Obat Tidur Dalam Minumanku
Namanya Jihan Kalila dia seorang ibu rumah tangga sekaligus pemilik butik yang cukup terkenal di kotanya, Jihan sudah menikah dengan lelaki pujaan hatinya yang bernama Bagas Dewantara dan mereka di karuniai seorang putri yang sangat cantik bernama Clara Ardilla yang saat ini berusia 5 tahun.
Bagas bekerja sebagai manajer keuangan di sebuah perusahaan swasta yang gajinya terbilang cukup tinggi. Tidak heran kehidupan mereka terbilang sangat mapan karena Jihan dan Bagas memiliki rumah dua lantai yang cukup besar dan mereka memiliki dua buah mobil yang biasanya mereka gunakan untuk pergi bekerja.
Kehidupan mereka sangat harmonis dan sangat bahagia walau pun Jihan dan Bagas sama-sama sibuk namun mereka selalu menyempatkan waktu untuk bermain dengan putri mereka. Jihan dan Bagas juga menyempatkan waktu untuk Deep talk sebelum tidur agar hubungan mereka tetap selalu mesra dan hangat.
Walau pun Jihan sangat sibuk dengan butiknya yang selalu ramai setiap hari, namun dirinya tidak pernah melalaikan tugasnya sebagai seorang istri sekaligus seorang Ibu yang baik untuk keluarga kecilnya.
Setiap pagi Jihan pasti selalu menyempatkan waktu untuk membuatkan menu sarapan untuk keluarga kecilnya dan tidak lupa Jihan juga melayani semua kebutuhan sang suami sebelum berangkat ke kantor.
Setiap pagi mereka pasti selalu menyempatkan waktu untuk sarapan bersama sambil di selingi dengan beberapa obrolan ringan serta tawa saat mendengar tingkah lucu Clara.
Setalah suaminya berangkat ke kantor, Jihan juga berangkat namun dirinya menitipkan Clara pada Ibu mertuanya terlebih dahulu. Ya, sejak bayi Ibu mertuanya lah yang selalu menjaga Clara saat Jihan sedang berada di butik.
Pada suatu hari Ibu kandung Jihan datang bersama dengan Adik dan Kakak perempuannya yang bernama Juwita dan Jelita. Saat itu Ibu Jihan yang bernama Jenar meminta tolong pada putrinya untuk memberikan adik dan kakaknya pekerjaan karena saat itu adik Jihan yang bernama Juwita baru saja lulus SMA dan kakaknya yang bernama Jelita baru saja bercerai dari suaminya.
Jihan yang pada dasarnya wanita penyayang dan berhati lembut dengan senang hati membantu kakak dan adik perempuannya, namun pada saat itu Butiknya sedang tidak ada lowongan pekerjaan dan di kantor suaminya pun tidak ada lowongan pekerjaan juga. Jadi dengan dengan sedikit rasa sungkan Jihan mempekerjakan adiknya sebagai asisten rumah tangga, sementara kakaknya yang akan mengasuh Clara.
Beruntungnya Jelita dan Juwita tidak mempermasalahkan hal itu, namun sayangnya masalah datang dari suaminya yang kurang setuju jika adik dan kakak iparnya bekerja di rumah mereka.
" Ayolah bang Izinkan Kak Jelita dan Juwita untuk bekerja di sini ya? " Pinta Jihan sambil menangkupkan kedua tangannya di dada.
" Sebaiknya jangan sayang, carikan saja mereka perkejaan di luaran sana. " Balas Bagas yang tidak setuju jika kakak dan adik iparnya bekerja di rumah mereka.
" Tapikan kamu tau sendiri bang Juwita hanya lulusan SMA sementara Kak Jelita hanya lulusan SMP, di kota besar seperti ini mereka mau bekerja apa bang? Aku tidak tega jika harus menolak mereka? Apa lagi Ibu dia sangat berharap aku bisa membantu saudariku yang sedang kesusahan? " Tutur Jihan yang masih terus berusaha untuk membujuk suaminya.
" Ayolah bang aku mohon ijinkan mereka berdua untuk bekerja di sini ya? " Jihan meminta sambil berlutut di hadapan suaminya yang sedang duduk di pinggir ranjang.
" Baiklah Abang ijinkan tapi pastikan mereka berdua tidak bertingkah dan berbuat yang macam-macam di rumah ini. " Sahut Bagas yang akhirnya menyetujui permintaan sang istri.
Jihan langsung tersenyum senang lalu memeluk erat tubuh suaminya dan mencium seluruh wajahnya berkali-kali.
" Terima kasih Abang? " ucap Jihan yang sangat bahagia.
" Sama-sama, ya sudah kamu temui mereka dulu Abang mau mandi? " Bagas menjawab lalu dirinya segera beranjak menuju ke kamar mandi.
Dengan senyum yang mengembang Jihan melangkah menuju ke ruang tamu di mana Ibu, kakak, dan adiknya berada.
