Episode 2. Organ Theft

Si pemuda langsung terbeliak begitu mendengar ucapan Arsyelin. Ia sungguh tak menyangka gadis itu akan begitu waspada dengan banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi. Tuduhan yang sama sekali tak pernah terpikirkan di benaknya meluncur dengan lancarnya dari lisan si gadis.

Pemuda itu menggelengkan kepala dengan dramatis, seolah ucapan gadis itu telah melukai harga dirinya.

Yang benar saja. Jack -nama pemuda malang itu- adalah sahabatnya sejak manusia itu masih bayi. Satu-satunya manusia yang bisa melihat kehadirannya secara utuh tanpa ia harus susah payah menampakkan diri. Yang bisa memuaskan rasa ingin tahunya tentang dunia manusia. Bagaimana mungkin ia akan dengan begitu tega membunuh anak lelaki itu? Dan lagi, untuk apa dia melakukannya?

Pemuda itu mengerutkan kening semakin dalam,

meletakkan sebelah tangan di dagu dengan pandangan menyipit penuh penilaian ke arah Arsyelin. Bagaimanapun juga, gadis ini tidak tahu apa pun tentang cerita kehidupannya di alam manusia bersama Jack yang malang itu, wajar saja gadis itu

akan langsung mencurigainya. Sialnya, ia memang tak memiliki bukti apa pun untuk meyakinkan gadis itu kalau dirinya tidak terlibat dalam pembunuhan Jack

yang malang.

Saat hal mengerikan itu terjadi, ia tengah berada di alamnya untuk memulihkan energi. Ia baru saja sampai di tempat tujuannya ketika firasat buruk menghantam benaknya tanpa bisa dibendung. Tanpa pikir panjang dirinya langsung kembali ke alam manusia untuk memastikan bahwa temannya baik-baik saja. Tetapi, takdir memanglah sulit ditebak. Pemandangan yang ia temui sungguh membuatnya terdiam kehilangan kata.

Temannya sudah tersungkur di semak-semak, di bawah pohon sakura yang tengah bermekaran dengan begitu indahnya. Sungguh pemandangan yang ironi. Detik itu juga, ia tahu, temannya sudah pergi ke alam lain.

Seolah belum cukup dengan kesedihan yang ia rasakan ketika melihat dahi temannya tertembus timah panas, matanya juga menangkap ada

sayatan menganga lebar sepanjang dada hingga perut temannya. Benda tajam telah mengiris tubuh itu seakan ingin membelah dan mengambil isinya. Membuat kedua kakinya seketika melemas.

Sungguh perbuatan yang sangat keji. Ia tak pernah

menyangka manusia bisa berbuat segila itu pada sesamanya.

Jin yang kehilangan kekuatannya akibat keterkejutan atas apa yang dilihatnya itu perlahan berjalan mendekat, melepaskan jubahnya untuk menutupi luka menganga di tubuh sahabatnya itu. Berjongkok di samping tubuh yang sudah tak bernyawa itu dengan sorot membara penuh dendam. “Beristirahatlah dengan tenang, Jack. Demi persahabatan kita, aku pastikan orang-orang busuk yang melakukan perbuatan keji terhadapmu akan mendapatkan balasan yang setimpal. Aku pasti akan memburu mereka walau ke ujung dunia,” lirihnya penuh tekad.

Andai saja ia memiliki energi yang cukup saat ini, ia

pasti akan langsung mengejar dan menghajar siapa pun yang telah menghilangkan paksa nyawa temannya dengan begitu brutal. Sialnya, saat ini ia sedang berada pada titik terlemah. Ia bahkan kesulitan menampakkan diri di hadapan manusia

lain. Bagaimana bisa ia menolong sahabatnya dengan keadaan seperti itu.

Namun, ia juga tidak ingin kembali ke alamnya sebelum memastikan jasad Jack ditemukan dan diperlakukan dengan layak. Karena itulah, ia berusaha

keras menghentikan siapa pun yang melintas.

Dan usahanya itu baru menemui hasil setelah empat jam berlalu, saat ia nyaris saja putus asa.

Sesosok gadis muncul dengan penampilan yang sangat berantakan. Ada lingkar hitam di kedua bola matanya. Menandakan bahwa gadis ini pastilah kurang tidur. Gadis itu terlihat begitu kelelahan. Dan ia tahu, inilah kesempatannya.

