30 menit waktu yang Jihan butuhkan untuk membersihkan diri, saat keluar dari dalam kamar mandi Jihan merasa lebih segar dan dia segera memakai pakaian tidurnya dan bergabung bersama suaminya yang berada di atas kasur sambil memainkan ponselnya.
" Chat dari siapa Bang? " Jihan bertanya sambil naik ke atas ranjang namun Bagas buru-buru menutup ponselnya.
" Gak dari siapa-siapa sayang hanya dari operator, gimana butik hari ini sayang ramai tidak? " Bagas menjawab sambil melontarkan pertanyaan yang lain.
Bagas menyandarkan punggungnya di headboard ranjang dan Jihan pun menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami sambil mendengarkan detak jantungnya, dalam posisi seperti inilah yang paling Jihan sukai.
" Alhamdulillah ramai bang, oh iya bang saat aku keluar dari kamar Clara tadi aku mendengar seperti suara de***an seorang wanita yang berasal dari area laundry room Bang tapi saat aku kesana tidak ada siapa pun, kira-kira itu suara de***an beneran atau suara orang yang lagi nonton video ninaninu ya Bang? " Jihan bercerita sambil melihat wajah suaminya dari bawah.
" Nanti kamu hanya halusinasi sayang, Mana mungkin ada yang berani berbuat asusila di rumah kita, lagi pula kak Jelita atau pun Juwita tidak akan mungkin berani menonton video seperti itu dengan volume yang di keraskan. " Bagas menjawab sesuai dengan apa yang ada di pikirannya.
" Iya juga ya Bang? Tapi suaranya seperti beneran kok. " ungkap Jihan yang mulai ragu dengan pendengarannya sendiri.
" Sudahlah sayang jangan di besar-besarkan anggap saja kamu tadi salah dengar, udah yuk kita tidur udah malam. " Bagas langsung merebahkan tubuhnya dan lanjut memejamkan matanya.
Walau pun Jihan masih ingin berbicara panjang dengan suaminya namun melihat Bagas yang sudah memejamkan matanya, dengan terpaksa Jihan pun ikut memejamkan kedua matanya karena tubuhnya pun juga sudah lelah setelah berkativitas seharian.
Keesokan harinya...
Hari ini adalah jadwalnya Juwita dan Jelita untuk izin pulang menemui Ibunya. Bagas yang awalnya selalu datar dan acuh pada kedua saudari istrinya sekarang lebih perhatian bahkan sudah enam bulan ini Bagas selalu mengantarkan Juwita dan Jelita untuk kembali pulang ke rumah Ibunya.
Bukannya cemburu Jihan justru bahagia karena itu artinya suaminya sudah bisa menerima dengan ikhlas adik dan kakaknya untuk bekerja di rumah mereka.
" Abang jadi mengantar Juwita dan kak Jelita pulang ke rumah Ibu? " Jihan bertanya sambil memasangkan kancing kemeja suaminya.
" Jadi sayang, hari ini Abang ada meeting di luar jadi bisa sekalian mengantar mereka pulang. " Bagas menjawab sambil memasang jam di tangannya.
Cuup...
" Terima kasih sayang. " Bagas berucap sambil mencium kening istrinya.
" Sama-sama Bang kalau begitu ayo kita sarapan aku sudah memasakkan nasi goreng kesukaan Abang. " Jihan menjawab sambil tersenyum manis untuk suaminya.
" Ayo sayang Abang sudah kangen sama nasi goreng buatan kamu. " Bagas menyahut dan mereka berdua segera berlalu dari dalam kamar.
Mereka berdua bergandengan tangan menuruni anak tangga menuju ke meja makan.
" Mama Papa. " Clara menyapa dengan suara khas anak kecilnya.
" Selamat pagi princess nya Mama. " Jihan balik menyapa sambil mencium kening Clara dengan sayang.
" Selamat pagi princess Papa. " Bagas ikut menyapa dan mencium kening Clara juga.
" Ma kata Bude hari ini Mama yang jagain aku ya? " Clara bertanya dengan begitu bersemangat.
" Iya sayang hari ini kan Bude sama Bibi mau pulang ke rumah nenek jadi Clara sama Mama di rumah. " tutur Jihan sambil menyendokkan nasi goreng untuk suami dan anaknya.
