PENGASUH BAYI MILIK CEO

PENGASUH BAYI MILIK CEO

BAB 1

“Pak, lepaskan saya pak, saya bukan penculik!!”

Ucap Amara memberontak pada dua petugas kepolisian yang tengah membawanya menuju kantor polisi atas tuduhan penculikan seorang anak laki laki, padahal nyatanya Amara lah yang menolong anak laki laki itu yang hampir saja tertabrak mobil dijalanan, namun justru berakhir dengan tuduhan padanya.

“Anda bisa jelaskan didalam kantor saja nona!”

Ucap tegas salah satu polisi tampan itu yang masih muda itu, Amara akhirnya pasrah dan menurut saja, lagipula tidak ada gunanya ia memberontak toh ia juga tetap dibawa ke tempat yang sedikit menakutkan itu, bagaimana Amara tidak menganggap tempat itu menakutkan? Lantaran sang ayah yang tengah dikurung di penjara di desa nya atas tuduhan palsu.

Itulah sebabnya Amara memilih untuk ke kota dan mencari pekerjaan, keberuntungan berpihak pada Amara yang tak butuh waktu lama mendapatkan pekerjaan menjadi pegawai disebuah toko roti, pun Amara disukai disana lantaran memang termasuk anak yang gigih dalam bekerja dan juga sangat ceria, hingga saat Amara pergi untuk membeli beberapa bahan didapur yang kurang, Amara melihat seorang anak laki laki yang tengah berjalan di tepi jalan.

Awalnya Amara hanya tersenyum menatap anak laki laki yang terlihat sangat tampan dan menggemaskan itu lantaran ia memang sangat suka dengan anak kecil, namun seketika Amara sadar jika tidak ada orang dewasa disekitar anak itu sedangkan anak itu terus saja berjalan menuju jalanan dimana banyak kendaraan yang tengah lewat, hingga ketika anak itu hampir mencapai jalanan Amara akhirnya berlari menghampiri anak laki laki itu dan membawanya ke tepi meskipun nyawanya menjadi taruhan lantaran menyebrang tanpa melihat kiri dan kanan.

“Nona!!!”

Sentak petugas kepolisian yang duduk tepat dihadapan Amara, Amara tersentak dari lamunannya menatap sekeliling dimana kini semua orang tengah menatapnya, perasaan takut dan trauma kini menjalar ditubuhnya, mendadak ia teringat kala melihat sang ayah yang dihajar habis habisan lantaran dituduh sebagai pencuri, padahal sang ayah yang mencoba untuk membantu menangkap pencuri namun ia justru difitnah.

“I-iya pak?”

Tanya Amara gugup menatap wajah sangat petugas kepolisian dihadapannya itu, pria itu hanya bisa menghela nafas seraya menggelengkan kepalanya, ini sudah yang kesekian kalinya ia menyebut nama gadis dihadapannya itu namun tak ada jawaban dari sang gadis, lagi pak polisi bertanya alasan Amara menculik anak laki laki itu.

“Pak, sudah saya bilang, saya tidak menculiknya! Saya hanya pegawai disebuah toko roti, saya menemukan anak itu dijalanan dan saya yang membantunya karena dia hampir saja tertabrak mobil, saya tidak lihat siapapun disana jadi saya membawanya membeli minuman karena dia terlihat kehausan, tapi tiba tiba nyonya itu meneriaki saya sebagai penculik!”

Jelas Amara dengan nafas menggebu-gebu mengingat kejadian yang baru saja menimpanya beberapa puluh menit yang lalu, sedangkan Inum hanya terdiam dengan putra majikannya yang terus saja menangis digendongannya, wanita yang sudah berkepala empat itu memeluk erat putra majikannya dengan erat, beruntung putra majikannya itu bisa ditemukan jika tidak maka nyawanya yang akan terancam.

“Apa itu benar nyonya? Anda menuduhnya tanpa bukti?”

Tanya petugas kepolisian itu pada Inum, Inum pun tak bisa mengatakan apapun lantaran ia memang hanya asal berteriak saja melihat putra majikannya yang berada di dalam gendongan orang asing, diamnya Inum sudah menjawab semua pertanyaan petugas kepolisian disana, hingga akhirnya Amara dibebaskan lantaran tak mempunyai bukti yang kuat.

“Maafkan kami nona.”

