Episode 4. Fake Evidence

Ucapan si pemuda seketika membuat Arsyelin melebarkan kedua bola matanya, yang mana mata besar itu sempat meredup ketika menatap  jin itu penuh pertimbangan.

Tak pelak lagi, ucapan makhluk itu langsung menarik seluruh intensitasnya. Bagaimana tidak, makhluk itu dengan begitu percaya diri mengatakan secara tidak langsung bahwa kertas dengan tulisan kuno yang telah menguras seluruh energinya beberapa hari terakhir tidak memiliki arti apa pun? Yang benar saja.

“Apa maksudmu?” tanya Arsyelin dengan sorot mata menyipit tajam menuntut penjelasan. Membuat makhluk astral di depannya menyeringai begitu angkuh seraya menegakkan kembali tubuhnya. Kedua tangannya bersedekap, sementara sebelah alisnya terangkat, sebagai sikap meremehkan yang sangat

menjengkelkan.

Namun, demi rasa ingin tahunya, Arsyelin harus sekuat tenaga menahan diri agar tidak mencabik-cabik tampang menyebalkan di hadapannya itu.

“Ya, tulisan itu tidak ada artinya. Apakah kalimatku

tidak bisa kau pahami? Apakah kau ingin aku menjelaskannya kata per kata?” jawab si makhluk astral dengan seringai meremehkan yang bisa dengan begitu mudah dibaca balita lima tahun.

Beruntungnya, perhatian Arsyelin sepenuhnya telah terkonsentrasi pada pernyataan makhluk itu, membuat gadis itu melupakan sikap menjengkelkan si pemuda, yang dalam kondisi normal, pasti ia tidak akan tinggal diam jika diremehkan seperti itu.

“Apa kau tahu sesuatu tentang tulisan-tulisan kuno?”

tanya Arsyelin penuh selidik dengan kedua mata menyipit penuh rasa ingin tahu.

“Tentu saja. Tidak ada yang tidak kuketahui kecuali

yang tidak kuketahui," ucap si makhluk astral sungguh-sungguh. Yang semakin membuat dahi Arsyelin memgerut dalam. Filosofis sekali, batinnya.

"Di saat pertemuan pertama kita, mungkin aku terlihat begitu buruk di matamu. Namun, kau harus tahu, aku memiliki otak yang sangat genius. Akan butuh ribuan tahun bagimu untuk menyamai pengetahuan yang kumiliki. Yang sialnya, ketika hal itu bisa kau capai, aku sudah jauh melesat melampauimu. Dengan kata lain, secerdas apa pun dirimu, kau tetap tidak ada apa-apanya jika dibandingkan denganku,” lanjutnya dengan gaya angkuh yang menjengkelkan. Membuat Arsyelin yang sebelumnya tampak menyimak dengan serius langsung memutar kedua bola matanya bosan. Apa yang paling menjemukan di dunia ini selain mendengar bualan orang yang menyombongkan dirinya sendiri? Jawabnya tidak ada.

“Pergilah. Aku tidak ada waktu untuk mendengarkan

bualanmu,” sahut Arsyelin datar seraya kembali duduk dengan pandangan kembali terfokus pada guratan-guratan asing di selembar kertas itu. Mencoba menemukan sesuatu yang mungkin bisa menjadi petunjuk. Kode-kode rahasia mungkin. Itu jauh lebih baik daripada harus mengorbankan telinganya untuk mendengar segala omong kosong makhluk antah berantah itu.

Sementara itu, Isaac tampak terpana. Seolah tidak percaya dengan perlakuan kasar yang diberikan gadis itu padanya, jin itu membuka dan mengatupkan bibirnya berulang kali seakan kehabisan kata. Sebelum akhirnya menemukan kembali suaranya dan berseru memekakkan telinga.

“Kau tidak percaya padaku? Kau meragukan apa yang

kukatakan, hah?” seru jin itu dengan sikap merajuk yang berlebihan. “Baiklah. Cari saja sampai kau puas. Cari sampai kiamat kurang sehari. Aku berani bertaruh, kau tidak akan pernah menemukannya,” lanjut makhluk astral itu seraya bersungut-sungut.

Membuat sebelah alis Arsyelin terangkat, tak mampu menahan diri untuk meloloskan dengusan tawa, karena merasa kalimat yang diucapkan makhluk astral

berparas rupawan itu sangat menggelikan.