" Horeee hari ini main sama Mama, nanti kita main boneka ya Ma? " ajak Clara yang begitu sangat bahagia karena bisa bersama Mamanya.
" Iya sayang, ya sudah ayo kita sarapan dulu tapi sebelum itu Clara jangan lupa baca doa dulu. " Ucap Jihan dan Clara langsung menadahkan tangan dan membaca doa sebelum makan.
Pagi ini mereka sarapan hanya bertiga karena Juwita dan Jelita sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Selesai sarapan Jihan dan Clara mengantar Bagas, Juwita dan Jelita sampai ke teras rumah.
" Abang hati-hati di jalan ya jangan kebut-kebutan? " Jihan mengingatkan sambil mencium punggung tangan suaminya.
" Iya sayang Abang pergi dulu ya? " Bagas mencium kening istrinya di hadapan Clara dan kedua saudarinya.
" Cie.. cie Mama Papa. " Clara menggoda kedua orangtuanya sambil tertawa.
" Eh kamu ini belajar dari mana cie cie seperti itu? " Jihan bertanya sambil menggelitik pinggang putri kecilnya.
" Hahaha geli Mama. " ucap Clara yang tertawa terbahak-bahak.
Setalah itu suami dan kedua saudarinya segera masuk ke dalam mobil dan mobil tersebut mulai melaju meninggalkan pekarangan rumah mereka.
" Mama Kita main boneka yuk? " Clara menarik tangan Mamanya setelah mobil Papanya sudah pergi dan menghilang dari pandangan mata.
" Ayo gvkita main. " sahut Jihan yang mengikuti langkah kaki kecil putrinya menuju ke ruang bermain yang sengaja mereka buat khusus untuk Clara.
Sampai di area bermain Jihan menemani Clara bermain boneka hingga tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi.
" Clara sayang ini kan sudah waktunya minum susu Mama ke dapur dulu ya? Clara main sendiri dulu oke? " Pamit Jihan dan Clara pun mengangguk mengiyakan.
Jihan segera beranjak menuju dapur untuk membuatkan putri kecilnya segelas susu coklat kesukaannya. Selesai membuat susu coklat Jihan segera membawanya menuju ke area bermain di mana putrinya berada.
Namun saat kakinya baru saja menginjak pintu masuk area bermain Jihan di kejutkan dengan suara putri kecilnya yang sedang bermain boneka beruang.
" Ayo lebih cepat sayang aku hampir sampai. " ucap Clara dengan suara khas anak kecilnya.
" Kamu sangat hebat sayang. " ucap Clara lagi sambil menggoyangkan boneka beruangnya ke kanan dan ke kiri.
Degh....
Jihan diam mematung di ambang pintu mendengar celotehan Clara, Jihan bukan anak kemarin sore yang tidak mengetahui suara apa itu. Tapi siapa yang sudah berani berbuat tak senonoh di rumahnya sampai putri kecilnya mengetahui hal itu. Jihan murka dan juga emosi terhadap siapapun itu yang sudah berani mengotori otak polos putrinya dengan suara laknat itu.
Tapi untuk saat ini Jihan hanya bisa menyimpan semuanya di dalam hati namun tugasnya sekarang adalah mengorek informasi dari putri kecilnya itu.
" Clara sayang susunya datang. " ucap Jihan yang sengaja mengeraskan suaranya agar Clara berhenti menirukan suara-suara laknat itu.
" Yey ye minum susu. " Sahut Clara sambil melompat-lompat kegirangan.
Clara segera meminum susu yang sudah di buatkan oleh Mamanya hingga habis tak bersisa.
" Hmm sayang Mama boleh tanya sesuatu gak? " Jihan berucap sambil mendudukkan Clara di pangkuannya.
" Boleh memangnya Mama mau tanya apa? " Clara menjawab sambil memainkan rambut Mamanya.
" Mama mau tanya tadi pas Clara main boneka beruang Clara mendengar suara seperti itu dari mana? Kok Clara bisa hapal? " Jihan bertanya sambil merapikan poni Clara yang sedikit berantakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments