terkekeh pelan. “Lin, berhati-hatilah. Jangan

lengah sedikit pun. Hanya itu yang bisa kukatakan padamu,” lanjut Adam dengan nada sungguh-sungguh. Membuat Arsyelin menelan ludah.

Jika Adam telah memperingatkannya seperti itu,

sepertinya hal yang akan ia hadapi jauh lebih sulit daripada apa yang dia perkirakan.

Namun, tak urung, gadis itu turut tertawa pelan, meskipun ia yakin sekali tawa itu tak mampu menyembunyikan sedikit rasa gentarnya dari perhatian Adam. “Tenang saja, Adam. Aku adalah Arsyelin Wangsaguna. Hal seperti ini tak akan menyurutkan langkahku,” ucap gadis itu mencoba menguatkan tekadnya kembali.

Adam tertawa dari seberang sambungan. “Ya, aku tahu. Selamat berjuang, Kawan. Jangan sungkan meghubungiku jika butuh bantuan.”

Dan sambungan telepon pun terputus setelah beberapa kalimat penutup.

Ketika gadis itu meletakkan kembali ponselnya ke atas

meja, ia baru menyadari keberadaan sosok jin yang kini tampak menggeletakkan kepalanya di atas meja, mengamatinya dengan tampang malas sekaligus jengkel secara bersamaan.

“Berhentilah memberiku tatapan seperti itu,” ucap

Arsyelin seraya berdiri, hendak menyeduh coklat panas. Rasa kantuknya memang telah menguap bersama antusiasnya mempelajari kasus yang tengah ia tangani. Namun kini, ia butuh sesuatu yang bisa membuat pikirannya tenang agar mampu berpikir jernih.

Ruang kerja Arsyelin adalah perpustakaan keluarga yang ia sulap sebagaimana seleranya. Menghadap ke halaman berumput yang sangat luas. Terletak tidak jauh dari dapur. Namun gadis itu tidak perlu ke dapur jika hanya ingin menyeduh kopi ataupun coklat panas, karena gadis itu sudah memindahkan dispenser ke ruang kerjanya.

“Jadi, apakah sekarang kau percaya padaku?” tanya

Isaac, menegakkan kembali badannya dengan kedua tangan bersedekap.

Arsyelin menoleh, sedikit merasa bersalah ketika

melihat ekspresi Isaac yang tampak kesal. Senyum tulus terukir di wajahnya yang oriental. “Ya, aku percaya padamu. Sekarang, apakah kau masih berniat

membantuku?” tanya gadis itu, kembali berjalan ke meja kerjanya setelah memenuhi gelas bergambar karakter panda itu dengan coklat panas.

“Tentu saja. Kau tidak seharusnya mengambil kembali

sesuatu yang telah kau katakan. Sebaliknya, kau harus bertanggung jawab,” jawab Isaac dengan nada tegas nan dalam, membuat Arsyelin langsung mendongak, menatap Isaac dengan wajah terkejut yang begitu nyata.

Sungguhkah kalimat tegas yang baru saja ia dengar berasal dari lisan sosok di hadapannya? Yang mana ia tahu pasti, sosok itu mudah merajuk dan menyebalkan. Kenapa rasanya sungguh sangat berbeda? Apakah pendengarannya bermasalah? Karena ia yakin sekali, suara tegas nan dalam itu lebih cocok dimiliki oleh para bangsawan yang terbiasa menghadapi protokoler yang melelahkan. Yang tidak akan mudah ditiru oleh semua orang, karena hal itu melibatkan faktor kebiasaan.

Menyadari kekeliruannya, Isaac langsung berdeham. “Apa kau berencana meminum coklat panas itu

sendirian? Kau sama sekali tak berniat menawariku, eh? Berikan padaku,” ucap Isaac cepat seraya menyerobot gelas di tangan Arsyelin. Dan tanpa peringatan, langsung menyesap isinya, membuat Arsyelin terbeliak tak percaya.

“Hei, aku sudah meminumnya. Jika kau mau, aku bisa

membuatkan yang baru untukmu,” seru Arsyelin tak mampu menyembunyikan keterkejutannya.

“Tidak perlu. Aku menyukainya. Jika kau masih mau minum, silakan buat lagi yang baru,” balas pemuda itu dengan gayanya yang sangat menyebalkan. Meleburkan segala kesan anggun nan bijaksana yang sesaat lalu tak sengaja ia tampakkan.