Gadis itu pun terpancing untuk menggoda Isaac, si jin centil menjengkelkan.

“Lalu, bagaimana dengan yang sehari itu? Apakah aku

akan menemukannya?” tanya Arsyelin dengan memasang tampang polos seperti seorang

anak kecil yang tengah mendengarkan dongeng sebelum tidur.

Makhluk astral yang menyebut dirinya dengan nama Isaac itu pun semakin bersungut-sungut melihat sikap Arsyelin yang meremehkannya. Namun tak urung, ia menggeram jengkel seraya melemparkan jawaban yang membuat Arsyelin tergelak.

“Waktu sehari itu adalah waktu di mana kau bertobat. Menyadari betapa bodohnya dirimu yang tak mau mendengarkan perkataanku. Kau menyesal karena telah menghabiskan waktumu dengan sia-sia sampai tua. Yang pada akhirnya kau memilih untuk bunuh diri dengan menggantung tubuhmu pada rumput bergoyang yang dilanda kebimbangan akibat─”

“Cukup!” seru Arsyelin, menghentikan kalimat jenis apa pun yang akan diucapkan Isaac. Yang mana gadis itu tahu pasti hanya kalimat tak bergunalah yang akan keluar dari lisannya yang tanpa saringan.

“Kau masih keras kepala tidak ingin mendengarkan

penjelasanku?” tanya si makhluk astral dengan tatapan tak percaya. Sorot matanya seolah terkejut penuh luka.

“Kau keliru. Justru sebaliknya. Aku ingin mendengar

penjelasanmu, karena itulah aku menghentikan omong kosongmu itu,” sahut Arsyelin datar seolah tanpa dosa, menyeringai lebar.

Meskipun gadis itu sudah menurunkan nada suaranya, namun ia tetap mempertahankan kewaspadaannya.

Bagaimanapun juga, pemuda ini bukanlah manusia yang bisa dengan mudah ia pukul jika berbuat sesuatu yang tidak ia inginkan. Ia adalah jenis makhluk yang bisa menghilang kapan pun ia mau. Yang bisa saja menyerangnya dari sisi manapun yang tak terlihat.

Raut murung Isaac seketika memudar begitu mendengar ucapan Arsyelin. Tergantikan dengan senyum lebar dengan sorot mata berbinar bagai matahari terik yang menyilaukan.

Tangannya yang ramping namun tampak begitu kokoh dengan gurat-gurat pembuluh yang menonjol langsung terjulur, bergegas menarik kursi yang ada di hadapan Arsyelin dan duduk di sana seperti anak kecil yang akan mendapatkan es krim kesukaannya. Membuat Arsyelin mengangkat sebelah alis, merasa bingung dengan sikap si makhluk astral di hadapannya. Perubahan suasana hatinya terlalu sulit untuk ditebak. Baru beberapa detik yang lalu ia tampak merajuk, namun sekarang sudah terlihat seperti makhluk paling bahagia di dunia.

“Jadi, apakah itu artinya aku boleh tinggal bersamamu?” tanya Isaac dengan tampang polos. Memasang tampang imut menggemaskan. Yang sungguh malang baginya, usaha kerasnya itu sama sekali tak memberikan efek bagi Arsyelin. Gadis itu justru menatapnya seperti orang bodoh.

Arsyelin yang sempat terbengong dengan pertanyaan

makhluk itu tak mampu menahan diri untuk tertawa. Menertawakan dirinya yang bagitu naif. Bagaimana mungkin ia begitu berharap makhluk astral di hadapannya ini akan mengerti apa yang dia bicarakan sebagai manusia? Yang ada malah membuat kepalanya nyaris pecah. Dirinya bicara A, si makhluk antah berantah itu mengartikan B. Oh, betapa buruk hari ini baginya, harus kembali bertemu lagi dengan makhluk menjengkelkan itu.

Setelah berhasil mengatasi rasa frustrasinya dengan

tertawa lepas, gadis itu melipat kedua tangannya di atas meja. Memfokuskan pandangannya pada sosok yang tampaknya kebingungan melihat sikapnya itu.

“Siapa namamu? Isaac?” tanya Arsyelin dengan nada

pelan namun tegas. Tanpa perlu menunggu jawaban dari sosok di hadapannya, gadis itu melanjutkan. “Isaac, dengarkan aku baik-baik. Aku ingin bertanya padamu sekali lagi, kenapa kau mengatakan kalau tulisan ini tidak ada artinya? Apa maksudmu?