Manusia dengan keadaan lemah biasanya akan lebih mudah untuk dimanipulasi. Satu hal yang pasti, ia tidak memiliki niat jahat apa pun. Ia hanya ingin gadis itu menyadari ada sosok yang terbujur kaku di sana. Tidak peduli jika gadis itu nantinya akan berteriak histeris ketakutan. Karena ia yakin, teriakan itu pasti akan berakhir pada panggilan telepon ke kantor polisi. Dan itulah tujuannya. Ada orang yang menemukan jasad temannya sebelum jasad itu membusuk dimakan belatung.

Tetapi, sungguh diluar dugaan. Ketika ia muncul di

hadapan si gadis, gadis itu bisa melihatnya dengan sangat jelas. Bahkan sampai jatuh terjengkang karena efek kejut atas kemunculannya yang tiba-tiba. Dan lebih ajaib lagi, gadis itu bisa melihat kehadirannya sebagaimana layaknya ia berinteraksi dengan sesama manusia. Sama seperti temannya yang telah terbujur

kaku itu.

Ia pikir, masalah akan selesai begitu saja. Jasad

temannya ditemukan, dan ia bisa kembali ke alamnya untuk mengumpulkan energi dan segera kembali ke alam manusia untuk menuntut balas atas kepergian temannya yang sangat tidak adil itu.

Tetapi rupanya tidak semudah itu. Gadis yang ia jumpai bukanlah gadis dengan karakter sebagaimana gadis pada umumnya. Jangan harap ada teriakan histeris yang bisa meruntuhkan gunung. Gadis itu bahkan terlihat begitu tenang ketika melihat lubang di dahi temannya yang masih menganga dengan wajah berlumuran darah yang mulai mengering. Sungguh bukan gadis biasa.

Dugaannya terbukti secepat pikiran itu melintas di

benaknya. Lihatlah sekarang, gadis itu justru menyudutkannya dengan berbagai pertanyaan mendasar seorang penyidik. Memposisikan dirinya sebagai tersangka yang potensial dengan pertanyaan yang bisa merusak mental. Beruntungnya, ia

bukanlah manusia yang mudah terbawa perasaan. Jika tidak, ia pasti sudah berteriak marah sekarang.

Ia yakin sekali, gadis ini adalah tipikal gadis rasional dengan akal sehat. Sorot matanya juga menampakkan kecerdasan yang dalam.

Karena itulah, ia hanya bisa menatap lekat mata sewarna madu gadis di hadapannya. Menunjukkan kesungguhan dari lubuk hatinya yang terdalam. Berharap gadis itu mampu mengenali gestur tubuh akan kejujuran yang ia tunjukkan.

“Aku memang tidak memiliki bukti apa pun untuk menunjukkan ketidakterlibatanku padamu sekarang. Tetapi, aku bersumpah. Aku pasti akan menemukan siapa pelakunya. Untuk sekarang, aku hanya memintamu melaporkan penemuan mayat pada polisi. Aku ingin jasad temanku diurus dengan baik. Apa kau bisa memahami apa yang kuucapkan?”

Arsyelin membalas tatapan dalam yang seolah sengaja ditunjukkan oleh pemuda itu. Dari sana, ia bisa merasakan pesan kejujuran yang ingin ditekankan si pemuda padanya. Getar suara pemuda itu juga penuh dengan kesungguhan. Tidak ada indikator kebohongan di sana.

Berbekal pengetahuannya akan seribu tanda-tanda kebohongan yang ia pelajari ketika di akademi, ia bisa menilai bahwa pemuda ini jujur. Apa yang dikatakannya adalah kebenaran. Kesungguhannya

dalam berucap bahkan mampu menciutkan nyali Arsyelin. Terdengar begitu tegas dan mendominasi. Membuat gadis itu akhirnya mengangguk, menjaga ekspresi wajahnya agar terlihat tetap tenang.

“Baiklah. Aku percaya padamu,” balas Arsyelin singkat.

Melangkah mendekati tubuh korban, berjongkok di sisi tubuh kaku itu dan memetik daun secara sembarang di sampingnya. Karena tidak ada sarung tangan, daun pun jadi. Agar tidak meninggalkan sidik jarinya di sana. Yang mungkin saja akan mengacaukan penyidikan.

Dengan gerakan perlahan namun terukur, gadis itu menyelipkan daun lebar itu ke sela ibu jari dan jari telunjukknya untuk menyingkap jubah yang menutupi tubuh korban.

Sejak tadi ia sungguh penasaran, luka seperti apa

yang ada di tubuh korban sampai-sampai menimbulkan genangan darah di sekitar tubuh kaku itu. Selain luka tembak tentu saja.

“Hei, apakah kau yakin akan meli─oh, sepertinya aku terlambat memperingatkanmu,” ucap si pemuda begitu melihat ekspresi syok spontan yang ditunjukkan si gadis.