Arsyelin menyeringai menahan geram. “Terserah kau

saja. Sekarang bagaimana? Jelaskan padaku bagaimana kau berencana membantuku?” tanya gadis itu, mengembalikan topik pembahasan pada jalur yang seharusnya. Ia tidak ingin menghabiskan waktu yang sia-sia dengan makhluk antah berantah ini.

Isaac melebarkan kedua bola matanya yang tampak

bersinar terang bagai kejora. “Jadi, kau mengizinkanku tinggal di sini?”

“Apakah kau mendengarku mengatakan pernyataan yang bisa kau artikan seperti itu?” Gadis itu mengerutkan dahi seraya menyeringai seolah baru saja mendengar pertanyaan konyol.

“Kau telah menyepakati kerja sama kita. Itu artinya,

aku harus tinggal di sini. Akan ada banyak hal yang perlu kita bahas nantinya. Lagipula, aku tidak memiliki tempat tinggal, dan kau tinggal sendirian. Kenapa kau tidak membiarkanku menjagamu?” tanya Isaac dengan tampang polos. Sepolos pikirannya.

“Tetapi kau ini pria, dan aku wanita. Menurutmu apa

yang akan dikatakan orang-orang jika mereka melihat kita?” tanya Arsyelin dengan nada tegas nan menyudutkan.

Siapa sangka, pertanyaan itu justru membuat makhluk

astral di hadapannya tergelak. Rupanya Arsyelin tanpa sadar telah menganggap kehadiran sosok itu nyata adanya. Ia sungguh melupakan satu fakta mendasar

bagaimana sosok dari dimensi lain itu hidup di alam manusia.

“Jika itu yang kau khawatirkan, kau boleh tenang. Tidak ada manusia yang bisa melihatku selain dirimu, kecuali aku menampakkan diri. Jadi, kupastikan tidak akan ada pembicaraan buruk tentang kita dari

orang-orang. Mereka hanya akan menganggapmu seperti orang gila jika tanpa sadar kau mengajakku bicara di tempat umum.”

Arsyelin terdiam sejenak mendengarkan penuturan Isaac. Apa yang dikatakan makhluk ini ada benarnya juga. Setidaknya, jika ada yang menyerangnya karena kasus yang tengah ia tangani, ia tidak sendirian.

Gadis itu mengamati tubuh Isaac dari atas sampai bawah dengan tatapan menimbang-nimbang. Makhluk ini terlihat begitu tangguh dan kuat, pasti sangat bisa diandalkan jika ia dalam kesulitan. Simpulnya kemudian.

Atas pertimbangan itu, Arsyelin mengangguk. “Baiklah. Kau boleh tinggal di sini. Tetapi ingat, kau harus tahu batasanmu. Aku tidak mengizinkanmu masuk ke dalam kamar pribadiku. Apa kau mengerti?”

“Tenang saja. Aku tidak tertarik denganmu. Kau tidak

perlu berpikir macam-macam,” balas Isaac dengan seringai lebar. Mengedipkan sebelah mata. Sengaja betul membuat Arsyelin bersungut-sungut.

Tanpa terasa, pagi hampir datang menjelang. Isaac

ingat sekali, Jack sahabatnya dulu selalu terserang demam setelah begadang. Ingatan itu membuatnya menatap Arsyelin penuh penilaian. Gadis ini pastilah sudah berhari-hari kurang tidur. Wajahnya terlihat begitu lelah meski senantiasa terbungkus semangat yang seolah tak pernah padam. Di sekitar bola matanya yang besar tampak lingkaran hitam samar. Menunjukkan bahwa si empu pastilah kurang tidur.

Isaac berdecak penuh ironi. Menatap Arsyelin dari atas

hingga bawah dengan tatapan kasihan.  “Pergilah tidur. Otak yang kelelahan tidak akan mampu bekerja dengan baik. Berikan hak mereka untuk beristirahat. Aku akan menjaga tempat ini."

“Tapi aku harus─”

“Tidak ada tapi-tapian. Pergilah tidur. Seperti janjiku

padamu, aku akan membantumu memecahkan kasus ini sampai tuntas. Pergilah,” perintah Isaac tegas. Lagi-lagi, nada tegas sulit dibantah itu keluar dari

lisan Isaac tanpa ia sadari. Membuat Arsyelin menyipitkan mata samar. Mungkinkah jin biasa bisa memiliki kemampuan seperti itu?