Apa kau tahu sesuatu mengenai ini?” Gadis itu berucap perlahan penuh penekanan. Kembali mengangkat selembar kertas itu tepat di hadapan Isaac.

Pemuda itu merapatkan kedua bibirnya, menunjukkan rasa tersinggungnya yang sama sekali tak berniat ia tutup-tutupi. Berujar dengan sedikit menggerutu karena kesal pertanyaannya diabaikan seolah sama sekali tak berarti. “Aku tidak akan pernah mengatakan sesuatu yang tidak kuketahui," dengusnya jengkel. Membuat Arsyelin tersenyum samar. Makhluk ini jika marah cukup menarik, batinnya.

Namun gadis itu tak berniat menyela, karena sepertinya masih tersimpan kata yang hendak dilemparkan pemuda itu.

"Dalam sejarah manusia, dari ribuan jenis tulisan yang ada sebagai alat komunikasi, tulisan ini sama sekali tak memiliki arti. Itu bukanlah tulisan kuno. Itu baru ditulis setahun terakhir, hanyalah coretan asal-asalan yang sengaja ditulis menyerupai tulisan kuno yang berkaitan dengan magis,” jelas makhluk itu ringan. Arsyelin yang memperhatikan perubahan gestur wajah si pemuda menemukan bahwa makhluk ini tidak sedang berdusta. Dan lagi, gadis yang menghilang secara misterius itu, bukankah menghilang setahun yang lalu? Jika apa yang dikatakan makhluk astral ini benar, mungkinkah?

“Bagaimana kau bisa begitu yakin dengan penilaianmu?” tanya Arsyelin, tak mampu menyembunyikan keraguan, baik dari sorot matanya apalagi getar suaranya.

Wajar saja jika gadis itu ragu. Karena ia telah membawa tulisan itu pada otoritas paleografi, namun mereka tidak mengatakan apa pun soal kemungkinan pemalsuan tulisan itu.

Sikap keraguan gadis itu yang tampak begitu jelas seketika membuat Isaac berdecak tak sabar, menarik kertas yang berada di tangan Arsyelin dan meletakkannya di meja, tepat di antara mereka berdua.

“Lihat baik-baik. Kau pasti bertanya-tanya kenapa para

paleografer itu tidak mencurigai apa pun, bukan? Wajar saja. Karena bahan kertas ini sudah diolah sedemikian rupa menyerupai bahan kertas di masa lampau. Begitu pula dengan kualitas tinta yang digunakan. Manusia yang hanya belajar teori tanpa pernah mengalami sendiri masa itu, pasti akan dengan mudah terkecoh. Tetapi tidak denganku yang genius ini. Aku bisa dengan mudah mengenali jenis kertas maupun tulisan, begitu pula dengan usia tulisan yang

tertera di atasnya. Dan darah yang ada di atasnya ini, ini adalah milik seorang gadis.”

Arsyelin menelan ludah, merasa segalanya menjadi masuk akal. Usahanya untuk mengenali jenis tulisan itu seperti menyelam ke air laut hingga ke dasar. Namun, apa yang ia cari tak pernah ia temukan.

Meskipun demikian, ia tidak terburu-buru mengambil kesimpulan berdasarkan analisa yang disampaikan Isaac. Bagaimanapun juga, ia baru bertemu dengan makhluk itu, belum mengenal karakternya lebih dalam. Sangat sembrono jika ia langsung mempercayainya begitu saja.

Di sisi lain, ia juga ingin tahu bagaimana pandangan makhluk ini tentang kasus rumit yang tak kunjung menemui kata usai ini. Karena alasan itulah, ia akhirnya memutuskan untuk membahas masalah ini secara serius dengan Isaac. Mungkin saja ada hal yang selama ini luput dari pengetahuannya, bukan? Seperti kata Adam, kita tidak tahu karena wawasan kita yang masih dangkal. Bukan karena sesuatu itu tidak nyata adanya.

Dengan pertimbangan itu, akhirnya Arsyelin memasang wajah serius. Tidak lagi mencemooh seperti sebelumnya. “Kau benar. Ini adalah sidik jari berdarah milik seorang gadis yang menghilang secara misterius setahun yang lalu. Sama sekali tak meninggalkan jejak. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menemukannya, namun tak ada hasil hingga sekarang. Bagaimana menurutmu?” tanya Arsyelin

sungguh-sungguh.