“Oh, demi langit. Ini adalah pencurian organ,” desis Arsyelin, sedikit tak percaya ia bisa menyaksikan langsung kengerian yang selama ini hanya ia baca dari buku atau tonton melalui media informasi.

Dengan cepat, gadis itu langsung menutupkan kembali jubah itu ke tubuh korban. Lantas segera berdiri dan menghampiri si pemuda. “Aku akan menghubungi temanku,” lanjut Arsyelin. Merogoh saku mantelnya untuk mengeluarkan ponsel.

Setelah menekan-nekan layar beberapa saat, gadis itu tampak serius sekali berbicara di telepon. Membuat pemuda yang berdiri memperhatikan di sampingnya mengerutkan dahi samar.

Jelas gadis ini bukanlah gadis sembarangan. Ia tampak begitu tenang saat berbicara di telepon yang entah dengan siapa. Membahas tentang pencurian organ, menginstruksikan ini dan itu, dan pembicaraan serupa yang sepertinya paham sekali dengan dunia kriminal.

Beberapa saat kemudian, panggilan telepon itu berakhir. Gadis itu langsung menoleh ke arahnya, berkata tenang. “Tidak lama lagi, temanku akan datang ke sini. Mereka akan menyelesaikan kasus ini.

Kau boleh tenang sekarang,” ujar Arsyelin yang membuat si pemuda jutru bertanya-tanya.

“Tunggu sebentar, siapa kau sebenarnya?” tanya pemuda itu penuh rasa ingin tahu. Gadis ini memiliki kepribadian yang menarik. Ia juga bisa melihatnya dengan begitu mudah. Bagaimana mungkin ia akan

melepaskan kesempatan untuk mengenal gadis ini begitu saja?

Demi mendengar pertanyaan itu, Arsyelin terkekeh pelan. “Identitasku tidak penting. Bukankah yang terpenting sekarang adalah kau tahu bahwa jasad temanmu akan segera diurus, bukan? Dan satu lagi,

aku sudah meminta bantuan temanku untuk mengusut kasus ini. Jadi sekarang, kau bisa kembali ke alammu dengan tenang,” jelas Arsyelin ringan.

Setelah berkata demikian, pikiran gadis itu kembali disibukkan dengan bagian tubuh si pemuda yang menganga dengan organ dalam yang telah lenyap. Ini bukan kasus pertama yang ia dengar. Beberapa

bulan terakhir, menurut situs berita global, kejahatan perdagangan manusia mengalami peningkatan. Jumlah kasus penemuan mayat tanpa organ pun kian

meningkat. Para penjahat itu seolah kian memiliki keberanian untuk melakukan kejahatan pencurian organ.

Kasus seperti ini memang selalu saja lolos hukum karena kurangnya bukti yang mendukung. Namun, gadis itu sungguh tak menyangka mereka akan bergerak seberani itu. Mungkinkah ada kekuatan tak

terlihat yang mendukung pergerakan mereka? Melindungi mereka saat melakukan transaksi di pasar gelap?

Kalimat tegas pemuda di sampingnyalah yang mengembalikan pikiran gadis itu pada kenyataan di hadapannya. “Aku tidak akan pergi sebelum aku tahu identitasmu,” sahut si pemuda dengan santainya. Menyeringai keras kepala.

Arsyelin menolehkan kepalanya perlahan. “Lalu, apa yang akan kau lakukan jika aku tidak mau mengatakannya?” Pemuda jangkung nan tampan di sampingnya ini adalah jin. Bagaimana mungkin ia akan memberitahukan identitasnya begitu saja? Bagaimana jika jin ini adalah jin jahat yang bisa menyakitinya hanya bermodalkan nama? Tidak, ayahnya sudah mewanti-wanti dirinya agar tidak terlibat dengan hal-hal rumit yang susah dijelaskan seperti itu.

“Jika kau tidak memberitahuku, aku tidak akan pergi. Aku akan mengikuti ke mana pun kau pergi. Aku bisa menyiapkan air hangat saat kau ingin mandi, aku juga bisa mencucikan pakaian dalam─”

“Oh, apakah kau sungguh berniat menjadi budakku?” geram Arsyelin dengan seringai lebar menahan geram.

Si pemuda terkekeh pelan. Ia tahu, seorang gadis akan sangat sensitif dengan hal-hal seperti itu. Gadis di hadapannya ini tidak akan goyah walaupun ia mengubah wujudnya menjadi hantu jelek buruk

rupa nan menjijikkan. Namun, dengan menyinggung hal-hal sensitif yang membuatnya malu, tak akan ada gadis baik-baik yang mampu menahan diri. Dan

umpannya pun bersambut.