" Bagaimana Jihan apa Bagas mengijinkan? " Jenar bertanya saat melihat putri keduanya sedang berjalan mendekat ke arahnya.
" Alhamdulillah Abang mengijinkan Bu, sekarang Juwita dan kak Jelita sudah bisa bekerja di sini. " Jihan menjawab dan mereka yang ada di sana langsung tersenyum lega.
" Terima kasih banyak ya Jihan kamu sudah mau menerima kakak di sini? " ucap Jelita sambil menatap wajah adiknya.
" Sama-sama kak. " Balas Jihan sambil tersenyum juga.
" Terima kasih ya kak Jihan sudah mau menerima aku bekerja di sini? " Ucap Juwita sambil memeluk lengan kiri Jihan
" Sama-sama tapi aku mohon kamu dan kak Jelita kerja yang bener, jangan sampai bikin Bang Bagas marah karena aku sudah susah payah untuk membujuknya. " Jihan berkata sambil mencolek dagu adiknya.
" Siap Kak Jihan. " jawab Juwita dengan semangat.
" Ya udah kalau begitu Ibu pulang dulu ya nak? " Jenar berpamitan dan Jihan pun langsung mencegahnya.
" Ibu gak istirahat dulu? Masa mau langsung pulang saja? Besok saja Ibu pulangnya ya? " pinta Jihan sambil menatap wajah Ibunya.
" Gak usah nak Ibu mau langsung pulang saja kasihan Bibi kamu sendirian di rumah. " Tolak Jenar lalu dirinya mulai beranjak dari duduknya.
" Ya udah kalau begitu Ibu pulang dulu ya Jihan? Untuk kamu Jelita dan Juwita kerja yang benar jangan buat masalah di sini? " Jenar berkata sambil melangkah keluar di ikuti ketiga putrinya.
" Iya Ibu hati-hati ya? " Jihan membalas sambil mencium punggung tangan Ibunya dan Jenar pun mengangguk sebagai jawaban.
" Iya Ibu tenang saja aku dan Juwita akan bekerja dengan baik di sini. " Jelita menimpali sambil mencium punggung tangan Ibunya dan diikuti dengan Juwita setelahnya.
Setelah itu Jenar mulai melangkah masuk ke dalam taksi yang sudah Jihan pesan sebelumnya, taksi mulai bergerak maju meninggalkan kediaman Jihan dan suaminya.
Saat taksi yang membawa Ibunya sudah menghilang dari pandangan mata, Jihan segera mengajak adik dan kakaknya untuk masuk ke kamar mereka.
" Ayo Juwita dan kak Jelita akan aku tunjukkan kamar kalian. " Jihan berucap sambil mengajak kedua saudarinya masuk ke dalam kamar.
Jihan segera melangkah masuk di ikuti oleh kedua saudarinya yang membawa tas pakaian masing-masing. Mereka terus melangkah sampai melewati tangga mereka bertemu dengan Bagas namun dirinya hanya memasang wajah yang datar tanpa ekspresi. Juwita dan juga Jelita yang sudah biasa melihat Bagas seperti itu tidak mempermasalahkannya dan tetap terus melangkah menuju ke kamar mereka.
" Kak ini kamar kamu dan Juwita ya? " Jihan menempatkan mereka di kamar tamu lantai bawah yang biasanya selalu mereka gunakan setiap kali berkunjung dan menginap di rumah Jihan.
" Hmm Jihan bisa tidak aku dan Juwita berbeda kamar soalnya Juwita kalau tidur selalu mendengkur dan aku merasa terganggu dengan suaranya. " Jelita meminta dengan hati-hati.
Jihan mengerutkan dahinya mendengar penuturan dari kakaknya itu.
" Sekarang kamu mendengkur Juwita? Sejak kapan?" Jihan bertanya lalu dengan cepat di sanggah oleh Juwita
" Tidak kak Jihan, kak Jelita itu berbohong mana mungkin aku mendengkur! " sanggah Juwita tidak terima.
" Kamu kan lagi tidur Juwita jadi mana tahu, kakak yang setiap hari mendengarkan dengkuran mu yang mirip seperti kenalpot bajaj itu. " Tutur Jelita sambil mengejek adiknya.
Baru saja Juwita ingin membalas ucapan Kakaknya yang sangat kurang ajar, Jihan sudah menengahinya terlebih dahulu.
" Sudah-sudah jangan pada ribut, ayo Juwita kamu ikut kakak ke kamar sebelah. " Ajak Jihan dan Juwita pun mengikuti langkah kaki kakaknya.
Sejak saat itu Juwita dan Jelita resmi bekerja di rumah Jihan sebagai asisten rumah tangga dan baby sitter untuk Putri semata wayangnya Clara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
neng ade
hadir thor . msh menyimak alurnya..🙇
2023-10-03
1