Makhluk astral itu tampak mengangguk-angguk dengan gaya seorang pemikir ulung. “Jika kepergiannya tak meninggalkan jejak, lantas,

bagaimana bisa kau menemukan kertas dengan gaya tulisan kuno ini?” tanyanya seolah tak habis pikir.

Arsyelin menautkan kedua alisnya, menggali kembali

ingatannya di awal ia menangani kasus ini. “Ketika aku mencoba menemukan informasi apa pun tentang gadis itu, aku memeriksa kamarnya. Sama sekali tidak

ada yang aneh. Gadis itu sangat cantik dan rapi. Setelah kepergiannya, orangtuanya rajin merawat kamar itu. Rasanya sangat mustahil menemukan petunjuk di tempat yang sudah setahun tak ditempati. Namun, ketika aku memeriksa kamar mandi, aku melihat ada lantai kamar mandi yang sedikit aneh. Guratan benda tajam tampak di beberapa sudutnya. Aku tahu, itu bukan guratan biasa yang bisa tercipta akibat benda jatuh. Melainkan guratan akibat seseorang yang dengan sengaja membukanya. Atas dugaan itu, aku mencongkelnya. Kecurigaanku semakin menguat ketika ada lubang bekas galian di sana. Mengarah pada lubang pembuangan. Dan di sanalah kertas ini berada, di dalam wadah kaca.” Setelah bercerita panjang lebar, Arsyelin terdiam sejenak. Lantas menatap lurus ke arah pemuda di hadapannya.

“Isaac, bagaimana menurutmu tentang hal ini? Apa kau memiliki ide apa yang sesungguhnya terjadi?” tanya Arsyelin serius. Sejenak ia lupa bahwa sosok pemuda yang tengah ia ajak berdiskusi bukanlah seorang manusia. Melainkan makhluk astral yang tidak ia ketahuai asal-usulnya.

Isaac balas menatap Arsyelin dengan kesungguhan. “Bukti ini telah dipalsukan. Mereka ingin memberi kesan bahwa gadis itu menghilang karena mengikat kontrak dengan iblis. Apakah kau melihat keluarga gadis itu termasuk yang mempercayai hal demikian? Yang mempercayai hal-hal mistis seperti itu?” tanya Isaac ingin memastikan dugaannya. Meskipun ia tahu pasti bahwa dugaannya tak pernah meleset. Ia hanya ingin mengarahkan pikiran gadis keras kepala di hadapannya agar menyepakati pernyataannya dengan nalar berpikirnya sendiri.

Demi mendengar pertanyaan Isaac, bayangan gadis itu langsung melayang ke rumah klienya. Hidungnya seolah kembali mencium aroma wewangian aneh di setiap sudut rumah. Ia juga melihat nyala api yang terus menyala meski siang hari di ruang atas, di dekat kamar gadis yang menghilang misterius. Api itu dikelilingi oleh bunga-bunga melati yang sangat wangi. Kala itu benaknya sempat bertanya-tanya, namun segera ia tepis rasa ingin tahunya itu, ia sungguh tidak ingin ikut campur dengan keyakinan orang lain. Apakah semua itu ada hubungannya dengan─

“Ya, sepertinya begitu,” sahut Arsyelin, tidak terlalu

yakin dengan dugaannya.

“Kalau begitu, tidak salah lagi. Ada oknum yang

memanfaatkan keyakinan mereka untuk menculik gadis keluarga itu. Dengan kata lain, para penculik itu secara tidak langsung tengah mencemooh keyakinan

mereka,” balas Isaac seraya terkekeh pelan. Sorot matanya memancarkan kekaguman. Kekaguman pada para penculik yang dengan begitu genius mengerjai

mereka semua.

“Apa yang kau tertawakan, eh? Kau menertawakan kami semua yang telah dikerjai habis-habisan oleh oknum sialan itu?” geram Arsyelin merasa begitu jengkel secara tiba-tiba. Meskipun ia belum tahu pasti apakah dugaan mereka itu benar adanya atau tidak, namun, insting Arsyelin yang telah terlatih langsung menyepakati ucapan Isaac.