“Yah, kenapa tidak? Aku bisa memasak untukmu, aku bahkan bersedia menemanimu ti─”

“Oh, tutup mulutmu, sialan! Pergilah sebelum aku kehilangan kesabaran,” geram Arsyelin, menyeringai penuh ancaman.

“Memangnya apa yang bisa kau lakukan atas diriku, eh?” tantang si pemuda, mencondongkan tubuhnya ke arah Arsyelin penuh percaya diri.

Arsyelin tahu, jin sialan ini tak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan. Tetapi, ia juga bukan gadis yang dengan begitu mudah dikelabuhi. Ia tidak akan berani memberi ancaman tanpa tahu apa yang akan ia lakukan dengan ancaman tersebut. Terima kasih pada ayah dan kakeknya yang telah mengajarkan pengetahuan tentang bagaimana cara menghadapi makhluk dari dimensi lain tersebut.

Meskipun dulu ia sama sekali tidak tahu bahwa ilmu yang mereka ajarkan itu akan berguna, tetapi, karena rasa senangnya mempelajari hal-hal baru, dirinya begitu antusias dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Dan saat ini, ia sungguh telah membuktikan

bahwa kalimat bijak itu benarlah adanya, tidak ada pengetahuan yang sia-sia di dunia ini.

Dengan seringai lebar, Arsyelin menatap lekat ke arah si pemuda. “Aku bisa menghancurkan intisarimu. Apa kau ingin mencobanya?” lirih gadis itu penuh peringatan.

Senyum si pemuda memudar begitu menyadari bahwa ucapan gadis itu sungguh tidak main-main. Sorot matanya yang tajam penuh peringatan yang gadis itu lontarkan bukanlah gertakan belaka. Gadis ini pastilah

menguasai ilmu tertentu yang dipersiapkan untuk melindungi diri mereka dari gangguan bangsanya.

Jika dalam keadaan dirinya yang prima, sebagai pewaris tahta yang memilih berkelana, ia jelas bisa melawan serangan jenis apa pun yang dilontarkan manusia padanya. Namun tidak untuk saat

ini.

Terlalu lama tinggal di dunia manusia membuat energinya melemah. Ia harus kembali ke alamnya untuk memulihkan diri. Jika sampai gadis itu melaksanakan ancamannya, ia pasti tidak akan mampu bertahan.

Baiklah. Ia akan mundur sekarang. Meskipun ia tidak tahu siapa gadis itu, ia sudah mengenali energi yang memancar dari sang gadis. Jika energinya telah pulih, menemukan keberadaan gadis ini bukanlah masalah besar baginya.

Pemuda itu mengangkat kedua tangannya dengan sikap menyerah, tersenyum misterius. Membuat Arsyelin menyipitkan mata curiga. “Baiklah. Aku tidak akan memaksamu. Aku akan pergi sekarang. Tetapi kau harus tahu, aku tidak akan tinggal diam jika aku tahu jasad sahabatku tidak diperlakukan sebagaimana mestinya,” ucapnya ringan namun syarat ancaman. Ia juga mencondongkan tubuhnya untuk menatap lurus manik sewarna madu di hadapannya. Tersenyum

samar dan berucap tegas. “Kita pasti akan bertemu lagi.” Dan sosoknya pun memudar perlahan ditelan ketiadaan. Sebelum tubuhnya menghilang dengan

sempurna, pemuda itu masih sempat menyerukan namanya dengan seringai lebar. “Isaac. Namaku Isaac. Kau harus ingat itu baik-baik.” Suara itu menggema di udara. Meninggalkan Arsyelin yang mengehela napas penuh kelegaan.

Akhirnya makhluk itu pergi. Ia sungguh berharap makhluk itu tidak sungguh-sungguh ketika mengucapkan kalimat terakhirnya tentang pertemuan mereka. Namun demikian, ia tidak boleh

mengendurkan kewaspadaan. Ia harus bersiap jika sewaktu-waktu makhluk menjengkelkan itu tiba-tiba muncul di hadapannya.

Suara sirine mobil polisi dan ambulan seketika membuyarkan lamunannya. Diikuti oleh seruan kekhawatiran yang terdengar begitu nyata. “Lin, kau baik-baik saja?” sapa salah seorang pemuda berseragam polisi yang langsung berlari menghampiri dirinya yang masih berdiri terpaku di tempatnya semula. Kekhawatiran jelas membayang di wajah si pemuda dengan begitu jelas. Ia tahu, Arsyelin bukanlah gadis lemah. Namun demikian, menyaksikan mayat tanpa organ di tengah malam bukanlah pemandangan yang bagus bagi seorang gadis. Sekuat apa pun si gadis, pemandangan seperti itu pastilah mempengaruhi mentalnya.