Namun, kali ini gadis itu tak memiliki waktu untuk memikirkannya. Ia mulai merasakan fisiknya berteriak-teriak keras menuntut haknya, yang selama beberapa hari ini, ia membungkam teriakan itu dengan terus bekerja keras. Kali ini, sepertinya makhluk astral itu benar. Ia butuh istirahat.

“Baiklah. Aku akan pergi tidur sebentar. Jika kau

butuh makan, carilah sendiri di dapur. Di kulkas ada banyak makanan instan yang bisa kau hangatkan. Aku pergi dulu.”

Isaac tersenyum lebar menatap punggung Arsyelin yang menghilang di balik pintu. Bagus. Satu rencananya telah berjalan lancar. Waktunya bekerja!

Terpopuler

Comments

eli rina

eli rina

aq udh beberapa x baca novel ini . rasanya g ngebosenin.
good job outhor.. 👍👍

2024-02-02

0

Rina Risa

Rina Risa

Isaac. sni jgain aq juga🤣🤣

2021-08-11

2

Nindira

Nindira

5 like mendarat di tunggu feedbacknya thor di

PRIA CANTIK ITU JODOHKU

2021-07-13

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. The Misty Night
2 Episode 2. Organ Theft
3 Episode 3. Invisible
4 Episode 4. Fake Evidence
5 Episode 5. Let's Be Partners
6 Episode 6. Intruder
7 Episode 7. Corpse Under The Bridge
8 Episode 8. Sammamish River
9 Episode 9. Someone Mysterious
10 Episode 10. Missing Target
11 Episode 11. Suspicious Brand
12 Episode 12. Cecilia Bed
13 Episode 13. Lake Washington
14 Episode 14. Black Marlin
15 Episode 15. K1 mean Kampret?
16 Episode 16. Never Show Your Weakness
17 Episode 17. Secret Chip
18 Episode 18. For The Sake of Friendship
19 Episode 19. Underwater
20 Episode 20. Finally Found You
21 Episode 21. The Chosen Girl
22 Episode 22. Promise
23 Episode 23. Released
24 Episode 24. Peluru Beracun
25 Episode 25. Pesan Darurat
26 Episode 26. Penawar Racun
27 Episode 27. King Allen I
28 Episode 28. King Allen II
29 Episode 29. King Allen III
30 Episode 30. King Allen IV
31 Episode 31. King Allen V
32 Episode 32. Prince Secret I
33 Episode 33. Prince Secret II
34 Episode 34. Prince Secret III
35 Episode 35. Prince Secret IV
36 Episode 36. Prince Secret V
37 Episode 37. Sel Keluarga Kingston I
38 Episode 38. Sel Keluarga Kingston II
39 Episode 39. Shield Organisation
40 Episode 40. Kebenaran I
41 Episode 41. Kebenaran II
42 Episode 42. Rekan
43 Episode 43. Rekan II
44 Episode 44. Rekan III
45 Episode 45. Rekan IV
46 Episode 46. Microchip
47 Episode 47. Mengatur Rencana
48 Episode 48. Memahamimu I
49 Episode 49. Memahamimu II
50 Episode 50. Sekutu I
51 Episode 51. Sekutu II
52 Episode 52. Sekutu III
53 Pengumuman Give Away!
54 Episode 53. Sekutu IV
55 Episode 54. Greenwood I
56 Episode 55. Greenwood II
57 Episode 56. Kesalahpahaman I
58 Episode 57. Kesalahpahaman II
59 Episode 58. Kesalahpahaman III
60 Episode 59. That's Right! I'm Interested In You!
61 Episode 60. Just Stand By Me
62 Episode 61. Believe in You I
63 Episode 62. Believe in You II
64 Episode 63. Lencana K-One
65 Episode 64. Tuan Besar Kingstone
66 Episode 65. Tuan Besar Kingstone II
67 Episode 66. Greengarden
68 Episode 67. James Harries
69 Episode 68. The Secret House
70 Episode 69. Whats Going On?
71 Episode 70. Just Like That
72 Episode 71. Follow Your Heart
73 Episode 72. This Way
74 Episode 73. ChitChat
75 Episode 74. Kembalinya Pembuat Onar
76 Episode 75. Ketegangan
77 Episode 76. Cecilia Bed Has Arrived
78 Episode 77. Cecilia Bed Has Arrived II
79 Episode 78. Cecilia Bed Has Arrived III
80 Episode 79. Keputusan Allen
81 Episode 80. Racun Perangsang
82 Episode 81. Petugas Shield Organisation