“Oh ayolah, kau juga harus mengakui kalau strategi

mereka itu genius sekali, bukan?" sahut Isaac santai dengan seringai lebar. “Jadi sekarang bagaimana? Apa yang akan kau lakukan setelah tahu bahwa ini adalah

kasus penculikan? Apa kau yakin tidak membutuhkan bantuanku? Aku tidak meminta banyak sebagai balasan, aku hanya ingin kau membantuku menuntut balas atas kematian sahabatku, Jack. Bagaimana? Kesepakatan yang saling menguntungkan, bukan?”

Author Note:

Teman-teman yang ingin membaca kisah Adam, silakan buka work dengan judul: Sherman & Co. 😄

Terpopuler

Comments

Kirin

Kirin

mampir kak

2022-01-29

0

Asri Handaya

Asri Handaya

keren keren...novel nya sungguh keren...lain dari yg lain...tata bahasanya bagus..alurnya bagus..keren

2022-01-21

0

Asri Handaya

Asri Handaya

keren keren...novel nya sungguh keren...lain dari yg lain...tata bahasanya bagus..alurnya bagus..keren

2022-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. The Misty Night
2 Episode 2. Organ Theft
3 Episode 3. Invisible
4 Episode 4. Fake Evidence
5 Episode 5. Let's Be Partners
6 Episode 6. Intruder
7 Episode 7. Corpse Under The Bridge
8 Episode 8. Sammamish River
9 Episode 9. Someone Mysterious
10 Episode 10. Missing Target
11 Episode 11. Suspicious Brand
12 Episode 12. Cecilia Bed
13 Episode 13. Lake Washington
14 Episode 14. Black Marlin
15 Episode 15. K1 mean Kampret?
16 Episode 16. Never Show Your Weakness
17 Episode 17. Secret Chip
18 Episode 18. For The Sake of Friendship
19 Episode 19. Underwater
20 Episode 20. Finally Found You
21 Episode 21. The Chosen Girl
22 Episode 22. Promise
23 Episode 23. Released
24 Episode 24. Peluru Beracun
25 Episode 25. Pesan Darurat
26 Episode 26. Penawar Racun
27 Episode 27. King Allen I
28 Episode 28. King Allen II
29 Episode 29. King Allen III
30 Episode 30. King Allen IV
31 Episode 31. King Allen V
32 Episode 32. Prince Secret I
33 Episode 33. Prince Secret II
34 Episode 34. Prince Secret III
35 Episode 35. Prince Secret IV
36 Episode 36. Prince Secret V
37 Episode 37. Sel Keluarga Kingston I
38 Episode 38. Sel Keluarga Kingston II
39 Episode 39. Shield Organisation
40 Episode 40. Kebenaran I
41 Episode 41. Kebenaran II
42 Episode 42. Rekan
43 Episode 43. Rekan II
44 Episode 44. Rekan III
45 Episode 45. Rekan IV
46 Episode 46. Microchip
47 Episode 47. Mengatur Rencana
48 Episode 48. Memahamimu I
49 Episode 49. Memahamimu II
50 Episode 50. Sekutu I
51 Episode 51. Sekutu II
52 Episode 52. Sekutu III
53 Pengumuman Give Away!
54 Episode 53. Sekutu IV
55 Episode 54. Greenwood I
56 Episode 55. Greenwood II
57 Episode 56. Kesalahpahaman I
58 Episode 57. Kesalahpahaman II
59 Episode 58. Kesalahpahaman III
60 Episode 59. That's Right! I'm Interested In You!
61 Episode 60. Just Stand By Me
62 Episode 61. Believe in You I
63 Episode 62. Believe in You II
64 Episode 63. Lencana K-One
65 Episode 64. Tuan Besar Kingstone
66 Episode 65. Tuan Besar Kingstone II
67 Episode 66. Greengarden
68 Episode 67. James Harries
69 Episode 68. The Secret House
70 Episode 69. Whats Going On?
71 Episode 70. Just Like That
72 Episode 71. Follow Your Heart
73 Episode 72. This Way
74 Episode 73. ChitChat
75 Episode 74. Kembalinya Pembuat Onar
76 Episode 75. Ketegangan
77 Episode 76. Cecilia Bed Has Arrived
78 Episode 77. Cecilia Bed Has Arrived II
79 Episode 78. Cecilia Bed Has Arrived III
80 Episode 79. Keputusan Allen
81 Episode 80. Racun Perangsang
82 Episode 81. Petugas Shield Organisation