Gadis itu menoleh, tersenyum samar. “Ya, aku baik-baik saja. Terima kasih kau segera datang, Elan. Aku hanya ingin kau bisa memastikan pemuda ini mendapatkan keadilan atas kematiannya. Apa pun yang kau butuhkan untuk menemukan pelakunya, aku siap membantu,” jelas Arsyelin seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar tubuh yang terbujur kaku itu. Sorot lampu yang dibawa petugas menampakkan dengan jelas benda-benda yang ada di sekitar si pemuda. Termasuk obat-obatan yang ia kenali sebagai obat demam dengan kantong plastik bertuliskan logo sebuah apotek tampak berserakan di sekitarnya.

Pemuda malang ini pastilah baru saja pulang dari apotek yang tidak jauh dari rumahnya ketika penyerangan itu terjadi. Ia pasti tidak pernah mengira akan mati dalam keadaan yang sangat mengenaskan seperti ini.

“Ya, kau tenang saja, aku akan berusaha keras menemukan pelakunya. Sekarang, aku akan mengantarmu pulang. Aku juga membawakanmu makanan. Kau pasti kelaparan, bukan?” sahut si pemuda setelah memberikan beberapa instruksi pada anggotanya.

Arsyelin membalas kebaikan temannya itu dengan anggukan ringan seraya tersenyum. “Terima kasih, Elan. Kau sungguh baik sekali.”

Polisi muda yang menjabat sebagai kapten itu balas tersenyum. “Jangan dipikirkan. Aku senang menjadi orang pertama yang kau hubungi ketika kau dalam masalah,” sahut si pemuda dengan maksud tersembunyi yang tak pernah disadari Arsyelin.

Terpopuler

Comments

Evelyne

Evelyne

gw lumayan suka...semoga alur Lo gak terlalu lamban dan bertele tele ya Thor... cuuuusss kita lanjut