83 Episode 82. Tidak Ada Tempat yang Aman di Muka Bumi
84 83. Karena Kau Adalah Temanku!
85 84. How Lucky I'am to Have A Friend Like You!
86 85. Cz I Believe In You!
87 86. Coz I Believe In You II
88 87. Karena Segalanya Telah Ada yang Mengatur!
89 88. Move I
90 89. Move II
91 90. Sihir Pelindung
92 91. Perjalanan I
93 92. Perjalanan II
94 93. Perjalanan III
95 94. Jalan Rahasia
96 95. Hutan Kematian
97 96. Hutan Kematian II
98 97. Hutan Kematian III
99 98. Fairy House I
100 99. Fairy House II
101 100. Fairy House III
102 101. Fairy House IV
103 102. Celah I
104 103. Celah II
105 104. Celah III
106 105. Celah IV
107 106. Celah V
108 107. Menemukan Target I
109 108. Menemukan Target II
110 109. Menemukan Target III
111 110. The Dead of Night I
112 111. The Dead of Night II
113 112. Ruang Bawah Tanah I
114 113. Ruang Bawah Tanah II
115 114. Ruang Bawah Tanah III
116 115. Si Mulut Busuk
117 116. Sangkar
118 117. Bermain Opera
119 118. The Big Shoot I
120 119. The Big Shoot II
121 120. Manipulasi Adam
122 121. Serangan Dimulai
123 122. Gempar I
124 123. Gempar II
125 124. Gempar III
126 125. Secret Hands I
127 126. Secret Hands II
128 127. Gerakan Massive
129 128. Jangan Remehkan Wanita
130 129. Belum Terlambat Untuk Berubah
131 130. Janji Yang Harus Ditepati
132 131. Pedofil
133 132. Lebih Rendah Daripada Binatang I
134 133. Lebih Rendah Daripada Binatang II
135 134. Lebih Rendah Daripada Binatang III
136 135. Kebrutalan Isaac I
137 136. Kebrutalan Isaac II
138 137. Penyelamatan I
139 138. Penyelamatan II
140 139. Penyelamatan III
141 140. Terjebak
142 141. Tim Bantuan I
143 142. Tim Bantuan II
144 143. Bawahan
145 144. Jalan Keluar I
146 145. Jalan Keluar II
147 146. Bebas
148 148. Ketegangan
149 149. Ruang Tersembunyi I
150 150. Ruang Tersembunyi II
151 151. Bedah Darurat
152 152. Bedah Darurat II
153 153. Tanda Khusus I
154 154. Tanda Khusus II
155 155. Jebakan I
156 156. Jebakan II
157 157. Jebakan III
158 158. Mark Helian
159 159. Mark Helian II
160 160. Dorongan Kuat Allen I
161 161. Kau Tak Sendiri
162 162. Janitra Wangsaguna
163 163. Janitra Wangsaguna II
164 164. Penyihir
165 165. Bantuan Dari Dimensi Lain
166 166. Makhluk Kepercayaan Liu
167 167. Dia Memang Layak
168 168. Dia Memang Layak II
169 169. Kunci Kekalahan I
170 170. Kunci Kegagalan II
171 171. Kunci Kekalahan III
172 172. Kunci Kekalahan IV
173 173. Kunci Kekalahan V
174 174. Kunci Kekalahan (Last)
175 175. Gelombang Kejut
176 176. Langkah Selanjutnya
177 177. Botol Kaca
178 178. Petunjuk Botol Kaca I
179 179. Petunjuk Botol Kaca II
180 180. Jalan Satu-Satunya
181 181. Melompat Atau Tertangkap
182 182. Hanya Ikan Mati Yang Mengikuti Arus
183 183. Gray Wolves
184 184. Gray Wolves II
185 185. Kepanikan
186 186. Segel Pembuka
187 187. Segel Terbuka
188 188. Hal Tak Terduga
189 189. Markas Penyihir
190 190. Pasukan Penjaga
191 191. Mengatur Strategi
192 192. Kekuatan Tak Terduga I
193 193. The Power of Faith I
194 194. The Power of Faith II
195 195. The Power of Faith III
196 196. Hancurnya Markas Penyihir I
197 197. Hancurnya Markas Penyihir II
198 198. Hancurnya Markas Penyihir III
199 199. Akhir Atau Awal?
200 200. Awal Atau Akhir? II
201 201. Kembali ke Markas
202 202. Kegaduhan Publik I
203 203. Kegaduhan Publik II
204 204. Kegaduhan Publik III
205 205. Masalah Untuk Solusi
206 206. Penyusup Kecil
207 207. Ancaman
208 208. Takut Apa?
209 209. Informasi Baru
210 210. Keputusan
211 211. Penyelidikan
212 212. Ikatan
Episodes