83 Episode 82. Tidak Ada Tempat yang Aman di Muka Bumi
84 83. Karena Kau Adalah Temanku!
85 84. How Lucky I'am to Have A Friend Like You!
86 85. Cz I Believe In You!
87 86. Coz I Believe In You II
88 87. Karena Segalanya Telah Ada yang Mengatur!
89 88. Move I
90 89. Move II
91 90. Sihir Pelindung
92 91. Perjalanan I
93 92. Perjalanan II
94 93. Perjalanan III
95 94. Jalan Rahasia
96 95. Hutan Kematian
97 96. Hutan Kematian II
98 97. Hutan Kematian III
99 98. Fairy House I
100 99. Fairy House II
101 100. Fairy House III
102 101. Fairy House IV
103 102. Celah I
104 103. Celah II
105 104. Celah III
106 105. Celah IV
107 106. Celah V
108 107. Menemukan Target I
109 108. Menemukan Target II
110 109. Menemukan Target III
111 110. The Dead of Night I
112 111. The Dead of Night II
113 112. Ruang Bawah Tanah I
114 113. Ruang Bawah Tanah II
115 114. Ruang Bawah Tanah III
116 115. Si Mulut Busuk
117 116. Sangkar
118 117. Bermain Opera
119 118. The Big Shoot I
120 119. The Big Shoot II
121 120. Manipulasi Adam
122 121. Serangan Dimulai
123 122. Gempar I
124 123. Gempar II
125 124. Gempar III
126 125. Secret Hands I
127 126. Secret Hands II
128 127. Gerakan Massive
129 128. Jangan Remehkan Wanita
130 129. Belum Terlambat Untuk Berubah
131 130. Janji Yang Harus Ditepati
132 131. Pedofil
133 132. Lebih Rendah Daripada Binatang I
134 133. Lebih Rendah Daripada Binatang II
135 134. Lebih Rendah Daripada Binatang III
136 135. Kebrutalan Isaac I
137 136. Kebrutalan Isaac II
138 137. Penyelamatan I
139 138. Penyelamatan II
140 139. Penyelamatan III
141 140. Terjebak
142 141. Tim Bantuan I
143 142. Tim Bantuan II
144 143. Bawahan
145 144. Jalan Keluar I
146 145. Jalan Keluar II
147 146. Bebas
148 148. Ketegangan
149 149. Ruang Tersembunyi I
150 150. Ruang Tersembunyi II
151 151. Bedah Darurat
152 152. Bedah Darurat II
153 153. Tanda Khusus I
154 154. Tanda Khusus II
155 155. Jebakan I
156 156. Jebakan II
157 157. Jebakan III
158 158. Mark Helian
159 159. Mark Helian II
160 160. Dorongan Kuat Allen I
161 161. Kau Tak Sendiri
162 162. Janitra Wangsaguna
163 163. Janitra Wangsaguna II
164 164. Penyihir
165 165. Bantuan Dari Dimensi Lain
166 166. Makhluk Kepercayaan Liu
167 167. Dia Memang Layak
168 168. Dia Memang Layak II
169 169. Kunci Kekalahan I
170 170. Kunci Kegagalan II
171 171. Kunci Kekalahan III
172 172. Kunci Kekalahan IV
173 173. Kunci Kekalahan V
174 174. Kunci Kekalahan (Last)
175 175. Gelombang Kejut
176 176. Langkah Selanjutnya
177 177. Botol Kaca
178 178. Petunjuk Botol Kaca I
179 179. Petunjuk Botol Kaca II
180 180. Jalan Satu-Satunya
181 181. Melompat Atau Tertangkap
182 182. Hanya Ikan Mati Yang Mengikuti Arus
183 183. Gray Wolves
184 184. Gray Wolves II
185 185. Kepanikan
186 186. Segel Pembuka
187 187. Segel Terbuka
188 188. Hal Tak Terduga
189 189. Markas Penyihir
190 190. Pasukan Penjaga
191 191. Mengatur Strategi
192 192. Kekuatan Tak Terduga I
193 193. The Power of Faith I
194 194. The Power of Faith II
195 195. The Power of Faith III
196 196. Hancurnya Markas Penyihir I
197 197. Hancurnya Markas Penyihir II
198 198. Hancurnya Markas Penyihir III
199 199. Akhir Atau Awal?
200 200. Awal Atau Akhir? II
201 201. Kembali ke Markas
202 202. Kegaduhan Publik I
203 203. Kegaduhan Publik II
204 204. Kegaduhan Publik III
205 205. Masalah Untuk Solusi
206 206. Penyusup Kecil
207 207. Ancaman
208 208. Takut Apa?
209 209. Informasi Baru
210 210. Keputusan
211 211. Penyelidikan
212 212. Ikatan
Episodes