2022-08-03

0

Ell∆°~°

Ell∆°~°

oh ,wahai jin alangkah ter BENGEK ny Abang jin ngahahaa😭🖖

2022-05-30

1

Nurhalisa 054

Nurhalisa 054

nyimak

2021-10-04

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. The Misty Night
2 Episode 2. Organ Theft
3 Episode 3. Invisible
4 Episode 4. Fake Evidence
5 Episode 5. Let's Be Partners
6 Episode 6. Intruder
7 Episode 7. Corpse Under The Bridge
8 Episode 8. Sammamish River
9 Episode 9. Someone Mysterious
10 Episode 10. Missing Target
11 Episode 11. Suspicious Brand
12 Episode 12. Cecilia Bed
13 Episode 13. Lake Washington
14 Episode 14. Black Marlin
15 Episode 15. K1 mean Kampret?
16 Episode 16. Never Show Your Weakness
17 Episode 17. Secret Chip
18 Episode 18. For The Sake of Friendship
19 Episode 19. Underwater
20 Episode 20. Finally Found You
21 Episode 21. The Chosen Girl
22 Episode 22. Promise
23 Episode 23. Released
24 Episode 24. Peluru Beracun
25 Episode 25. Pesan Darurat
26 Episode 26. Penawar Racun
27 Episode 27. King Allen I
28 Episode 28. King Allen II
29 Episode 29. King Allen III
30 Episode 30. King Allen IV
31 Episode 31. King Allen V
32 Episode 32. Prince Secret I
33 Episode 33. Prince Secret II
34 Episode 34. Prince Secret III
35 Episode 35. Prince Secret IV
36 Episode 36. Prince Secret V
37 Episode 37. Sel Keluarga Kingston I
38 Episode 38. Sel Keluarga Kingston II
39 Episode 39. Shield Organisation
40 Episode 40. Kebenaran I
41 Episode 41. Kebenaran II
42 Episode 42. Rekan
43 Episode 43. Rekan II
44 Episode 44. Rekan III
45 Episode 45. Rekan IV
46 Episode 46. Microchip
47 Episode 47. Mengatur Rencana
48 Episode 48. Memahamimu I
49 Episode 49. Memahamimu II
50 Episode 50. Sekutu I
51 Episode 51. Sekutu II
52 Episode 52. Sekutu III
53 Pengumuman Give Away!
54 Episode 53. Sekutu IV
55 Episode 54. Greenwood I
56 Episode 55. Greenwood II
57 Episode 56. Kesalahpahaman I
58 Episode 57. Kesalahpahaman II
59 Episode 58. Kesalahpahaman III
60 Episode 59. That's Right! I'm Interested In You!
61 Episode 60. Just Stand By Me
62 Episode 61. Believe in You I
63 Episode 62. Believe in You II
64 Episode 63. Lencana K-One
65 Episode 64. Tuan Besar Kingstone
66 Episode 65. Tuan Besar Kingstone II
67 Episode 66. Greengarden
68 Episode 67. James Harries
69 Episode 68. The Secret House
70 Episode 69. Whats Going On?
71 Episode 70. Just Like That
72 Episode 71. Follow Your Heart
73 Episode 72. This Way
74 Episode 73. ChitChat
75 Episode 74. Kembalinya Pembuat Onar
76 Episode 75. Ketegangan
77 Episode 76. Cecilia Bed Has Arrived
78 Episode 77. Cecilia Bed Has Arrived II
79 Episode 78. Cecilia Bed Has Arrived III
80 Episode 79. Keputusan Allen
81 Episode 80. Racun Perangsang
82 Episode 81. Petugas Shield Organisation
83 Episode 82. Tidak Ada Tempat yang Aman di Muka Bumi
84 83. Karena Kau Adalah Temanku!
85 84. How Lucky I'am to Have A Friend Like You!
86 85. Cz I Believe In You!
87 86. Coz I Believe In You II
88 87. Karena Segalanya Telah Ada yang Mengatur!
89 88. Move I
90 89. Move II
91 90. Sihir Pelindung
92 91. Perjalanan I
93 92. Perjalanan II
94 93. Perjalanan III
95 94. Jalan Rahasia