Updated 212 Episodes

1
Episode 1. The Misty Night
2
Episode 2. Organ Theft
3
Episode 3. Invisible
4
Episode 4. Fake Evidence
5
Episode 5. Let's Be Partners
6
Episode 6. Intruder
7
Episode 7. Corpse Under The Bridge
8
Episode 8. Sammamish River
9
Episode 9. Someone Mysterious
10
Episode 10. Missing Target
11
Episode 11. Suspicious Brand
12
Episode 12. Cecilia Bed
13
Episode 13. Lake Washington
14
Episode 14. Black Marlin
15
Episode 15. K1 mean Kampret?
16
Episode 16. Never Show Your Weakness
17
Episode 17. Secret Chip
18
Episode 18. For The Sake of Friendship
19
Episode 19. Underwater
20
Episode 20. Finally Found You
21
Episode 21. The Chosen Girl
22
Episode 22. Promise
23
Episode 23. Released
24
Episode 24. Peluru Beracun
25
Episode 25. Pesan Darurat
26
Episode 26. Penawar Racun
27
Episode 27. King Allen I
28
Episode 28. King Allen II
29
Episode 29. King Allen III
30
Episode 30. King Allen IV
31
Episode 31. King Allen V
32
Episode 32. Prince Secret I
33
Episode 33. Prince Secret II
34
Episode 34. Prince Secret III
35
Episode 35. Prince Secret IV
36
Episode 36. Prince Secret V
37
Episode 37. Sel Keluarga Kingston I
38
Episode 38. Sel Keluarga Kingston II
39
Episode 39. Shield Organisation
40
Episode 40. Kebenaran I
41
Episode 41. Kebenaran II
42
Episode 42. Rekan
43
Episode 43. Rekan II
44
Episode 44. Rekan III
45
Episode 45. Rekan IV
46
Episode 46. Microchip
47
Episode 47. Mengatur Rencana
48
Episode 48. Memahamimu I
49
Episode 49. Memahamimu II
50
Episode 50. Sekutu I
51
Episode 51. Sekutu II
52
Episode 52. Sekutu III
53
Pengumuman Give Away!
54
Episode 53. Sekutu IV
55
Episode 54. Greenwood I
56
Episode 55. Greenwood II
57
Episode 56. Kesalahpahaman I
58
Episode 57. Kesalahpahaman II
59
Episode 58. Kesalahpahaman III
60
Episode 59. That's Right! I'm Interested In You!
61
Episode 60. Just Stand By Me
62
Episode 61. Believe in You I
63
Episode 62. Believe in You II
64
Episode 63. Lencana K-One
65
Episode 64. Tuan Besar Kingstone
66
Episode 65. Tuan Besar Kingstone II
67
Episode 66. Greengarden
68
Episode 67. James Harries
69
Episode 68. The Secret House
70
Episode 69. Whats Going On?
71
Episode 70. Just Like That
72
Episode 71. Follow Your Heart
73
Episode 72. This Way
74
Episode 73. ChitChat
75
Episode 74. Kembalinya Pembuat Onar
76
Episode 75. Ketegangan
77
Episode 76. Cecilia Bed Has Arrived
78
Episode 77. Cecilia Bed Has Arrived II
79
Episode 78. Cecilia Bed Has Arrived III
80
Episode 79. Keputusan Allen
81
Episode 80. Racun Perangsang
82
Episode 81. Petugas Shield Organisation
83
Episode 82. Tidak Ada Tempat yang Aman di Muka Bumi
84
83. Karena Kau Adalah Temanku!
85
84. How Lucky I'am to Have A Friend Like You!
86
85. Cz I Believe In You!
87
86. Coz I Believe In You II
88
87. Karena Segalanya Telah Ada yang Mengatur!
89
88. Move I
90
89. Move II
91
90. Sihir Pelindung
92
91. Perjalanan I
93
92. Perjalanan II
94
93. Perjalanan III
95
94. Jalan Rahasia
96
95. Hutan Kematian
97
96. Hutan Kematian II
98
97. Hutan Kematian III
99
98. Fairy House I
100