Ucap salah satu petugas kepolisian yang sempat menangkap Amara sebelumnya, Amara hanya menganggukkan kepalanya lalu segera pergi dari sana, tak lupa ia menatap kesal pada Inum yang membuatnya hampir dipenjara, namun baru saja melangkahkan kakinya, langkahnya kembali terhenti kala merasakan sakit di keningnya.

“Awhh!!!”

Ringis Amara memegangi keningnya, wanita itu kemudian menatap pria yang ia tabrak, namun seketika matanya membulat kala melihat sosok pria yang begitu sempurna dimatanya, pria tampan yang membuat Amara tak bisa berkata kata, kulit putih, hidung mancung seperti perosotan anak TK, manik mata coklat, juga rahang yang terbentuk sempurna, tubuhnya juga sangat atletis membuat Amara benar benar tidak mengedipkan matanya.

“Minggir!”

Ucap pria tampan itu tegas membuat Amara akhirnya tersadar dari lamunannya, namun bukannya menyingkir, Amara justru mengulurkan tangannya pada pria itu tak lupa senyum manis ia tunjukkan pada pria itu untuk memikatnya namun sayang pria itu hanya melewatinya begitu saja bahkan tak berniat untuk menyambut uluran tangan Amara.

“Dimana penculik anakku?!!”

Sentak pria itu setelah mengambil alih putranya dari gendongan asistennya itu, Inum hanya menundukkan kepalanya, ia benar benar takut sekarang lantaran terlanjur memberitahu majikannya jika putranya diculik demi menyembunyikan kelalaiannya yang sedang menjaga Gio, tak mendapatkan jawaban dari asistennya, Pria yang bernama Agra Mahendradatta itu pun menanyakan langsung pada petugas kepolisian disana.

“Dimana penculiknya?”

Tanya Agra tanpa basa basi.

“Tuan Agra Mahendradatta? Jadi anak itu adalah anak..”

“Saya tidak membutuhkan pertanyaan, saya hanya butuh jawaban, dimana penculiknya?”

Timpal Agra yang tak ingin identitas anaknya diketahui oleh orang orang, cukup ia dan keluarganya yang mengetahui keberadaan Gio dikehidupannya, sedangkan petugas kepolisian itu saling menatap, mereka jelas tahu siapa Agra Mahendradatta, pengusaha terkenal dan terkaya di kota itu yang cukup disegani.

“Maaf tuan, semuanya hanya salah paham, putra anak tidak diculik, melainkan ditolong oleh..”

“Dimana penculiknya?! Kalian membebaskannya begitu saja?!”

Timpal Agra tanpa mendengar penjelasan petugas itu lebih dulu, semuanya pun menganggukkan kepalanya, hal itu tentu membuat Agra sangat kesal, bagaimana bisa mereka membebaskan begitu saja pelaku penculikan putranya tanpa menunggu dirinya datang terlebih dahulu.

Brak!!!

”Saya ingin bertemu dengan orang itu sekarang juga!!”

Sentak Agra mendendang kursi yang ada dihadapannya, Gio yang terkejut tentu saja menangis semakin keras padahal tangis anak itu belum mereda sejak tadi, hingga akhirnya Amara menghampiri Agra mengambil anak laki laki yang menangis itu dari gendongan Agra membuat semua orang disana membulatkan matanya terutama Inum dan juga pengawal pribadi Agra.

“Tuan, anakmu terkejut, lihatlah dia menangis terus!”

Ucap Amara dengan santainya menenangkan Gio dihadapan Agra yang kini tengah menatapnya tajam atas kelancangan yang Amara lakukan, Agra hendak menghampiri Amara dan tentu ingin mengambil putranya kembali namun langkahnya terhenti kala tangisan putranya berhenti dan justru diganti dengan suara tawa.

“Gio tenang secepat itu?”

Agra membatin menatap heran pada putra satu satunya itu, tak biasanya Gio akan tenang dengan secepat itu jika sudah menangis, dan juga gadis itu juga asing, tapi kenapa Gio justru terlihat nyaman dengan gadis aneh itu?

“Dia gadis yang dituduh menculik putra anda tuan.”

Bisik salah satu petugas kepolisian itu di telinga Agra membuat wajah Agra seketika memerah, jadi gadis itu pelakunya, sontak saja Agra memerintahkan pembantunya untuk mengambil Gio dari gendongan gadis itu.

“Inum! ambil Gio sekarang juga!!”

.

.

.

Hy guys, jangan lupa dukungannya ya❤️

Terpopuler

Comments

𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡

𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡

hadir kak...

2024-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!