96 95. Hutan Kematian
97 96. Hutan Kematian II
98 97. Hutan Kematian III
99 98. Fairy House I
100 99. Fairy House II
101 100. Fairy House III
102 101. Fairy House IV
103 102. Celah I
104 103. Celah II
105 104. Celah III
106 105. Celah IV
107 106. Celah V
108 107. Menemukan Target I
109 108. Menemukan Target II
110 109. Menemukan Target III
111 110. The Dead of Night I
112 111. The Dead of Night II
113 112. Ruang Bawah Tanah I
114 113. Ruang Bawah Tanah II
115 114. Ruang Bawah Tanah III
116 115. Si Mulut Busuk
117 116. Sangkar
118 117. Bermain Opera
119 118. The Big Shoot I
120 119. The Big Shoot II
121 120. Manipulasi Adam
122 121. Serangan Dimulai
123 122. Gempar I
124 123. Gempar II
125 124. Gempar III
126 125. Secret Hands I
127 126. Secret Hands II
128 127. Gerakan Massive
129 128. Jangan Remehkan Wanita
130 129. Belum Terlambat Untuk Berubah
131 130. Janji Yang Harus Ditepati
132 131. Pedofil
133 132. Lebih Rendah Daripada Binatang I
134 133. Lebih Rendah Daripada Binatang II
135 134. Lebih Rendah Daripada Binatang III
136 135. Kebrutalan Isaac I
137 136. Kebrutalan Isaac II
138 137. Penyelamatan I
139 138. Penyelamatan II
140 139. Penyelamatan III
141 140. Terjebak
142 141. Tim Bantuan I
143 142. Tim Bantuan II
144 143. Bawahan
145 144. Jalan Keluar I
146 145. Jalan Keluar II
147 146. Bebas
148 148. Ketegangan
149 149. Ruang Tersembunyi I
150 150. Ruang Tersembunyi II
151 151. Bedah Darurat
152 152. Bedah Darurat II
153 153. Tanda Khusus I
154 154. Tanda Khusus II
155 155. Jebakan I
156 156. Jebakan II
157 157. Jebakan III
158 158. Mark Helian
159 159. Mark Helian II
160 160. Dorongan Kuat Allen I
161 161. Kau Tak Sendiri
162 162. Janitra Wangsaguna
163 163. Janitra Wangsaguna II
164 164. Penyihir
165 165. Bantuan Dari Dimensi Lain
166 166. Makhluk Kepercayaan Liu
167 167. Dia Memang Layak
168 168. Dia Memang Layak II
169 169. Kunci Kekalahan I
170 170. Kunci Kegagalan II
171 171. Kunci Kekalahan III
172 172. Kunci Kekalahan IV
173 173. Kunci Kekalahan V
174 174. Kunci Kekalahan (Last)
175 175. Gelombang Kejut
176 176. Langkah Selanjutnya
177 177. Botol Kaca
178 178. Petunjuk Botol Kaca I
179 179. Petunjuk Botol Kaca II
180 180. Jalan Satu-Satunya
181 181. Melompat Atau Tertangkap
182 182. Hanya Ikan Mati Yang Mengikuti Arus
183 183. Gray Wolves
184 184. Gray Wolves II
185 185. Kepanikan
186 186. Segel Pembuka
187 187. Segel Terbuka
188 188. Hal Tak Terduga
189 189. Markas Penyihir
190 190. Pasukan Penjaga
191 191. Mengatur Strategi
192 192. Kekuatan Tak Terduga I
193 193. The Power of Faith I
194 194. The Power of Faith II
195 195. The Power of Faith III
196 196. Hancurnya Markas Penyihir I
197 197. Hancurnya Markas Penyihir II
198 198. Hancurnya Markas Penyihir III
199 199. Akhir Atau Awal?
200 200. Awal Atau Akhir? II
201 201. Kembali ke Markas
202 202. Kegaduhan Publik I
203 203. Kegaduhan Publik II
204 204. Kegaduhan Publik III
205 205. Masalah Untuk Solusi
206 206. Penyusup Kecil
207 207. Ancaman
208 208. Takut Apa?
209 209. Informasi Baru
210 210. Keputusan
211 211. Penyelidikan
212 212. Ikatan
Episodes