Updated 212 Episodes

1
Episode 1. The Misty Night
2
Episode 2. Organ Theft
3
Episode 3. Invisible
4
Episode 4. Fake Evidence
5
Episode 5. Let's Be Partners
6
Episode 6. Intruder
7
Episode 7. Corpse Under The Bridge
8
Episode 8. Sammamish River
9
Episode 9. Someone Mysterious
10
Episode 10. Missing Target
11
Episode 11. Suspicious Brand
12
Episode 12. Cecilia Bed
13
Episode 13. Lake Washington
14
Episode 14. Black Marlin
15
Episode 15. K1 mean Kampret?
16
Episode 16. Never Show Your Weakness
17
Episode 17. Secret Chip
18
Episode 18. For The Sake of Friendship
19
Episode 19. Underwater
20
Episode 20. Finally Found You
21
Episode 21. The Chosen Girl
22
Episode 22. Promise
23
Episode 23. Released
24
Episode 24. Peluru Beracun
25
Episode 25. Pesan Darurat
26
Episode 26. Penawar Racun
27
Episode 27. King Allen I
28
Episode 28. King Allen II
29
Episode 29. King Allen III
30
Episode 30. King Allen IV
31
Episode 31. King Allen V
32
Episode 32. Prince Secret I
33
Episode 33. Prince Secret II
34
Episode 34. Prince Secret III
35
Episode 35. Prince Secret IV
36
Episode 36. Prince Secret V
37
Episode 37. Sel Keluarga Kingston I
38
Episode 38. Sel Keluarga Kingston II
39
Episode 39. Shield Organisation
40
Episode 40. Kebenaran I
41
Episode 41. Kebenaran II
42
Episode 42. Rekan
43
Episode 43. Rekan II
44
Episode 44. Rekan III
45
Episode 45. Rekan IV
46
Episode 46. Microchip
47
Episode 47. Mengatur Rencana
48
Episode 48. Memahamimu I
49
Episode 49. Memahamimu II
50
Episode 50. Sekutu I
51
Episode 51. Sekutu II
52
Episode 52. Sekutu III
53
Pengumuman Give Away!
54
Episode 53. Sekutu IV
55
Episode 54. Greenwood I
56
Episode 55. Greenwood II
57
Episode 56. Kesalahpahaman I
58
Episode 57. Kesalahpahaman II
59
Episode 58. Kesalahpahaman III
60
Episode 59. That's Right! I'm Interested In You!
61
Episode 60. Just Stand By Me
62
Episode 61. Believe in You I
63
Episode 62. Believe in You II
64
Episode 63. Lencana K-One
65
Episode 64. Tuan Besar Kingstone
66
Episode 65. Tuan Besar Kingstone II
67
Episode 66. Greengarden
68
Episode 67. James Harries
69
Episode 68. The Secret House
70
Episode 69. Whats Going On?
71
Episode 70. Just Like That
72
Episode 71. Follow Your Heart
73
Episode 72. This Way
74
Episode 73. ChitChat
75
Episode 74. Kembalinya Pembuat Onar
76
Episode 75. Ketegangan
77
Episode 76. Cecilia Bed Has Arrived
78
Episode 77. Cecilia Bed Has Arrived II
79
Episode 78. Cecilia Bed Has Arrived III
80
Episode 79. Keputusan Allen
81
Episode 80. Racun Perangsang
82
Episode 81. Petugas Shield Organisation
83
Episode 82. Tidak Ada Tempat yang Aman di Muka Bumi
84
83. Karena Kau Adalah Temanku!
85
84. How Lucky I'am to Have A Friend Like You!
86
85. Cz I Believe In You!
87
86. Coz I Believe In You II
88
87. Karena Segalanya Telah Ada yang Mengatur!
89
88. Move I
90
89. Move II
91
90. Sihir Pelindung
92
91. Perjalanan I
93
92. Perjalanan II
94
93. Perjalanan III
95
94. Jalan Rahasia
96
95. Hutan Kematian
97
96. Hutan Kematian II
98
97. Hutan Kematian III
99
98. Fairy House I
100