99. Fairy House II
101
100. Fairy House III
102
101. Fairy House IV
103
102. Celah I
104
103. Celah II
105
104. Celah III
106
105. Celah IV
107
106. Celah V
108
107. Menemukan Target I
109
108. Menemukan Target II
110
109. Menemukan Target III
111
110. The Dead of Night I
112
111. The Dead of Night II
113
112. Ruang Bawah Tanah I
114
113. Ruang Bawah Tanah II
115
114. Ruang Bawah Tanah III
116
115. Si Mulut Busuk
117
116. Sangkar
118
117. Bermain Opera
119
118. The Big Shoot I
120
119. The Big Shoot II
121
120. Manipulasi Adam
122
121. Serangan Dimulai
123
122. Gempar I
124
123. Gempar II
125
124. Gempar III
126
125. Secret Hands I
127
126. Secret Hands II
128
127. Gerakan Massive
129
128. Jangan Remehkan Wanita
130
129. Belum Terlambat Untuk Berubah
131
130. Janji Yang Harus Ditepati
132
131. Pedofil
133
132. Lebih Rendah Daripada Binatang I
134
133. Lebih Rendah Daripada Binatang II
135
134. Lebih Rendah Daripada Binatang III
136
135. Kebrutalan Isaac I
137
136. Kebrutalan Isaac II
138
137. Penyelamatan I
139
138. Penyelamatan II
140
139. Penyelamatan III
141
140. Terjebak
142
141. Tim Bantuan I
143
142. Tim Bantuan II
144
143. Bawahan
145
144. Jalan Keluar I
146
145. Jalan Keluar II
147
146. Bebas
148
148. Ketegangan
149
149. Ruang Tersembunyi I
150
150. Ruang Tersembunyi II
151
151. Bedah Darurat
152
152. Bedah Darurat II
153
153. Tanda Khusus I
154
154. Tanda Khusus II
155
155. Jebakan I
156
156. Jebakan II
157
157. Jebakan III
158
158. Mark Helian
159
159. Mark Helian II
160
160. Dorongan Kuat Allen I
161
161. Kau Tak Sendiri
162
162. Janitra Wangsaguna
163
163. Janitra Wangsaguna II
164
164. Penyihir
165
165. Bantuan Dari Dimensi Lain
166
166. Makhluk Kepercayaan Liu
167
167. Dia Memang Layak
168
168. Dia Memang Layak II
169
169. Kunci Kekalahan I
170
170. Kunci Kegagalan II
171
171. Kunci Kekalahan III
172
172. Kunci Kekalahan IV
173
173. Kunci Kekalahan V
174
174. Kunci Kekalahan (Last)
175
175. Gelombang Kejut
176
176. Langkah Selanjutnya
177
177. Botol Kaca
178
178. Petunjuk Botol Kaca I
179
179. Petunjuk Botol Kaca II
180
180. Jalan Satu-Satunya
181
181. Melompat Atau Tertangkap
182
182. Hanya Ikan Mati Yang Mengikuti Arus
183
183. Gray Wolves
184
184. Gray Wolves II
185
185. Kepanikan
186
186. Segel Pembuka
187
187. Segel Terbuka
188
188. Hal Tak Terduga
189
189. Markas Penyihir
190
190. Pasukan Penjaga
191
191. Mengatur Strategi
192
192. Kekuatan Tak Terduga I
193
193. The Power of Faith I
194
194. The Power of Faith II
195
195. The Power of Faith III
196
196. Hancurnya Markas Penyihir I
197
197. Hancurnya Markas Penyihir II
198
198. Hancurnya Markas Penyihir III
199
199. Akhir Atau Awal?
200
200. Awal Atau Akhir? II
201
201. Kembali ke Markas
202
202. Kegaduhan Publik I
203
203. Kegaduhan Publik II
204
204. Kegaduhan Publik III
205
205. Masalah Untuk Solusi
206
206. Penyusup Kecil
207
207. Ancaman
208
208. Takut Apa?
209
209. Informasi Baru
210
210. Keputusan
211
211. Penyelidikan
212
212. Ikatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!