Updated 212 Episodes

1
Episode 1. The Misty Night
2
Episode 2. Organ Theft
3
Episode 3. Invisible
4
Episode 4. Fake Evidence
5
Episode 5. Let's Be Partners
6
Episode 6. Intruder
7
Episode 7. Corpse Under The Bridge
8
Episode 8. Sammamish River
9
Episode 9. Someone Mysterious
10
Episode 10. Missing Target
11
Episode 11. Suspicious Brand
12
Episode 12. Cecilia Bed
13
Episode 13. Lake Washington
14
Episode 14. Black Marlin
15
Episode 15. K1 mean Kampret?
16
Episode 16. Never Show Your Weakness
17
Episode 17. Secret Chip
18
Episode 18. For The Sake of Friendship
19
Episode 19. Underwater
20
Episode 20. Finally Found You
21
Episode 21. The Chosen Girl
22
Episode 22. Promise
23
Episode 23. Released
24
Episode 24. Peluru Beracun
25
Episode 25. Pesan Darurat
26
Episode 26. Penawar Racun
27
Episode 27. King Allen I
28
Episode 28. King Allen II
29
Episode 29. King Allen III
30
Episode 30. King Allen IV
31
Episode 31. King Allen V
32
Episode 32. Prince Secret I
33
Episode 33. Prince Secret II
34
Episode 34. Prince Secret III
35
Episode 35. Prince Secret IV
36
Episode 36. Prince Secret V
37
Episode 37. Sel Keluarga Kingston I
38
Episode 38. Sel Keluarga Kingston II
39
Episode 39. Shield Organisation
40
Episode 40. Kebenaran I
41
Episode 41. Kebenaran II
42
Episode 42. Rekan
43
Episode 43. Rekan II
44
Episode 44. Rekan III
45
Episode 45. Rekan IV
46
Episode 46. Microchip
47
Episode 47. Mengatur Rencana
48
Episode 48. Memahamimu I
49
Episode 49. Memahamimu II
50
Episode 50. Sekutu I
51
Episode 51. Sekutu II
52
Episode 52. Sekutu III
53
Pengumuman Give Away!
54
Episode 53. Sekutu IV
55
Episode 54. Greenwood I
56
Episode 55. Greenwood II
57
Episode 56. Kesalahpahaman I
58
Episode 57. Kesalahpahaman II
59
Episode 58. Kesalahpahaman III
60
Episode 59. That's Right! I'm Interested In You!
61
Episode 60. Just Stand By Me
62
Episode 61. Believe in You I
63
Episode 62. Believe in You II
64
Episode 63. Lencana K-One
65
Episode 64. Tuan Besar Kingstone
66
Episode 65. Tuan Besar Kingstone II
67
Episode 66. Greengarden
68
Episode 67. James Harries
69
Episode 68. The Secret House
70
Episode 69. Whats Going On?
71
Episode 70. Just Like That
72
Episode 71. Follow Your Heart
73
Episode 72. This Way
74
Episode 73. ChitChat
75
Episode 74. Kembalinya Pembuat Onar
76
Episode 75. Ketegangan
77
Episode 76. Cecilia Bed Has Arrived
78
Episode 77. Cecilia Bed Has Arrived II
79
Episode 78. Cecilia Bed Has Arrived III
80
Episode 79. Keputusan Allen
81
Episode 80. Racun Perangsang
82
Episode 81. Petugas Shield Organisation
83
Episode 82. Tidak Ada Tempat yang Aman di Muka Bumi
84
83. Karena Kau Adalah Temanku!
85
84. How Lucky I'am to Have A Friend Like You!
86
85. Cz I Believe In You!
87
86. Coz I Believe In You II
88
87. Karena Segalanya Telah Ada yang Mengatur!
89
88. Move I
90
89. Move II
91
90. Sihir Pelindung
92
91. Perjalanan I
93
92. Perjalanan II
94
93. Perjalanan III
95
94. Jalan Rahasia
96
95. Hutan Kematian
97
96. Hutan Kematian II
98
97. Hutan Kematian III
99
98. Fairy House I
100
99. Fairy House II
101
100. Fairy House III
102
101. Fairy House IV
103
102. Celah I
104
103. Celah II
105
104. Celah III
106
105. Celah IV
107
106. Celah V
108
107. Menemukan Target I
109
108. Menemukan Target II
110
109. Menemukan Target III
111
110. The Dead of Night I
112
111. The Dead of Night II
113
112. Ruang Bawah Tanah I
114
113. Ruang Bawah Tanah II
115
114. Ruang Bawah Tanah III
116
115. Si Mulut Busuk
117
116. Sangkar
118
117. Bermain Opera
119
118. The Big Shoot I
120
119. The Big Shoot II
121
120. Manipulasi Adam
122
121. Serangan Dimulai
123
122. Gempar I
124
123. Gempar II
125
124. Gempar III
126
125. Secret Hands I
127
126. Secret Hands II
128
127. Gerakan Massive
129
128. Jangan Remehkan Wanita
130
129. Belum Terlambat Untuk Berubah
131
130. Janji Yang Harus Ditepati
132
131. Pedofil
133
132. Lebih Rendah Daripada Binatang I
134
133. Lebih Rendah Daripada Binatang II
135
134. Lebih Rendah Daripada Binatang III
136
135. Kebrutalan Isaac I
137
136. Kebrutalan Isaac II
138
137. Penyelamatan I
139
138. Penyelamatan II
140
139. Penyelamatan III
141
140. Terjebak
142
141. Tim Bantuan I
143
142. Tim Bantuan II
144
143. Bawahan
145
144. Jalan Keluar I
146
145. Jalan Keluar II
147
146. Bebas
148
148. Ketegangan
149
149. Ruang Tersembunyi I
150
150. Ruang Tersembunyi II
151
151. Bedah Darurat
152
152. Bedah Darurat II
153
153. Tanda Khusus I
154
154. Tanda Khusus II
155
155. Jebakan I
156
156. Jebakan II
157
157. Jebakan III
158
158. Mark Helian
159
159. Mark Helian II
160
160. Dorongan Kuat Allen I
161
161. Kau Tak Sendiri
162
162. Janitra Wangsaguna
163
163. Janitra Wangsaguna II
164
164. Penyihir
165
165. Bantuan Dari Dimensi Lain
166
166. Makhluk Kepercayaan Liu
167
167. Dia Memang Layak
168
168. Dia Memang Layak II
169
169. Kunci Kekalahan I
170
170. Kunci Kegagalan II
171
171. Kunci Kekalahan III
172
172. Kunci Kekalahan IV
173
173. Kunci Kekalahan V
174
174. Kunci Kekalahan (Last)
175
175. Gelombang Kejut
176
176. Langkah Selanjutnya
177
177. Botol Kaca
178
178. Petunjuk Botol Kaca I
179
179. Petunjuk Botol Kaca II
180
180. Jalan Satu-Satunya
181
181. Melompat Atau Tertangkap
182
182. Hanya Ikan Mati Yang Mengikuti Arus
183
183. Gray Wolves
184
184. Gray Wolves II
185
185. Kepanikan
186
186. Segel Pembuka
187
187. Segel Terbuka
188
188. Hal Tak Terduga
189
189. Markas Penyihir
190
190. Pasukan Penjaga
191
191. Mengatur Strategi
192
192. Kekuatan Tak Terduga I
193
193. The Power of Faith I
194
194. The Power of Faith II
195
195. The Power of Faith III
196
196. Hancurnya Markas Penyihir I
197
197. Hancurnya Markas Penyihir II
198
198. Hancurnya Markas Penyihir III
199
199. Akhir Atau Awal?
200
200. Awal Atau Akhir? II
201
201. Kembali ke Markas
202
202. Kegaduhan Publik I
203
203. Kegaduhan Publik II
204
204. Kegaduhan Publik III
205
205. Masalah Untuk Solusi
206
206. Penyusup Kecil
207
207. Ancaman
208
208. Takut Apa?
209
209. Informasi Baru
210
210. Keputusan
211
211. Penyelidikan
212
212. Ikatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!