99. Fairy House II
101
100. Fairy House III
102
101. Fairy House IV
103
102. Celah I
104
103. Celah II
105
104. Celah III
106
105. Celah IV
107
106. Celah V
108
107. Menemukan Target I
109
108. Menemukan Target II
110
109. Menemukan Target III
111
110. The Dead of Night I
112
111. The Dead of Night II
113
112. Ruang Bawah Tanah I
114
113. Ruang Bawah Tanah II
115
114. Ruang Bawah Tanah III
116
115. Si Mulut Busuk
117
116. Sangkar
118
117. Bermain Opera
119
118. The Big Shoot I
120
119. The Big Shoot II
121
120. Manipulasi Adam
122
121. Serangan Dimulai
123
122. Gempar I
124
123. Gempar II
125
124. Gempar III
126
125. Secret Hands I
127
126. Secret Hands II
128
127. Gerakan Massive
129
128. Jangan Remehkan Wanita
130
129. Belum Terlambat Untuk Berubah
131
130. Janji Yang Harus Ditepati
132
131. Pedofil
133
132. Lebih Rendah Daripada Binatang I
134
133. Lebih Rendah Daripada Binatang II
135
134. Lebih Rendah Daripada Binatang III
136
135. Kebrutalan Isaac I
137
136. Kebrutalan Isaac II
138
137. Penyelamatan I
139
138. Penyelamatan II
140
139. Penyelamatan III
141
140. Terjebak
142
141. Tim Bantuan I
143
142. Tim Bantuan II
144
143. Bawahan
145
144. Jalan Keluar I
146
145. Jalan Keluar II
147
146. Bebas
148
148. Ketegangan
149
149. Ruang Tersembunyi I
150
150. Ruang Tersembunyi II
151
151. Bedah Darurat
152
152. Bedah Darurat II
153
153. Tanda Khusus I
154
154. Tanda Khusus II
155
155. Jebakan I
156
156. Jebakan II
157
157. Jebakan III
158
158. Mark Helian
159
159. Mark Helian II
160
160. Dorongan Kuat Allen I
161
161. Kau Tak Sendiri
162
162. Janitra Wangsaguna
163
163. Janitra Wangsaguna II
164
164. Penyihir
165
165. Bantuan Dari Dimensi Lain
166
166. Makhluk Kepercayaan Liu
167
167. Dia Memang Layak
168
168. Dia Memang Layak II
169
169. Kunci Kekalahan I
170
170. Kunci Kegagalan II
171
171. Kunci Kekalahan III
172
172. Kunci Kekalahan IV
173
173. Kunci Kekalahan V
174
174. Kunci Kekalahan (Last)
175
175. Gelombang Kejut
176
176. Langkah Selanjutnya
177
177. Botol Kaca
178
178. Petunjuk Botol Kaca I
179
179. Petunjuk Botol Kaca II
180
180. Jalan Satu-Satunya
181
181. Melompat Atau Tertangkap
182
182. Hanya Ikan Mati Yang Mengikuti Arus
183
183. Gray Wolves
184
184. Gray Wolves II
185
185. Kepanikan
186
186. Segel Pembuka
187
187. Segel Terbuka
188
188. Hal Tak Terduga
189
189. Markas Penyihir
190
190. Pasukan Penjaga
191
191. Mengatur Strategi
192
192. Kekuatan Tak Terduga I
193
193. The Power of Faith I
194
194. The Power of Faith II
195
195. The Power of Faith III
196
196. Hancurnya Markas Penyihir I
197
197. Hancurnya Markas Penyihir II
198
198. Hancurnya Markas Penyihir III
199
199. Akhir Atau Awal?
200
200. Awal Atau Akhir? II
201
201. Kembali ke Markas
202
202. Kegaduhan Publik I
203
203. Kegaduhan Publik II
204
204. Kegaduhan Publik III
205
205. Masalah Untuk Solusi
206
206. Penyusup Kecil
207
207. Ancaman
208
208. Takut Apa?
209
209. Informasi Baru
210
210. Keputusan
211
211. Penyelidikan
212
212. Ikatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!